BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu suatu lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pengelolaan dan pendistribusian dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf (ZISWA) dari masyarakat untuk diberikan kepada mustahiq (orang yang berhak menerima dana ZISWA). Zakat Center terbentuk pada tanggal 22 Juli 2003, sebagai kelanjutan dari suatu forum bincang peduli umat yang diadakan pada pertengahan bulan Mei 2003 oleh masyarakat, khususnya yang ada di Cirebon yang terdiri dari berbagai kalangan: ulama, pengusaha, birokrat, kalangan profesi dan aktifis pemuda Islam di mana dalam forum tersebut tercapai suatu kesepakatan bahwa perlu dibentuknya suatu lembaga yang secara khusus mengelola serta mendistribusikan dana ZISWA karena dengan pengelolaan yang baik, zakat memiliki potensi yang besar dalam mengatasi ketimpangan sosial dan kemiskinan. Zakat sendiri merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang mampu atau telah mencapai nisab dalam hartanya. Secara konseptual zakat merupakan sebuah hubungan vertikal sekaligus horizontal. Dalam hubungan horizontal, tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan (Qadir, 1

2 2001). Zakat memiliki potensi menjadi salah satu alternatif pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Hal ini bisa terlaksana apabila pengelolaan zakat dilakukan secara efektif dalam hal pengumpulan dan pendistribusiannya. Dengan keterlibatan dari semua pihak, maka optimalisasi peran lembaga zakat untuk menciptakan keadilan sosial sebagaimana esensi dari zakat itu sendiri secara ideal dapat memberikan pemerataan ekonomi (Ali, 1995). Pendistribusian dana ZISWA terutama zakat kini telah berkembang, dari awalnya hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan (konsumtif) saat ini sudah sampai pada zakat sebagai sumber dana produktif yang dapat mendongkrak perekonomian lebih jauh lagi. Sebagai suatu lembaga yang bertugas mendistribusikan dana ZISWA, Zakat Center menerapkan dua pola distribusi: pertama, distribusi konsumtif di mana dana ZISWA diberikan kepada mustahiq sebagai bantuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun karena kurang efektifnya pola konsumtif dalam meningkatkan perekonomian mustahiq, manajemen Zakat Center membatasi pola konsumtif yang hanya diperuntukkan bagi mustahiq lanjut usia, pemberian beasiswa, serta bantuan ketika terjadi bencana. Kedua, distribusi produktif yaitu pendayagunaan dana ZISWA yang memiliki efek jangka panjang bagi penerimanya. Hal ini, diwujudkan melalui program-program pengembangan dan pemberdayaan sumberdaya manusia, salah satunya adalah Program Peberdayaan Wirausaha Mikro Bina Muslim Mandiri (BMM). Program ini merupakan salah satu prioritas yang diupayakan oleh Zakat 2

3 Center bersifat terpadu dan berorientasi dalam upaya menciptakan kemandirian mustahiq untuk memiliki usaha ekonomi dan peningkatan usaha yang telah ada. Salah satu agenda penting terkait pelaksanaan program BMM adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) wirausaha yang diadakan secara rutin satu bulan sekali. Program pelatihan tersebut, pada dasarnya adalah pelatihan motivasional yaitu pelatihan yang mendorong peserta untuk mempunyai paradigma dan sikap mental yang positif yang mendukung upaya upaya agar memiliki kemampuan dan keberanian mencoba usaha yang bersifat produktif guna memperoleh pendapatan dari hasil usaha sendiri serta mampu keluar dari keterbelakangan dan kemiskinan. Melalui kegiatan diklat ini, mitra binaan diharapkan mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan kesadaran kritisnya terhadap segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sehingga mitra binaan dapat memutuskan alternatif-alternatif pemecahan permasalahan yang mereka hadapi. Dengan kata lain, Zakat Center memposisikan mitra binaan sebagai subjek yang mengkaji sendiri permasalahan ekonominya, agar dapat menemukan akar permasalahan yang dihadapi. Aspek yang dikembangkan dari kegiatan diklat ini antara lain, komunikasi antar mitra binaan, rasa percaya diri mitra binaan, akses terhadap informasi dari luar, meningkatkan kemampuan manajerial mitra binaan dalam menjalankan usahanya, meningkatkan keterampilan dan keahlian (skills) mitra binaan, kebersamaan dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha, serta 3

4 dapat memotivasi mitra binaan untuk tidak berhenti sebagai penerima zakat tapi diharapkan dapat menjadi muzakki (orang yang membayar zakat). Namun, dalam pelaksanaan program diklat selama ini, semua mitra binaan diharuskan mengikuti program diklat tanpa terlebih dahulu dilakukan penilaian kebutuhan akan pelatihan (need assesment). Padahal mitra binaan sebagai peserta diklat berasal dari beragam bidang usaha, sehingga semua peserta dari berbagai bidang tersebut diharuskan mengikuti program diklat yang sama. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan ketidakefektifan. Selain itu, sebagai bagian dari keefektifan, manajemen seharusnya juga menilai apakah mitra binaan yang telah mengikuti diklat telah menerapkan dengan baik hasil program diklat yang mereka peroleh ke dalam pekerjaannnya. Dengan demikian perilaku peserta yang memenuhi kriteria menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan untuk mendukung penerapan hasil tersebut. Program pendidikan dan pelatihan yang berjalan selama ini apakah telah sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai hanya dapat diketahui dengan melakukan evaluasi. Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui apakah diklat yang dilakukan mencapai sasaran yang diinginkan. Namun, selama ini tidak pernah dilakukan evaluasi teradap program diklat yang telah dilaksanakan Zakat Center, sehingga manajemen tidak dapat mengetahui bagaimana reaksi, pembelajaran, perubahan perilaku dan sikap serta hasil yang diperoleh mitra binaan. Padahal, evaluasi merupakan umpan balik yang terus menerus dari pelatih, peserta, 4

5 supervisor peserta, untuk meningkatkan kualitas diklat serta mengidentifikasikan bahwa peserta telah mencapai tujuan program diklat yang telah dilaksanakan. Selain itu harus diperhatikan bahwa program diklat yang dilaksanakan memerlukan biaya, sehingga dibutuhkan suatu evaluasi terhadap program diklat yang telah berjalan selama ini, baik dari segi keefektifan maupun efisiensi agar program diklat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan organisasi. Dalam menjalankan peran stratejiknya, sumber daya manusia harus memberikan kontribusi terhadap penciptaan nilai yang nantinya akan memberikan nilai tambah bagi organisasi. Termasuk di dalamnya adalah evaluasi sebagai alat kontrol terhadap biaya. Untuk mengukur seberapa besar proses penciptaaan nilai tersebut memberikan manfaat, perlu dilakukan evaluasi terhadap proses program diklat. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi sebagai alat untuk mengetahui apakah diklat yang dilakukan sudah mencapai sasaran yang diinginkan. Hanya dengan melakukan evaluasi, manajemen dapat mengetahui kekurangan ataupun kelemahan dari program diklat yang telah dilaksanakan. Sehingga manajemen dapat melakukan langkah-langkah operasional dalam melakukan perubahan. Tanpa adanya suatu evaluasi terhadap program diklat yang ada maka akan menimbulkan kesulitan bagi organisasi untuk membuat kebijakan selanjutnya yang berkaitan dengan program diklat yang telah dilaksanakan, karena organisasi tidak pernah tahu apakah program pendidikan dan pelatihan telah sesuai dengan sasaran yang diinginkan organisasi. 5

6 Karena itulah, dibutuhkan suatu kondisi di mana manajemen membuat suatu program evaluasi terhadap setiap pelaksanaan program diklat yang akan menilai pengaruh faktor-faktor diklat seperti materi, metode, instruktur, dan fasilitas terhadap keefektifan program diklat Bina Muslim Mandiri. Selain itu, evaluasi pemahaman akan materi bahasan dan evaluasi perubahan perilaku peserta program juga merupakan bagian dari tolak ukur efektivitas program diklat. Hal tersebut didasarkan pada model empat tingkat evaluasi dari Kirkpatrick (Mattiske, 2001), model ini membagi evaluasi ke dalam empat tingkatan sebagai berikut: 1. Reaksi, untuk mengetahui persepsi atau reaksi peserta pelatihan terhadap materi pelatihan, metode yang diinginkan, instruktur, dan fasilitas pelatihan. 2. Pembelajaran, untuk menilai pengetahuan dan keterampilan yang didapat peserta (pre test-post test). 3. Perilaku, untuk mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap perilakau dalam bekerja. 4. Hasil, untuk mengetahui dampak pelatihan terhadap organisasi. Dari keempat tingkat tersebut, evaluasi dalam penelitian ini adalah pada tingkat pertama, karena untuk melakukan evaluasi pada tingkatan selanjutnya yaitu pembelajaran, perilaku dan hasil membutuhkan pengukuran dan perbandingan antara sebelum dan sesudah pelatihan dengan melakukan test awal 6

7 (pre-test) dan test akhir (post-test), tanpa melakukan pre-test maupun post-test sulit untuk menyatakan secara langsung pengaruh evaluasi terhadap ketiga dimensi tersebut karena adanya pengaruh-pengaruh lain selain pelatihan. Sedangkan dalam proses pelaksanaan program diklat Bina Muslim Mandiri selama ini tidak pernah dilakukan pre-test maupun post-test, sehingga evaluasi pada dimensi pembelajaran, perilaku serta hasil tidak dapat dilakukan. Namun demikian, dengan melihat persepsi dan reaksi mitra binaan terhadap program diklat diharapkan dapat dihasilkan suatu peningkatan dalam penerapan program diklat terhadap mitra binaan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahannya adalah apakah mitra binaan memiliki reaksi positif terhadap program pendidikan dan pelatihan wirausaha mikro Zakat Center Thariqatul Jannah? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi mitra binaan terhadap program diklat wirausaha mikro yang dilakukan Zakat Center Thariqatul Jannah. 7

8 D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi, antara lain: 1. LAZ Zakat Center Memberikan masukan bagi Zakat Center tentang program diklat yang telah dijalankan serta sebagai bahan untuk penyusunan program diklat selanjutnya. 2. Penulis Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai implementasi evaluasi pada program pendidikan dan pelatihan sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. 3. Pihak lain Hasil dari penelitian dapat dijadikan tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan, terutama tentang pendayagunaan dana zakat melalui pemberdayaan mustahiq oleh Lembaga Amil Zakat sebagai pengemban amanah dari muzakki dalam menghimpun, menyalurkan, menjaga, dan mengelola dana zakat untuk diberikan kepada mustahiq. Sekaligus menjadi solusi bagi Lembaga Amil Zakat dalam pendayagunaan dana zakat yang lebih produktif serta memberikan manfaat yang berkesinambungan. 8

9 E. Batasan Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah evaluasi pada tahap reaksi. Reaksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepuasan mitra binaan terhadap materi, rancangan, instruktur, serta fasilitas program pendidikan dan pelatihan wirausaha yang dilakukan Zakat Center Thoriqotul Jannah Cirebon. F. Sitematika Pembahasan Penelitian ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub judul. Bab Pertama adalah pendahuluan, dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan penelitian. Bab kedua adalah tinjauan pustaka, bab ini berisi beberapa teori pendukung penelitian, khususnya teori yang berkaitan dengan program pendidikan dan pelatihan. Bab ketiga adalah metode penelitian, bab ketiga terdiri dari ruang lingkup penelitian, subyek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan serta metode analisis data, dan gambaran umum Zakat Center Thoriqotul Jannah Cirebon. Bab keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini diuraikan deskripsi responden penelitian, pengujian instrumen penelitian, dan analisis statistik deskriptif serta anlisis kategori data. Terakhir, bab kelima yang berisi simpulan, keterbatasan, dan saran. 9