PERSEPSI PASIEN TENTANG PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING POSTPARTUM SECTIO CAESAREA DI RUANG SEUREUNE 3 RSUDZA BANDA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

NASKAH PUBLIKASI EFEKTIFITAS MOBILISASI DINI PADA IBU POST PARTUM TERHADAP PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Gambaran Pelaksanaan Discharge

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB III METODE PENELITIAN. angka kejadian tindakan secsio caesarea, tempat, dan waktu dilaksanakannya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OP SECTIO CAESAREA DI RSUD DR. SOEWONDO KENDAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

Yoana Widyasari STIKES NU Tuban Prodi DIII Kebidanan ABSTRAK. χ tabel (3,95 > 3,481) yang berarti H0 ditolak.

SURVEY PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI POST PARTUM DI RSIA

183 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MOBILISASI DINI TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA IBU POSTPARTUM SC DI RSPB PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa prevalensi infeksi pada masa nifas mencapai 10%

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

MOBILISASI DINI BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KESEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESARIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan mobilisasi dengan penyembuhan luka pada pasien. Subjek yang diteliti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIMIPARA TENTANG MASA NIFAS DENGAN TINDAKAN PERAWATAN MASA NIFAS DI RUANG KEBIDANAN RSIA BANDA ACEH

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANG NIFAS RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

EFEKTIVITAS MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA. Kurnia Indriyanti Purnama Sari

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA OPERASI SECTIO CAESAREA DI SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN BIDAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PERAWATAN LUKA POST SECTIO CAESARE DI RUANG NIFAS BLUD RSUD KOTA LANGSA 2015

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TERHADAP PENTINGNYA DISCHARGE PLANNING DI RSUDZA BANDA ACEH

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS POST SECTIO CAESAREA (Di Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya )

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

Library reference : ( ) : Early Mobilization

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERCEPATAN KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB I PENDAHULUAN. rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Transkripsi:

ISSN : 2087-2879 PERSEPSI PASIEN TENTANG PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING POSTPARTUM SECTIO CAESAREA DI RUANG SEUREUNE 3 RSUDZA BANDA ACEH Darmawati 1, Mutiara Anandita Septiningtyas 2 Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK-FK Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh E-mail: darmawati_dar@yahoo.co.id ABSTRAK Perawat merupakan orang terdekat selama pasien menjalani persalinan dan perawatn post partum di rumah sakit, oleh karena itu perawat harus memberikan informasi kepada pasien tentang hal-hal yang dibutuhkan atau diwaspadai setelah pasien pulang kerumah. untuk memenuhi perannya perawat erikan penjelasan tentang berbagai hal untuk persiapan pulang pasien antara laientangn nutrisi dan cairan, mobilisasi/ambulasi dan personal hygiene. tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran tentang persepsi pasien tentang peran perawat postpartum sectio caesare. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif eksploratif dengan jumlah sampel yang digunakan untuk menjadi responden 83 orang Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian persepsi pasien tentang peran perawat postpartum sectio caesarea berada pada kategori baik yaitu 57,8%. pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning tentang nutrisi dan cairan bagi postpartum sectio caesarea berada pada kategori baik yaitu 53,0%. pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning tentang mobilisasi/ambulasi bagi berada pada kategori baik yaitu 72,3%. pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning tentang personal hygiene bagi postpartum sectio caesarea berada pada kategori baik yaitu 54,2%. Diharapkan kepada perawat untuk meningkatkan perannya dalam memberikan discharge planning pada postpartum sectio caesarea sehingga pasien mampu melakukan perawatan dirinya secara mandiri di rumah. Kata Kunci: Persepsi, Discharge planning, sectio Caesarea PENDAHULUAN Dalam upaya memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, rumah sakit mulai melakukan pembenahan sistem pelayanan. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memengaruhi angka kelahiran Caesar. Pada dasarnya konsep pelayanan berkualitas sebagai penilaian baik buruknya rumah sakit dapat dilihat dari empat komponen yang mempengaruhinya yaitu: aspek klinis yang meliputi pelayanan dokter, perawat dan teknis medis, efisiensi dan efektivitas (Lusa, 2007 dalam Herniyatun, 2009). Pelayanan keperawatan yang diberikan dengan menggunakan dukungan per individual seperti melakukan discharge planning, namun masih terbatasnya rumah sakit yang melaksanakan discharge planning yang disebabkan karena masih belum dipahaminya bahwa hal tersebut merupakan bagian dari asuhan keperawatan di rumah sakit. Discharge planning atau perencanaan pemulangan adalah proses sistematik dari penilaian, persiapan, dan koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pemulangan. Idealnya perencanaan pulang harus dikoordinasikan oleh koordinator pemulangan pasien atau manager kasus. Koordinator atau manager harus seorang perawat karena perawat merupakan ahli pada jenis perawatan dan pelayanan yang diperlukan dirumah, mempunyai hubungan kolaboratif yang kuat dengan dokter, perawat juga memiliki pengetahuan komprehensif, yang dapat menghasilkan koordinasi pelayanan kesehatan paling ekonomis (Waters, 1980 dalam Carpenito, 1995, p.29). Perawat merupakan orang terdekat selama pasien menjalani persalinan di rumah sakit, oleh karena itu perawat harus memberikan informasi kepada pasien tentang hal-hal yang dibutuhkan atau diwaspadai setelah pasien pulang kerumah. Dalam menjalankan perannya sebagai penyuluh, perawat perlu menjelaskan kepada pasien postpartum untuk persiapan pulang pasien tentang nutrisi dan cairan, mobilisasi/ambulasi, personal hygiene, seksualitas dan kontrasepsi, managemen nyeri serta tanda-tanda bahaya/komplikasi postpartum (Lowdermilk, 2013, p.372). 36

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maloney & Weiss tahun 2008 dengan judul Patients Perceptions of Hospital Discharge Informational content didapatkan hasil bahwa adanya perbedaan antara jumlah informasi persiapan pulang yang dibutuhkan dengan jumlah informasi yang diterima oleh pasien dewasa yang melakukan operasi medis berdasarkan karakteristik sosiodemografi mereka dan faktor rawat inap terkait. Hasil yang didapatkan sebesar 89 % pasien menerima informasi persiapan pulang lebih banyak dari informasi yang mereka butuhkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Weiss & Lokken tahun 2009 dengan judul Predictors and Outcomes of Postpartum Mothers Perceptions of Readiness for Discharge after Birth didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan, dalam pengisian format pertanyaan menunjukkan 97% pasien dilaporkan menjadi siap untuk pulang. Rata-rata, ibu dalam sampel merasa bahwa mereka menerima lebih banyak informasi daripada yang mereka butuhkan. Hanya 8 ibu (6,6%) melaporkan menerima pengajaran kurang dari yang mereka butuhkan. Ibu melaporkan rendahnya tingkat kesulitan pada periode setelah dilakukannya persiapan pulang (postdischarge). METODE Desain yang digunakan adalah cross sectional study dengan jenis penelitian bersifat deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien postpartum sectio caesarea yang dirawat di ruang Seureune 3 RSUDZA Banda Aceh yang berjumlah 498 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriteria semua pasien postpartum sectio caesarea yang dirawat di ruang Seureune 3 RSUDZA Banda Aceh yang akan menghadapi pemulangan, pasien yang bersedia menjadi responden, bisa membaca dan menulis. dengan menggunakan rumus Lameshow jumlah pasien yang diambil dalam penelitian ini adalah 83 orang. Alat ukur dalam bentuk kuesioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep dan berdasarkan literatur yang disusun untuk mengukur variabel dan sub variabel yang akan diteliti terdiri atas 58 item pertanyaan. Uji coba instrument berupa uji validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan pada sepuluh (10) orang di Rumah Sakit Meuraxa Kota Banda Aceh dengan kriteria yang sama dengan sampel. Hasil yang diperoleh semua item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel. HASIL Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan mulai tanggal 09 sampai 30 Juni 2015 di Ruang Seureune 3 RSUZA Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terpimpin. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat diperoleh data sebagai berikut : Data Demografi Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa sebagian besar umur responden berada pada umur yang tidak beresiko yaitu antara 20 sampai 35 tahun dengan frekuensi sebanyak 72 orang responden (86,7%), sebagian besar hari rawatan pasien yang menjadi responden pada hari ke tiga dengan frekuensi sebanyak 55 orang responden (66,3%), sebagian besar paritas pada pasien postpartum sectio caesarea adalah multigravida dengan frekuensi sebanyak 49 orang responden (59%), berdasarkan tingka t pendidikan responden sebagian besar adalah pada tingkat menengah dengan frekuensi sebanyak 62 orang responden (74,7%) dan berdasarkan jenis pekerjaan responden sebagian besar adalah yang tidak bekerja dengan frekuensi sebanyak 69 orang responden (83,1%). 37

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Pasien Postpartum Sectio Caesarea Di Ruang Seureune 3 RSUZA Banda Aceh No Data Demografi Frekuensi Persentase 1 Umur a. Resiko (<20 dan >35 tahun) b. Tidak beresiko (20-35 tahun) 2 Hari Rawatan a. Hari ke 2 b. Hari ke 3 c. Hari ke 4 3 Paritas a. Primigravida b. Multigravida 4 Tingkat Pendidikan a. Rendah b. Menengah c. Tinggi 5 Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak bekerja Sumber : Data Primer (diolah 2015) Analisa Univariat Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa persepsi pasien tentang peran perawat pelaksana dalam pelaksanaan discharge planning postpartum sectio caesarea sebagian besar berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi 48 orang responden (57,8%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Pelaksanaan Discharge Planning Postpartum Sectio Caesarea No Persepsi Frekuensi Persentase 1 Baik 48 57,8 2 Kurang 35 42,2 Sumber : Data Primer (Diolah 2015) Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa persepsi pasien tentang peran perawat mengenai nutrisi dan cairan bagi postpartum sectio caesarea sebagian besar berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi 44 orang Tabel 3. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai Pemenuhan Nutrisi Dan Cairan Bagi Postpartum Sectio Caesarea No Persepsi frekuensi Persentase 1 Baik 44 53,0 2 Kurang 39 47,0 Sumber : Data Primer (Diolah 2015) 11 72 27 55 1 34 49 1 62 20 14 69 13,3 86,7 32,5 66,3 1,2 41 59 1,2 74,7 24,1 16,9 83,1 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai Pemenuhan Mobilisasi/Ambulasi Bagi Postpartum Sectio Caesarea No Persepsi Frekuensi Persentase 1 Baik 60 72,3 2 Kurang 23 27,7 Sumber : Dta Primer (Diolah 2015) responden (53,0%). Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa persepsi pasien tentang peran perawat mengenai pemenuhan mobilisasi/ambulasi bagi postpartum sectio caesarea sebagian besar berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi 60 orang responden (72,3%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien Pelaksanaan Discharge Planning Mengenai Personal Hygiene Bagi Postpartum Sectio Caesarea No Persepsi frekuensi Persentase 1 Baik 45 54,2 2 Kurang 38 45,8 Sumber : Data Primer (Diolah 2015) Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa persepsi pasien tentang peran perawat 38

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk mengenai personal hygiene bagi postpartum sectio caesarea sebagian besar berada pada kategori baik yaitu dengan frekuensi 45 orang responden (54,2%). PEMBAHASAN Planning Postpartum Sectio Caesarea Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herniyatun, dkk (2009) tentang Efektifitas Program Discharge Planning Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2009, hasil penelitian menunjukkan bahwa program persiapan pulang efektif terhadap peningkatan kepuasan pasien yang dirawat di rumah sakit. Hasil uji statistik menunjukkan rata-rata kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan pada kelima dimensi kepuasan (keandalan, ketanggapan, jaminan, kepedulian dan bukti langsung) pada kelompok intervensi dan kontrol terdapat perbedaan yang bermakna tingkat kepuasan pasien dengan p value yang sama yaitu 0,0001 dengan < α = 0,05. Hasil uji statistik rata-rata kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan pada dimensi pelayanan keperawatan (pendidikan tentang nutrisi, aktifitas, tanda dan gejala dan program terapi) pada kelompok intervensi dan kontrol terdapat perbedaan yang bermakna tingkat kepuasan pasien dengan p value yang sama yaitu 0,0001 dengan < α = 0,05. Program perencanaan pulang yang sistematik dan efesien dapat meningkatkan kontinuitas asuhan dengan mengidentifikasi kebutuhan pulang pasien secara dini. Identifikasi dini kebutuhan pulang juga membantu mengurangi hari perawatan atau masuk kembali ke rumah sakit (Carpenito, 1995, p.32). Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 dalam Perry & Potter, 2005, p.100). diatas, maka peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksanaan discharge planning pada pasien postpartum sectio caesarea dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan responden, sebagian besar pasien mempersepsikan bahwa perawat menganjurkan mereka untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, sayuran, dan buahbuahan, selain itu sehari setelah melahirkan, perawat menganjurkan mereka untuk tidur miring kanan atau miring kiri setelah 8 jam pasca melahirkan, perawat juga menganjurkan mereka untuk mengganti pembalut sehari dua kali atau sesuai keperluan, selain itu perawat ada menjelaskan mengenai manfaat dari penggunaan kontrasepsi kemudian perawat menjelaskan mengenai waktu untuk meminum obat serta perawat menganjurkan mereka untuk mencari rumah sakit segera jika adanya tanda bahaya/komplikasi (d emam, bau busuk pada daerah kelamin, dan luka operasi tidak mengering). Hal tersebut mencerminkan bahwa perawat pelaksana telah menjalankan perannya sebagai penyuluh untuk memberikan informasi kepada pasien postpartum sectio caesarea. Planning Mengenai pemenuhan Nutrisi dan Cairan Bagi Postpartum Sectio Caesarea Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoana (2007) tentang pengaruh kecukupan nutrisi dan cairan ibu post sectio caesarea terhadap penyembuhan luka jahitan sectio caesarea, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kecukupan nutrisi dan cairan terhadap penyembuhan luka SC, dari hasil penelitian ini maka penting sekali diadakan pemberian informasi untuk meninggalkan kebiasan berpantang makanan pada ibu post SC sehingga luka jahitan sectio caesarea dapat sembuh dengan cepat. Discharge planning merupakan proses sistematik dari penilaian, persiapan, dan koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan social sebelum dan sesudah pemulangan. Dalam discharge planning menunjukkan instruksi yang diberikan, rujukan, status pasien, dan pemahaman pasien tentang instruksi yang diberikan (Carpenito, 1995, p.32). Bagi pasien postpartum sectio caesarea direkomendasikan asupan kalori untuk ibu yang cukup aktif dan tidak menyusui adalah 1.800 sampai 2.200 kkal/hari. Menurut Institute of Medicine (2005) perkiraan energi untuk ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah 2.700 kkal/hari dan selama 6 bulan berikutnya adalah 2.768 kkal/hari. Asupan kalori yang lebih besar dari normal adalah direkomendasikan untuk ibu menyusui yang berat badannya kurang dan bila menyusui lebih dari satu anak (Lowdermilk, 2013, p.24). diatas, maka peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksanaan discharge planning mengenai nutrisi dan cairan pada pasien postpartum sectio 39

caesarea dengan baik. Pasien mempersepsikan peran perawat pelaksana tentang pelaksanaan discharge planning berdasarkan apa yang mereka dapatkan ketika berada di rumah sakit. Kemampuan pasien untuk menganalisa informasi yang diberikan oleh perawat tergantung pada tingkat pendidikan mereka. Berdasarkan data demografi, mayoritas tingkat pendidikan pasien berada pada kategori menengah (74,7%), pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Selain itu, seseorang juga mampu untuk membentuk persepsi yang baik terhadap apa yang terjadi. Semakin banyak informasi yang didapat dari perawat pelaksana maka semakin banyak pula pengetahuan pasien mengenai nutrisi dan cairan pada pasien postpartum sectio caesarea. Discharge planning yang dilakukan oleh perawat pelaksana mengenai nutrisi dan cairan merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat bagi pasien sebelum meninggalkan rumah sakit, dengan informasi yang diberikan kepada pasien maka pasien dapat mengetahui bahwa pentingnya kecukupan nutrisi terhadap penyembuhan luka jahitan operasi caesar khususnya makanan yang mengandung tinggi protein seperti ikan, daging, dan telur sehingga tidak adanya pantangan makan bagi pasien setelah melahirkan. Selain itu nutrisi juga penting untuk asupan energi dan meningkatkan kesehatan ibu setelah melahirkan serta terhindar dari komplikasi. Discharge planning tentang asupan cairan juga sangat bermanfaat bagi pasien postpartum sectio caesarea sebelum meninggalkan rumah sakit, dengan informasi tersebut pasien yang menyusui dapat mengetahui bahwa asupan nutrisi dan cairan yang harus dikonsumsi yaitu lebih besar sehingga kebutuhan ASI bagi bayi tercukupi. Planning Mengenai Pemenuhan Mobilisasi/Ambulasi Bagi Postpartum Sectio Caesarea Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Purnawati,Jolanda (2014) tentang efektifitas mobilisasi dini pada ibu postpartum terhadap percepatan proses penyembuhan luka sectio caesarea fase inflamasi di RSUD Sanggau tahun 2014, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea efektif terhadap percepatan penyembuhan luka fase inflamasi. Tujuan dari mobilisasi dini adalah untuk mencegah pembentukan trombus dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu (Bobak, 2004, p.531). mobilisasi berguna untuk mencegah trombosis dan emboli. Namun, mobilisasi yang dilakukan harus secara teratur dan bertahap, serta diikuti dengan istirahat adalah yang paling dianjurkan (Mochtar, 2012, p.118). pasien juga sebaiknya diinstruksikan untuk memulai aktivitas yang terbatas saat nyeri dan olahraga tambahan sebaiknya dihindari sampai setelah pasien menemui dokter untuk tindak lanjut (Reeder, 2011, p.476) diatas maka peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksanaan discharge planning mengenai mobilisasi/ambulasi pada pasien postpartum sectio caesarea dengan baik. Banyaknya informasi yang diberikan oleh perawat pelaksana mengenai mobilisasi/ambulasi tergantung pada hari rawatan pasien postpartum sectio caesarea. Berdasarkan data demografi, mayoritas hari rawatan pasien postpartum sectio caesarea berada pada hari ketiga (66,3%), latihan mobilisasi dilakukan secara bertahap dari hari ke hari sehingga lebih banyak informasi yang diberikan mengenai mobilisasi/ambulasi pada pasien hari rawatan ketiga atau ke-empat dari pasien hari rawatan pertama. Discharge planning mengenai mobilisasi/ambulasi merupakan salah satu hal yang harus diinformasikan kepada pasien, sehingga pasien dapat memahami bahwa aktivitas dan latihan fisik sangat penting manfaatnya terhadap pemulihan kondisi pasien postpartum sectio caesarea sehingga dapat memperbaiki sirkulasi di tungkai. Pasien diajarkan untuk latihan bergerak secara bertahap sampai pasien mampu berjalan ke kamar mandi sendiri. Berdasarkan wawancara dengan pasien, mobilisasi/ambulasi kadang tidak dilakukan oleh pasien dikarenakan rasa nyeri dari luka jahitan operasi cesar masih terasa, sehingga sebaiknya perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien terlebih dahulu agar tidak terjadinya cedera pada pasien. Discharge planning tentang mobilisasi/ambulasi yang diberikan pada pasien sectio caesarea sebelum meninggalkan rumah sakit juga dapat mencegah atau menghindari terjadinya komplikasi jika tirah baring lebih dari 8 jam dan tidak melakukan latihan fisik atau bergerak. Komplikasi yang sering terjadi yaitu tromboembolisme yang ditandai dengan nyeri pada otot betis, nyeri tekan pada tungkai, rasa hangat dan warna kemerahan. 40

Idea Nursing Journal Darmawati, dkk Planning Mengenai Personal Hygiene Bagi Postpartum Sectio Caesarea Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imran, Suhartatik,Eddyman (2014) tentang hubungan mobilisasi dini dan personal hygiene terhadap percepatan kesembuhan luka perineum pada ibu postpartum di RSIA Pertiwi Makassar, hasil pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa mobilisasi dini dan personal hygiene mempunyai hubungan yang signifikan dengan percepatan kesembuhan luka perineum. Salah satu cara untuk mencegah infeksi adalah mempertahankan lingkungan yang bersih. Penutup tempat tidur harus diganti setiap hari, pembalut perlu diganti lebih sering. Pasien diusahakan tidak berjalan di rumah sakit atau di rumah menggunakan alas kaki untuk menghindari kontaminasi tempat tidur saat mereka kembali ke tempat tidur. Perawatan tempat episotomi dan setiap laserasi perineum yang dilakukan dengan baik mencegah infeksi pada pada daerah genitourinaria dan mempercepat proses penyembuhan. Ajari ibu membersihkan perineum dari arah depan ke belakang (uretra ke anus) setelah berkemih atau defekasi dan mencuci tangannya sampai bersih sebelum dan sesudah melakukan hal tersebut (Bobak, 2004, p. 526). diatas peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksanaan discharge planning mengenai personal hygiene pada pasien postpartum sectio caesarea dengan baik. Pelajaran terbaik didapatkan selain dari informasi yang diberikan oleh orang lain juga didapatkan dari pengalaman seseorang. Banyaknya pengalaman yang didapakan pasien dalam hidup tergantung pada umur dan juga banyaknya jumlah kelahiran yang pernah dilakukan. Berdasarkan data demografi, mayoritas umur pasien postpartum sectio caesarea berada pada kelompok tidak beresiko (86,7%) dan dari jumlah kelahiran (paritas) mayoritas pasien berada pada kelompok multigravida. Pasien dengan umur yang meningkat dan multigravida memiliki pengalaman kelahiran sebelumnya yaitu mendapatkan informasi mengenai personal hygiene baik dari orang lain maupun media massa sehingga dapat berpengaruh terhadap pengetahuan pasien mengenai personal hygiene. Personal hygiene dapat mencegah terjadinya infeksi dan faktor resiko komplikasi lainnya maka sangat bermanfaat untuk dilakukannya discharge planning pada pasien postpartum sectio caesarea sebelum pasien meninggalkan rumah sakit sehingga pasien mengetahui bahwa pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Discharge planning tentang personal hygiene juga membantu pasien untuk mampu merawat dirinya secara mandiri ketika berada di rumah sehingga dengan begitu dapat mempercepat penyembuhan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien. KESIMPULAN Kesimpulan yaitu 57,8%. tentang pemenuhan nutrisi dan cairan bagi yaitu 53,0%. tentang pemenuhan mobilisasi/ambulasi bagi yaitu 72,3%. tentang pemenuhanpersonal hygiene bagi yaitu 54,2%. Saran Diharapkan kepada managemen pelayanan kesehatan khususnya RSUDZA Banda Aceh untuk terus memberikan dukungan kepada perawat dalam melaksanakan perannya dalam memberikan discharge planning kepada pasien khususnya membuat seminar atau penyuluhan mengenai discharge planning di RSUDZA Banda Aceh dan kepada perawat pelaksana di ruangan agar selalu menerapkan dan melaksanakan peran, khususnya peran sebagai penyuluh yaitu memberikan informasi pada pasien dengan menggunakan media yang efektif sebelum pasien meninggalkan rumah sakit sebagai pemenuhan kebutuhan pulang pasien dengan baik dan penuh tanggung jawab. KEPUSTAKAAN Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Carpenito, Lynda Juall. (1995). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan ed.2. Jakarta : EGC. 41

Herniyatun, dkk. (2009). Efektivitas Program Discharge Planning Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2000. Diakses tanggal 5 Desember 2014. www.digilib.stikesmuhgombong.ac.id Imran, M., Suhartatik, Eddynman. W.F. (2014). Hubungan mobilisasi dini dan personal hygiene terhadap percepatan kesembuhan luka perenium pada ibu post partum Di RSIA pertiwi Makasar. Jurnal nasional kesehatan diagnosisi, 05,295-301. tanggal 28 Juni 2015. www. Stikesnh.ac.id Lowdermilk, D.L, Perry, S.E & Cashion, K. (2013). Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika. Mochtar, Rustam. (1998). Jakarta : EGC. Sinopsis Obstetri. Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1 Edisi 4. Jakarta : EGC. Purnawati, Jolanda, (2014). Efektifitas mobilisasi dini pada ibu post partum terhadap percepatan proses penyembuhan luka sectio caesarea fase inflamasi di rsud sanggau tahun 2014. Diakses tanggal 28 Juni 2015. www. jurnal. untan.ac.id Reeder,Sharon J. (2011). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Weiss & Lokken. (20 09). Predictors and Outcomes of Postpartum Mothers Perceptions of Readiness for Discharge after Birth. Diakses tanggal 13 Desember 2014. www3.interscience.wiley.com Yoana. (2007). Pengaruh kecukupan nitrisi dan cairan ibu post sectio caesarea terhadap penyembuhan luka jahitan sectio caesarea. Diakses tanggal 30 Juni 2015. www. Stikesnh.ac.id 42