APLIKASI METODE EOQ PADA PENGENDALIAN BAHAN BAKU NATA DE COCO PRIMAISKA DESA SINDANGLAKA KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Manajemen ISSN:

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

ORDER QUAANTITY (EOQ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

PENENTUAN JUMLAH PESANAN EKONOMIS PERSEDIAAN VAKSIN MENINGITIS MENVEO PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS II SAMARINDA

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), Raw Materials, Inventories of Raw Materials. vii. Universitas Kristen Maranatha

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

Bab 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

Pendahuluan Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri, memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berb

Pengelolaan Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR GAMBAR. Halaman

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

Prosiding Manajemen ISSN:

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

BAB V ANALISA DAN HASIL

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

BAB III METODE PENELITIAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

menghitung EOQ Menghitung EOQ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

DAUD NASUTION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Pada Produk Obat Anti Nyamuk Bakar Manguni. Max O. Siwi

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

Transkripsi:

APLIKASI METODE EOQ PADA PENGENDALIAN BAHAN BAKU NATA DE COCO PRIMAISKA DESA SINDANGLAKA KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR Ir. Ramli, MP* dan Ema Nurahmawati, SP** RINGKASAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan metode EOQ (Economic Order Quality), untuk mengendalikan bahan baku secara kontinyu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tingkat ekonomis antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ, pada tahun 2010 untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan Primaiska sebanyak 2.518.500 liter air kelapa dengan biaya pemesanan pertahun Rp.717.225.000.- setelah EOQ Rp.669.480.000.- pada tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan Primaiska sebanyak 2.628.000 liter dengan biaya pemesanan pertahun Rp.754.455.000.- setelah EOQ Rp.742.924.100.- Pada tahun 2012 untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan Primaiska sebanyak 2.463.750 liter dengan biaya pemesanan pertahun Rp.786.210.000.- setelah EOQ Rp.733.566.600.- Disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui frekuensi pemesanan ekonomis untuk tahun 2010 sebanyak 62.921,23 liter dengan frekuensi pembelian 9 hari sekali sebelum EOQ 365 kali. Pemesanan ekonomis tahun 2011 sebanyak 64.028,74 liter dengan frekuensi pembelian 9 hari sebelum EOQ 365 kali. Pemesanan ekonomis untuk tahun 2012 dengan menggunakan metode EOQ sebanyak 62.698,08 liter dengan frekuensi pembelian 9 hari sekali sebelum EOQ 365 kali. ABSTRACT The main purpose of this research is to apply EOQ (Economic Order Quality) method, to control resource continually. The results showed that the ratio between the level of economic policy with the company EOQ method, in the year 2010 to meet the raw material needs of the company as much Primaiska 2.5185 million liters per year Rp.717.225.000 booking fees. - After EOQ Rp.669.480.000. - On in 2011 to meet the raw material needs of as many as 2.628 million liters Primaiska company with annual fees Rp.754.455.000. - after EOQ Rp.742.924.100. - In the year 2012 to meet the raw material needs of the company as much as 2,463,750 liters with Primaiska Rp.786.210.000 booking fee per year. - after EOQ Rp.733.566.600. - It is concluded that by using the EOQ method is known frequency economic order for the year 2010 as many as 62921.23 liters with the purchase frequency of 9 days before EOQ 365 times. Economic order as much 64028.74 liters in 2011 with the purchase frequency of 9 days before EOQ 365 times. Economic order for the year 2012 using the EOQ method as purchase frequency 62698.08 liters with 9 days before EOQ 365 times. Key words: EOQ method, control of raw materials * Mahasiswa Program Studi Agribisnis ** Dosen Fakultas Pertanian UNSUR 34

PENDAHULUAN Perusahaan Primaiska yang dipimpin oleh Bapak. Ade Sukmana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis yang kegiatan utamanya adalah memproduksi nata de coco mentah atau pengolahan ½ jadi yang berupa Nata de coco potongan dan nata de coco lembaran. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Nata de coco ini adalah air kelapa, dengan bahan pembantu yaitu gula putih, amonium sulfat (ZA), cuka bibit glacial 98%, dan natrium asetat. Nata de coco adalah sejenis makanan ringan berasal dari Filipina yang mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1981. Nata sebenarnya berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim, sehingga nata de coco dapat diartikan sebagai krim air kelapa. Nata de coco dihasilkan dari proses fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum (Hayati 2003). Berdasarkan di lapangan persediaan bahan baku pada perusahaan Primaiska belum direncanakan dengan baik sehingga persediaan bahan baku yang di perusahaan kurang optimal, dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kebutuhan bahan baku air kelapa tahun 2010-2012 Tahun Kebutuhan Bahan Baku (per tahun dalam liter) 2010 2.518.500 2011 2.628.000 2012 2.463.750 Sumber: Data Perusahaan Primaiska Dari tabel di atas terlihat bahwa dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami penurunan bahan baku, maka perlu adanya pengendalian. Menurut Assauri (2004) pengendalian bahan baku dapat dinyatakan sebagai usaha untuk menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Metode EOQ berusaha untuk mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik. Pengaplikasian metode EOQ dalam suatu perusahaaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisisensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kholil (2009), metode ini pertama kali dicetuskan oleh Ford Harris pada tahun 1915, tetapi lebih dikenal dengan nama metode Wilson karena dikembangkan oleh Wilson pada tahun 1934, metode ini digunakan untuk menghitung minimasi total biaya persediaan berdasarkan persamaan tingkat atau titik equilibrium kurva biaya simpan dan biaya pesan. Menurut Riyanto (2001) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Pada dasarnya, metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam menentukan, Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ), Titik pemesanan kembali (Reorder Point), Jumlah cadangan pengaman (Safety stock). Ahyari (2003) menyatakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari tiga macam, Biaya pemesanan antara lain: Biaya persiapan pembelian, biaya Aplikasi metode EOQ pada pengendalian bahan baku nata de coco primaiska desa sindanglaka kecamatan karangtengah cianjur 35

pembuatan faktur, biaya ekspedisi dan administrasi, biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali pembelian, biaya biaya pemesanan lain yang terkait dengan frekuensi pembelian, Biaya telepon, Biaya angkut Biaya Penyimpanan (Holding Cost) merupakan biaya yang harus antara lain Biaya asuransi bahan, Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan, Biaya pemeliharaan bahan, Biaya pengepakan kembali, Biaya modal untuk investasi bahan, Biaya kerugian penyimpanan, Biaya sewa gudang per satuan unit bahan, Risiko tidak terpakainya bahan karena usang, Biaya biaya lain yang terikat dengan jumlah bahan yang disimpan dalam perusahaan yang besangkutan. Tujuan penelitian ini untuk: Mengaplikasikan metode EOQ (Economic Order Quality) untuk mengendalikan bahan baku secara kontinu. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan pembuatan nata de coco Primaiska Desa Sindanglaka, Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur. Pengambilan data di perusahaan Primaiska dilaksanakan pada tanggal 6 April sampai 28 Mei 2013. Desain Penelitian Menurut Sekaran (1999). Tujuan (Deskripsi), Tipe Investigasi (menghitung biaya sebelum dan sesudah EOQ), Keterlibatan Peneliti: Minimum (kekadian sebagaimana adanya) Persiapan penelitian: Tidak disiapkan (noncountrived), Unit analisis (Organisasi), Time Horizon Tiga periode (2010-2011-2013). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pemimpin perusahaan dan karyawan nata de coco dengan menggunakan alat bantu panduan wawancara. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan seperti buku penjualan, buku pembelian, buku kas, dan cara penelusuran literatur. Teknik analisis dan Pengolahan Data Untuk pengolahan data menggunakan microsoft excell, dan analisisnya menggunakan metode EOQ. Rumus yang digunakan menurut Thoha (1999) sebagai berikut: EOQ (Unit atau liter) = Keterangan: D = Penggunaan/permintaan yang diperkirakan per periode atau per tahun K = Biaya pemesanan per pesanan H = Biaya penyimpanan per tahun Gambar 1 Peta Desa Sindanglaka 36

HASIL DAN PEMBAHASAN Perusahaan pembuatan nata de coco Primaiska berdiri sejak 03 Maret 2000, nama perusahaan diambil dari putera puteri pendiri perusahaan yaitu Prima, Iqbal, dan Sekar, disingkat menjadi Primaiska. Manajemen perusahaan, pola yang diterapkan terhadap karyawan perusahaan Primaiska yaitu dengan menggunakan pola manajemen partipatif yaitu melalui pendekatan kekeluargaan dalam hubungan kerja serta hubungannya dengan perkembangan perusahaan yang dipimpinnya Dari grafik di atas dapat diketahui dengan menggunakan metode EOQ perusahaan hanya membutuhkan 64.028,74 liter dengan frekuensi pembelian 41 kali dalam setahun dan daur pemesanan ulang untuk setiap kali pembelian yaitu 9 hari dengan ROP (Reorder Point) 7.200 liter. 62.698.08 Gambar 4 Grafik persediaan bahan baku dengan EOQ tahun 2012 Gambar 2 Grafik persediaan bahan baku dengan EOQ tahun 2010 Dari grafik di atas dapat diketahui dengan menggunakan metode EOQ pada tahun 2010 untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan hanya membutuhkan 62.921,23 liter dengan frekuensi pembelian 40 kali dalam setahun dan daur pemesanan ulang untuk setiap kali pembelian yaitu 9 hari dengan ROP (Reorder Point) 6.900 liter. 64.028,74 Dari grafik di atas dapat diketahui dengan menggunakan metode EOQ perusahaan hanya membutuhkan 62.698,08 liter dengan frekuensi pembelian 40 kali dalam setahun dan daur pemesanan ulang untuk setiap kali pembelian yaitu 10 hari dengan ROP (Reorder Point) 6.750 liter. Tabel 4.7 Pemakaian bahan baku sebelum dan sesudah EOQ Tahun Tanpa EOQ Dengan EOQ Selisih Per Tahun dalam liter Per Tahun dalam liter Dalam liter 2010 2.518.500 2.516.849 1.651 2011 2.628.000 2.625.178 2.822 2012 2.463.750 2.455.225 8.525 Gambar 3 Grafik persediaan bahan baku dengan EOQ tahun 2011 Aplikasi metode EOQ pada pengendalian bahan baku nata de coco primaiska desa sindanglaka kecamatan karangtengah cianjur 37

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pemakaian bahan baku antara sesudah menggunakan EOQ selisihnya tidak jauh berbeda dengan sebelum menggunakan EOQ. Tabel 4.8 Penghematan Biaya pemesanan Persediaan Bahan Baku Tahun Tanpa EOQ Dengan EOQ Penghematan 2010 Rp. 717.225.000 Rp. 669.480.000 Rp. 47.745.000 2011 Rp. 754.455.000 Rp. 742.924.100 Rp. 11.530.900 2012 Rp. 786.210.000 Rp. 733.566.600 Rp. 52.643.400 Tahun Tabel 4.9 Penghematan biaya pembelian bahan baku Tanpa EOQ Dengan EOQ Penghematan 2010 Rp. 671.600.000 Rp. 669.480.000 Rp. 2.120.000 2011 Rp. 744.600.000 Rp. 742.924.100 Rp. 1.675.900 2012 Rp. 739.125.000 Rp. 733.566.600 Rp. 5.558.400 38

Setelah melakukan analisis data maka diketahui perbandingan tingkat ekonomis antara kebijakan perusahaan sebelum menggunakan metode EOQ dengan perhitungan menggunakan metode EOQ, pada tahun 2010 untuk biaya pemesanan dalam setahun meliputi biaya pembelian bahan baku, biaya telepon, biaya bongkar muat, biaya administrasi dan biaya angkut akan lebih efisien karena pembelian bahan baku dilakukan setiap 9 hari sekali dengan frekuensi pembelian 40 kali dalam setahun, jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode EOQ yang dilakukan setiap hari yaitu Rp. 717.225.000.- (Rp. 1.965.000 x 365 kali pemesanan) sedangkan jika menggunakan metode EOQ perusahaan hanya mengeluarkan Rp. 669.480.00.- (16.737.000 x 40 kali pembelian), maka perusahaan akan 47.745.00.-. Pada tahun 2011 untuk biaya pemesanan dalam setahun meliputi biaya pembelian bahan baku, biaya telepon, biaya bongkar muat, biaya administrasi dan biaya angkut akan lebih efisien karena pembelian bahan baku dilakukan setiap 9 hari sekali dengan frekuensi pembelian 40 kali dalam setahun, jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode EOQ yang dilakukan setiap hari yaitu Rp. 754.455.000.- (Rp. 2.040.000 x 365 kali pemesanan) sedangkan jika menggunakan metode EOQ perusahaan hanya mengeluarkan Rp. 742.924.100.- (18.120.100 x 40 kali pembelian), maka perusahaan akan 11.530.000.-. Pada tahun 2012 untuk biaya pemesanan dalam setahun meliputi biaya pembelian bahan baku, biaya telepon, biaya bongkar muat, biaya administrasi dan biaya angkut akan lebih efisien karena pembelian bahan baku dilakukan setiap 9 hari sekali dengan frekuensi pembelian 40 kali dalam setahun, jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode EOQ yang dilakukan setiap hari yaitu Rp. 786.210.000 (Rp. 2.025.000 x 365 kali pemesanan) sedangkan jika menggunakan metode EOQ perusahaan hanya mengeluarkan Rp. 733.566.600.- (18.809.400 x 39 kali pembelian), maka perusahaan akan menghemat biaya sebesar Rp.52.643.400.- Pada tahun 2010 untuk biaya pembelian bahan baku sebelum menggunakan metode EOQ sebesar Rp. 671.600.000.- (Rp. 1.840.000 x 365 kali pembelian) sedangkan jika dengan menggunakan metode EOQ akan lebih efisien karena pembelian bahan baku air kelapa dilakukan setiap 9 hari sekali jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode EOQ yang dilakukan setiap hari, perusahaan hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 669.480.000.- (Rp. 16.737.000 x 40 kali pembelian) maka perusahaan akan 2.120.000.-. Pada tahun 2011 untuk biaya pembelian bahan baku sebelum menggunakan metode EOQ sebesar Rp. 744.600.000.- (Rp. 2.040.000 x 365 kali pembelian) sedangkan jika dengan menggunakan metode EOQ akan lebih efisien karena pembelian bahan baku air kelapa dilakukan setiap 9 hari sekali jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode EOQ yang dilakukan setiap hari, perusahaan hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 742.924.100.- (Rp. 18.120.100 x 41 kali pembelian) maka perusahaan akan 1.765.900.- Pada tahun 2012 untuk biaya pembelian bahan baku sebelum menggunakan metode EOQ sebesar Aplikasi metode EOQ pada pengendalian bahan baku nata de coco primaiska desa sindanglaka kecamatan karangtengah cianjur 39

Rp. 739.125.000.- (Rp. 2.025.000 x 365 kali pembelian) sedangkan jika dengan menggunakan metode EOQ akan lebih efisien karena pembelian bahan baku air kelapa dilakukan setiap 9 hari sekali jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode EOQ yang dilakukan setiap hari, perusahaan hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 733.566.600.- (Rp. 18.809.400 x 39 kali pembelian) maka perusahaan akan 5.558.400.- KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan dengan metode EOQ, pemesanan ekonomis untuk tahun 2010 setelah menggunakan metode EOQ sebanyak 62.921,23 liter dan untuk pemesanan bahan baku dilakukan sebanyak 9 hari sekali, sementara sebelum menggunakan metode EOQ 365 kali, Pemesanan ekonomis untuk tahun 2011 setelah menggunakan metode EOQ sebanyak 64.028,74 liter dan untuk pemesanan bahan baku dilakukan sebanyak 9 hari sekali, sementara sebelum menggunakan metode EOQ 365 kali, pemesanan ekonomis untuk tahun 2012 setelah menggunakan metode EOQ sebanyak 62.698,08 liter dan untuk pemesanan bahan baku dilakukan sebanyak 9 hari sekali, sementara sebelum menggunakan metode EOQ 365 kali. Hamdy A Thoha. 1995. Operation Research, an Introduction. 5 th edition. Prentice Hall International, Inc. London Hayati. 2003. Membuat Nata de Coco, Adicita Karya Nusa. Yogyakarta. Sofyan Assauri. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Universitas Indonesia. Jakarta. Uma Sekaran.1999. Research Methods For Business.Third edidtion.jhon Willey and Sons,inc.New York.10158-0012. DAFTAR PUSTAKA Ahyari Nasution. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Satu. Institut Teknologi Surabaya November. Surabaya 40