ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DESA RANDOBAWA ILIR, KECAMATAN MANDIRANCAN, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
JODY JANITRA ISKANDAR

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber :

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi

Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kota Palembang Sumatera Selatan

No Spesies F FR % K KR % INP %

Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

Lampiran 1. Peta Kabupaten Pati

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

ABSTRACT. Key words: pasture production, carrying capacity.

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

PRODUKTIVITAS TENAGA PENGARIT DAN KOMPOSISI HIJAUAN PAKAN DOMESTIK DI PETERNAKAN SAPI PERAH PONDOK RANGGON, KECAMATAN CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

PRODUKTIVITAS PASTURA CAMPURAN DENGAN PERLAKUAN TINGKAT NAUNGAN DAN INTERVAL PEMOTONGAN TESIS YUNIAR

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

POTENSI DAN TINGKAT KERAGAMAN HIJAUAN PAKAN DOMESTIK BERDASARKAN KETINGGIAN KAWASAN DALAM MENDUKUNG USAHA PETERNAKAN SAPI DI KABUPATEN MALANG

IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

ISSN: x Buletin Makanan Ternak, 2017, 104 (1): 1-8

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengembangan Populasi Ternak Ruminansia Berdasarkan Ketersediaan Lahan Hijauan dan Tenaga Kerja di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan

Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 No. Nama Latin Nama Lokal. K (individu/plot)

LAMPIRAN. a. Dibawah Tegakan Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren No Plot (1) Nama Lokal (3)

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

III. METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

SKRIPSI MONICA PERMANA

PENELITIAN I: PENGAMATAN KARAKTERISTIK EKOLOGIS PADANG RUMPUT ALAM KEBAR

TINJAUAN PUSTAKA. disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

POLA PENYEDIAAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI DESA SIDOHARJO DAN SUMBERHARJO, KECAMATAN PACITAN, KABUPATEN PACITAN, PROPINSI JAWA TIMUR

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN SPESIES FAMILI POACEAE DI KAWASAN SUMUR LUMPUR BARAMBAI KABUPATEN BARITO KUALA. M. Arsyad

SKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

IV. METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman

DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN DALAM KONSERVASI SAPI PUTIH TARO I W. Suarna dan I M. Sara Wijana. SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN Bogor, 9 Desember 2016

KOMPOSISI FISIK POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN RASIO PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA SELAMA DUA BULAN PENGGEMUKAN

Evaluasi Plasma Nutfah Rusa Totol (Axis axis) di Halaman Istana Bogor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA

Inventarisasi dan Pemetaan Lokasi Budidaya dan Lumbung Pakan Ternak Sapi Potong (Inventory and Mapping of Cattle and Feed Resources)

SKRIPSI POTENSI HIJAUAN PAKAN UNTUK PENGGEMBALAAN SAPI POTONG PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN DAKO PEMEAN. Oleh : H E N R I K NPM :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

ANALISIS POLA PENYEDIAANHIJAUAN PAKAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING DI AREA CURUG NANGKA DESA SUKAJADI KABUPATEN BOGOR DWI REZTIANI

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DESA RANDOBAWA ILIR, KECAMATAN MANDIRANCAN, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT ALVIYANI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul analisis potensi dan pemanfaatan hijauan pakan pada peternakan domba rakyat Desa Randobawa Ilir Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2013 Alviyani NIM D24090043

ABSTRAK ALVIYANI. Analisis Potensi dan Pemanfaatan Hijauan Pakan pada Peternakan Domba Rakyat Desa Randobawa Ilir Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Dibimbing oleh M AGUS SETIANA dan IWAN PRIHANTORO. Randobawa Ilir merupakan salah satu desa di Kabupaten Kuningan dimana terdapat peternakan domba rakyat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis potensi dan pemanfaatan jenis hijauan pakan ternak terutama rumput domestik potensial pada peternakan domba rakyat di Desa Randobawa Ilir sebagai sumber pakan ternak. Penelitian ini menggunakan analisis metode deskriptif, analisis komposisi botani hijauan pakan, analisis daya tampung lokasi, dan analisis vegetasi. Hasil dari komposisi botani pakan, peringkat pertama adalah Eragrostis sp. dengan Persentase 14.01%, peringkat kedua adalah rumput Digitaria sp. sebesar 9.96%, dan peringkat ketiga adalah jenis rumbah Mikania micrantha H.B.K. sebesar 9.90%. Kapasitas tampung di desa Randobawa ilir sebesar 129.39 ST. Keanekaragaman jenis di Sawah lebih tinggi dibandingkan di Kebun. Jenis hijauan pakan yang paling dominan di Sawah adalah jenis rumput Cynodon dactylon L. Pers. dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi yaitu 31.53% dan jenis hijauan pakan yang paling dominan di Kebun adalah jenis rumput Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi yaitu 68.64%. Kata kunci: analisis vegetasi, daya tampung lokasi, domba, hijauan, komposisi botani ABSTRACT ALVIYANI. Potential and Utilitazion Analysis of Forage on Sheep Breeding Farm in Randobawa Ilir Village, Mandirancan Subdistrict, Kuningan Regency, West Java. Supervised by M AGUS SETIANA and IWAN PRIHANTORO. Randobawa ilir is one of the villages in Kuningan Regency where found sheep breeding farm. The aim of this experiment was analyzing potential and utilitazion of forage on sheep breeding farm in Randobawa Ilir village as a feed of ruminant forage. This experiment used descriptive analysis, composition botany analysis, analysis of carrying capacity, and diversity analysis. The results of composition of botany showed that the first rank of forage was Eragrostis sp. as many as 14.01%, the second was Digitaria sp. as many as 9.96%, and the third was Mikania micrantha H.B.K. as many as 9.90%. The result of analysis of carrying capacity showed that Randobawa Ilir village still allowed for addition of livestock as many as 129.39 AU. The result of diversity analysis showed that diversity on paddy field higher than farm. The highest importance value on paddy field was Cynodon dactylon L. Pers. as many as 31.53% and the highest importance value on farm was Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv as many as 68.64%. Keywords: carrying capacity, composition botany, diversity analysis, forage, sheep.

ANALISIS POTENSI DAN PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN PADA PETERNAKAN DOMBA RAKYAT DESA RANDOBAWA ILIR, KECAMATAN MANDIRANCAN, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT ALVIYANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Judul Skripsi : Analisis Potensi dan Pemanfaatan Hijauan Pakan pada Peternakan Domba Rakyat Desa Randobawa Ilir Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Nama : Alviyani NIM : D24090043 Disetujui oleh Ir M Agus Setiana, MS Pembimbing I Dr Iwan Prihantoro, SPt MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen Tanggal Lulus: ( )

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 - April 2013 dengan judul Analisis Potensi dan Pemanfaatan Hijauan Pakan pada Peternakan Domba Rakyat Desa Randobawa Ilir, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Hijauan pakan potensial dipilih sebagai bahan utama dalam penelitian karena hijauan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dalam mendukung produktivitas dan kelangsungan hidup ternak. Setiap wilayah mempunyai identitas lokal berbeda-beda yang dapat dijadikan sebagai pakan potensial sehingga dapat dibudidayakan dan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh peternak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2013 Alviyani

DAFTAR ISI JUDUL i PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI iii ABSTRAK iv LEMBAR PENGESAHAN vii PRAKATA ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xii PENDAHULUAN 1 METODE PENELITIAN Bahan 1 Alat 2 Lokasi dan Waktu 2 Prosedur Percobaan 2 Pelaksanaan Penelitian 2 Pembuatan Herbarium 2 Identifikasi Hijauan Pakan Ternak 2 Analisa Data 2 Analisis Deskriptif 2 Analisis Komposisi Botani Hijauan Pakan 2 Analisis Kapasitas Daya Tampung 3 Analisis Vegetasi 3 Indeks Nilai Penting (INP) 4 Indeks Dominansi (ID) 4 Indeks Keanekaragaman Jenis (H') 4 Indeks Kesamaan Komunitas (IS) 4 Indeks Kekayaan Jenis (R 1 ) 4 Indeks Kemerataan Jenis (E) 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kabupaten Kuningan 5 Kondisi Umum Peternakan di Desa Randobawa Ilir 5 Karakteristik Peternak 6 Komposisi Botani Hijauan di Kandang yang dikonsumsi Ternak 9 Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir 11 Keragaman Jenis Hijauan Pakan 13 Analisis Keanekaragaman Hijauan Pakan 15 Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia 16 SIMPULAN DAN SARAN 16 DAFTAR PUSTAKA 17 LAMPIRAN 19 RIWAYAT HIDUP 26 UCAPAN TERIMA KASIH 26

DAFTAR TABEL 1 Tetapan Koefisien Komposisi Botani Mannetje dan Haydock (1963) 3 2 Populasi Ternak di Desa Randobawa Ilir 5 3 Jenis Penggunaan Lahan di Desa Randobawa Ilir 6 4 Gambaran Umum Peternak di Desa Randobawa Ilir 7 5 Jenis dan Komposisi Botani Hijauan Pakan di Kandang 9 6 Komposisi Botani di Sawah 11 7 Komposisi Botani di Kebun 12 8 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Sawah 14 9 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Kebun 14 10 Analisis Keanekaragaman Jenis Hijauan Pakan 15 11 Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia 16 DAFTAR GAMBAR 1 Desain Petak Pengamatan 3 2 Karakteristik Peternak di Desa Randobawa Ilir 6 3 Pola Pengaritan dan Pemberian Hijauan 8 4 Jenis Hijauan Pakan yang dikonsumsi Ternak 10 5 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Sawah 12 6 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Kebun 13 7 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Sawah dan di Kebun 14 DAFTAR LAMPIRAN 1 Peta Wilayah Desa Randobawa Ilir 19 2 Komposisi Botani di Sawah 19 3 Komposisi Botani di Kebun 20 4 Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Sawah 20 5 Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Kebun 21 6 Populasi Riil Ternak di Desa Randobawa Ilir 22 7 Hasil Perhitungan KPPTR Soewardi (1985) 22 8 Gambar Jenis Hijauan Pakan 23 9 Gambar Pemeliharaan Ternak Domba 25

PENDAHULUAN Subsektor peternakan mempunyai peran besar terhadap perekonomian pedesaan yang dimulai dari kejelasan identitas dan potensi lokal yang akan dikembangkan dalam perencanaan pembangunan sistem agribisnis peternakan. Desa Randobawa Ilir merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten Kuningan dengan jumlah penduduk 3956 jiwa dan luas wilayah 237.76 ha (Profil Desa Randobawa Ilir 2012). Jenis ternak di Desa Randobawa Ilir meliputi domba, sapi potong, dan kerbau. Populasi ternak tertinggi di Desa Randobawa Ilir adalah jenis ternak domba sebesar 293 ekor (UPTD Pelayanan Teknis Pertanian, Peternakan dan Perikanan 2012). Tipologi kehidupan Desa ini merupakan wilayah yang sebagian besar penduduknya mempunyai usaha sampingan sebagai peternak domba. Domba merupakan ternak ruminansia dengan pakan utamanya berupa hijauan seperti rumput dan legum dan domba mampu mengkonversi pakan berkualitas rendah asal hijauan menjadi produk bergizi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Komponen utama dalam pengembangan usaha ternak ruminansia perlu memperhatikan tiga hal yaitu ketersediaan lahan, ternak dan pakan (Soedrajat 2000). Hijauan pakan berupa rumput dan leguminosa dapat digunakan sebagai pakan utama ternak (Hartadi et al. 1993) dan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan ternak karena dengan pemberian pakan yang berkualitas dan cukup maka bobot badan ternak akan meningkat, begitu pula dengan kualitas karkasnya (Newman dan Snapp 1969). Ketersediaan pakan merupakan hal yang menjadi prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan ternak. Biaya produksi dalam pemenuhan ketersediaan pakan merupakan biaya tertinggi yaitu 60-70% dari seluruh biaya produksi. Mengingat tingginya biaya tersebut sehingga perlu adanya perhatian mendalam tentang penyediaan pakan yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Potensi wilayah dalam menyediakan hijauan pakan ternak dan kebutuhan untuk mencukupi pakan ternak perlu diketahui agar dapat diusahakan pemanfaatan sumber daya hijauan secara optimal dengan memperhatikan kesinambungan penyediaan sepanjang tahun (Rukmana 2005). Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menunjukkan kapasitas wilayah dalam penyediaan hijauan pakan ternak adalah kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) (Soewardi 1985). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan pemanfaatan jenis hijauan pakan ternak terutama rumput domestik potensial pada peternakan domba rakyat di Desa Randobawa Ilir sebagai sumber pakan ternak. METODE PENELITIAN Bahan Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengetahui keterampilan peternak sebagai responden dan lingkungan pemeliharaan domba. Ternak yang

2 diamati adalah domba yang meliputi domba anak, induk, muda, dan pejantan yang ada di Desa Randobawa Ilir. Bahan herbarium hijauan pakan yang terdapat di kandang dan di lapang. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuadran berukuran 0.5m x 0.5m, pisau, GPS, kertas, timbangan, kamera, label, tali, kantong sampel. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di peternakan domba rakyat yang berada di Desa Randobawa ilir, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan dan Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, IPB pada bulan Februari - April tahun 2013 pada kondisi sawah kering. Prosedur Percobaan Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dengan teknik observasi terhadap manajemen pemeliharaan domba dan komposisi botani hijauan pakan serta kajian analisis vegetasi. Pembuatan Herbarium Herbarium dari hijauan pakan domestik dilakukan dengan pendekatan metode Stone (1983). Identifikasi Hijauan Pakan Ternak Jenis hijauan pakan diamati dengan sumber pustaka terkait untuk diperoleh nama lokal dan latinnya. Analisis Data Data diperoleh dengan metode sensus menggunakan teknik wawancara di lapangan diolah dan ditabulasi. Data dianalisis secara metode deskriptif. Data hijauan pakan yang ada di kandang dan di lapang dianalisis berdasarkan komposisi botani hijauan pakan. Analisis daya tampung lokasi untuk menentukan KPPTR dan analisis keanekaragaman hijauan pakan dianalisis berdasarkan analisis vegetasi. Analisis Deskriptif Data yang diperoleh dari hasil wawancara diolah secara deskriptif meliputi keadaan umum di lokasi penelitian, karakteristik peternak meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, pengalaman beternak, gambaran kondisi dan keragaman hijauan pakan yang diberikan pada ternak. Analisis Komposisi Botani Hijauan Pakan Komposisi botani pakan dilakukan dengan metode Dry Weight Rank dari kuadran 0.5 x 0.5 m 2 yang dilempar secara acak sebanyak 25 kali lemparan menurut Mannetje dan Haydock (1963). Data komposisi hijauan ditabulasikan

untuk mengukur perbandingan spesies yang mendominasi di desa tersebut, selanjutnya dihitung berdasarkan tetapan koefisien yang disajikan pada Tabel 1. Ranking Tabel 1 Tetapan koefisien komposisi botani hijauan pakan Tetapan Koefisien 1 8.04 2 2.41 3 1 Analisis Kapasitas Daya Tampung Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) merujuk pada metode Soewardi (1985) dengan rumus: 1). PMSL= a LG + b PR + c R 2). PMKK= 3 ST/KK 3). KPPTR (SL) = PMSL POPRIL 4). KPPTR (KK) = PMKK POPRIL 5). KPPTR Efektif= KPPTR (SL), jika dan hanya jika KPPTR (SL) < KPPTR (KK) 6). KPPTR Efektif= KPPTR (KK), jika dan hanya jika KPPTR (SL) > KPPTR (KK) Keterangan: PMSL= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya lahan (ST), LG= luas lahan garapan (ha), PR= luas padang rumput tetap (ha), R= Luas rawa (ha), PMKK= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya keluarga, POPRIL= populasi riil ternak ruminansia (ST). a= koefisien LG (0.8 ST ha -1 ), b= koefisien PR (0.5 ST ha -1 ), c= koefisien R (1.2 ST ha -1 ). 3 Analisis Vegetasi Teknik pengambilan data dilakukan berdasarkan metode Kusmana (1997) yaitu metode analisis vegetasi tumbuhan bawah dengan dibuatnya petak pengamatan berukuran 20 m x 20 m, dibuat 5 plot berukuran 2 x 2 m 2 di dalam petak pengamatan. Desain petak pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambaran komposisi jenis tumbuhan sebagai hijauan pakan ternak dilakukan perhitungan terhadap parameter yang meliputi indeks nilai penting, indeks dominansi, indeks keanekaragaman jenis, indeks kesamaan komunitas, indeks kekayaan jenis, indeks kemerataan jenis. a b e c d Gambar 1 Desain petak pengamatan (20 x 20 m 2 ); a, b, c, d, e adalah plot pengamatan 2 x 2 m 2.

4 Indeks Nilai Penting (INP) Indeks INP dihitung pada tingkat tumbuhan bawah dengan rumus INP= KR + FR. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1998) rumus yang digunakan dalam analisis vegetasi adalah sebagai berikut: a. Kerapatan (K) K= b. Kerapatan Relatif (KR) KR= c. Frekuensi suatu jenis (F) F= d. Frekuensi Relatif (FR) FR= Indeks Dominansi (ID) ID = Indeks Dominansi ni = INP jenis i N = total INP ID= ( ) ² Indeks Keanekaragaman Jenis (H ) H = - H = Indeks Keanekaragaman Jenis ni = INP jenis i N = Total INP Indeks Kesamaan Komunitas (IS) IS = IS = Indeks kesamaan komunitas w = Jumlah jenis yang sama antara komunitas a dan b a = Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas a b = Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas b Indeks Kekayaan Jenis (R 1 ) R 1 S N = Indeks Kekayaan = Jumlah jenis yang ditemukan = Jumlah total Individu Indeks Kemerataan Jenis (E) E = Indeks kemerataan jenis H = Indeks keanekaragaman jenis S = Jumlah jenis R 1 = E=

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kabupaten Kuningan Kabupaten Kuningan terletak di Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, dengan koordinat 108 23-108 47 BT dan 6 47-7 12 LS dengan luas mencapai 1178.57 km 2 (117857.55 ha). Bagian timur wilayah Kabupaten ini adalah dataran rendah, sedangkan di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ciremai (3076 m dpl). Kabupaten Kuningan terdiri dari 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa. Batas-batas wilayah Kabupaten Kuningan adalah sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah, sedangkan sebelah Selatan, Barat dan Utara masing-masing berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat (Profil Desa Randobawa Ilir 2012). Kondisi Umum Peternakan di Desa Randobawa Ilir Desa Randobawa Ilir termasuk desa dataran rendah berada di bawah pegunungan Gunung Ciremai (sebelah utara). Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pancalang, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Salakadomas dan Randobawa Girang, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pakembangan dan Kecamatan Pancalang, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kertawinangun (Profil Desa Randobawa Ilir 2012). Ternak domba merupakan ternak ruminansia yang paling banyak dipelihara di Desa Randobawa Ilir karena domba mampu beradaptasi di tempat yang kering dan panas serta mampu beradaptasi pada kondisi daerah yang memiliki sumber pakan hijauan yang kurang baik sehingga memudahkan dalam pemeliharannya. Domba ekor tipis dan domba garut merupakan jenis ternak domba yang banyak dipelihara oleh peternak di Desa Randobawa Ilir. Populasi ternak di Desa Randobawa Ilir disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Populasi ternak di Desa Randobawa Ilir Ternak (ekor) Jenis ternak Jumlah (ekor) Jumlah (ST) Dewasa Muda Anak Sapi potong 12 7 2 3 8.95 Domba 249 111 50 88 22.56 Kerbau 5 3 1 1 4.39 Sumber: Data Primer (2013) Berdasarkan Tabel 2 Populasi ternak yang paling banyak di Desa Randobawa ilir adalah ternak domba sebanyak 249 ekor (22.56 ST) dan populasi ternak terendah yaitu kerbau sebanyak 5 ekor. Luas lahan Desa Randobawa Ilir memiliki 237.76 ha. Penggunaan lahan di Desa Randobawa Ilir meliputi pemukiman, sawah, ladang, perkantoran/fasilitas umum, dan lainnya. Sawah merupakan luas lahan yang terbesar yaitu 152 ha dibandingkan luas lahan pemukiman yaitu 26.35 ha. Peternakan rakyat di Desa Randobawa Ilir tersebar

6 merata di seluruh dusun dengan menggunakan sistem pemeliharaan secara intensif. Jenis penggunaan lahan di Desa Randobawa Ilir disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis penggunaan lahan di Desa Randobawa Ilir Jenis Penggunaan Luas (ha) Tanah sawah 152 Ladang 54.62 Pemukiman 26.35 Perkantoran/fasilitas umum 5.30 Lainnya 3.47 Sumber: Profil Desa Randobawa Ilir (2012) Karakteristik Peternak Karakteristik peternak domba rakyat di Desa Randobawa Ilir berdasarkan umur peternak, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman beternak, dan kepemilikan ternak. Karakteristik Peternak disajikan pada Gambar 2. 100.00 19% 35% 10% 36% 25-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun Jumlah (%) 80.00 60.00 40.00 20.00 Jumlah responden Jumlah Ternak (%) (a) > 55 tahun 0.00 SD SMP SMA Tingkat Pendidikan Peternak (b) 7% 3% 6% petani pedagang peternak 84% Lainnya 71% 3% < Rp 500000 26% Rp 500000 - Rp 1000000 > Rp 1000000 (c) Gambar 2 Karakteristik Peternak di Desa Randobawa Ilir. (a) Persentase peternak berdasarkan usia; (b) Persentase jumlah ternak berdasarkan tingkat pendidikan peternak; (c) Persentase jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan utama; (d) Persentase jumlah peternak berdasarkan pendapatan pokok. (d)

Sebagian besar peternak berumur antara 27-61 tahun. Berdasarkan Gambar 2a, peternak di Desa Randobawa Ilir berumur 36-45 tahun memiliki Persentase paling tinggi yaitu sebesar 36%. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Suminar (2011) bahwa persentase tertinggi umur peternak di Desa Cigobang Kabupaten Cirebon sebesar 50% yaitu pada usia 46-50 tahun, sedangkan hasil dari penelitian Permana (2012), persentase tertinggi umur peternak di Air Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu 36.76% dengan umur peternak 36-45 tahun. Hal ini dapat dikatakan bahwa umur peternak di Desa Randobawa ilir berpotensi dalam pengembangan subsektor peternakan ruminansia kecil karena sebagian besar peternak berada dalam usia produktif yaitu 15-54 tahun (Ningsih 2010). Peternak yang paling banyak yaitu lulusan SD (Gambar 2b), sebanyak 77.42% mempunyai ternak domba paling banyak yaitu 82.05% (18.51 ST). Peternak lulusan SMP sebesar 16.13% memiliki ternak domba sebanyak 13.52% (3.05 ST), sedangkan peternak lulusan SMA dengan persentase terendah yaitu 6.45% memiliki ternak paling sedikit yaitu 4.43% (1 ST), sedangkan hasil penelitian Siregar (2012), persentase tingkat pendidikan tertinggi di Desa Pidoli Lombang Kabupaten Mandailing Natal yaitu SMP sebesar 58%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak di Desa Randobawa Ilir masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pendampingan dari penyuluh peternakan yang memberi pengarahan cara beternak yang baik kepada peternak setempat mempengaruhi tingkat keterampilan khusus dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan teknologi peternakan khususnya teknologi pakan dan usaha pembudidayaan ternak. Persentase tertinggi dari pekerjaan utama peternak di Desa Randobawa Ilir adalah petani sebesar 84% (Gambar 2c). Siregar (2012), menyatakan bahwa sebagian besar pekerjaan utama peternak di Desa Aek Banir Kabupaten Mandailing Natal merupakan sebagai petani sebesar 90% dan 33.93% merupakan persentase tertinggi pekerjaan utama peternak sebagai petani di Desa Cigobang Kabupaten Cirebon (Suminar 2011). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan utama peternak yaitu sebagai petani. Pendapatan dari pekerjaan utama peternak (Gambar 2d), 71% para peternak memiliki pendapatan sebesar Rp500000-1000000/bulan, sedangkan pendapatan diatas Rp 1000000 hanya 3%, dan sebanyak 26% adalah peternak yang memiliki pendapatan kurang dari Rp 500000/bulan. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Permana (2012), sebesar 75% pendapatan dari pekerjaan utama peternak yaitu Rp 500000-Rp 1000000. Pendapatan tersebut dinilai kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga untuk menambah pendapatan keluarga mereka menjalankan usaha sampingan yaitu dengan beternak. Berdasarkan status kepemilikan ternak di Desa Randobawa Ilir yaitu terdapat peternak pemilik dan peternak gaduhan yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Gambaran umum peternak di Desa Randobawa Ilir Parameter Pemilik/Sendiri Gaduhan Jumlah Ternak (ST) / orang 0.68 ± 0.36 0.81 ± 0.69 Pendidikan (Tahun)* 7.35 ± 2.06 a 6.00 ± 0.00 b Pengalaman (Tahun) 4.89 ± 5.79 8.45 ± 7.80 Umur (Tahun) 45.1 ± 10.28 50.0 ± 7.17 Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf (P<0.05). *) SD= 6 tahun, SMP= 9 tahun, SMA= 12 tahun 7

8 Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak dengan status kepemilikan sendiri nyata lebih tinggi dibandingkan dengan peternak dengan status kepemilikan gaduhan (P<0.05), akan tetapi pada peternak gaduhan memiliki jumlah ternak yang relatif lebih besar dibandingkan dengan jumlah ternak dengan status kepemilikan ternak sendiri. Hal ini diduga karena pengalaman beternak peternak gaduhan relatif lebih lama dibandingkan pengalaman beternak dari status kepemilikan ternak pemilik. Menurut Arbi (2010), pengalaman usaha atau lama usaha berpengaruh terhadap pengetahuan dan keahlian dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada usaha tersebut dan pengalaman beternak merupakan indikator keberhasilan dalam beternak sehingga dapat meningkatkan produksi pada masa yang akan datang (Hoda 2002). Adapun gambaran pemberian pakan hijauan yang diberikan kepada ternak disajikan pada Gambar 3. Kapasitas mengarit (Kg) 160 140 120 100 80 60 40 20 y = -26.544x 3 + 76.687x 2-7.4837x + 31.611 R² = 0.5868 y = -150.35x 3 + 589.05x 2-688.73x + 311.47 R² = 0.6098 400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 Pemberian Hjjauan (Kg) 0 0.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Jumlah ternak (ST) Kapasitas mengarit (kg) Pemberian hijauan (kg) Gambar 3 Pola Pengaritan dan Pemberian Hijauan Pakan Ternak di Desa Randobawa Ilir Berdasarkan Gambar 3, hubungan jumlah ternak terhadap kapasitas mengarit memiliki pola kubik dengan y = -26.544x 3 + 76.687x 2-7.4837x + 31.611 dan R² = 0.5868. Kapasitas mengarit dari peternak cenderung meningkat sampai 2.0 ST kemudian kapasitas mengarit dari peternak menurun seiring dengan bertambahnya jumlah tanggungan ternak yang dipelihara dengan R² = 0.5868. Pola pemberian hijauan pakan ternak (Gambar 3) cenderung menurun seiring dengan meningkatnya tanggungan ternak yang dipelihara dengan R² = 0.6098. Penurunan pemberian hijauan pakan ini terjadi pada jumlah ternak sebanyak 0.9 ST yang dianggap sebagai titik minimum pemberian hijauan pakan ternak. Meskipun demikian, terjadi juga pola peningkatan pemberian hijauan pakan ternak tersebut dengan jumlah ternak sebanyak 1.8 ST sebagai titik maksimum pemberian hijauan pakan. Hasil ini menunjukkan bahwa kebutuhan ternak belum tercukupi sesuai dengan kebutuhannya karena kapasitas mengarit yang dilakukan

oleh peternak di Desa Randobawa Ilir menjadi faktor pembatas dalam pemenuhan kebutuhan ternak. Komposisi Botani Hijauan di Kandang yang Dikonsumsi Ternak Jenis hijauan pakan yang terdapat di Desa Randobawa Ilir terbagi menjadi tiga yaitu rumput, kacangan, dan rumbah. Ada 13 jenis rumput, 2 jenis kacangan, dan 10 jenis rumbah yang ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan komposisi botani hijauan pakan di Kandang Ranking Nama Latin Nama Lokal Kelompok Hijauan Pakan % Tiap Jenis 1 Eragrostis sp. - Rumput 14.01 2 Digitaria sp. - Rumput 9.96 3 Mikania micrantha H.B.K. Sembung rambat Rumbah 9.90 4 Cynodon dactylon L. Pers. Rumput grinting Rumput 9.73 5 Ipoemoa batatas (L). Lam Ubi jalar Rumbah 8.80 6 Oplismenus burmannii (Retz.) Rumput gunung Rumput 5.62 P. Beauv 7 Ludwigia octovalvis (Jacq.) Cacabean Rumbah 5.62 Reven 8 Panicum repens L. Jajahean Rumput 5.33 9 Digitaria sanguinalis Auct. Genjoran Rumput 4.63 10 Paspalum sp. L. - Rumput 4.63 11 Elephantopus scaber Linn Tapak liman Rumbah 3.99 12 Brachiaria subquadripara Rumput cori Rumput 3.01 (Trin.) Hitch. 13 Ischaemum timorense Kunth. Rumput Rumput 2.32 tatambagaan 14 Wedelia trilobata Seruni Rumbah 2.32 15 Cyperaceae - Rumbah 2.08 16 Ageratum conyzoides L. Bandotan Rumbah 1.97 17 Centrocema pubescens Benth. Kacang sentro Kacangan 1.27 18 Arachis hypogaea L. Kacang tanah Kacangan 0.98 19 Eleusine indica (L.) Gaertn Jukut jampang Rumput 0.86 20 Echinochola colona (L.) Link Rumput bebek Rumput 0.69 21 Laersia hexandra Swartz Rumput kumpai Rumput 0.69 22 Oplismenus compositus (L.) P. Jampang Rumput 0.69 Beauv kerincing 23 Eleutheranthera ruderalis Babadotan Rumbah 0.29 (Sw.) Sch Bip 24 Cyanotis cristata. (L.) D. Don Gewor lalaki Rumbah 0.29 25 Borreria hispida K. Schum Gempur batu Rumbah 0.29 Sumber: Data Primer (2013) 9

10 Berdasarkan tingkat peringkat jenis hijauan pakan ternak yang diberikan pada ternak domba, peringkat pertama adalah jenis rumput Eragrostis sp. dengan Persentase 14.01%, peringkat kedua adalah rumput Digitaria sp. sebesar 9.96%, dan peringkat ketiga adalah jenis rumbah Mikania micrantha H.B.K. sebesar 9.90%. Menurut peternak, Eragrostis sp. merupakan jenis rumput yang disukai oleh ternak sehingga rumput ini banyak diberikan pada ternak. Menurut Newman (1973), protein yang terkandung dalam Eragrostis sp. pada musim panas sebesar 4-10.4% sedangkan pada musim penghujan yaitu 4.1-9.9%. (a) Eragrostis sp. (b) Digitaria sp. (c) Mikania micrantha H.B.K. Gambar 4 Jenis hijauan pakan yang dikonsumsi oleh ternak Jenis hijauan lain yang diberikan pada ternak domba disajikan pada Tabel 5 diantaranya adalah Cynodon dactylon L. Pers., Ipoemoa batatas (L.) Lam, Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv, Ludwigia octovalvis (Jacq.) Reven, Panicum repens L., Digitaria sanguinalis Auct., Paspalum sp. L., Elephantopus scaber Linn, Brachiaria subquadripara (Trin.) Hitch., Ischaemum timorense Kunth., Wedelia trilobata, Cyperaceae, Ageratum conyzoides L., Centrocema pubescens Benth., Arachis hypogaea L., Eleusine indica (L.) Gaertn, Echinochola colona (L.) Link, Laersia hexandra Swartz, Oplismenus compositus (L.) P. Beauv, Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Bip, Cyanotis cristata. (L.) D. Don., Borreria hispida K. Schum. Menurut Utami (2009), Ageratum conyzoides L. mengandung protein 6-8% yang dibutuhkan oleh ternak. Konsumsi komposisi hijauan pakan pada ternak domba paling banyak adalah hijauan pakan berupa rumput yaitu sebesar 62.20%, Kacangan sebesar 2.25%, dan rumbah sebesar 35.55%. Menurut Siregar (2008), pemberian pakan yang baik diberikan dengan perbandingan hijauan dengan konsentrat (pakan penguat) 60% : 40% (dalam bahan kering ransum), apabila hijauan yang diberikan berkualitas rendah perbandingan itu dapat menjadi 55% : 45% dan hijauan yang

diberikan berkualitas sedang sampai tinggi perbandingan itu dapat menjadi 64% : 36%. Pemberian pakan ternak domba di desa Randobawa ilir hanya diberikan hijauan saja tanpa adanya penambahan konsentrat. Kondisi ini dinilai kurang mendukung dalam pemeliharaan ternak terutama untuk penggemukan domba karena dibutuhkan pakan penguat sebagai pakan tambahan untuk meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah (Sugeng 1998). Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir Analisis komposisi botani hijauan pakan dilakukan di dua tempat yaitu di Sawah (Tabel 6) dan di Kebun (Tabel 7) yang didasarkan pada metode Dry Weight Rank menurut Mannetje dan Haydock (1963). Tabel 6 Komposisi botani hijauan di Sawah Ranking Nama Latin Kelompok % Nama Hijauan Tiap Lokal Pakan Jenis 1 Digitaria sp. - Rumput 28.87 2 Elephantopus scaber Linn Tapak Rumbah 16.27 liman 3 Imperata cylindrica (L.) P. Beauv Alangalang Rumput 12.00 4 Centrocema pubescens Benth. Kacang Kacangan 10.87 sentro 5 Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Babadotan Rumbah 7.87 Sch Bip 6 Eragrostis sp. - Rumput 6.37 7 Oplismenus burmannii (Retz.) P. Rumput Rumput 5.70 Beauv gunung 8 Ageratum conyzoides L. Bandotan Rumbah 3.00 9 Ludwigia octovalvis (Jacq.) Reven Cacabean Rumbah 3.00 10 Cyperaceae - Rumbah 1.87 11 Mimosa pudica L. Putri malu Rumbah 1.65 12 Mikania micrantha H.B.K. Sembung Rumbah 1.27 rambat 13 Cyanotis cristata. (L.) D. Don Gewor lalaki Rumbah 1.27 Sumber: Data Primer (2013) Hijauan di sekitar Sawah didominasi oleh Digitaria sp. sebesar 28.87%, peringkat kedua yaitu Elephantopus scaber Linn sebesar 16.27%, dan peringkat ketiga adalah Imperata cylindrica (L.) P. Beauv sebesar 12%. Digitaria sp. merupakan spesies yang daur hidupnya tidak lebih dari satu tahun. Cara penyebaran dan pelestariannnya melalui biji yang berkecambah pada musim penghujan. Selain itu, Digitaria sp. memiliki batang berupa stolon dan menjalar di permukaan tanah yang dapat membentuk akar dan tunas sehingga pertumbuhan dari jenis ini sangat cepat. Imperata cylindrica (L.) P. Beauv atau dikenal alangalang merupakan spesies yang mempunyai batang berupa rizoma yang tumbuh 11

12 menjalar di dalam tanah sehingga membentuk akar dan tunas. Spesies ini banyak tumbuh di areal persawahan yang merugikan tanaman padi. Selain itu, Imperata cylindrica (L.) P. Beauv memiliki senyawa alelopati yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya dalam satu areal (Sastroutomo 1990). Komposisi botani hijauan pakan di Kebun disajikan pada Tabel 7. (a) Digitaria sp. (b) Elephantopus scaber Linn Ranking (c) Imperata cylindrica (L.) P. Beauv Gambar 5 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Sawah Tabel 7 Komposisi botani di Kebun Nama Latin Nama Lokal Kelompok Hijauan Pakan % Tiap Jenis 1 Oplismenus burmannii (Retz.) P. Rumput Rumput 24.52 Beauv gunung 2 Mikania micrantha H.B.K. Sembung Rumbah 14.87 rambat 3 Centrocema pubescens Benth Kacang Kacangan 14.56 sentro 4 Paspalum sp. L. - Rumput 10.12 5 Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Babadotan Rumbah 7.97 Bip 6 Urena lobata L. Pulutan Rumbah 7.43 7 Merremia sp. Areuy Rumbah 6.13 kidang 8 Elephantopus scaber Linn Tapak Rumbah 5.29 liman 9 Crotalaria juncea L. Orok-orok Kacangan 3.07 10 Stachytarpheta jamaicensis (L.) Pecut kuda Rumbah 3.07 Vahl 11 Cyanotis cristata. (L.) D. Don Gewo lalaki Rumbah 1.30 12 Ficus montana Burm. F Amis mata Rumbah 0.92 13 Eragrostis multicaulis - Rumput 0.76 Sumber: Data Primer (2013)

Hijauan yang mendominasi di Kebun (Tabel 7) adalah Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv sebesar 24.52%, peringkat kedua adalah Mikania micrantha H.B.K. sebesar 14.87%, dan peringkat ketiga adalah Centrocema pubescens Benth sebesar 14.56%. Hal ini menandakan bahwa jenis hijauan pakan berbeda antara tempat yang satu dengan lainnya yang dapat dijadikan sebagai indikator ciri habitat dari jenis hijauan tersebut. Menurut Sancayaningsih dan Margawati (2009), Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai penyebaran merata yang dapat tumbuh di musim kemarau dan penghujan. Mikania micrantha H.B.K. merupakan tumbuhan memanjat dan merambat di semak-semak dan pohon kecil, kemudian membentuk semak tebal oleh campuran antara batang dan stolon. Penyebaran dan pelestariannya melalui biji dengan angin sebagai perantaranya sehingga mudah tersebar dan mendominasi di habitat barunya (Webber 2003). 13 (a) Mikania micrantha H.B.K (b) Centrocema pubescens Benth (c) Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv Gambar 6 Jenis Komposisi Hijauan Pakan di Kebun Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir Keragaman jenis hijauan Pakan di ukur pada dua tempat yaitu sawah dan kebun. Keragaman jenis hijauan di sawah terdiri dari 28 spesies sedangkan hasil analisis vegetasi di kebun terdiri dari 9 spesies. Dari total jenis yang ditemukan terdapat enam jenis hijauan pakan yang dominan di Sawah yang disajikan pada Tabel 8 dan enam jenis hijauan pakan yang dominan di Kebun yang disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan Tabel 8, Jenis hijauan pakan yang paling dominan di sawah adalah jenis rumput Cynodon dactylon L. Pers. dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi yaitu 31.53% dan jenis kodominannya adalah jenis rumput Eragrostis sp. dengan INP sebesar 17.17%. Hasil analisis vegetasi di kebun (Tabel 9) yang

14 paling dominan Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv adalah rumput dan kodominannya adalah Paspalum sp. L. dengan masing-masing mempunyai nilai INP sebesar 68.64% dan 29.22%. Tabel 8 Enam jenis hijauan pakan yang paling dominan di Sawah Nama Latin Nama Lokal Jumlah KR FR INP Individu -------------%--------- Cynodon dactylon L. Rumput grinting 1180 22.76 8.77 31.53 Pers. Eragrostis sp. - 617 11.90 5.26 17.17 Cyanotis cristata. (L.) D. Gewor lalaki 392 7.56 8.77 16.33 Don Panicum repens L. Jajahean 277 5.34 7.02 12.36 Cyperaceae - 227 4.38 7.02 11.40 Paspalum sp. L. - 381 7.35 3.51 10.86 Sumber: Data Primer (2013) Tabel 9 Enam jenis hijauan pakan yang paling dominan di Kebun Nama Latin Nama Lokal Jumlah KR FR INP Individu ------------%----------- Oplismenus burmannii Rumput gunung 369 46.42 22.22 68.64 (Retz.) P. Beauv Paspalum sp. L - 144 18.11 11.11 29.22 Mikania micrantha Sembung rambat 90 11.32 11.11 22.43 H.B.K. Eleutheranthera Babadotan 37 4.65 16.67 21.32 ruderalis (Sw.) Sch Bip Elephantopus scaber Tapak liman 48 6.04 11.11 17.15 Linn Centrocema pubescens Benth Kacang sentro 46 5.79 11.11 16.90 Sumber: Data Primer (2013) (a) Cynodon dactylon L. Pers. (b) Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv Gambar 7 Jenis Hijauan Pakan Dominan di Sawah (a) dan di Kebun (b) Cynodon dactylon L. Pers. memiliki banyak keunggulan diantaranya tekstur daun halus, memiliki perakaran yang dalam, toleran terhadap kekeringan, dapat

tumbuh di berbagai jenis tanah, laju pertumbuhan dan pemulihan cepat, dan responsif terhadap pemupukan (Beard 1973). Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai penyebaran merata yang dapat tumbuh di musim kemarau dan penghujan (Sancayaningsih dan Margawati 2009). Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008), nilai INP merupakan salah satu indikator karakterisitik pada tumbuhan. Nilai INP yang tinggi mengindikasikan bahwa tumbuhan tersebut mempunyai daya adaptasi, daya kompetisi dan kemauan reproduksi yang lebih baik dibandingkan dengan tumbuhan lain dalam satu areal. Analisis Keanekaragaman Hijauan Pakan di Desa Randobawa Ilir Keanekaragaman jenis terdiri dari dua komponen yaitu jumlah spesies yang menunjukkan pada kekayaan jenis (richness) dan kelimpahan jenis yang mengarah ke kemerataan jenis (evenness) (Mcnaughton dan Wolf 1990). Analisis keanekaragaman hijauan pakan disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Indeks keanekaragaman jenis (H ), indeks kekayaan jenis (R 1 ), indeks kemerataan jenis (E), dan indeks dominansi jenis (C), indeks kesamaan jenis (IS) Tempat H' R 1 E C IS (%) Sawah 3.03 3.16 0.91 0.06 37.84 Kebun 1.94 1.20 0.88 0.18 Sumber: Data Primer (2013) Nilai keanekaragaman jenis di sawah sebesar 3.03 yang tergolong tinggi Sedangkan pada kebun mempunyai nilai keanekaragaman yang rendah yaitu 1.94. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H ) diklasifikasikan tiga tingkatan yaitu rendah jika H < 2.0, sedang jika 2.0 H < 3.0, tinggi jika H 3.0 (Magurran 1988). Nilai indeks keanekeragaman tersebut menunjukkan bahwa kelimpahan jenis hijauan pakan di sawah lebih besar dibandingkan di kebun karena jenis tumbuhan yang ada di Sawah lebih banyak daripada di Kebun. Berdasarkan Magurran (1988) nilai R 1 < 3.5 menunjukkan kekayaan jenis yang tergolong rendah, R 1 = 3.5-5.0 menunjukkan kekayaan jenis sedang, dan R 1 >5.0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian tersebut maka kekayaan jenis hijauan pakan pada sawah dan kebun tergolong rendah dengan indeks kekayaan jenis (R 1 ) pada sawah (3.16) dan pada kebun (1.20). Perbedaan nilai tersebut dipengaruhi oleh jumlah jenis yang ditemukan yaitu di sawah sebanyak 28 jenis dan di kebun sebanyak 9 jenis. Tiga klasifikasi nilai indeks kemerataan jenis (E) berdasarkan Magurran (1988) yaitu E < 3.0 menunjukkan kemerataan jenis rendah. E= 0.3-0.6 menunjukkan kemerataan jenis tergolong sedang, dan E > 0.6 menunjukkan kemerataan jenis tergolong tinggi. Nilai E pada sawah sebesar 0.91 dan pada kebun 0.88. Kedua tempat ini mempunyai nilai yang tinggi karena E>6.0 sehingga dapat dikatakan kemerataan jenis di sawah dan kebun tergolong tinggi. Kemerataan jenis menunjukkan bagaimana kelimpahan jenis terdistribusi secara merata pada banyaknya individu yang ada. 15

16 Indeks dominansi hijauan di sawah yaitu 0.06 dan di kebun nilai C yaitu 0.18. Analisis ini menunjukkan bahwa indeks dominansi baik di sawah maupun di kebun tergolong rendah karena nilai dari keduanya tidak ada nilai yang sama dengan satu atau mendekati satu sehingga dapat mengindikasikan bahwa jenis hijauan di sawah dan di kebun menyebar pada banyak jenis. Hasil perhitungan indeks kesamaan jenis (IS) yang diperoleh pada kedua komunitas yaitu 37.84%. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas hijauan pada kedua tempat dianggap berbeda karena nilai IS<75% (Istomo dan Kusmana 1997). Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia Hasil perhitungan KPPTR di Desa Randobawa Ilir berdasarkan metode Soewardi et al. (1985) yang disajikan pada Tabel 11. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) merupakan suatu pendekatan untuk menunjukkan kapasitas wilayah dalam penyediaan hijauan makanan ternak (Soewardi et al. 1985). Berdasarkan sumberdaya lahan dan keluarga, hasil KPPTR efektif bernilai positif sebesar 129.39 ST. Hasil ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung ternak di Desa Randobawa Ilir masih mempunyai potensi menambah ternak sebanyak 129.39 ST atau dapat juga desa tersebut menjadi sentra produksi hijauan pakan ternak karena didukung oleh luasnya lahan yang tersedia sehingga dapat digunakan sebagai lahan tanam hijauan pakan ternak. Akan tetapi, berdasarkan Gambar 3 yang menunjukkan adanya penurunan kapasitas mengarit dan pemberian hijauan pakan ternak seiring dengan bertambahnya jumlah ternak sehingga harus ditingkatkan kemampuan kapasitas pengarit dalam penyediaan hijauan pakan ternak agar dapat mencukupi kebutuhan ternak hingga 129.39 ST. Tabel 11 Hasil kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia di Desa Randobawa Ilir KPPTR KPPTR PMSL PMKK POPRIL KPPTR (SL) Uraian (KK) Efektif (ST) (ST) (ST) (ST) (ST) (ST) Hasil 165.29 3285 35.90 129.39 32491.10 129.39 Keterangan: PMSL= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya lahan (ST), LG= luas lahan garapan (ha), PR= luas padang rumput tetap (ha),r= Luas rawa (ha), PMKK= potensi maksimum berdasarkan sumberdaya keluarga, POPRIL= populasi riil ternak ruminansia (ST). a= koefisien LG (0.8 ST ha -1 ), b= koefisien PR (ST ha -1 ), c= koefisien R (1.2 ST ha -1 ). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Desa Randobawa Ilir memiliki keanekaragaman jenis hijauan pakan yang beragam dan memiliki potensi yang tinggi sebagai sumber hijauan pakan. Pemanfaatan hijauan pakan domestik di Desa Randobawa Ilir terdiri dari 62.20% rumput, 35.55% rumbah, dan 2.25% legum.

17 Saran Hasil penelitian di atas, maka perlu pengujian lanjut hijauan pakan pada musim kemarau dan dilakukan pengujian terhadap kualitas nutrisi dari tiap jenis hijauan pakan ternak, dan analisis tanah di lokasi tersebut serta upaya pengembangan kemampuan pengarit dalam meningkatkan kapasitasnya. DAFTAR PUSTAKA Arbi P. 2010. Analisa Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong (studi kasus: Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang) [Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Backer CA. 1973. Atlas of 220 Weeds of Sugarcane Fields in Java. Amsterdam (NL): Ysel Press, Deventer. Beard JB. 1973. Turfgrass: Science and Culture. New York (US): Prentice-Hall, Inc. Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Lebdosoekojo S, Tilman AD. 1993. Tabel Komposisi Pakan Indonesia. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr. Hoda A. 2002. Potensi pengembangan sapi potong pola usaha tani terpadu di wilayah Maluku Utara [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Isely D. 1962. Weed Identification and Control in The North Central States. USA (US): Lowa State University Pr. Istomo, Kusmana C. 1997. Penuntun Praktikum Ekologi Hutan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kantor Desa Randobawa Ilir. 2012. Profil Desa Randobawa Ilir Tahun 2012. Kecamatan Mandirancan. Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kusmana C. 1997. Metode Survei Vegetasi. Bogor (ID): IPB Pr. Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurenment. Princeton NJ (US): Princeton University Press. Mannetje L, Haydock KP. 1963. The dry weight rank method for the botanical analysis of pasture. J. British Grassland Society. 18 (4):268-275. McNaughton SJ, Wolf LL. 1990. Ekologi Umum edisi ke-2. Pringgoseputro S, Srigandono, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Newman AL, Snapp RR. 1969. Beef Catlle. 6 th Edition. New York, London (US): John Willey and Son, Inc. Newman DMR. 1973. The influence of rainfall on the nutritive value of a semiarid mulga pasture in South-West Queensland. Tropical Grassland. 7(1):143-147. Ningsih AS. 2010. Pola Penyediaan Hijauan Makanan Ternak Domba dan Kambing di Desa Sidoharjo dan Sumberharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Permana M. 2012. Keragaman Jenis dan Pola Penyediaan Hijauan Pakan Ternak Sapi di Desa Air Sulau, Kecamatan Kedurang Ilir, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

18 Rukmana HR 2005. Budidaya Rumput Unggul. Yogyakarta (ID): Kanisius. Rukmana HR. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Yogyakarta (ID): Kanisisus. Sancayaningsih P, Margawati R. 2009. Dinamika Tumbuhan Lantai Hutan dan Status Mikorhiza di Bawah Tegakan Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.) dan Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth.) di Hutan Wanagama I. Seminar Nasional Biologi XX dan Kongres PBI XIV UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (ID): UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sastroutomo SS. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka. Siregar SB. 2008. Penggemukan Sapi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Siregar RA. 2012. Keragaman Jenis Hijauan Pakan Kambing Lokal di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sugeng YB. 1998. Beternak Sapi Potong. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Suminar DR. 2011. Jenis Hijauan Pakan pada Peternakan Kambing Rakyat di Desa Cigobang, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soerianegara I, Indrawan A. 1998. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soerianegara I, Indrawan A. 2008. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sodiq A, Abidin J. 2002. Penggemukan Domba. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Soedrajat S. 2000. Potensi dan prospek bahan pakan lokal dalam mengembangkan industri peternakan di Indonesia. Buletin Peternakan. Edisi Tambahan 11-15. Soerjani M, Kostermans AJGH, Tjitrosoepomo G. 1987. Weed of Rice in Indonesia. Jakarta (ID): Balai Pustaka. Soewardi B. 1985. Peta Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Stone BC. 1983. A guide to collecting Pandanaceae (Pandanus, Freycinetia, Sararanga). Ann. Missouri Bot. Gard. 70 : 137-14. UPTD Pelayanan Teknis Pertanian, Peternakan dan Perikanan Mandirancan. 2012. Data Populasi Ternak Besar Tahun 2012. UPTD Pelayanan Teknis Pertanian, Peternakan dan Perikanan Mandirancan, Kabupaten Kuningan. Utami S. 2009. Inventarisasi Jenis Pakan Ternak pada Areal Penggembalaan Liar [Skripsi]. Samarinda (ID): Universitas Mulawarman. Webber E. 2003. Invasive Plant Species of the World : A Refererence Guide to Environmental Weeds. Cambridge: CABI Publishing.

19 LAMPIRAN Lampiran 1 Peta wilayah Desa Randobawa Ilir, Kabupaten Kuningan Sumber: http://maps.google.co.id/maps Lampiran 2 Komposisi botani di Sawah Nama Latin Nilai rank % Tiap Jumlah 1 2 3 jenis Digitaria sp. 64.32 12.05 1 77.37 28.87 Elephantopus scaber Linn 40.2 2.41 1 43.61 16.27 Imperata cylindrica (L.) P. 32.16 0 0 32.16 12.00 Beauv Centrocema pubescens Benth. 16.08 12.05 1 29.13 10.87 Eleutheranthera ruderalis 8.04 12.05 1 21.09 7.87 (Sw.) Sch Bip Eragrostis sp. 16.08 0 1 17.08 6.37 Oplismenus burmannii (Retz.) 8.04 7.23 0 15.27 5.70 P. Beauv Ageratum conyzoides L. 8.04 0 0 8.04 3.00 Ludwigia octovalvis (Jacq.) 8.04 0 0 8.04 3.00 Reven Cyperaceae 0 0 5 5 1.87 Mimosa pudica L. 0 2.41 2 4.41 1.65 Mikania micrantha H.B.K. 0 2.41 1 3.41 1.27 Cyanotis cristata. (L.) D. Don 0 2.41 1 3.41 1.27 Total 268.02 100

20 Lampiran 3 Komposisi botani di Kebun Nama Latin Nilai rank % Tiap Jumlah 1 2 3 jenis Oplismenus burmannii (Retz.) P. 48.24 12.05 4 64.29 24.52 Beauv Mikania micrantha H.B.K. 32.16 4.82 2 38.98 14.87 Centrocema pubescens Benth 24.12 12.05 2 38.17 14.56 Paspalum sp. L. 24.12 2.41 0 26.53 10.12 Eleutheranthera ruderalis (Sw.) 16.08 4.82 0 20.9 7.97 Sch Bip Urena lobata L. 16.08 2.41 1 19.49 7.43 Merremia sp. 16.08 0 0 16.08 6.13 Elephantopus scaber Linn 8.04 4.82 1 13.86 5.29 Clotalaria juncea L. 8.04 0 0 8.04 3.07 Stachytarpheta jamaicensis (L.) 8.04 0 0 8.04 3.07 Vahl Cyanotis cristata. (L.) D. Don 0 2.41 1 3.41 1.30 Ficus montana Burm. F 0 2.41 0 2.41 0.92 Eragrostis multicaulis 0 0 2 2 0.76 Total 262.2 100 Nilai rank masing-masing dikalikan dengan tetapan koefisien tempat pertama dikalikan 8.04; tempat kedua dikalikan 2.41; dan tempat ketiga dikalikan 1. Lampiran 4 Keragaman jenis hijauan pakan di Sawah No Nama Latin Nama Lokal Jumlah Individu K (ind/ha) KR (%) FR (%) INP (%) 1 Cynodon dactylon Rumput 1180 590000 22.76 8.77 31.53 L. Pers. grinting 2 Eragrostis sp. - 617 308500 11.90 5.26 17.17 3 Cyanotis cristata. Gewor 392 196000 7.56 8.77 16.33 (L.) D. Don lalaki 4 Panicum repens Jajahean 277 138500 5.34 7.02 12.36 L. 5 Cyperaceae - 227 113500 4.38 7.02 11.40 6 Paspalum sp. - 381 190500 7.35 3.51 10.86 7 Eleusine indica Jukut 324 162000 6.25 3.51 9.76 (L) Gaertn jampang 8 Imperata Alangalang 185 92500 3.57 5.26 8.83 cylindrica (L.) P. Beauv 9 Ludwigia Cacabean 161 80500 3.11 5.26 8.37 octovalis (Jacq.) Reven 10 Paspalum conjugatum Berg. Jukut pahit 216 108000 4.17 3.51 7.68

11 Centrocema Kacang 212 106000 4.09 3.51 7.60 pubescens Benth sentro 12 Pogonatherum Pringpringan 225 112500 4.34 1.75 6.09 paniceum (Lamk.) Hack. 13 Borreria hispida Gempur 49 24500 0.95 3.51 4.45 K. Schum batu 14 Oplismenus Rumput 138 69000 2.66 1.75 4.42 burmannii (Retz.) P. Beauv gunung 15 Elephantopus Tapak 40 20000 0.77 3.51 4.28 scaber Linn liman 16 Digitaria Genjoran 125 62500 2.41 1.75 4.17 sanguinalis Auct 17 Brachiaria Rumput 125 62500 2.41 1.75 4.17 subquadipara (Trin.) Hitch cori 18 Oryza sativa L Padi 27 13500 0.52 3.51 4.03 19 Coix lacryma-jobi Hanjeli 25 12500 0.48 3.51 3.99 20 Blumea - 15 7500 0.29 3.51 3.80 balsamifera (L.) 21 Mikania Sembung 64 32000 1.23 1.75 2.99 micrantha H.B.K. rambat 22 Wedelia trilobata Seruni 62 31000 1.20 1.75 2.95 23 Eleutheranthera Babadotan 36 18000 0.69 1.75 2.45 ruderalis (Sw.) Sch Bip 24 Mentha cordifolia Daun mint 30 15000 0.58 1.75 2.33 25 Stachytarpheta Pecut kuda 20 10000 0.39 1.75 2.14 jamaicensis (L) Vahl-Magn 26 Eragrostis - 14 7000 0.27 1.75 2.02 amabilis (L.) Wight &Arn. ex Hook 27 Ageratum Bandotan 9 4500 0.17 1.75 1.93 conyzoides L. 28 Blumea mollis (D. - 8 4000 0.15 1.75 1.91 DON) Merr. Total 5184 2592000 100 100 200 21 Lampiran 5 Keragaman jenis hijauan pakan di Kebun No Nama Latin Nama Lokal Jumlah Individu K (ind/ha) KR (%) FR (%) INP (%) 1 Oplismenus burmannii (Retz.) P. Beauv Rumput gunung 369 184500 46.42 22.22 68.64 2 Paspalum sp. L - 144 72000 18.11 11.11 29.22

22 Mikania micrantha Sembung 3 H.B.K. rambat 90 45000 11.32 11.11 22.43 Eleutheranthera 4 ruderalis (Sw.) Sch Bip babadotan 37 18500 4.65 16.67 21.32 Elephantopus Tapak 5 scaber Linn liman 48 24000 6.04 11.11 17.15 Centrocema kacang 6 pubescens Benth sentro 46 23000 5.79 11.11 16.90 Cyanotis cristata. Tali 7 (L.) D. Don wakul 40 20000 5.03 5.56 10.59 Areuy 8 Merremia sp. kidang 15 7500 1.89 5.56 7.44 9 Urena lobata L. Pulutan 6 3000 0.75 5.56 6.31 Total 795 397500 100 100 200 Lampiran 6 Populasi riil ternak di Desa Randobawa Ilir Ternak (ekor) Ternak (ST) Jumlah Jenis Ternak Ternak Dewasa Muda Anak Dewasa Muda Anak (ST) Sapi 7.00 2.00 3.00 7.00 1.2 0.75 8.95 Domba 111.00 50.00 88.00 15.54 3.5 3.52 22.56 Kerbau 3.00 1.00 1.00 3.45 0.69 0.25 4.39 Total 35.90 Lampiran 7 Hasil perhitungan KPPTR di Desa Randobawa Ilir Perhitungan Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) merujuk pada metode Soewardi dkk (1985) dengan rumus: 1). PMSL= a LG + b PR + c R 2). PMKK= 3 ST/KK 3). KPPTR (SL) = PMSL POPRIL 4). KPPTR (KK) = PMKK POPRIL 5). KPPTR Efektif= KPPTR (SL), jika dan hanya jika KPPTR (SL) < KPPTR (KK) 6). KPPTR Efektif= KPPTR (KK), jika dan hanya jika KPPTR (SL) > KPPTR (KK) Uraian Perhitungan PMSL = 0.8 ST x total luas lahan garapan (ha) = 0.8 ST x 206.62 ha = 165.29 ST ha -1 PMKK= 3 ST/KK x 1095 KK = 3285 ST KPPTR (SL)= PMSL - POPRIL = 165.29 ST ha -1 35.90 ST = 129.39 ST

23 KPPTR (KK) = PMKK - POPRIL = 3285 ST 35.90 ST = 3249.10 ST KPPTR Efektif= 129.39 ST Lampiran 8 Gambar jenis hijauan pakan Merremia sp. Urena lobata L. Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch Bip Cyanotis cristata. (L.) D. Don Cyperaceae Borreria hispida K. Schum Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl Eleusine indica (L.) Gaertn

24 Ludwigia octovalvis (Jacq.) Reven Paspalum conjugatum Berg. Panicum repens L. Laersia hexandra Swartz Brachiaria subquadripara (Trin.) Hitch. Paspalum sp. L. Crotalaria juncea L. Wedelia trilobata Mimosa pudica L. Arachis hypogaea L.

25 Lampiran 10 Pemeliharaan ternak domba Domba Ekor Tipis Domba Garut Kandang Domba Pemberian Pakan Hijauan Pencukuran Bulu Domba Pengangkutan Hijauan dengan dipanggul Pengaritan Hijauan Pakan Penyediaan HMT dengan Cut and Carry system

26 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Maret 1992 di Jakarta. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Harun Rasyid dan Ibu Ipah Latipah. Awal pendidikan dasar penulis ditempuh pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri 1 Randobawa Ilir dan diselesaikan pada tahun 2003. Pendidikan menengah pertama diawali pada tahun 2003 di SMPN 2 Mandirancan dan diselesaikan pada tahun 2006. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan di SMAN 1 Mandirancan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor Departemen Ilmu Nutrisi dan alviyani30@yahoo.com Teknologi Pakan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan yaitu sebagai staff RPM Internal BEM-D pada tahun 2010-2011. penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan diantaranya MPF pada tahun 2011 sebagai sekretaris, LKMM-D pada tahun 2012 sebagai staff divisi Humas, dan sebagai ketua divisi humas pada acara seminar pakan intenasional pada tahun 2012. Tahun 2011 penulis aktif di himpunan profesi HIMASITER sebagai staff PSDM sampai tahun 2012. Penulis mendapatkan dana dari DIKTI untuk pelaksanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) tahun 2011 dengan judul Pengaruh Suplementasi Mineral Zink dalam Pakan Ayam Broiler terhadap Performa dan Penurunan Kadar Ammonia (NH 3 ) dalam Manure untuk Mengurangi Efek Hujan Asam. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir M Agus Setiana, MS selaku pembimbing akademik dan pembimbing utama dan Dr Iwan Prihantoro, SPt MSi selaku pembimbing skripsi atas bimbingan, masukan dalam melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi. Terima kasih kepada Ir Asep Tata Permana, MSc selaku dosen penguji seminar, Dr Ir Asep Sudarman, MRurSc dan Dr Epi Taufik, SPt MVPH MSi selaku dosen penguji sidang atas masukan dan saran yang diberikan. Disamping itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, Ayahanda Harun Rasyid dan Ibunda Ipah Latipah serta kakak dan adikku tercinta dan keluarga besar Bapak H. Enco Samsuri atas dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada tim penelitian (Annisa dan Jody) dan keluarga besar laboratorium agrostologi, sahabat, keluarga besar INTP 46 atas saran yang diberikan dalam menyusun skripsi. Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Peternak Rakyat Desa Randobawa Ilir serta semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Beasiswa Satu Siklus BJB yang telah mendukung penulis selama kuliah.