BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

INFEKSI NOSOKOMIAL. Definisi infeksi yang didpt px ketika dirawat di RS atau fasilitas sejenis (selama - pernah) Kriteria :

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

Management Healthcare Associated Infections (HAIs)

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

Pengendalian infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

Infeksi Nosokomial. Chairuddin P. Lubis. Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya infeksi silang atau infeksi nosokomial. penting di seluruh dunia dan angka kejadiannya terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

Pendahuluan BAB I. A. Latar Belakang Masalah

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA INFEKSI NOSOKOMIAL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap banyak didefinisikan oleh para ahli dlam tiga kerangka

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada pasien selama berada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari 12% pasien yang ada di rumah sakit akan terpasang kateter (Rahmawati,

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pseudomonas adalah bakteri oportunistik patogen pada manusia, spesies

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

PPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya

BAB 1. Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis

BAB I PENDAHULUAN. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan

Transkripsi:

BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab VIII yang diberikan pada pertemuan keempat belas, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan kaitan materi sebelumnya dengan pengendalian infeksi nosokomial. Ruang lingkup bab VIII adalah : definisi infeksi nosokomial, sumber infeksi, cara pencegahan serta kaitan materi sebelumnya dengan upaya pengendalian infeksi nosokomial. MATERI Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diderita selama penderita di rawat di rumah sakit atau pernah dirawat di rumah sakit atau fasilitas sejenis. Seorang penderita dikatakan menderita infeksi nosokomial apabila memenuhi kriteria berikut : 1. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak di dapatkan tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut. 2. Saat penderita dirawat di rumah sakit, tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut. 3. Tanda-tanda klinik infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya setelah 3 x 24 jam sejak mulai perawatan. 4. Infeksi tersebut buka merupakan sisa dari infeksi sebelumnya. 5. Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah terdapat tanda-tanda infeksi dan dapat dibuktikan infeksi tersebut didapat pendrita ketika dirawat di mmah sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial. Catalan: 1. Bila tanda-tanda infeksi sudah timbul pada masa kurang dari 3 x 24 jam sejak mulai perawatan, terganrung dari masa inkubasi dari masing-masing jenis infeksi. 2. Untuk penderita yang setelah keluar dari rumah sakit kemudian timbul tanda-tanda infeksi, baru dapat digolongkan sebagai infeksi nosokomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit. 3. Tidak termasuk infeksi nosokomial adalah : keracunan makanan yang tidak disebabkan oleh produk bakteri.

Pengendalian infeksi nosokomial mempunyai arti penting karena infeksi nosokomial membahayakan baik bagi penderita maupun lingkungannya (petugas rumah sakit maupun pengunjung). Pengendalian infeksi nosokomial terutama ditujukan untuk melindungi penderita, karena pendenta rentan atau lemah secara fisik maupun psikis akibat penyakit yang dideritanya. Infeksi nosokomial pada dasarnya timbul karena pengaruh beberapa faktor : 1. Faktor Endogen (berasal dari dalam penderita) contoh : pada penderita dengan umur yang extrem (muda dan tua), penderita dengan imunologi yang kacau, pemakai obat-obat imunosuppresan 2. Faktor eksogen (berasal dari luar penderita), contoh dari petugas kesehatan, pengunjung rumah sakit 3. Lingkungan 4. Rendahnya fasilitas cuci tangan Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi nosokomial pada dasarnya mempakan suatu mata rantai infeksi (chain of infectionii) : 1. Adanya agen (mikroba) yang infeksius. Mikroba penyebab utama infekst nosokomial adalah : bakteri dan virus, namun kadang-kadang juga bisa disebabkan oleh jamur dan jarang-jarang yang disebabkan oleh parasit. Peranan mikroba dalam menyebabkan infeksi nosokomial tergantung antara lain dari patogenitas atau virulensi dan jumlahnya. Pada tabel HI berikut ini terdapat contoh beberapa bakten yang sering menyebabkan infeksi nosokomial Tabel III. Jenis-jenis bakteri penyebab infeksi nosokomial dan tempat masuknya infeksi No Tempat infeksi Jenis bakteri 1 Saluran kemih E. coli, P. aeruginosa, Proteus, E. aerogenes, S. Marcescenns, Klebsiella, S. Faecalis 2 Saluran pencernaan E. coli, Salminella, Shigella, Compylobacter 3 Saluran Pernafasan bagian bawah S. Pneumoniae, P. aemginosa, K. pneumoniae, L.pneumophila 4 Septikemia E. coli, P. aerogmosa, S. aureus. 5 Luka S. aureus, S. epidermidis, Klebsiella, Bacteroides, P. mirabilis, S. Marcescens

2. Reservoir Reservoir adalah tempat dimana mikroba tetap hidup dan berkembang biak. Reservoir ini bisa berupa makhluk hidup atau benda mati 3. Portal of exit Portal of exit mikroba dari manusia biasanya melalui satii tempat atau dapat melalui beberapa tempat. Portal of exit yang utama adalah : saluran nafas, saluran cerna dan saluran urogenitas 4. Penularan (Transmission) Penularan adalah perpindahan mikroba dari source ke host. Penyebaran dapat terjadi melalui jalan kontak, melalui udara maupun vektor. Pengetahuan mengenai cara penularan ini sangat penting dalam penyelidikan problem infeksi nosokomial. Dengan cara ini secara lebih cepat dapat diketahui sumber penularan dan cara mengatasinya Cara penularan yang paling sering terjadi pada infeksi nosokomial adalah cara kontak. Pada cara ini terdapat kontak antara korban dengan sumber infeksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kontak langsung, terdapat kontak fisik antara sumber penyakit dengan penderita. Sedangkan pada kontak tidak langsung korban mengadakan kontak fisik dengan obyek yang terkontaminasi, biasanya berupa benda mati. Penularan kuman di rumah sakit dapat terjadi melalui beberapa sumber : Petugas rumah sakit Barang-barang (sprei, saputangan) Pengunjung Infeksi nomokomia Medikasi (suntikan, infus, kateter Flora normal pasien Air, makanan, udara Pembedahan Gambar 5. Sumber penularan kuman pada infeksi nosokomial

5. Portal of entry Mempakan tempatnya masuk kuman, dapat melalui kulit, dinding mukosa, saluran nafas. saluran cerna dan saluran urogenital. 6. Penderita / host yang susceptible Masuknya kuman dalam rubuh host tidak selalu menyebabkan infeksi. Respon host yang terkena mikroba dapat hanya berupa infeksi subklinis hingga yang terhebat dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini mekanisme pertahanan tiibuh dari host memegang peranan yang sangat penting. Mekanisme ini bervariasi pada setiap orang. Pencegahan infeksi nosokomial pada dasarnya dilakukan dengan cara memotong rantai infeksi sehingga infeksi tidak akan terjadi, sebagaimana gambar berikut : Gambar 6. Pemutusan rantai infeksi

Dari gambar didepan terlihat bahwa sterilisasi dan desinfeksi sebagaimana telah diterangkan pada bab yang telah lain mempakan salah satu cara pengendalian infeksi yang ditujukan untuk mematahkan rantai infeksi tersebut Agar program pencegahan infeksi nosokomial sukses, maka perlu didukung oleh beberapa hal berikut : 1. Organisasi Organisasi di rumah sakit yang menangani permasalahan infeksi nosokomial biasanya disebut Komite Pengendalian Infeksi Nosokomial. Organisasi ini biasanya dibentuk dengan beranggotakan 1) Dokter ahli di bidang epidemiologi klinik 2) Dokter ahli bidang mikrobiologi klinik 3) Pegawai administrasi 4) Kepala bagian sterilisasi 5) Kepala perawatan 6) Wakil dari SMF yang dianggap rawan. Komite bertugas menentukan kebijakan (policy) yang berkaitan dengan upaya pengendalian infeksi nosokomial 2. Kebijakan Suatu kebijakan adalah keputusan konsensus yang menggariskan tindakan-tindakan yang hanis diambil dalam situasi tertentu. Kebijakan tersebut haruslah sederhana, mudah dilaksanakan dan meliputi cara-cara kerja yang berlaku di rumah sakit. Kebijakan pengendalian infeksi dapat dirumuskan beberapa hal berikut : 1) Proses desinfeksi 2) Penggunaan antibiotic 3) Pelayanan-pelayanan sterilisasi 4) Penanganan dan pembuangan limbah 5) Fasilitas isolasi untuk pasien-pasien 6) Dapur dan pelayanan makanan 7) Dekontaminasi peralatan 8) Persiapan penderita 9) Prosedur cuci tangan Kebijakan-kebijakan tertentu mungkin perlu dirumuskan untuk daerah-daerah kerja khusus seperti ICU, kamar operasi, unit luka bakar, dll 3.

3. Pendidikan dan latihan Pendidikan dan latihan bagi semua staf rumah sakit adalah kegiatan yang esensial untuk meningkatkan kesadaran arti pentingnya pengendalian infeksi. Semua anggota staf harus memaliami apa yang terjadi dan mengapa hal hal itu terjadi, dan ini merupakan salah satu kunci keberhasilan kebijakan pengendalian infeksi PENUTUP Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sangat penting karena akan berpengaruh pada mutu pelayanan rumah sakit tersebut secara kesluruhan. Infeksi nosokomial yang tidak terkendali dapat menyebabkan pemborosan baik dari segi biaya maupun waktu. Pencegahan infeksi nosokomial pada dasarnya dilakukan dengan cara memotong rantai infeksi sehingga infeksi tidak akan terjadi. Agar program pencegahan infeksi nosokomial sukses, perlu didukung oleh organisasi, adanya kebijakan serta pendidikan dan latihan bagi petugas di rumah sakit.