BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

Indra Pratama Wicaksono

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. Al-Amin (dapat dipercaya). Rasulullah mewajibkan kepada kita untuk dapat selalu

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA GORONTALO. Imran Danial Akuntansi/S1 Akuntansi

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

kewajiban zakat adalah urusan dengan Allah (vertical ),namun dalam menunaikan

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, kemiskinan menjadi suatu problem

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZIS DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No.38 Tahun 1999

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

BAB V PENUTUP. maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Rekonstruksi Undang-Undang. No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi secara konvensional dipahami sebagai prosedur rasional yang digunakan untuk

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT ( PSAK 109 ) PADA LEMBAGA BAZIS DKI SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : ADE APRILIA FITRIANI.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan allah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur penegak syariat Islam. Umat Islam di Indonesia, disamping memiliki potensi sumber daya manusia yang baik, juga memiliki potensi ekonomi yang melimpah. Jika potensi yang dimiliki oleh masyarakat muslim Indonesia dikembangkan secara optimal dan sesuai dengan aqidah yang berlaku, tentu akan mendatangkan suatu manfaat yang optimal. Oleh karena itu, Sayuqi (2009) mengatakan bahwa problematika kemiskinan merupakan salah satu permasalahan mendasar yang saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia. Sejumlah kebijakan telah dikeluarkan pemerintah dalam mengatasinya, namun demikian seringkali kebijakan-kebijkakan tersebut tidak berjalan dengan baik, untuk itu diperlukan solusi alternative, yaitu pemanfaatan dan optimalisasi instrument zakat, infaq, dan sedeka. Menurut Gusfahmi (2009) zakat, pajak dan kemiskinan adalah tiga kata yang sangat erat hubungannya dalam system ekonomi Islam. Zakat dan pajak jika dikaitkan dengan kemiskinan seharusnya memiliki hubungan negative. Artinya, jika penerimaan zakat meningkat, seharunya angka kemiskinan menurun. Tapi yang terjadi di Indonesia sebaliknya. Angka penerimaan zakat meningkat, namun kemiskinan juga meningkat. Saat ini zakat dan pajak belum berfungsi sebagai regulator. Akibatnya jumlah orang miskin di Indonesia selalu meningkat. Padahal tujuan utama zakat adalah untuk mengurangi kemiskinan. Zakat sebagai rukun Islam ketiga merupakan bukti bahwa Islam sangat memprioritaskan masalah

penanganan ekonomi, khususnya kemiskinan. Karena zakat ditempatkan sebelum ibadah puasa dan haji. Menurut Ugi Suharto dalam jurnal yang berjudul Zakat Sebagai Lemaga Keuangan Publik Khusus (2009) mengatakan bahwa zakat dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan, terpisah dari sumber pendapatan lainnya. Zakat adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat berzakat. Zakat termasuk dalam kategori ibadah yang telah diatur secara rinci dan terkandung dalam Al-Qur an. Menurut bahasa, zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi), namun dapat pula diartikan sebagai membersikan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10). Menurut Hukum Islam (istilah syara'), zakat adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy). Selain itu, ada istilah shadaqah dan infak, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa sedekah wajib dinamakan zakat, sedang sedekah sunnah dinamakan infak. Sebagian yang lain mengatakan infak wajib dinamakan zakat, sedangkan infak sunnah dinamakan shadaqah. Dengan adanya keseriusan dalam mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak, dan sedekah dalam arti luas, dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan. Zakat belum dijadikan sumber utama pengambilan kebijakan ekonomi pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan secara menyeluruh. Padahal potensi tersebut terbuka lebar dan hasil analisis menunjukan bahwa persoalan kesenjangan kaya dan miskin tidak akan melebar asalkan kebijakan dan manajemen zakat secara komperhesif dibenahi dan dibudayakan oleh masyarakat Indonesia. 2

Untuk mengoptimalkan dalam pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak, dan sedekah dibutuhkan organisasi khusus yang mengurusi bidang zakat yang biasa disebut dengan Badan Amil Zakat. Namun ternyata, menurut salah seorang pengurus Forum Zakat Indonesia, Brahmasetia (2012) menyatakan potensi zakat di Indonesia sebesar Rp. 300 triliun, namun zakat di Indonesia baru terkumpul Rp. 1,8 triliun atau belum mencapai angka 1% dari total yang harus diperoleh. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masih kurang optimal kinerja badan amil zakat dan kesadaran yang dimiliki oleh muzakki untuk berzakat melalui badan amil zakat. Menurut Adiwarman dan Syafei (2009) Pengelolaan zakat di tanah air akhir-akhir ini sebenarnya mengimpan benih sistem sosial masyarakat menuju masyarakat sipil. Ini diindikasikan dengan lahirnya Lembaga Amil Zakat dengan program-program kemanusiaan. Mereka hadir bukan sekedar ikut-ikutan atas sebuah euphoria, namun adanya cita-cita luhur atas fenomena itu. Namun, menurut M. Soekarni dan Firmansyah (2008) mengatakan bahwa secara umum dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat yang telah dilakukan di lokasi penelitian belum mampu mengurangi jumlah orang miskin secara signifikan. Tingkat keberhasilan lembaga-lembaga pengelola zakat, terutama BAZIS DKI Jakarta baru sampai pada tingkat mengurangi beban hidup orang miskin. Kenyataan ini disebabkan oleh program penyaluran zakat lebih banyak diarahkan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif yang disebabkan oleh tekanan hidup yang mereka hadapi. Semakin berkembangnya Badan Amil Zakat di Indonesia, sehingga perlu dibuatnya standar akuntansi keuangan yang mengatur pencatatan, pengukuran dan 3

pelaporan zakat dan infak/sedekah. Sehingga setiap perusahaan atau lembaga amil memiliki penulisan dan pencatatan yang sama sesuai dengan ketentuan dan standar yang telah diatur oleh pemerintah. Agar mendapat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat Indonesia dan lebih optimal dalam pengumpulan dan pendayagunaan zakat, Badan Amil Zakat dibentuk secara sah dan resmi, dengan menggunakan sistem pembukuan yang benar dan siap diaudit oleh akuntan publik. sehingga dibuatlah PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah. BAZIS DKI Jakarta telah menerapkan pencatatan standar akuntansi zakat dan infak/sedekah sesuai dengan PSAK 109. Berdasarkan uraian diatas, penulis memilih judul ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH DKI JAKARTA I.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan atas latar belakang diatas, yang menjadi pembahasan penulis adalah bagaimana penerapan pencatatan akuntansi zakat dan kesesuaian terhadap PSAK 109 pada BAZIS DKI JAKARTA. Identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pencatatan, pengukuran dan pelaporan Zakat yang dilakukan oleh BAZIS DKI JAKARTA? 2. Apakah pencatatan, pengukuran dan pelaporan Zakat yang dilakukan oleh BAZIS DKI JAKARTA telah sesuai dengan PSAK 109? 3. Apakah implementasi atas penerapan PSAK 109 telah dilakukan secara menyeluruh terhadap pencatatan pengumpulan dan penyaluran zakat? 4

I.3. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan atas latar belakang yang telah dijelaskan diatas, yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ilmiah : 1. BAZIS DKI Jakarta, yang meliputi pencatatan laporan posisi keuangan, laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. 2. PSAK 109, tentang pencatatan, pengukuran, dan pelaporan zakat dan infak/sedekah. I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana cara pengumpulan dan penyaluran zakat pada BAZIS DKI Jakarta 2. Untuk mengetahui dan meneliti penerapan, pencatatan, pengukuran, dan pelaporan akuntansi pada BAZIS DKI JAKARTA 3. Untuk menilai sejauh mana penerapan PSAK 109 tentang pencatatan, pengukuran, dan pelaporan zakat pada BAZIS DKI JAKARTA Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan pengetahun tambahan kepada penulis mengenai akuntansi zakat dan perhitungan serta pencatatan yang sesuai dengan standard dan ketentuan yang berlaku. 5

2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca secara umum, dan penulis secara khusus mengenai penerapan akuntansi zakat di dunia akademis dan badan amil zakat. 3. Memberikan pemahaman kepada pembaca secara umum dan kepada penulis secara khusus mengenai pengelolaan zakat pada BAZIS DKI JAKARTA pada umumnya dan penerapan akuntansi pada khususnya. I.5. Sistematika Penulisan Dalam sistematika pembahasan ini, penulis membagi menjadi 5 bagian pembahasan, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis membahas latar belakang penelitian yang dilakukan dan identifikasi masalah yang akan menjadi pokok utama penulisan serta tujuan dan manfaat penelitian yang akan dicapai dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis membahas mengenai teori-teori yang mendasari penulisan diantaranya pengertian zakat, jenis zakat, akuntansi syariah, akuntansi zakat serta pembahasan mengenai PSAK 109 sehingga penulis mengambil judul Analisis Penerapan PSAK 109 Tentang Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta yang relevan yang berasal dari studi pustaka, jurnal atas 6

penelitian terdahulu serta internet sebagai dalam mendapatkan informasi yang terbaru. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Dalam bab ini, penulis membahas mengenai metode penelitian secara komperhensif, yang berisi data-data objek penelitian yang diteliti oleh penulis yaitu BAZIS DKI Jakarta yang didalamnya terdapat data-data umum objek penelitian dan data khusus yang berupa proses dan laporan akuntansi. BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN Membahas hasil dari penelitian yang meliputi data analisis bagaimana pencatatan, pengukuran, dan pelaporan keuangan pada BAZIS DKI Jakarta dan membandingkannya dengan ketentuan PSAK 109 tentang Zakat dan Infak/Sedekah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Memuat kesimpulan atas hasil analisis penelitian berdasarkan atas data yang telah penulis dapat dan atas pembahasan serta memuat rekomendasi yang bermanfaat bagi objek penelitian untuk dilakukannya perbaikan. 7