BAB III KUA KECAMATAN SUKODONO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI KUA SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI

BAB III PENENTUAN WALI HAKIM DI KUA KEC. TAYU KAB. PATI. 21 KUA Kecamatan yang ada di Kabupaten Pati, yang

PROFIL KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI 2010

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada Tahun 2015 ini terdapat 5 Kelurahan di Metro Timur, yaitu :

BAB III PENETAPAN WALI HAKIM OLEH KEPALA KUA DIWEK JOMBANG TANPA UPAYA MENGHADIRKAN WALI NASAB

IV. GAMBARAN UMUM. Implementasi merupakan suatu kajian mengenai kebijakan yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB III GAMBARAN UMUM KUA NGETOS DAN PENOLAKAN PERMOHONAN WALI HAKIM OLEH KEPALA KUA NGETOS

BAB III IMPLIKASI HUKUM PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DALAM PERKAWINAN DI KUA KECAMATAN SUKODONO SIDOARJO

BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN. Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga

BAB IV PENERAPAN SIMKAH ONLINE DI KUA KOTA SURABAYA DALAM PERSPEKTIF PMA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENCATATAN NIKAH

BAB III DESKRIPSI UMUM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG BIAYA NIKAH DAN EFEKTIVITAS PENERAPANNYA

BAB III TINJAUAN UMUM KUA KEC. LEMBANG KAB. BANDUNG BARAT. Bandung Barat sebelah utara kota Bandung di bawah kaki gunung Tangkuban

PROFIL KANTOR URUSAN AGAMAKECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

menikah akan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah. Dalam pernikahan yang berlandaskan al- Qur an dan Sunnah. Tata cara tersebut antara

BAB V PEMBAHASAN. A. Biaya Administrasi Perkawinan di Kantor Urusan Agama Kecamatan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian

BAB III PELAKSANAAN PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ANGKAT DI KUA KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA

BAB IV. Pelaksanaan perkawinan telah diatur di dalam UU No. 1 Tahun Pasal 12 yang berbunyi bahwa tata cara pelaksanaan perkawinan diatur

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGAMA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

SIMULASI PELAKSANAAN AKAD NIKAH

BAB III PERKARA WEWENANG MODIN DESA DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERKAWINAN DI DESA KEBALANDONO KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN DALAM MASA IDDAH. A. Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangpilang Kota Surabaya

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ANGKAT DI KUA KEC. SAWAHAN KOTA SURABAYA

...Humas Kanwil Kemenag Prov. Jabar

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1. melaksanakan tugasnya tersebut, KUA melaksanakan fungsi:

KUALITAS PELAYANAN PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI KUA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, dan lainlain

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai

BAB III. menjadi lokasi penelitian, kemudian bagaimana kronologi pelaksaaan tajdi>d alnika>h

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU. Kantor Kementerian Agama dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB III PERKAWINAN SIRI DI INDONESIA. A. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Maraknya Perkawinan Siri

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

P U T U S A N. Nomor 0656/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

BAB III PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BIAYA NIKAH DI KUA WILYAH GRESIK UTARA

FENOMENA NIKAH MASSAL DAN KORELASI TERHADAP ISBAT NIKAH ( Titik Singgung Wewenang 2 in 1 Pengadilan Agama dengan Kementerian Agama )

BAB I PENDAHULUAN. pertama hijriyah yang dibawah langsung para pedagang dari Timur Tengah.

BAB III PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN DI KUA KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

P E N E T A P A N Nomor: 0085/Pdt.P/2015/PA Pas.

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

P E N E T A P A N Nomor 0097/Pdt.P/2015/PA.Pas.

BAB III ALASAN-ALASAN POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA PASURUAN TAHUN 2007

RENCANA KINERJA TAHUNAN KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI TAHUN 2010

BAB III DESKRIPSI PELAKSANAAN PENCATATAN PERKAWINAN KUA KECAMATAN GRESIK. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gresik awalnya berdiri di

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

KEMENAG. Pajak. PNBP. Nikah. Rujuk. Di Luar KUA. Pengelolaan. Pencabutan.

BAB III SANKSI TERHADAP NIKAH SIRRI YANG DIKENAKAN DENDA JIKA MELEWATI 3 BULAN DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROSEDUR PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 315/Pdt.G/2013/PA.Pkc.

Salinan. P U T U S A N Nomor : 0099/Pdt.G/2010/PA.Dmk.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERNIKAHAN DENGAN MEMALSUKAN IDENTITAS WALI NIKAH DI KUA KEC. TAYU KAB. PATI

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB III KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG. Pada tahun1950 dibentuklan Provinsi Sumatera Selatan yang membawahi 4

PERATURAN DESA TULANGAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA TULANGAN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN

BAB III PERALIHAN WALI NASAB KE WALI HAKIM DI KUA KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG. A. Sekilas tentang KUA Kec. Parakan Kab.

P E N E T A P A N Nomor 0090/Pdt.P/2015/PA.Pas.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

P U T U S A N Nomor 0328/Pdt.G/2014/PA.PKP. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N NOMOR : 0018/Pdt.P/ 2013/PA.Kbm BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 303/Pdt.G/2011/PA.Pkc

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

SUB BAG. TATA USAHA SUB BAG. TATA USAHA

P E N E T A P A N Nomor: 0096/Pdt.P/2014/PA Pas.

P U T U S A N. Nomor 1931/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III. A. Sekilas Profil KUA Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Kemudian pada tahun 1977 KUA Kecamatan Sawahan pindah ke Jl.

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB III PERAN PEMBANTU PEGAWAI PENCATAT NIKAH. DI KUA Kec. CANDI Kab. SIDOARJO

BAB V PENUTUP. hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

Salinan. P U T U S A N Nomor : 0127/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor: 0079/Pdt.P/2015/PA Pas.

P U T U S A N. Nomor 0271/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB III DESKRIPSI PENOLAKAN TAWKI@L WALI OLEH PENGHULU KUA KECAMATAN SUKODONO A. Profil KUA Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo 1. Letak Geografis Kecamatan Sukodono merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Kecamatan Sukodono termasuk salah satu kawasan dengan dengan kegiatan ekonomi yang sangat berkembang. Hal ini dikarenakan lokasi kecamatan Sukodono berbatasan langsung dengan Kota Sidoarjo dan juga Kota Surabaya. Sehingga menjadikan kecamatan Sukodono sebagai kawasan yang banyak menarik minat para investor yang mendirikan pabrik-pabrik di kawasan kecamatan Sukodono. Kecamatan Sukodono mempunyai luas kawasan 3485,74 ha. Terbagi ke dalam 19 Desa/Kelurahan. Adapun pembagian luas wilayah penggunaan lahan yang terdapat di wilayah kecamatan Sukodono dan batas-batas wilayah kecamatan Sukodono adalah sebagai berikut: 1 1 Dokumentasi Profil Kecamatan Sukodono. 45

46 Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan Sukodono No. Penggunaan Luas 1. Tanah Sawah 1915 ha 2. Tanah Pekarangan / Bangunan 1242 ha 3. Fasilitas Umum 328,74 ha Jumlah 3485,74 ha Tabel 2 Batas Wilayah Kecamatan Sukodono No. Arah Lokasi Kecamatan 1. Sebelah Utara Kecamatan Taman 2. Sebelah Timur Kecamatan Buduran 3. Sebelah Selatan Kecamatan Sidoarjo 4. Sebelah Barat Kecamatan Krian Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukodono beralamat di Jl. Raya Sukodono No. 30 Sukodono Sidoarjo. Tepatnya sebelah selatan dari Pasar Sukodono. Lokasi KUA Kecamatan Sukodono sangat setrategis, disamping karena dekat pasar, KUA Kecamatan Sukodono terletak di pusat pemerintahan Kecamatan Sukodono. KUA Kecamatan Sukodono berhadapan langsung dengan kantor Kecamatan Sukodono, berjarak sekitar 50 Meter, sehingga memudahkan warga Sukodono apabila ada keperluan dengan kedua instansi tersebut.

47 2. Visi dan Misi KUA Kecamatan Sukodono a) Visi Terciptanya pelayanan prima menuju masyarakat yang Agamis Rukun dan Harmonis. b) Misi 1) Meningkatkan pelayanan dan bimbingan di bidang Kepenghuluan, Keluarga Sakinah, Pangan Halal, Ibadah Sosial. 2) Meningkatkan pelayanan di bidang Perwakafan. 3) Meningkatan pelayanan di bidang Ibadah Haji. 2 3. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Sukodono KEPALA KUA H. Ainur Roziq AR. PENYULUH 1. Susi Faizah, S.Ag 2. Zazilatur R. S.Ag. PENGHULU Nur Rachmat Hidayat, S.Ag STAF ADMINISTRASI 1. Zamroni Mukholison 2. Heni Siswanti PPAI Rokib, S.Ag., M.Pd.I OPERATOR SIMKAH M. Mukhlis P. PENGAWAS BIMBINGAN Drs. Mujibur Rochman, S.Ag 2 Dokumentasi KUA Kecamatan Sukodono.

48 Pimpinan KUA Kecamatan Sukodono tercatat terjadi 6 kali pergantian. Pergantian kepemimpinan di KUA Kecamatan Sukodono tidak ada aturan baku dalam menentukan masa jabatan, 1 atau 2 tahun, bahkan lebih. Berikut daftar nama-nama yang pernah menjabat sebagai Kepala KUA Kecamatan Sukodono: 3 Tabel 3 Periode Pergantian Kepala KUA Kecamatan Sukodono No. Nama Periode 1. H. Hawaroh, BA 2000 2001 2. Drs. Moh. Luthfi, SJ. 2001 2004 3. Drs. H. Kasianto Qamari, M.M. 2006 2008 4. Nuruddin, S.Ag., M.M. 2008 2010 5. Drs. Arief Edward Bin Mawar 2010 2014 6. H. Ainur Roziq AR. 2014 sekarang 4. Tugas dan Fungsi KUA Kecamatan Sukodono Setiap lembaga mempunyai Tugas dan Fungsi sendiri-sendiri, yang membuat lembaga tersebut memiliki pedoman dalam menjalankan kegiatannya. Begitu juga dengan Kantor Urusan Agama, mempunyai Tugas dan Fungsi yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001. 3 Dokumentasi KUA Sukodono.

49 a) Tugas Kantor Urusan Agama Tugas dari Kantor Urusan Agama adalah Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten di Bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah kecamatan (Pasal 2). 4 b) Fungsi Kantor Urusan Agama Sedangkan Fungsi dari Kantor Urusan Agama, sesuai dengan isi dari Pasal 3 Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001, sebagai berikut: 5 1) Menyelenggarakan Statistik dan Dokumentasi (berdayakan Penyuluh dan Pengawas) 2) Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, pengetikan dan rumah tangga (PMA No. 1 Tahunh 1996 Tata Persuratan) 3) Pencatatan Nikah Rujuk. 4) Mengurus dan membina Masjid. 5) Mengurus dan membina Zakat 6) Mengurus dan membina Wakaf. 7) Mengurus dan membina Ibadah Sosial 8) Mengurus dan membina Pengembangan Keluarga Sakinah. 4 Badan Litbang Depag RI, Tata Cara Pelayanan Prima Kantor Urusan Agama Kecamatan, (Jakarta: Depag RI, 2003), 11. 5 Ibid.

50 9) Kependudukan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam dan Perpu yang berlaku. 5. Tugas dan Fungsi Khusus Penghulu a) Tugas Khusus Penghulu Tugas pokok Penghulu adalah melakukan perencanaan kegiatan kepenghuluan, pengawasan pencatatan nikah/rujuk, pelaksanaan pelayanan nikah/rujuk, penasihatan dan konsultasi nikah/rujuk, pemantauan pelanggaran ketentuan nikah/rujuk, pelayanan fatwa hukum muna>kah}a>t dan bimbingan mua>malah, pembinaan keluarga sakinah serta pemantauan dan evaluasi kegiatan kepenghuluan dan pengembangan kepenghuluan. 6 Selain mempunyai tugas pokok yang tersebut di atas, Penghulu juga mempunyai tugas lain yakni bertindak sebagai wali hakim. Hal ini dijelaskan dalam pasal 3 ayat (2) PMA No. 30 tahun 2005 Tentang Wali Hakim. Bunyi pasal tersebut adalah apabila Kepala KUA Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan atau tidak ada, maka Kepala Seksi yang membidangi Urusan Agama Islam atas nama Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota diberi kuasa untuk atas nama Menteri Agama menunjuk salah satu Penghulu pada kecamatan tersebut atau terdekat untuk sementara menjadi wali hakim dalam wilayahnya. 6 Berdasarkan Permenpan No. PER/62/N.PAN/6/2005.

51 b) Fungsi Khusus Penghulu 1) Pelaksanaan pencatatan nikah/rujuk bagi umat Islam. 2) Pelaksanaan nikah wali hakim. 3) Pengawasan kebenaran peristiwa nikah / rujuk. 4) Pembinaan hukum muna>kah}a>t dan Ah}wal Shakhs}iyah. 5) Pembinaan calon pengantin. 6) Pembinaan keluarga sakinah. 6. Tugas dan Fungsi Umum Penghulu Penghulu merupakan Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai tugas sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) PMA No. 30 Tahun 2005 Tentang Wali Hakim. Juga mempunyai tugas pokok yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Negara (Permenpan) No. PER/62/N.PAN/6/2005. Selain tugas yang telah diatur secara khusus dalam Peraturan di atas, Penghulu yang merupakan Pegawai Negeri Sipil juga mempunyai tugas dan fungsi umum. Yakni sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. a) Tugas Umum Penghulu Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 3 huruf a menjelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara sebagai profesi harus mengedepankan prinsip dasar. Prinsip dasar yang tersebut dalam pasal 3 huruf a dijelaskan dalam pasal 4, diantaranya yakni

52 1) Huruf c: mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia. 2) Huruf d: dijelaskan bahwa harus memegang prinsip menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak. 3) Huruf j: memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, dan santun. Pasal 11 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menjelaskan tentang Tugas dari Aparatur Sipil Negara, yakni: 1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. 3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b) Fungsi Umum Penghulu Pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menjelaskan tentang Fungsi dari Aparatur Sipil Negara, yakni: 1) Pelaksana kebijakan publik. 2) Pelayan publik. 3) Perekat dan pemersatu bangsa.

53 7. Wewenang KUA Kecamatan Sukodono Kantor Urusan Agama (KUA) adalah salah satu unit atau bagian dari Kementerian Agama di bidang urusan agama Islam di tingkat kecamatan. Pengangkatan pegawai Kantor Urusan Agama ini diangkat oleh Menteri Agama. Sebagai pejabat pemerintah, para Pejabat Pencatat Nikah (PPN) ini mepunyai wewenang untuk mengawasi, dan mendata setiap pernikahan dan dapat juga memberikan nasihat dan bimbingan terhadap masyarakat yang akan melangsungkan pernikahan. 7 Sebagai bagian dari Kementerian Agama, tugas dan wewenang dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukodono ini singkron dengan tugas pokok Kementerian Agama, yakni melaksanakan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan di bidang agama di wilayah Kecamatan Sukodono. Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukodono adalah lembaga resmi dari pemerintah, maka tugas memelihara tertib administrasi, menyelamatkan kekayaan negara dan pemerintah dan menggalang persatuan bangsa serta memihak pada kesejahteraan masyarakat. Dalam bidang agama Kantor Urusan Agama juga harus berusaha membimbing dan mengarahkan serta membina kehidupan bangsa, mengikutsertakan umat beragama agar aktif melaksanakan pembangunan, menggalang kerukunan umat beragama (Tri Kerukunan Umat Beragama), mengusahakan sarana dan prasarana bagi keperluan 7 Depag RI, Pedoman Pencatat Nikah (PPN), (Jakarta: Depag RI, 2014), 4

54 pengamalan agama dan berupaya terus meningkatkan pembinaan dan pelayanan masyarakat. 8 Melalui KMA No 18 Tahun 1975 juncto KMA No. 517 Tahun 2001 dan PP No. 6 Tahun 1988 tentang Penataan Organisasi KUA Kecamatan, secara tegas dan lugas telah mencantumkan Tugas dan Wewenang Kantor Urusan Agama, yaitu: a) Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota di bidang urusan agama Islam dalam wilayah Kecamatan. b) Menyelenggarakan kegiatan dokumentasi dan statistik (doktik), surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, pengetikan dan rumah tangga. c) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan melaksanakan kegiatan sektoral maupun lintas sektoral di wilayah kecamatan. 8. Jumlah Pernikahan Jumlah pernikahan yang terjadi di Kecamatan Sukodono termasuk dalam kategori sedang. Sampel yang penulis dapatkan yakni pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2015 menunjukkan bahwa jumlah pernikahan yang terjadi di Kecamatan Sukodono sebanyak 194 pasangan. Berikut rincian data pencatatan pernikahan di KUA Kecamatan Sukodono pada bula Oktober sampai Desember 2015: 9 8 Dokumentasi KUA Kecamatan Sukodono. 9 Ibid.

55 Tabel 4. Sampel Pencatatan Nikah KUA Kecamatan Sukodono Wali No. Bulan Jumlah Hakim Nasab 1. Oktober 137 4 133 2. Nopember 14 0 14 3. Desember 43 2 41 Total 194 6 188 Data tersebut menjelaskan bahwasannya jumlah pernikahan tertinggi yang terjadi di Kecamatan Sukodono terdapat pada bulan Oktober. Tercatat sebanyak 137 pasangan yang mendaftarkan pernikahan mereka. Hal ini dikarenakan pada bulan Oktober, bertepatan dengan bulan akhir bulan Dzulhijjah dan awal bulan Muharram. Warga Kecamatan Sukodono masih menganut tradisi masyarakat jika mengadakan pesta, apakah pesta pernikahan maupun pesta khitan, mereka memilih bulan Hijriyah sebagai acuan. B. Praktik Penolakan Tawki@l Wali Oleh Penghulu Sebab Pengantin Hamil Pranikah. 1. Prosedur Pendaftaran Nikah Kementerian Agama Republik Indonesai telah mengatur mengenai prosedur pendaftaran nikah. Adapun prosedurnya ialah sebagai berikut sesuai dengan PP No. 48 tahun 2014 tentang perubahan atas PP No. 47 tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis

56 Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Agama: a) Calon pengantin mendatangi RT/RW untuk mengurus surat pengantar nikah untuk dibawa ke kelurahan; b) Calon pengantin mendatangi kelurahan untuk mengurus surat pengantar nikah (N1 N4) untuk dibawa ke KUA (Kecamatan); 1) Jika pernikahan dilakukan di luar Kecamatan setempat, maka calon pengantin mendatangi KUA (Kecamatan) setempat untuk mengurus surat pengantar rekomendasi nikah untuk dibawa ke KUA (Kecamatan) tempat akad nikah. 2) Jika waktu pernikahan kurang dari 10 hari kerja, maka calon pengantin mendatangi Kantor Kecamatan tempat akad nikah untuk mengurus surat dispensasi nikah. c) Calon pengantin mendatangi Kantor KUA (Kecamatan) tempat akad nikah untuk melakukan pendaftaran nikah; 1) Jika pernikahan dilakukan di KUA (Kecamatan), maka calon pengantin tidak dikenakan biaya alias gratis. 2) Jika perikahan dilakukan di luar KUA (Kecamatan), maka calon pengantin mendatangi Bank Persepsi yang ada di wilayah KUA tempat menikah untuk membayar biaya nikah sebesar Rp 600.000,- lalu menyerahkan SLIP SETORANNYA ke KUA tempat akad nikah.

57 d) Calon pengantin mendatangi KUA (Kecamatan) tempat akad nikah untuk melakukan pemeriksaan data nikah calon pengantin dan wali nikah; e) Calon pengantin melaksanakan akad nikah, di KUA (Kecamatan) atau Lokasi Nikah, untuk kemudian diakhiri dengan penyerahan buku nikah. 10 Berikut gambaran prosedur pendaftaran nikah : Gambar 1 : Tabel Alur Pendaftaran Nikah 10 http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=230468. Diakses pada: 24 Desember 2015 pukul 08:17.

58 2. Praktik Penolakan Tawki@l wali oleh Penghulu KUA Kecamatan Sukodono Pelayanan yang diberikan oleh petugas Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukodono dilakukan tanpa ada perbedaan terhadap calon pengantin yang mendaftarkan pernikahan. Baik untuk calon pengantin yang sudah hamil pra-nikah maupun belum. Hal ini mengacu pada Visi dari KUA tersebut, yakni Terciptanya pelayanan prima menuju masyarakat yang Agamis Rukun dan Harmonis. Praktik penolakan tawki@l wali yang dilakukan oleh Penghulu KUA Kecamatan Sukodono ini bermula ketika diadakannya pemeriksaan berkas pendaftaran nikah dari pasangan M. Anjarwanto (24) dan Nur Kasanah (21) yang mendaftarkan pernikahannya pada tanggal 01 Februari 2015. Pada saat pemeriksaan berkas, penghulu KUA Kecamatan Sukodono yang bernama Nur Rachmat Hidayat menemukan kejanggalan yang terlihat secara fisik dari calon pengantin perempuan. Sehingga kemudian Penghulu tersebut menanyakan kepada calon pengantin ketika rafa, apakah anda sudah hamil?. Namun calon pengantin tersebut awalnya tidak mengakui, tetapi setelah beberapa kali diajukan pertanyaan yang sama, akhirnya mengakui kalau dia sudah dalam keadaan hamil. Mengetahui bahwa calon pengantin dalam keadaan hamil, maka kemudian yang dilakukan oleh Penghulu adalah melakukan penjelasan

59 mengenai dosa perbuatan zina. Sehingga diharapkan agar kedua calon pengantin mengerti akibat dari perbuatan zina yang telah mereka lakukan tersebut agar tidak terulang dikemudian hari. Penghulu tersebut berharap dari nasehat yang disampaikan, pasangan pengantin dapat mengambil sebuah pelajaran bagi diri sendiri maupun orang lain. Setelah mengetahui bahwa calon pengantin perempuan sudah dalam keadaan hamil, kemudian Penghulu menanyakan mengenai siapakah yang menghamili calon pengantin perempuan, apakah calon suami yang akan menikahinya atau orang lain. Calon pengantin lakilaki tersebut menjawab, bahwa dialah yang menghamili. Kemudian penghulu tersebut menanyakan kepada orang tua calon pengantin perempuan, siapa yang akan bertindak untuk menikahkan keduanya. Apakah akan dinikahkan sendiri oleh orang tua, ataukah akan diwakilkan kepada orang lain atau diwakilkan kepada penghulu dari KUA Kecamatan Sukodono. Apabila diwakilkan kepada Penghulu KUA Kecamatan Sukodono, maka beliau memberikan penjelasan bahwa Penghulu KUA Sukodono tidak bisa menerima tawki@l wali nikah yang akan diamanahkan kepadanya. 11 Alasan yang diutarakan bahwa Penghulu tersebut tidak bisa untuk menerima amanah melaksanakan akad nikah ada tiga. Pertama, bahwa menikahkan anak adalah tanggung jawab dari orang tua. Kedua, 11 Nur Rahmad Hidayat, Wawancara, Sidoarjo, 08 Desember 2015.

60 mengacu pada tugas Penghulu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 hanya ada 3, yakni Menghadiri, Menyaksikan, dan Mencatat. Tidak ada kewajiban untuk menikahkan. Ketiga, bahwa di dalam kalangan ulama fiqh, terdapat masalah khila>fiyyah mengenai hukum dari nikah hamil. Alasan mendasar beliau tidak bisa menerima tawki@l wali dikarenakan perkara ini merupakan perkara yang masih diperselisihkan kebolehannya, sehingga beliau memilih berhati-hati dalam mengambil keputusan menerima tawki@l wali tersebut. Alasan lain yang diungkapkan oleh Penghulu KUA Kecamatan Sukodono adalah, beliau mengambil pendapat ulama madhhab yang dianggapnya lebih kuat, yakni mengikuti pendapatnya madhhab H}anafiyah. Karena beliau menganggap bahwa hukum mengenai nikah dalam keadaan hamil pra-nikah, lebih kuat pendapatnya madhhab H}anafiyah, yang menganggap bahwa nikah hamil adalah tidak sah. 12 Peristiwa seperti ini, di lain waktu juga pernah terjadi. Bahwasannya terdapat pasangan calon pengantin yaitu Pratama Herman (17) dan Intan Wulandari (16) yang tengah hamil pra-nikah mendaftar di KUA Kecamatan Sukodono. Pelayanan yang diberikan kepada pasangan tersebut juga sama dengan pasangan pada umumnya. Mulai dari awal pendaftaran, Penghulu KUA Kecamatan Sukodono sudah menduga bahwa pasangan calon pengantin yang mendaftarkan 12 Nur Rachmat Hidayat, Wawancara. Sidoarjo 13 Januari 2016.

61 pernikahannya tersebut dalam keadaan hamil pra-nikah. Hal ini dapat dilihat dari berkas-berkas persyaratan pengajuan pendaftaran nikah. Di dalam berkas tersebut, terdapat Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Sidoarjo, yang berisi mengenai Dispensasi Usia Pernikahan. Mengetahui bahwa di dalam berkas pendaftaran nikah terdapat Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Sidoarjo yang berisi tentang Dispensasi Usia Pernikahan, yang dilakukan Penghulu KUA Kecamatan Sukodono adalah menanyakan kepada kedua calon pengantin tentang alasan mereka menikah pada saat usia mereka masih di bawah batas usia pernikahan. Jawaban yang mereka berikan memang sesuai dengan dugaan Penghulu tersebut, bahwa calon pengantin perempuan tengah dalam keadaan hamil pra-nikah. Seperti kejadian yang sebelumnya, ketika ada pasangan calon pengantin yang mendaftar menikah dengan keadaan calon pengantin perempuan tengah dalam keadaan hamil pra-nikah, Penghulu KUA Kecamatan Sukodono kemudian menanyakan kepada orang tua calon pengantin perempuan mengenai siapakah yang akan menikahkan ketika akad nikah. Jawaban yang diberikan oleh orang tua calon pengantin perempuan adalah menyerahkan urusan akad nikah puterinya kepada Penghulu KUA Kecamatan Sukodono. Mendapat amanah untuk menikahkan puterinya, Penghulu KUA Kecamatan Sukodono kemudian memberikan penjelasan kepada

62 Bapak Paiman, selaku orang tua calon pengantin perempuan bahwasannya beliau tidak bisa menerima amanah tawki@l wali yang dipasrahkan kepadanya. Tetapi orang tua calon pengantin perempuan tetap dengan pendiriannya, bahwa ia menyerahkan urusan akad nikah puterinya kepada Penghulu KUA Kecamatan Sukodono. Ia beralasan bahhwa ia tidak mampu untuk melakukan akad nikah untuk puterinya. Sehingga orang tua calon pengantin perempuan tersebut memberikan amanah kepada Penghulu KUA Kecamatan Sukodono untuk bertindak sebagai wali untuk menikahkan puterinya. Solusi yang diberikan oleh Penghulu KUA Kecamatan Sukodono ketika beliau tidak bisa menerima tawki@l wali nikah yang diamanahkan oleh bapak Paiman adalah dengan cara membimbing orang tua calon pengantin perempuan ketika rafa untuk dapat menikahkan anaknya sendiri. Akan tetapi, pada saat pelaksanaan pernikahan, orang tua calon pengantin perempuan yang sebelumnya telah dibimbing oleh Penghulu KUA Kecamatan Sukodono tidak dapat menikahkan secara sempurna. Dimana orang tua tersebut tidak mengucapkan s}ighat dengan benar. Sehingga Pengulu KUA Kecamatan Sukodono menganggap bahwa akad nikah yang dilakukan kurang sempurna. Dengan demikian, akhirnya Penghulu tersebut mengambil alih dan menerima tawki@l wali nikah orang tua calon pengantin perempuan yang hamil pra-nikah

63 dengan alasan bahwa orang tua calon pengantin perempuan kurang cakap. Keputusan Penghulu KUA Kecamatan Sukodono untuk menerima tawki@l wali nikah tersebut bukanlah tanpa alasan. Karena pada saat akad nikah, tidak terdapat orang lain yang mempunyai kecakapan dalam hal muna>kah}a>t. Sehingga dengan demikian, Penghulu KUA Kecamatan Sukodono memutuskan untuk mengikuti pendapat dari madhhab Syafi I yang membolehkan nikah hamil. Agar akad nikah yang dilangsungkan tersebut menjadi sah. Salah satu pegawai KUA Kecamatan Sukodono, yakni Ibu Zazilatur R. S.Ag. memberikan komentar mengenai prinsip yang dipegang oleh Penghulu KUA Kecamatan Sukodono. Beliau mengatakan bahwa sah-sah saja jikalau ada seseorang mengikuti pendapat madzhab lain dalam salah satu perkara, dalam hal ini adalah perkara muna>kah}a>t. Karena hal tersebut merupakan hak pribadi setiap orang, meskipun mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti madhhab Syafi i. 13 Namun Ibu Zazilatur R. S.Ag. mempunyai prinsip sendiri dalam perkara nikah hamil. Beliau memilih mengikuti madhhab Syafi i. karena beliau berpendapat bahwa statusnya yang menjadi pegawai pemerintahan dimana mempunyai tugas untuk melayani masyarakat, 13 Zazilatur R, Wawancara, Sidoarjo, 13 Januari 2016.

64 beliau tidak menginginkan suatu pelayanan yang membuat masyarakat kebingungan. 3. Pasangan Calon Pengantin yang Mengalami Penolakan Tawki@l Wali Praktik penolakan tawki@l wali ini terjadi hanya pada pasangan pengantin yang hamil pra-nikah, adapun pasangan yang tidak mengalami hal tersebut maka penghulu KUA Kecamatan Sukodono menerima tawki@l wali. Adapun pasangan calon pengantin yang mengalami penolakan tawki@l wali diantaranya: 1. Pasangan calon pengantin M. Anjarwanto (23) warga desa Geabagan RT/RW: 37/05 Kecamatan Tulangan dengan Nur Kasanah (21) warga desa Suruh RT/RW: 15/05 Kecamatan Sukodono yang mendaftarkan pernikahannya pada tanggal 01 Februari 2015 di KUA Kecamatan Sukodono. Pada saat pendaftaran dan pemeriksaan berkas perkara, Penghulu KUA Kecamatan Sukodono melihat adanya kejanggalan pada calon pengantin perempuan. Sehingga membuat Penghulu KUA Kecamatan Sukodono menanyakan mengenai kondisi fisiknya, apakah tengah dalam keadaan hamil atau tidak. Sama seperti sebelumnya, Penghulu KUA Kecamatan Sukodono menjelaskan bahwasannya beliau tidak bisa menerima tawki@l wali nikah yang diberikan oleh orang tua calon pengantin perempuan. Kemudian menyarankan agar yang menikahkan adalah orang tua calon pengantin perempuan dengan bimbingan dari

65 Penghulu KUA Kecamatan Sukodono. Hingga pada saat hari pelaksanaan pernikahan, yang menjadi wali nikah adalah orang tua calon pengantin perempuan dengan bimbingan dari Penghulu KUA Kecamatan Sukodono. 2. Pasangan calon pengantin Pratama Herman (17) warga Jl. Pogot 7- A/9 Surabaya dan Intan Wulandari (16) warga desa Kloposepuh RT/RW: 02/1 Kecamatan Sukodono - Sidoarjo yang mendaftarkan pernikahannya pada tanggal: 04 Januari 2016 di KUA Kecamatan Sukodono. Awalnya Penghulu KUA Kecamatan Sukodono tidak menerima tawki@l wali nikah yang diamanahkan kepadanya. Dikarenakan oleh calon pengantin perempuan tersebut telah dalam keadaan hamil pra-nikah. Sehingga Penghulu KUA Kecamatan Sukodono menyarankan agar yang menikahkan adalah orang tua calon pengantin perempuan tersebut dengan bimbingan dari Penghulu KUA Kecamatan Sukodono. Akan tetapi, setelah beberapa kali dibimbing, orang tua calon pengantin perempuan tidak bisa melafalkan s}ighat akad nikah dengan benar. Sehingga dengan demikian, Penghulu KUA Kecamatan Sukodono menerima tawki@l wali nikah dari orang tua calon pengantin perempuan.