EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

EVALUASI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASIKAN PRODUK KRIYA LAS TERALIS DI SMK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Galih Wiguna, 2014

METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

STUDI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODUL DAN WALL CHART PADA KOMPETENSI SISTEM KOPLING

STUDI DURASI BELAJAR SERVICE RINGAN ENGINE SEPEDAMOTOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BAGI SISWA TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup serta menghasilkan Sumberdaya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STUDI PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUBUT RATA DAN BERTINGKAT UNTUK MAHASISWA JPTM UPI YANG BERASAL DARI SMA DAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

EKSPLORASI MINAT BEKERJA, BERWIRAUSAHA, DAN MELANJUTKAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UPI

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan berkemampuan tinggi dalam bidang IPTEK, diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Transkripsi:

83 EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Indra Kustiawan 1, Wahid Munawar 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 indra.kustiawan@ymail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini mengevaluasi pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor pada siswa SMK Negeri Sukaresik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi dengan desain penelitian single subject research dimana terdapat proses pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor, hasilnya diobservasi. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari enam orang peserta didik kelas XII TSM SMK Negeri Sukaresik. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada pertimbangan dari guru mata pelajaran di sekolah tempat penelitian dan nilai peserta didik. Hasil penelitian ini: rata-rata waktu pengerjaan perawatan sepeda motor dari semua siswa adalah 121,58 menit dan persentase ketercapaian waktu pengerjaan untuk siswa dengan nilai tertinggi adalah 32% dan 20%, nilai sedang masing-masing 14% dan siswa dengan nilai rendah mashing-masing 9%. Waktu pengerjaan tune up sepeda motor yang dicapai oleh setiap siswa dijabarkan sebagai berikut: siswa dengan nilai tertinggi adalah 105 dan 116,5 menit, waktu pengerjaan siswa dengan nilai sedang adalah 119,5 dan 121,5 menit, sedangkan waktu pengerjaan untuk siswa dengan nilai terendah adalah 132,5 dan 134,5. Alokasi standar waktu untuk pengerjaan tune up adalah 90 menit. Dilihat dari data yang didapat tidak ada satupun siswa yang memenuhi standar untuk waktu pengerjaan tune up sepeda motor. rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tune up sepeda motor dari semua siswa adalah 142. Ketercapaian hasil pengerjaan tune up sepeda motor oleh siswa dengan nilai tertinggi adalah 92.12% dan 91.52%, siswa dengan nilai sedang 86.06% dan 87.88%, sedangkan siswa dengan nilai terendah adalah 81.21% dan 78.18%. Perincian pencapaian hasil kerja oleh setiap siswa adalah sebagai berikut: untuk siswa dengan nilai tertinggi mencapai 152 dan 151, siswa dengan nilai sedang 142 dan 145, sedangkan siswa dengan nilai rendah 134 dan 129. Pencapaian standar ketercapaian hasil tune up sepeda motor yang ditetapkan adalah 165. Dilihat dari data yang didapat tidak ada satupun siswa yang memenuhi standar untuk hasil pengerjaan tune up sepeda motor. Kata kunci: evaluasi, tune up, single subject research, standar PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang menjadi tujuan nasional. Tujuan Nasional ini tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehiduapan bangsa. Selain itu dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Maka jelas bahwa penyelenggaraan pendidikan sangatlah penting demi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

84 bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdikbud, 2013). Pelaksanaan proses pendidikan harus merata untuk seluruh warga negara Indonesia pada semua jenjang. Demikian pula dengan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan salah satu penghasil SDM berkompeten yang diharapkan untuk siap bekerja di lingkungan masyarakat. Tujuan dari SMK itu sendiri yaitu untuk menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri. Tujuan dari SMK ini dijelaskan dalam PP Nomor 29 Tahun 1990 tentang pendidikan menengah pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Upaya peningkatan SDM ini diwujudkan dengan penyusunan kompetensi mata pelajaran yang nantinya akan mendukung terhadap kualitas dari kompetensi lulusan SMK itu sendiri. Lulusan SMK banyak dibutuhkan di industri kendaraan sepeda motor yang bergerak dibidang jasa mengingat setiap tahunnya jumlah kendaraan semakin meningkat. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, jumlah kendaraan sepeda motor yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang cuma 94,299 juta unit. Perkembangan sepeda motor yang pesat ini mendorong kebutuhan akan tune up terus meningkat. Imbas dari peningkatan kebutuhan akan tune up sepeda motor, maka tenaga kerja yang berkompeten untuk dunia industri sepeda motor pun menjadi lebih banyak. Persoalan yang terjadi ialah kualitas dari tenaga kerja dari lulusan SMK banyak yang tidak memenuhi kualifikasi pihak industri. Kendala ini terjadi karena beberapa faktor salah satunya akibat dari proses pembelajaran yang kurang mendukung. SMK Negeri Sukaresik menerapkan keterampilan tune up sepada motor, namun berdasarkan observasi di SMK tersebut pelaksanaannya masih belum optimal. Fakta menunjukkan bahwa hasil tes uji kompetensi XII TSM sebagian besar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian (lampiran 5 hlm. 66), yaitu sebanyak 55% siswa tergolong kategori belum tuntas, sedangkan 45% siswa yang mampu melewati nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75). Rendahnya hasil pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor dapat dipengaruhi

85 oleh berbagai faktor. Seperti kesulitan siswa dalam memahami pelajaran keterampilan tune up sepeda motor, penggunaan media belajar, cara guru mengajar keterampilan tune up sepeda motor dan sebagainya. Menurut salah satu guru di SMK Negeri Sukaresik mengemukakan beberapa faktor penyebab peserta didik kurang menguasai keterampilan tune up sepeda motor: (1) Kurangnya alat praktik otomotif sehingga membuat peserta didik susah berlatih; (2) Belum adanya standar evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan industri; (3) Terbatasnya guru yang memiliki keterampilan teknik otomotif, yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan; (4) Pemilihan metode yang kurang tepat digunakan pada mata pelajaran keterampilan (Nugraha, 2005). Metode yang banyak diterapkan pada mata pelajaran keterampilan tune up sepeda motor adalah metode konvensional. Sehingga membuat peserta didik kurang paham dalam memahami materi yang disampaikan. Akibat dari kurang tepatnya metode yang digunakan, peserta didik di SMKN Sukaresik menjadi kurang terampil pada bidang keterampilan tune up sepeda motor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar: faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rokhani siswa, faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran (Syah, 2003). Penelitian ini difokuskan terhadap pendekatan belajar yang di dalamnya terdapat metode yang digunakan dalam pembelajaran. Metode belajar yang digunakan akan mempengaruhi terhadap hasil belajar. Ketepatan (efektifitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu (Sumiati dan Asra, 2011). Penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Tidak memperoleh gambaran nyata menjadi kendala untuk anak SMK dalam proses pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor. Prinsipnya dalam pembelajaran keterampilan otomotif, akan lebih efektif apabila siswa dibimbing dan langsung melihat pada benda aslinya. Berdasarkan pendapat Sumiati dan Asra, penulis berpendapat bahwa metode demontrasi merupakan metode yang dipandang relevan dan tepat untuk proses pembelajaran keterampilan bagi siswa SMK.

86 Setelah melalui proses pembelajaran sudah seharusnya diadakan sebuah evaluasi agar kita mengetahui apakah pembelajaran yang sudah kita lakukan berhasil atau tidak. Proses evaluasi itu sendiri terdiri dari mengukur dan menilai. Pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor ini diukur melalui indikator-indikator yang telah disusun berdasarkan pengalaman dan standar operasional prosedur dari buku manual motor Honda supra tahun 2002 dan sumber lainnya. Sedangkan penilaiannya diambil dari segi waktu kerja dan hasil kerja yang dicapai oleh siswa didik. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematis. Ciri studi evaluatif adalah lebih diarahkan untuk pengambilan keputusan daripada pembuktian hipotesis, nilai dari suatu evaluasi terletak pada prosesnya, proses evaluasi lebih penting daripada produk, dan kesimpulan selalu dibuat berdasarkan informasi yang lengkap oleh karenanya evaluasi sungguh-sungguh dapat mengurangi ketidakpastian. Model evaluasi yang digunakan yaitu model evaluasi Stake. Penekanan evaluasi pada dua jenis operasional, yaitu deskripsi dan pertimbangan serta membedakan tiga fase dalam evaluasi program yaitu persiapan, proses serta keluaran. Model ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran dari sudut perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran sehingga sesuai dengan model Stake. HASIL PENELITIAN Pengujian instrument penelitian menggunakan Content Validity Rasio (CVR) dan Content Validity Index (CVI). Hasil pengujian pada instrumen pengerjaan perawatan motor Honda supra tahun 2002 memiliki nilali 0,96. Artinya nilai tersebut menunjukan bahwa instrumen yang disusun memiliki predikat sangat valid. Analisi hasil pengujian validitas penilaian kinerja perawatan sepeda motor Honda supra tahun 2002 selain menggunakan CVR, juga menggunakan CVI. Perhitungan nilai CVI diperoleh 0,92 (sangat valid). Perhitungan nilai CVI yang didapat, instrumen pengerjaan perawatan motor Honda supra tahun 2002 yang disusun dinyatakan sangat valid dan dapat digunakan karena memenuhi nilai CVI lebih dari 0,67.

87 Guru menjelaskan alat-alat yang diperlukan untuk tune up sepeda motor serta fungsinya dengan cara mendemonstrasikan. Bentuk dari alat harus siswa kenali sesuai namanya, agar tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan tune up. Guru mendemonstrasikan langsung proses kerja tune up sepeda motor. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses tune up sepeda motor dengan cara memegang alat, memposisikan alat, penggunaan alat sesuai fungsinya. Guru menyimpulkan materi dan menginformasikan materi selanjutnya. Siswa dan guru yang menilai hasilnya. Proses pengerjaan tune up oleh siswa. Kegiatan selama pengerjaan perawatan sepeda motor dihitung lama waktu pengerjaan pada setiap siswa. No Indikator Tabel 1. Waktu Pengerjaan Tune Up Sepeda Motor Waktu (menit) Std. S1 S2 S3 S4 S5 S6 1 Persiapan Kerja 4 4.5 5 6 5 6 6 2 Busi 3 3 4 3 3 5 4 3 Renggang Klep 21 25 28 30 30 31 32 4 Saringan Udara 6 7 7.5 8 8 9 8 5 Saluran Bahan Bakar 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 6 Saringan Kasa Bahan Bakar 4 4 5 5 7 6 7 7 Saringan Bahan Bakar 1 1 1 1 1 1 1 8 Putaran Statsioner Engine 4 5 5 6 5 7 7 9 Cara Kerja Gas Tangan 2 3 3 4 3 5 5 10 Oli Engine 7 8 9 8 8 9 9 11 Kopling 2.5 3 3 3 4 3 4 12 Rantai Roda 9 10 11 10 12 12 11 13 Rem Depan/Belakang 3 4 5 5 4 5 5 14 Seklar Lampu Rem 1.5 2 3 3 2 2 3 15 Tekanan Angin Ban dan Kondisi Ban 2.5 3 3 3 3 4 4 16 Suspensi 1.5 2 2 2 2 3 2 17 Standar Samping 0.5 0.5 0.5 1 1 1 1 18 Bantalan Peluru Kemudi 0.5 0.5 1 1 1 1 1 19 Batere 12 13 14 13 14 15 16 20 Arah Sinar Lampu Depan 3 3 3 4 4 4 4 21 Lampu Sein 0.5 1 1 1 1 1 1 22 Klakson 1 2 2 2 3 2 3 Total Waktu Pengerjaan 90 105 116.5 119.5 121.5 132.5 134.5 Jumlah Indikator 22 7 4 3 3 2 2

88 Rata-rata waktu untuk pengerjaan perawatan sepeda motor adalah 121,58 menit, total waktu dari keseluruhan yaitu 729,5 menit. Setiap siswa memiliki waktu penyelesaian yang berbeda-beda. Persentase pencapaian waktu standar (Tabel 1) oleh setiap siswa, dihitung dan diperoleh sebesar 32%. Persentase pencapaian untuk semua siswa diperoleh seperti pada Tabel 2. Indikator Tabel 2. Persentase Pencapaian Waktu Standar Siswa Ketercapaian S S1 S2 S3 S4 S5 S6 Jumlah Indikator 22 7 4 3 3 2 2 Persentase Pencapaian (%) 100 32 20 14 14 9 9 Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tune up sepeda motor dari semua siswa adalah 142. Setiap siswa memiliki pencapaian hasil kerja yang berbeda-beda. Persentase ketercapaian hasil kerja tune up sepeda motor untuk seluruh siswa dapat dilihat pada Tabel. Tabel 3. Persentase Ketercapaian Hasil Kerja Tune Up Sepeda Motor Ketercapaian Indikator S S1 S2 S3 S4 S5 S6 Skor 165 152 151 142 145 134 129 Persentase Pencapaian (%) 100 92.12 91.52 86.06 87.88 81.21 78.18 PEMBAHASAN Rata-rata waktu pengerjaan perawatan sepeda motor dari semua siswa adalah 121,58 menit dan persentase ketercapaian waktu pengerjaan untuk siswa dengan nilai tertinggi adalah 32% dan 20%, nilai sedang masing-masing 14% dan siswa dengan nilai rendah mashing-masing 9%. Waktu pengerjaan tune up sepeda motor yang dicapai oleh setiap siswa dijabarkan sebagai berikut: siswa dengan nilai tertinggi adalah 105 dan 116,5 menit, waktu pengerjaan siswa dengan nilai sedang adalah 119,5 dan 121,5 menit, sedangkan waktu pengerjaan untuk siswa dengan nilai terendah adalah 132,5 dan 134,5. Alokasi standar waktu untuk pengerjaan tune up adalah 90 menit. Tidak ada satupun siswa yang memenuhi standar untuk pengerjaan tune up sepeda motor. Data yang didapat masih banyak indikator yang masih belum tercapai. Agar siswa dapat mencapai waktu yang standar perlu dilakukan latihan yang cukup. Bimbingan dari guru dan meningkatkan kedisiplinan serta fokus dalam bekerja. Rata-

89 rata pencapaian hasil pengerjaan tune up sepeda motor dari semua siswa adalah 142. Ketercapaian hasil pengerjaan tune up sepeda motor oleh siswa dengan nilai tertinggi adalah 92.12% dan 91.52%, siswa dengan nilai sedang 86.06% dan 87.88%. Sedangkan siswa dengan nilai terendah adalah 81.21% dan 78.18%. Perincian pencapaian hasil kerja oleh setiap siswa adalah sebagai berikut: untuk siswa dengan nilai tertinggi mencapai 152 dan 151, siswa dengan nilai sedang 142 dan 145, sedangkan siswa dengan nilai rendah 134 dan 129. Pencapaian standar ketercapaian hasil tune up sepeda motor yang ditetapkan adalah 165. Masih banyak indikator yang masih belum tercapai. Agar siswa dapat mencapai hasil yang standar perlu dilakukan latihan yang cukup, bimbingan dari guru dan meningkatkan kedisiplinan serta fokus dalam bekerja. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini, sebagai berikut rata-rata waktu pengerjaan perawatan sepeda motor dari semua siswa adalah 121,58 menit. Persentase ketercapaian waktu pengerjaan untuk siswa dengan nilai tertinggi adalah 32%. Waktu pengerjaan tune up sepeda motor yang dicapai oleh setiap siswa dijabarkan sebagai berikut: siswa dengan nilai tertinggi adalah 105 dan 116,5 menit. Alokasi standar waktu untuk pengerjaan tune up adalah 90 menit. Data menunjukkan tidak ada satupun siswa yang memenuhi standar untuk waktu pengerjaan tune up sepeda motor. Rata-rata pencapaian hasil pengerjaan tune up sepeda motor dari semua siswa adalah 142. Pencapaian standar ketercapaian hasil tune up sepeda motor yang ditetapkan adalah 165. Dilihat dari data yang didapat tidak ada satupun siswa yang memenuhi standar untuk hasil pengerjaan tune up sepeda motor. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Nugraha, B. S. (2005). Modul Tune Up Sepeda Motor. Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY. Sumiati dan Asra. (2011). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosada.