BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan nasional, berkiprah mencerdaskan kehidupan bangsa serta terus menerus meningkatkan sumber daya manusia, hendaklah senantiasa diupayakan secara berkesinambungan. Pembantu Rumah Tangga Anak adalah satu istilah asing tentunya bagi kita orang awam karena bagi kebanyakan orang istilah pembantu rumah tangga anak lebih mudah dipanggil Baby Sister dibanding dengan istilah PRTA. Bahkan bagi kebanyakan orang, istilah pembantu lebih simple daripada istilah pembantu rumah tangga anak (PRTA). PRTA tidak mendapatkan kesempatan pendidikan karena beberapa hal, hal yang paling utama karena keadaan ekonomi keluarga mereka. Dengan berbekal pengetahuan seadanya mereka menggeluti dunia pekerjaan padahal umur mereka adalah umur dimana mereka harus memperoleh pendidikan. PRTA adalah singkatan dari Pekerja Rumah Tangga Anak. UU No. 23 Tahun 2002 tetang perlindungan anak mendefinisikan anak sebagai seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dengan demikian, Pekerja Rumah Tangga Anak adalah anak yang belum berusia 18 tahun yang bekerja di sebuah rumah tangga yang mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan piring,mengurus anak dan lain sebagainya guna mendapatkan imbalan baik berupa uang atau bentuk lainnya. 1
2 Dalam melakukan pekerjaannnya, secara langsung maupun tidak langsung PRTA berjasa dalam menjaga keharmonisan keluarga di kota-kota besar di Indonesia. Suami-istri yang bekerja di ranah public, rata-rata membayar PRTA untuk melakukan kerja-kerja kerumahtanggaan. Para PRTA tidak hanya mengerjakan kerja-kerja spesifik seperti memasak atau mencuci saja. Lebih dari itu, PRTA juga mengambil alih hampir seluruh pekerjaan rumah tangga majikannya bahkan. Dalam posisi ini, kehadiran mereka sangat penting bagi perkembangan social intelektual anak. Tidak ada factor tunggal yang menyebabkan seorang anak menjadi pekerja rumah tangga. Banyak factor yang menyebabkannya dan satu sama lain saling berkaitan. Tapi setidaknya ada beberapa factor yang menjadi penyebab utama seorang anak menjadi pekerja rumah tangga anak. Diantaranya adalah kemiskinan, ekonomi, Drop Out sekolah, perbedaan perilaku laki-laki dan perempuan pun menjadi penyebab seorang anak menjadi pembantu rumah tangga dan dengan pelatihan yang diberikan oleh lembaga pelatihan menjahit YANI diharapkan PRTA bisa mendapatkan kecakapan hidup yang pada ahirnya PRTA bisa keluar sebagai pembantu rumah tangga dan bekerja dengan penghasilan yang lebih layak dengan berwirausaha. Akan tetapi ada yang berbeda dalam diri PRTA seperti apa yang telah diuraikan dalam bebrapa definisi diatas mengenai PRTA, di komplek dekat peneliti tinggal terdapat PRTA yang menurut peneliti mereka memiliki kemajuan,mereka membuka usaha jahit di rumah mereka,walaupun kecil-kecilan tapi hal tersebut membuat mereka sukses dan keluar menjadi PRTA. Peneliti mengamati ternyata mereka yang
3 berkembang telah mendapatkan pelatihan menjahit dari lembaga pelatihan menjahit YANI selama 2 bulan penuh. Mereka diberikan kemampuan menjahit bahkan mengoperasikan beberapa mesin canggih seperti mesin juki, mesin tersebut sering digunakan oleh pabrik dan industri tekstil,peneliti mengambil hipotesis bahwa PRTA jika diberikan keterampilan menjahit dan keterampilan mengoperasikan mesin juki berarti mereka setara dengan karyawan yang ada di industri tersebut sehingga mereka memiliki peluang untuk bekerja di industri tersebut.menurut penulis PRTA ternyata mampu dan berdaya karena beberapa faktor,dan salah satu faktor penting dalam kemampuan mereka adalah karena pelatihan. Seperti penjelasan definisi dari pendidikan non formal dapat diketahui bahwa pelatihan adalah bagian dari Pendidikan non formal. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. ( UU No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional ). Secara lebih luas program pendidikan luar sekolah adalah kegiatan yang sistemik, yaitu kegiatan yang memiliki komponen,proses,dan tujuan program. Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan pelaksanaannya barbeda dengan sistem sekolah yang ada Pendikan luar sekolah member arti setiap kesempatan, terdapat komunikasi yang teratur dan terarah diluar sekolah dan seseorang memperoleh informasi,pengetahuan,latihan atau bimbingan sesuai dengan kebutuhan hidup.( Umaya Yasinta, 2008) Jenis pendidikan luar sekolah menurut PP. No.73 tahun 1991
4 tentang pendidikan luar sekolah, mencakup pendidikan umum,pendidikan keagamaan,pendidikan jabatan kerja,pendidikan kedinasan dan pendidikan kejuruan. Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan, peningkatan keterampilan, dan sikap warga belajar dalam bidang tertentu. Jenis pendidikan ini dilakukan pada program kelompok belajar paket A,B, dan C, kursus bahasa, bimbingan pelajar dan sebagainya. Di dalam penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, pelatihan merupakan salah satu ranah dalam bagian pendidikan luar sekolah. Pelatihan adalah suatu proses belajar mengenai sebuah wacana pengetahuan dan keterampilan yang ditujukan untuk penerapan hasil belajar yang sesuai dengan tuntutan tertentu : Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasasi ( Mathis, 2002 ). Istilah pelatihan tidak terlepas dari latihan karena keduanya mempunyai hubungan yang erat, latihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan. Sedangkan tujuan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang agar mereka yang dilatih mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan dengan efektif dan efisien. Pengembangan kecakapan kerja dalam program pendidikan dan pelatihan harus mengacu pada kebutuhan pengguna (kebutuhan masayarakat dan industri). Salah satu cara adalah dengan mengidentifikasi persyaratan yang ditetapkan oleh industri besar dalam merekrut tenaga kerja mereka. Pendidikan kecakapan hidup ( Life Skill ) yang
5 dielenggarakan melalui jalur pendidikan luar sekolah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap warga belajar di bidang pekerjaan/ usaha tertentu sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Lembaga Pelatihan menjahit YANI adalah sebuah lembaga pelatihan yang khusus memberikan pelayanan pelatihan mengenai dasar,terampil dan mahir dalam menjahit, Lembaga pelatihan menjahit YANI bekerja sama dengan LAHA ( Lembaga Advokasi Hak Anak ) sebagai penyelenggara pelatihan dengan harapan lembaga penjahit YANI bisa memberikan kemampuan kecakapan hidup menjahit untuk PRTA. Pelatihan menjahit yang diselenggarakan di lembaga penjahit YANI merupakan salah satu bentuk upaya agar para peserta pelatihan memiliki kecakapan hidup menjahit. Melalui pelatihan menjahit peserta pelatihan mendapatkan kecakapan hidup yang bisa menjadi bekal bagi mereka setelah mereka mengikuti pelatihan yang diselenggarakan. Dalam penelitian ini, masalah utama yang menjadi focus dari penelitian adalah mendeskripsikan dan menganalisis penyelengaraan pelatihan menjahit bagi PRTA yang ternyata penyelenggaraan pelatihan tersebut dapat meningkatan kemampuan berwirausaha PRTA, semua itu karena pelatihan yang diberikan oleh lembaga pelatihan menjahit YANI dimulai dari perencanaan, pengorganisasian dan sampai evaluasi yang dilakukan oleh lembaga pelatihan menjahit YANI. Adapun penyelenggaraan pelatihan menjahitnya akan di deskripsikan berdasarkan data dan
6 penjelasan dari penyelenggaran pelatihan yaitu lembaga pelatihan menjahit YANI. Diharapkan pelatihan yang dilaksanakan oleh Lembaga pelatihan menjahit YANI memberikan kontribusi terhadap PRTA khususnya kesempatan untuk mendapatkan kecakapan hidup, kemampuan menjahit dan mendapatkan upah yang lebih layak, sehingga kesejahteraan PRTA bisa ditingkatkan. B. Identifikasi Masalah 1. Lembaga Pelatihan Menjahit YANI memiliki 20 PRTA yang mengikuti pelatihan kecakapan hidup menjahit. 2. Terdapat 35% PRTA yang membuka usaha menjahit setelah mengikuti pelatihan. 3. 50% PRTA memilih untuk bekerja di garmen,dengan kemampuan yang mereka miliki setelah mengikuti pelatihan menjahit di Lembaga Pelatihan Menjahit YANI 4. Dan 15% PRTA yang lainnya memilih untuk menjadi PRTA setelah mereka mendapatkan pelatihan. 5. 85% PRTA berjenis kelamin perempuan dan 15% lainnya berjenis kelamin lakilaki. 6. Pendidikan terakhir PRTA 75% adalah SD (Sekolah Dasar) dan 15% PRTA pendidikan terakhirnya adalah SMP.
7 C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan memudahkan dalam menafsirkan beberapa istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis membuat definisi istilah sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pelaksana dari perencanaan program pelatihan menjahit Pekerja Rumah Tangga Anak Usia Produktif. 2. Kecakapan Hidup (Life skill) adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimilki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri. 3. Kecakapan hidup adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu yang di dapatkan melalui sebuah proses pelatihan atau kursus. 4. Pelatihan adalah peningkatan mutu kemampuan para anggota atau kelompok perkumpulan dan organisasi serta untuk membina dan mengembangkan keahlian para petugas atau pekerja dengan melalui kegiatan pembelajaran. 5. Pelatihan adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok atas dasar tujuan bersama guna meningkatkan kemampuan atau skill yang mampu meningkatkan kesejahteraan hidup. 6. Kemampuan adalah sesuatu hal yang dimiliki oleh individu yang di dapatkan dengan melalui sebuah proses. 7. Pekerja Rumah Tangga Anak ( PRTA ) atau sering disebut pembantu saja adalah seorang yang bekerja di dalam lingkup rumah tangga majikannya. Pekerja rumah
8 tangga yang biasanya dilakukan oleh PRTA adalah memasak, mencuci, menyapu, mengepel, bahkan sampai mengasuh anak majikan. 8. Wirausaha adalah sebuah usaha dasar yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang memiliki tujuan untuk memasarkan sebuah barang/jasa untuk meningkatkan pendapatan ekonomi mereka. 9. Penduduk usia produktif disebut sebagai penduduk usia pekerja. Standar untuk mengukur usia penduduk produktif tersebut berbeda di setiap Negara. Sebagian besar negara usia paling muda adalah 14-15 tahun di Negara kita seperti yang telah dijelaskan dalam undang-undang penduduk usia produktif berkisar anatara usia 11 sampai dengan 18 tahun. Pendapat dan pemikiran para ahli diatas dikaitkan dengan problema yang dikemukakan penulis, maka diambil judul PENYELENGGARAAN PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK ( PRTA ) DI LEMBAGA PELATIHAN MENJAHIT YANI. D. Perumusan dan Perbatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan pokok penelitian yang dapat ditemukan diantaranya : Apakah Penyelenggaraan Pelatihan Kecakapan Hidup Menjahit Dapat Meningkatkan
9 Kemampuan Berwirausaha Pekerja Rumah Tangga Anak Usia Produktif? dari rumusan masalah tersebut, maka peneliti membatasi masalah ini pada: 1. Bagaimana Kondisi Penyelenggaraan Pelatihan Kecakapan Hidup Menjahit bagi PRTA Di Lembaga Pelatihan Menjahit YANI? 2. Bagaimana Kemampuan Berwirausaha Pekerja Rumah Tangga Anak Di Lembaga Pelatihan Menjahit YANI? 3. Apakah Penyelenggaraan Pelatihan Kecakapan Hidup Menjahit Dapat Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha PRTA Di lembaga Pelatihan Menjahit YANI? E. Tujuan Penelitian Memperoleh gambaran umum mengenai Penyelenggaraan pelatihan kecakapan hidup menjahit bagi pembantu Rumah Tangga Anak (PRTA). Secara khusus tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hal-hal berikut: 1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kondisi penyelenggaraan pelatihan kecakapan hidup menjahit bagi prta di lembaga pelatihan menjahit YANI 2. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan berwirausaha pekerja rumah tangga anak usia produktif di lembaga pelatihan menjahit YANI 3. Mendeskripsikan dan menganalisis penyelenggaraan pelatihan kecakapan hidup menjahit dapat meningkatkan kemampuan berwirausaha prta di lembaga pelatihan menjahit YANI
10 F. Variabel penelitian Variabel merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penelitian. Arikunto (1997:99) menyatakan : variabel adalah gejala bervariasi yang menjadi objek penelitian,biasanya dalam penelitian terdapat variabel penyebab(independen variabel) atau variabel bebas dengan tanda X dan variabel akibat (dependent variabel) atau variabel terikat dengan tanda Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah Penyelenggaraan Pelatihan Kecakapan Hidup Menjahit Bagi PRTA dan untuk variabel Y dalam penelitian ini adalah Peningkatan Kemampuan Berwirausaha. G. Hipotesis Hipotesis merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, Arikunto (2006:71) menyatakan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan permasalahan di atas maka diajukan hipotesis: Penyelenggaraan Pelatihan Kecakapan Hidup Menjahit Dapat Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Pekerja Rumah Tangga Anak Usia Produktif. H. Kegunaan Penelitian Penelitian ini kegunaannya bisa dilihat dari kegunaan umum :
11 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini akan memberikan wawasan pengetahuan tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta di lapangan dengan teori yang ada. 2. Dapat dijadikan bahan kajian bagi pihak lain yang berminat terhadap masalah yang berkaitan dengan pelatihan kecakapan hidup untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha PRTA. 3. Bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, terutama dalam meningkatkan dan memiliki kemampuan menangani bentuk-bentuk permaslahan yang ada di lapangan. Kegunaan praktis adalah sebagai beirikut : a. Menambah pengetahuan bagi para peserta pelatihan dalam hal pelatihan menjahit. b. Untuk memberikan masukan pada lembaga-lembaga (stackholder) atau yang berkaitan dengan pelatihan tersebut. c. Memberikan masukan data pada siapa saja yang berkenan mengadakan penelitian yang semacam. I. Anggapan Dasar 1. Secara definisi penyuluhan menurut Prof. Dr. Margono Slamet adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengubah perilaku manusia sebagai sasaran pembangunan untuk lebih siap menerima beragam pembaruan,yang diharapkan terjadi perubahan secara otomatis tanpa harus ada rekayasa.
12 2. Pekerja rumah tangga, pembantu rumah tangga ( disingkat PRT ) atau sering disebut pembantu saja adalah orang yang bekerja di dalam lingkup rumah tangga majikannya. Pekerja rumah tangga mengurus pekerjaan rumah tangga seperti memasak serta menghidangkan makanan,mencuci, membersihkan rumah dan mengasuh anak majikan. 3. Secara definisi menurut Hasbullah pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nila-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Kemudian seiring dengan tahap perkembangan zaman pendidikan kemudian diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat penghidupan yang lebih tinggi. 4. Pembangunan kesejahteraan social adalah usaha yang terencana dan melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi social dan pelayanan social untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah social, serta memperkuat institusi-institusi social ( Suharto, 1997 : 4 5 ). 5. Menurut Mathis ( 2002 ) Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasasi. Oleh karena itu proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas,secara terbatas pelatihan menyediakan pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan yang bersifat
13 luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun masa yang akan datang. 6. Sedangkan payaman ( 2005 ) pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM untk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja dan dengan demikian meningkatkan kinerja individu. Pelatihan biasanya dilakukan berdasarkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diberikan dalam waktu relative pendek untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja. 7. Pembangunan apapun akan berkembang dengan baik apabila pengembangan potensi manusianya terus menerus dilakukan melalui pendidikan dan pembinaan yang cocok J. Metode dan Teknik Penelitian Masalah yang sedang penulis teliti adalah sebuah kejadian nyata yang sedang berlangsung berkelanjutan. Dalam metode penlitiannya penulis menggunakan metode Deskriptif dan dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Kuantitatif sederhana dengan menggunakan persentase. Setelah mendapatkan data penulis kemudian melakukan beberapa generalisasai mengenai kasus yang sedang diteliti dimulai dari latar belakang hingga evaluasi.
14 K. Populasi Sample 1. Populasi Wirnarno Surakhmad menyatakan bahwa populasi adalah sekumpulan objek yang akan diteliti baik manusia, hewan, tumbuhan, nilai-nilai sebagainya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah keseluruhan PRTA yang mendapatkan pelatihan menjahit di sekitar wilayah kecamatan regol sebanyak 20 orang. 2. Sample Sample adalah contoh, master, representant, atau wakil dari satu populasi yang cukup besar jumlahnnya ( Kartini Kartono, 1986 : 115 ). Selanjutnya mengenai cara pengambilan sample penelitian penulis mengambil sample sacara keseluruhan dan tidak melakukan random sampling, Kartini Kartono ( 1986 : 120 ) yang mengemukakan bahwa pada prinsipnnya tidak ada peraturan-peraturan secara mutlak yang menentukan berapa persen sample tersebut harus diambil dari populasi. Dari beberapa pendapat tersbeut juga karena keterbatasan kemampuan biaya dan waktu yang dimiliki penulis, maka penulis hanya mengambil sample sebanyak 20 orang PRTA di sekitar wilayah kecamatan regol.
15 L. Sistematika penulisan Penulisan hasil penelitian dikelompokan menjadi bab-bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I, Pendahuluan meliputi uraian latar belakang, definisi operasional, perumusan dan perbatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, anggapan dasar, pertanyaan penelitian, metode teknik pengumpulan data, metode teknik penelitian, populasi, sample, sistematika penulisan. Bab II, Kerangka teori yang berisikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Bab III, Prosedur penelitian membahas tentang proses penelitian yang dilakukan. Bab IV, Pengelolaan data mengemukakan hasil penelitian yang meliputi pengolahan dan analisis data. Bab V, Kesimpulan dan saran.