Air mineral alami SNI 6242:2015

dokumen-dokumen yang mirip
Air mineral SNI 3553:2015

Air demineral SNI 6241:2015

SNI Lingkup AMDK dalam Permenperin No 78 Th I Nyoman Supriyatna Pusat Perumusan Standar

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

Terasi udang SNI 2716:2016

Sosis ikan SNI 7755:2013

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Air minum dalam kemasan

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

TARIF LINGKUP AKREDITASI

Susu segar-bagian 1: Sapi

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

Siomay ikan SNI 7756:2013

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Minuman sari buah SNI

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

Semen portland komposit

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Lampiran F - Kumpulan Data

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

2016, No Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian

Biji kakao AMANDEMEN 1

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis kadar abu contoh batubara

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PELABELAN GARAM BERIODIUM

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

Jahe untuk bahan baku obat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Bakso ikan SNI 7266:2014

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Mutu karkas dan daging ayam

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

Pupuk kalium klorida

Kulit masohi SNI 7941:2013

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Menimbang : Mengingat :

KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya)

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air mineral alami ICS 67.160.20 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi... 1 5 Syarat mutu... 2 6 Pengambilan contoh... 4 7 Cara uji... 4 8 Syarat lulus uji... 4 9 Higiene... 5 10 Pengemasan... 5 11 Syarat penandaan... 5 Bibliografi... 6 Tabel 1 Syarat mutu air mineral alami... 2 BSN 2015 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Air mineral alami ini merupakan revisi SNI 01-6242-2000, Air mineral alami. Standar ini dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menyesuaikan standar dengan perkembangan teknologi terutama dalam metode uji dan persyaratan mutu; 2. Menyesuaikan standar dengan peraturan-peraturan baru; 3. Melindungi kesehatan dan kepentingan konsumen; 4. Menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; 5. Mendukung perkembangan dan diversifikasi produk industri air minum dalam kemasan. Standar ini dirumuskan dengan memperhatikan ketentuan pada: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan; 7. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 24/M-IND/PER/2/2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang Pada Kemasan Pangan Dari Plastik; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 75/M-IND/7/2010 tentang Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices); 9. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 96/M-IND/PER/12/2011 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan; 10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK. 00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan; 11. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian No. 881/MENKES/SKB/VIII/1996 atau No. 711/Kpts/TP.270/8/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian 12. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan. Standar ini dirumuskan oleh Subkomite Teknis 67-04-S1, Minuman, yang telah dibahas melalui rapat teknis, dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 27 Oktober 2014 di Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut wakil dari konsumen, produsen, lembaga pengujian, lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan instansi terkait lainnya. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 14 Februari 2014 sampai dengan tanggal 13 Maret 2014 dan pemungutan suara pada tanggal 9 Januari 2015 sampai dengan tanggal 10 Februari 2015 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2015 ii

1 Ruang lingkup Air mineral alami Standar ini menetapkan istilah dan definisi, klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji air mineral alami. 2 Acuan normatif Dokumen berikut merupakan bagian tidak terpisahkan untuk penggunaan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang diacu digunakan. Untuk acuan tidak bertanggal, edisi terakhir dari dokumen acuan (termasuk amandemen) digunakan. SNI 0428, Petunjuk pengambilan contoh padatan. SNI 3554, Cara uji air minum dalam kemasan. 3 Istilah dan definisi 3.1 air mineral alami air minum yang diperoleh langsung dari air sumber alami atau di bor dari sumur dalam dengan proses terkendali yang menghindari pencemar atau pengaruh Iuar atas sifat kimia, fisika, dan mikrobiologi air mineral alami CATATAN : Air minum yang jelas dapat dibedakan dari air minum biasa dengan karakteristik sebagai berikut : a) Kandungan garam mineral tertentu dengan proporsi yang relatif dan adanya trace elemen atau zat-zat lainnya; b) Diambil langsung dari sumber alami atau dibor dari sumur dalam dengan proses terkendali yang menghindari pencemar atau pengaruh Iuar atas sifat kimia, fisika, dan mikrobiologi air mineral alami; c) Komponennya konstan serta debit dan suhunya stabil dengan catatan fluktuasi alami yang kecil; d) Diambil dengan kondisi sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keaslian dari mikroba dan keaslian serta stabilitas komposisi kimia dari komponen-komponen esensialnya; e) Dikemas dekat dengan lokasi sumber dengan cara higienis: f) Tidak mengalami proses kecuali pemisahan komponen tidak stabil dengan cara dekantasi dan/atau penyaringan, jika diperlukan dapat dilakukan aerasi untuk mempercepat proses pemisahan 3.2 air minum dalam kemasan Air yang telah diproses, tanpa bahan pangan lainnya, dan bahan tambahan pangan, dikemas, serta aman untuk diminum 4 Klasifikasi Klasifikasi air mineral alami yaitu: BSN 2015 1 dari 6

a. air mineral alami berkarbonasi alami; air mineral alami yang secara alami mengandung karbon dioksida pada suhu dan tekanan normal b. air mineral alami tanpa karbonasi; air mineral alami yang tidak mengandung karbon dioksida bebas setelah dikemas c. air mineral alami dekarbonasi; air mineral alami yang mengandung karbon dioksida lebih rendah dari sumbernya setelah dikemas d. air mineral alami fortifikasi dengan karbon dioksida dari sumbernya; air mineral alami dengan penambahan karbondioksida yang berasal dari sumbernya dan kandungan karbondioksida setelah dikemas lebih tinggi dari sumbernya e. air mineral alami dikarbonasi air mineral alami yang ditambahkan karbon dioksida dari sumber lain 5 Syarat mutu Syarat mutu air mineral alami sesuai Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Syarat mutu air mineral alami No. Kriteria uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau - tidak berbau 1.2 Rasa - normal 1.3 Warna Unit Pt-Co maks. 5 2 Zat yang terlarut mg/l maks. 500 3 Nitrat (NO 3 ) mg/l maks. 10 4 Nitrit (NO 2 ) mg/l maks. 0,1 5 Fluorida (F) mg/l maks. 1,5 6 Sianida (CN) mg/l maks. 0,07 7 Sulfat (SO 4 ) mg/l maks. 200 8 Kadar karbon dioksida (CO 2 ) bebas 9 Cemaran logam mg/l 3 000 5 800 9.1 Antimon (Sb) mg/l maks. 0,005 9.2 Arsen (As) mg/l maks. 0,05 9.3 Barium (Ba) mg/l maks. 1,0 9.4 Borate sebagai Boron (B) mg/l maks. 5,0 BSN 2015 2 dari 6

Tabel 1 - (lanjutan) No. Kriteria uji Satuan Persyaratan 9.5 Kadmium (Cd) mg/l maks. 0,003 9.6 Kromium (Cr) mg/l maks. 0,05 9.7 Tembaga (Cu) mg/l maks. 0,5 9.8 Timbal (Pb) mg/l maks.0,01 9.9 Mangan (Mn) mg/l maks. 0,05 9.10 Merkuri (Hg) mg/l maks. 0,001 9.11 Nikel (Ni) mg/l maks. 0,02 9.12 Selenium (Se) mg/l maks. 0,05 10 Cemaran kimia organik 10.1 Aldrin dan dieldrin mg/l maks. 0,000 7 10.2 1,2 dikloroethan mg/l maks. 0,005 10.3 Heptachlorepoxide mg/l maks. 0,0002 10.4 Methoxychlor mg/l maks. 0,04 10.5 Detergen mg/l maks. 0,05 10.6 PCBs mg/l maks. 0,000 5 10.7 Minyak mineral mg/l 11 Cemaran mikroba di bawah batas kuantitasi 11.1 Angka lempeng total awal*) koloni/ml maks. 1,0 x 10 2 11.2 Angka lempeng total akhir**) koloni/ml maks. 1,0 x 10 5 11.3 Coliform koloni/250 ml TTD 11.4 Escherichia coli koloni/250 ml TTD 11.5 Enterococci koloni/250 ml TTD 11.6 Bakteri anaerob pereduksi sulfit pembentuk spora koloni/50 ml TTD 11.7 Pseudomonas aeruginosa koloni/250 ml TTD CATATAN: *) Di Pabrik; **) Di Pasaran. TTD : Tidak Terdeteksi Catatan kaki: no.8 Diuji jika mengandung CO 2. BSN 2015 3 dari 6

6 Pengambilan contoh Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0428. 7 Cara uji Cara uji untuk Air mineral alami seperti di bawah ini: a) Persiapan contoh sesuai SNI 3554 b) Cara uji keadaan sesuai SNI 3554 - Cara uji bau sesuai SNI 3554 - Cara uji rasa sesuai SNI 3554 - Cara uji rasa berkarbonasi sesuai SNI 3554 - Cara uji warna sesuai SNI 3554 c) Cara uji zat yang terlarut sesuai SNI 3554 d) Cara uji nitrat (sebagai NO 3 ) sesuai SNI 3554 e) Cara uji nitrit (sebagai NO 2) sesuai SNI 3554 f) Cara uji fluorida (F) sesuai SNI 3554 g) Cara uji sianida (CN) sesuai SNI 3554 h) Cara uji sulfat (SO 4 ) sesuai SNI 3554 i) Cara uji karbon dioksida (CO 2 ) bebas sesuai SNI 3554 j) Cara uji cemaran logam sesuai SNI 3554 dan SNI 3554 - Cara uji antimon (Sb) sesuai SNI 3554 - Cara uji arsen (As) sesuai SNI 3554 - Cara uji barium (Ba) sesuai SNI 3554 - Cara uji borate sebagai boron (B) sesuai SNI 3554 - Cara uji kadmium (Cd) sesuai SNI 3554 - Cara uji kromium (Cr) sesuai SNI 3554 - Cara uji tembaga (Cu) sesuai SNI 3554 - Cara uji timbal (Pb) sesuai SNI 3554 - Cara uji mangan (Mn) sesuai SNI 3554 - Cara uji merkuri (Hg) sesuai SNI 3554 - Cara uji nikel (Ni), sesuai SNI 3554 - Cara uji selenium (Se) sesuai SNI 3554 k) Cara uji cemaran kimia organik sesuai SNI 3554 - Cara uji Aldrin dan dieldrin sesuai SNI 3554 - Cara uji 1,2 dikloroethan sesuai SNI 3554 - Cara uji Heptachlorepoxide sesuai SNI 3554 - Cara uji Methoxychlor sesuai SNI 3554 - Cara uji Detergen sesuai SNI 3554 - Cara uji PCBs sesuai SNI 3554 - Cara uji minyak mineral sesuai SNI 3554 l) Cara uji cemaran mikroba sesuai SNI 3554 - Persyaratan mikrobiologi sesuai SNI 3554 - Cara uji angka lempeng total sesuai SNI 3554 - Cara uji coliform sesuai SNI 3554 - Cara uji E. coli sesuai SNI 3554 - Cara uji Enterococci sesuai SNI 3554 - Cara uji bakteri anaerob pereduksi sulfit pembentuk spora sesuai SNI 3554 - Cara uji Pseudomonas aeruginosa sesuai SNI 3554 8 Syarat lulus uji Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu sesuai Tabel 1. BSN 2015 4 dari 6

9 Higiene Cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10 Pengemasan Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan. 11 Syarat penandaan a) Syarat penandaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang Label dan Iklan Pangan. b) Mengandung (mg/l) K, Na, Ca, Mg, HCO 3, SO 4, NO 3, Cl. c) Bila mengandung fluorida lebih dari 1 mg/l harus mencantumkan pernyataan pada label mengandung fluorida. BSN 2015 5 dari 6

Bibliografi CODEXSTAN 227-2001. General Standard for Bottled/Package Dringking Water (Other Than Natural Mineral Water). SNI 7387:2009, Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan SNI 7388:2009, Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan BSN 2015 6 dari 6