BAB I PENDAHULUAN. Peranan kantor akuntan publik saat ini semakin luas tidak hanya bertujuan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses audit, seorang auditor salah satu kewajibannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan Keuangan merupakan sarana bagi investor untuk menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor

BAB I PENDAHULUAN. Bank Global, PT Kimia Farma, PT Indo Farma, PT Telkom, PT Pakuwon

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. pemakainya sehingga memungkinkan kebutuhan masing-masing pengguna. laporan kauangan tersebut dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS,UKURAN KAP,DAN OPINI AUDIT TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai izin dari peraturan perundang-undangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap akhir periode, manajemen perusahaan wajib menerbitkan laporan

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kita sebut Going Concern. Mengingat tujuan utama suatu entitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

2016 PENGARUH TENUR AUDIT, ROTASI AUDIT DAN REPUTASI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. memilih jurusan Ekonomi baik jurusan Manajemen maupun Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya eknomi bertambah pula jumlah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kini makin sulit percaya pada kejujuran para akuntan. Skandal skandal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu mengenai transparansi, independensi dan akuntabilitas pada stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang menunjang majunya suatu perusahaan,salah satu alat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan era globalisasi di Indonesia saat ini, banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan dan posisi keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia mengharuskan

eksekutif perusahaan tersebut dengan melakukan window dressing / mempercantik laporan keuangan. Atas skandal Satyam, maka akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. raksasa di Amerika Serikat pada tahun 2001 yaitu kasus Enron Corporation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan kantor akuntan publik saat ini semakin luas tidak hanya bertujuan untuk memberikan laporan keuangan dan pendapat dalam bentuk opini kepada pihak internal (manajemen perusahaan & pemegang saham) dan eksternal perusahaan (pemerintah), namun peran akuntan publik di minta dapat berperan lebih seiring perkembangan kegiatan bisnis dan ekonomi di Indonesia, misalnya saja dalam peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) nomor 5/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha yang mengharuskan laporan keuangan perusahaan diaudit oleh kantor akuntan publik untuk memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai perusahaan go publik. Peraturan lainnya oleh Bank Indonesia (BI) nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang mewajibkan suatu bank memiliki ketentuan intern agar sebuah perusahaan diaudit untuk mengetahui kondisi keuangan yang sebenarnya serta kesinambungan usahanya (Going Concern) sebagai salah satu persyaratan yang diberikan kepada perusahaan untuk mendapatkan pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK). Kemudian pada peraturan Bank Indonesia No.15/3/PBI/2013 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang mewajibkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang memiiki 1

2 asset lebih besar dari atau sama dengan Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar) untuk diaudit oleh akuntan publik, berdasarkan penjelasan dan regulasi diatas dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi sebuah kantor akuntan publik sangat penting dalam menilai sebuah laporan keuangan suatu perusahaan secara objektif dan transparan dalam memberikan opini atas laporan keuangan. Akuntan publik juga dituntut untuk bekerja lebih professional dan independen, sebab opini dan laporan audit yang dikeluarkan sebuah kantor akuntan publik memiliki dampak yang luas dan digunakan sebagai dasar acuan oleh pengguna laporan keuangan baik pihak internal (manajemen perusahaan, dan pemegang saham) maupun eksternal (pemerintah) dalam mengambil keputusan. Permana (2012) dalam penelitiannya menyatakan didalam melakukan audit, auditor eksternal atau akuntan publik diharuskan membuat kertas kerja pemeriksaan audit atau working paper sebagai sarana untuk digunakan dalam menuangkan hasil analisa audit dan temuan-temuan yang sifatnya mendukung dari laporan akuntan tersebut. Menurut Halim (2015) kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya berkenaan dengan pelaksanaan audit, kertas kerja merupakan media penghubung antara catatan klien dengan laporan audit. Menurut Agoes (2012) kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan yang berasal dari pihak klien, dari analisis yang dibuat oleh auditor dan dari pihak ketiga.

3 Fenomena tentang kertas kerja pemeriksaan dan dokumen pernah terjadi di Amerika Serikat pada kasus enron, kasus ini ikut menyeret kantor akuntan publik besar saat itu atau disebut the big five (KAP Arthur Anderson) sehingga membuat akuntan publik kehilangan kepercayaan dimata publik (masyarakat) dan membuat pemerintah Amerika Serikat ikut turun tangan dalam membantu menyelesaikan masalah saat tersebut. Enron merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri energi kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Enron merupakan perusahaan terbesar dan menempati peringkat 7 besar dari 500 perusahaan terkemuka di Amerika Serikat, kasus ini banyak diangkat oleh para akuntan dan penulis salah satunya oleh Winter (2009) dalam jurnal The Enron Collapse The Aftershcoks yang menjelaskan tentang pasca terjadinya kasus enron dan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat, dijelaskan bahwa KAP Arthur Anderson telah melakukan pelanggaran dan penipuan dengan membuat pendapatan perusahaan secara fiktif, menyembunyikan dan tidak melaporkan hutang dan kerugian serta menghancurkan dokumen-dokumen penting lain dan kertas kerja pemeriksaan audit (permanent & current) sehingga pasca terjadinya kasus enron di Amerika serikat, dibuatlah undang-undang oleh pemerintah Amerika Serikat (Sarbanes Oxley) yang memberikan sanksi hukuman pidana kepada akuntan yang melanggar etika dan hukum. Peraturan (Sarbanes Oxley) ayat 802 menjatuhkan hukuman denda dan penjara selama 20 tahun apabila terbukti memanipulasi,

4 menyembunyikan dokumen dan catatan, serta mewajibkan akuntan untuk membuat kertas kerja pemeriksaan. Baru ini pemerintah bersama DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) telah mengesahkan peraturan undang undang No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik yang memberikan sanksi pidana bagi akuntan yang melanggar kode etik profesi akuntan publik, di dalam undang-undang tersebut diantaranya memuat aturan tentang kertas kerja pemeriksaan dalam (pasal 25 ayat 2c ) yang mewajibkan semua kantor akuntan publik dalam memberikan jasanya membuat kertas kerja pemeriksaan. Permana (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kertas kerja audit permanen berpengaruh positif atas penentuan pendapat (opini) laporan auditor suatu Kantor Akuntan Publik. Kertas kerja permanen merupakan kertas kerja yang bersifat tetap dan tidak dapat diubah karena disana termuat perjanjian-perjanjian (agreement) diantara kedua belah pihak. Kasus enron yang melahirkan SOX (Sarbanex Oxley) juga memberikan dampak lain terhadap praktik audit di Indonesia yaitu lahirnya Keputusan Menteri Keuangan 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik peraturan tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, sebelum tahun 2002 peraturan yang mengatur tentang jasa akuntan publik adalah KMK nomor 43/KMK.17/1997 kemudian peraturan tersebut dirubah menjadi KMK nomor 470/KMK.17/1999. Pada saat

5 peraturan itu berlaku belum ada peraturan mengenai pembatasan perikatan antara perusahaan dengan Akuntan Publik (AP) maupun KAP. Kemudian 2 bulan setelah SOX diterbitkan tepatnya tanggal 30 september 2002, pemerintah mengganti KMK nomor 43/KMK.17/1997 dengan KMK Nomor 423/KMK.06/2002 yang kemudian diubah dengan KMK nomor 359/KMK.06/2003 pada tanggal 21 Agustus 2003. Pada peraturan tersebut sudah diatur mengenai pembatasan perikatan yakni tiga tahun buku berturut-turut untuk AP dan lima tahun buku berturut-turut untuk KAP dan juga diatur mengenai pembinaan dan pengawasan terhadap AP dan KAP. Kemudian pada tanggal 5 februari 2008 KMK Nomor 423/KMK.06/2002 diganti menjadi PMK nomor 17/PMK.01/2008 yang sampai saat ini masih berlaku. Yang menarik adalah adanya perubahan peraturan mengenai masa perikatan KAP yakni dari lima tahun buku berturut-turut menjadi enam tahun buku berturut-turut. Usaha peningkatan kualitas audit ini dilakukan dengan mensyaratkan pendidikan minimum per tahun, membatasi masa perikatan (tenur) auditor dengan kliennya, serta membentuk komite audit (Baridwan dan Hariani, 2010). Bessie (2013) menyimpulkan bahwa audit tenure memberikan pengaruh yang kuat pada kualitas audit dimana audit tenur yang kurang baik akan menghasilkan kualitas audit yang buruk Menurut Carey dan Simnett (2006) audit tenure adalah lamanya auditor melakukan audit pada perusahaan klien, sedangankan menurut Geigher dan Raghunandan (2002) mendefinisikan audit tenure adalah lamanya hubungan auditor

6 dan klien yang diukur dengan jumlah tahun. Menurut Geigher dan Raghunandan (2002) indikator audit tenure ada dua yaitu lamanya bekerja dan frekuensi pekerjaan pemeriksaan yang telah dilakukan. Kemudian penelitian tentang audit tenure pernah dilakukan oleh Nurul, Emrinaldi (2012) dalam penelitiannya menyatakan audit tenure tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit. Dalam penelitian lainnya bahwa audit tenure berpengaruh positif pada kualitas audit yang berarti bahwa semakin lama KAP (Kantor Akuntan Publik) mengadakan perikatan audit kepada kliennya menyebabkan kualitas auditnya menjadi semakin baik Nuratama (2011). Penelitian lainnya dilakukan oleh Giri (2010) yang meneliti mengenai pengaruh tenure kantor akuntan publik (KAP) dan reputasi KAP terhadap kualitas audit: kasus rotasi wajib auditor di indonesia, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tenure panjang auditor berpengaruh negatif terhadap akrual lancar yang artinya bahwa semakin lama tenure auditor akan semakin tinggi kemampuan auditor membatasi tindakan akrual oleh manajemen. Carey dan Simnett (2006) menemukan bahwa tenure audit yang panjang berhubungan negatif pada kualitas audit, Wibowo dan Rossieta (2009) menemukan bahwa tenure tidak berpengaruh pada kualitas audit. Penelitian kertas kerja permanen yang dilakukan permana (2012) dilakukan dengan metode kualitatif dengan meneliti langsung ke lapangan dan di lakukan pada satu objek penelitian saja (Kantor Akuntan

7 Publik). Selama ini penelitian tentang kertas kerja permanen belum pernah dilakukan dibeberapa atau banyak objek penelitian (Kantor Akuntan Publik). Tidak konsistennya hasil penelitian mengenai audit tenure terhadap kualitas audit yang dilakukan penelitian diuraikan diatas, dan belum pernah dilakukannya penelitian mengenai kertas kerja permanen di bebeberapa objek penelitian (kantor akuntan publik) membuat peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai kualitas audit dengan mereplikasi penelitian I Putu Nuratama (2011) yang meneliti pengaruh tenur dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) terhadap kualitas audit dan penelitian Permana (2012) yang meneliti peranan kertas kerja permanen terhadap laporan audit (opini). Penelitian ini adalah penelitian lanjutan yang pernah dilakukan oleh Permana (2012) dan Nuratama (2011) perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah pada penelitian sebelumnya tidak ada yang membahas pengaruh kertas kerja permanen terhadap kualitas audit, kemudian pada penelitian ini objek yang digunakan peneliti adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam perusahaan LQ 45 dan KAP (Kantor Akuntan Publik) di Jakarta sementara penelitian terdahulu dilakukan di perusahaan menufaktur. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan penjelasan dan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

8 1. Apakah tenure KAP berpengaruh terhadap kualitas audit perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2014? 2. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2014? 3. Apakah kelengkapan kertas kerja permanen berpengaruh terhadap kualitas audit? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : a) Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh tenure KAP terhadap kualitas audit perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2014. b) Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh reputasi KAP terhadap kualitas audit perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2014. c) Mengetahui pengaruh kelengkapan kertas kerja permanen terhadap kualitas laporan audit.

9 2. Kontribusi Penelitian Kemudian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi antara lain : a) Perusahaan (KAP) Sebagai masukan bagi Kantor Akuntan Publik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas laporan auditor independen. b) Masyarakat Dapat menjadi referensi bagi masyarakat atau mahasiswa yang akan menyusun skripsi dan thesis ilmiah dibidang auditing. c) Bagi Penulis Sebagai penambahan pemahaman yang lebih mendalam tentang audit tenur, reputasi KAP dan kertas kerja permanen terhadap kualitas audit, dan juga untuk menambah pengetahuan dan mengimplementasikannya pengetahuan tersebut ke dunia kerja.