VALIDASI METODE UNTUK ANALISIS KANDUNGAN URANIUM MENGGUNAKAN POTENSIOMETER T-90

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM

ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI SECARA POTENSIOMETRI

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

PENGARUH UNSUR AL DAN MO TERHADAP HASIL ANALISIS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-MO/AL DENGAN METODE POTENSIOMETRI

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SERBUK UO 2 DARI YELLOW CAKE SECARA POTENSIOMETRI DAN GRAVIMETRI

PENGARUH UNSUR Al, Mg, DAN Na PADA ANALISIS URANIUM SECARA POTENSIOMETRI

OPTIMASI PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DENGAN METODA POTENSIOMETRI

UJI FUNGSI COMBINED Pt-RING ELECTRODE METROHM

KENDALI KUALITAS SERBUK UO2 HASIL UJI FUNGSI PILOT CONVERTION PLANT (PCP) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

KUALIFIKASI ALAT POTENSIOMETER METROHM 682 UNTUK PENENTUAN KADAR URANIUM

Ngatijo, Pranjono, Torowati, Waringin Margi Yusmaman

ANALISIS SERBUK UMO UNTUK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR DENGAN TINGKAT MUAT TINGGI

SNI Standar Nasional Indonesia

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ANALISIS KADAR URANIUM DAN UNSUR PENGOTOR DI DALAM SERBUK AUK DAN UO 2

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

MODIFIKASI METODA ASTM UNTUK ANALISIS URANIUM DENGAN KONSENTRASI 1 gu/l MENGGUNAKAN TITROPROSESOR

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

PENENTUAN BATAS DETEKSI (LOD) DAN BATAS KUANTITASI (LOQ) PADA PENGUKURAN FOSFAT (PO 4 -P) DALAM AIR TAWAR DENGAN METODE ASAM ASKORBAT

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

ANALISIS KADAR URANIUM DAN IMPURITAS DALAM PADUAN U-7MO-XTI DAN U-7MO-XZR

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

V. HASIL DA PEMBAHASA

ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTO METER UV-VIS

VALIDASI METODE ANALISIS UNSUR TANAH JARANG (Ce, Eu, Tb) DENGAN ALAT ICP-AES PLASMA 40

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB IV METODE PENELITIAN

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

IV. METODOLOGI PE ELITIA

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

DAFTAR LAMPIRAN. 250 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas.

Ditimbang 1,3609 gram padatan KH2PO4 dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH.

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Metodologi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

KIMIA DASAR. Pendahuluan KETEPATAN DAN KETELITIAN PERLAKUAN DATA HASIL ANALISIS DAN KESALAHAN PENGUKURAN

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

3 Metodologi Penelitian

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KADAR URANIUM DALAM SERBUK URANIUM CARBIDA DENGAN TITROPROCESSOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

TITRASI POTENSIOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

PENGARUH URANIUM TERHADAP ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Transkripsi:

VALIDASI METODE UNTUK ANALISIS KANDUNGAN URANIUM MENGGUNAKAN POTENSIOMETER T-90 Torowati, Ngatijo dan Rahmiati PTBBN, BATAN, Kawasan Puspiptek, Serpong email: torowati@batan.go.id ABSTRAK VALIDASI METODE UNTUK ANALISIS KANDUNGAN URANIUM MENGGUNAKAN POTENSIOMETER T-90. Telah dilakukan validasi metode untuk analisis kandungan uranium menggunakan Potensiometer T-90. Validasi metode dilakukan di laboratorium kendali kualitas Bidang Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir, PTBBN, BATAN. Tujuan validasi metode untuk mengetahui tingkat presisi dan akurasi hasil analisis uranium yang mengacu American Standard Test Methode (ASTM) terbaru yaitu ASTM C1267-11 yang dimodifikasi dengan mereduksi pemakaian pereaksi menjadi 10% dari metode asli. Acuan ASTM C 1267-11 merupakan ASTM baru sebagai pengganti ASTM lama yaitu ASTM C799, Vol.12.01, 2003. Adanya ASTM baru yang dimodifikasi dengan mereduksi pemakaian pereaksi tersebut maka perlu dilakukan validasi metode. Alat yang digunakan untuk analisis uranium adalah potensiometer T-90 dan bahan yang digunakan adalah serbuk uranium oksida standar/crm (Certificate Reference Material). Validasi metode dilakukan dengan menganalisis 7 kali penimbangan serbuk uranium standar dan masing-masing dilakukan 7 kali analisis. Data hasil analisis digunakan untuk menentukan tingkat akurasi, presisi, simpangan baku relative (RSD) dan coefficient Variation Horwitz (CVHorwitz) serta penentuan limid deteksi (LoD) dan kuantisasi (LoQ). Hasil analisis uranium rerata pada validasi ini diperoleh sebesar : 84,36%, simpangan baku (SD) sebesar 0,12%, standar deviasi relativ (RSD) : 0,14% dan 2/3 coefficient Variation Horwitz (CVHorwitz) : 2.00%. Hasil RSD diperoleh lebih kecil dari hasil (2/3) CVHorwitz sehingga metode ini mempunyai presisi yang tinggi. Hasil nilai akurasi diperoleh : 0.48% sedangkan batas keberterimaan tingkat akurasi tinggi bila nilai akurasi < 2,00%, maka metode ini mempunyai tingkat akurasi yang tinggi [1]. Limit deteksi (LoD) dan dan limit kuantisasi (LoQ) masing-masing sebesar 0,0145 g/l dan 0,0446 g/l. Dengan demikian maka metode pengujian yang divalidasi ini adalah valid untuk digunakan. Kata kunci : validasi, uranium, potensiometer, presisi, akurasi ABSTRACT METHOD VALIDATION FOR URANIUM CONTENT ANALYSIS USING A POTENTIOMETER T-90. An experimental method validation has been conducted for uranium content analysis using Potentiometer T-90. The method validation experiment was performed in the quality control laboratory of Experiment Fuel Element Installation, PTBBN, BATAN. The objective is to determine the level of precision and accuracy of analytical results for uranium analysis referring to the latest American Standard Test Method (ASTM) of ASTM C1267-11, which is a modified reference method by reducing of reagent consumption by 10% of the amount used by the original method. The ASTM C 1267-11 reference is a new ASTM as a substitute for the older ASTM namely ASTM C799, Vol.12.01, 2003. It is, therefore, necessary to validate the renewed method. The tool used for the analysis of uranium was potentiometer T-90 and the material used was standard uranium oxide powder CRM (Certificate Reference Material). Validation of the method was done by analyzing standard uranium powder by 7 times weighing and 7 times analysis. Analysis results were used to determine the level of accuracy, precision, Relative Standard Deviation (RSD) and Horwitz coefficient Variation and limit detection and quantitation. The average uranium obtained for this method validation is 84.36% with Standard Deviation (SD) of 0.12%, Relative Standard Deviation (RSD) 0.14% and 2/3 Horwitz coefficient Variation (CVHorwitz) 2.05 %. The results show that RSD value is smaller than the value of (2/3) CVHorwitz, which means that this method has a high precision. The accuracy value obtained is 0.48%, and since the acceptance limit of high level of accuracy is when the accuracy value is <2.00%, this method is regarded as having a high degree of accuracy [1]. The limit of detection (LOD) and and the limit of quantitation (LOQ) are 0.0145 g / L and 0.0446 g / L respectively. It is concluded that the ASTM C 1267-11 reference method is valid for use. Keywords: validation, uranium, potentiometer, precision, accuracy PENDAHULUAN ranium merupakan salah satu bahan bakar nuklir yang digunakan dalam fabrikasi elemen U bakar reaktor nuklir baik reaktor daya maupun riset. Dalam proses fabrikasi untuk elemen bakar reaktor nuklir, kendali kualitas sangat diperlukan dalam rangka mendukung proses fabrikasi tersebut [2]. 104 ISSN 1410 8178 Torowati, dkk

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh kendali kualitas antara lain, analisis kandungan uranium, unsur-unsur pengotor dalam bahan bakar uranium oksida serta penentuan true density yang masingmasing kegiatan mempunyai metode analisis yang digunakan sebagai pedoman melakukan kegiatan. Dalam makalah ini difokuskan untuk analisis kandungan uranium yang sangat diperlukan dalam proses fabrikasi elemen bakar nuklir. Analisis dilakukan di laboratorium kendali kualitas Bidang Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir (BFBBN), Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN), BATAN. Alat yang digunakan adalah potensiometer T-90. Dalam melakukan analisis kandungan uranium diperlukan metode analisis yang mampu memberikan data dengan tingkat akurasi dan presisi tinggi. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis kandungan uranium harus tertelusur. Salah satu contoh adalah metode yang tertelusur adalah metode American Standard Test Methode (ASTM) [3,4]. Metode analisis kandungan uranium yang digunakan di laboratorium kendali kualitas BFBBN selama ini mengacu pada ASTM C799, Vol.12.01, 2003 [3]. Dalam kurun waktu tertentu selalu ada pengembangan metode analisis. Salah satu contoh adalah dengan adanya ASTM baru berisi tentang metode analisis kandungan uranium yaitu ASTM C 1267-11, dengan adanya acuan baru ini maka metode analisis kandungan uranium di laboratorium kendali kualitas BFBBN mengalami perubahan metode yang semula mengacu ASTM C799, Vol.12.01, 2003 menjadi ASTM C1267-11. Metode ASTM C 1267-11 dimodifikasi dengan mereduksi pemakaian pereaksi menjadi 10% dari metode asli, maka perlu dilakukan validasi metode. Bahan yang digunakan untuk melakukan validasi adalah U 3O 8 standar/crm (Certificate Reference Material). Tujuan validasi metode adalah untuk mengkonfirmasi suatu metode yang dilakukan mempunyai unjuk kerja sesuai yang dikehendaki dalam penerapan metode tersebut. Parameter unjuk kerja yang dilakukan diantaranya tingkat presisi, akurasi, simpanan baku relativ (RSD), coefficient Variation (CV) Horwitz serta limid deteksi (LoD) dan kuantisasi (LoQ). LANDASAN TEORI Validasi metode merupakan suatu konfirmasi dengan melakukan analisis menggunakan metode yang telah tersedia dalam acuan yang baku (seperti ASTM) dan metode tersebut telah mengalami perubahan. Hal ini untuk mengetahui bahwa metode yang digunakan mempunyai unjuk kerja yang valid yaitu dengan mengetahui tingkat akurasi dan presisi [1]. Akurasi Akurasi merupakan kesesuaian antara hasil analisis dengan nilai benar analit (atau nilai acuan analit yang dapat diterima/true value) [1]. Akurasi dapat ditentukan melalui berbagai cara antara lain dengan melakukan analisis menggunakan CRM, melakukan perbandingan dengan metode lain, melakukan standar adisi. Nilai akurasi ditentukan dengan cara membandingkan antara selisih nilai dari sertifikat dengan hasil analisis terhadap nilai dari sertifikat atau dengan persamaan berikut : [1] (1) Dengan : : tanda hasil perhitungan mutlak Us : Nilai dalam sertifikat (%) Ua : Nilai hasil analisis (%) Nilai akurasi semakin kecil maka tingkat akurasi semakin tinggi karena semakin kecil nilai akurasi maka bias/kesalahan hasil analisis semakin kecil. Suatu alat akan mempunyai tingkat akurasi tinggi apabila nilai akurasi yang diperoleh semakin mendekati nilai nol [1]. Dengan demikian akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Gambar 1. Ilustrasi tingkat akurasi tinggi Presisi Presisi merupakan kedekatan antar hasil pengukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian dari hasil uji individual yang diukur melalui penyebaran atau rata-rata apabila analisis dilakukan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai simpangan baku/standard deviation (SD) dan simpangan baku relatif/relative standard deviation (RSD). Presisi tidak harus berhubungan dengan kedekatan terhadap nilai benar (true value) [1]. Torowati, dkk ISSN 1410 8178 105

Nilai benar Gambar 2. Ilustrasi tingkat presisi tinggi Untuk mengetahui tingkat presisi suatu metode analisis maka dilakukan penentuan beberapa parameter yaitu : simpangan baku/sd, simpangan baku ralatif/rsd dan Coefisien Variasi Horwitz (CV Horwitz). Suatu metode mempunyai tingkat presisi yang tinggi apabila nilai RSD yang dihasilkan lebih kecil dari nilai 2/3 CV Horwitz.[1] Parameter-parameter tersebut diatas dapat di tentukan dengan menggunakan persamaan berikut : a. (2) b. (3) c. (4) d. (5) dengan : x : hasil analisis : hasil analisis rerata n : jumlah pengulangan analisis SD : simpangan baku RSD : simpangan baku relatif CV : coefisien variasi Limit Deteksi (LoD) dan Limit Quantisasi (LoQ) Limit deteksi (LoD) merupakan parameter uji batas terkecil yang dimiliki oleh suatu alat/instrumen. Limit kuantisasi (LoQ) merupakan konsentrasi/jumlah terendah dari analit yang masih dapat ditentukan dan memenuhi kriteria akurasi dan presisi yang disepakati. Limit kuantisasi biasa disebut limit pelaporan (limit of reporting) [1]. Penentuan nilai limit deteksi dan kuantisasi tergantung pada analisis yang dilakukan yaitu menggunakan alat/instrumen atau tidak menggunakan instrumen. Apabila kegiatan analisis dilakukan tidak menggunakan instrumen maka limit deteksi dan kuatisasi ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel dengan pengenceran secara bertingkat [1]. Apabila analisis dilakukan menggunakan instrumen maka limit deteksi dan kuantisasi ditentukan dengan mengukur respon blanko pereaksi minimal 7 kali pengukuran selanjutnya ditentukan simpangan baku. Nilai limit deteksi dan kuantisasi dapat ditentukan dengan persamaan :[1,4] Dengan : LoD = limit deteksi LoQ = limit kuantisasi x = nilai rata-rata hasil analisis blanko SD = simpangan baku Alat Titrasi Potensiometer (6) (7) Potensiometer merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan analisis kandungan uranium. Prinsip kerja dari alat potensiometer berdasarkan pada perubahan potensial elektroda yang dicelupkan dalam larutan yang dianalisis karena adanya penambahan volume titran. Alat potensiometer dilengkapi dengan alat titrasi secara otomatik dan pencatat data hasil analisis serta elektrode kerja platina (Pt) dan elektrode pembanding atau elektrode kombinasi Platina yang merupakan gabungan dari ke dua macam elektrode Pt dan pembanding [5]. Gambar 3. Alat Potensiometer T-90 Keterangan gambar. 1. Elektrode kombinasi 6. Monitor manual 2. Buret tempat larutan titran 7. CPU 3. Pengaduk gantung 8. Printer 4. Meja sampel 9. Monitor komputer 5. Botol tempat titran Analisis Uranium menggunakan Potensiometer Prinsip analisis uranium berdasarkan reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Pada proses ini uranium berada dalam bentuk larutan uranil nitrat dan uranium bervalensi enam atau U (VI). Dalam proses analisis mula-mula U (VI) direduksi menjadi uranium bervalensi empat atau U (IV) menggunakan larutan ferro sulfat sebagai reduktor dan Mo (IV) sebagai katalisator. U (IV) yang terbentuk kemudian dioksidasi menggunakan 106 ISSN 1410 8178 Torowati, dkk

larutan kalium bikromat menjadi U (VI) Reaksi yang terjadi pada peristiwa reduksi sebagai berikut [5] : (8) (9) (10) Reaksi yang terjadi saat peristiwa oksidasi sebagai berikut : (1,2,3) (11) Jumlah uranium yang dianalisis dapat diketahui langsung dari hasil pencatat pada alat atau dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [5] : Kandungan uranium dalam sampel = 119 x Vt x N (12) (13) dengan : V 1 : volume titran yang digunakan untuk analisis (ml) N : normalitas K 2Cr 2O 7 yang digunakan adalah 0,025 N (N) 119 : Barat atom uranium (238) dibagi bilangan oksidasi (2) F : faktor Pengkayaan (untuk U deplesi F = 1) K : volume labu takar yang digunakan untuk melarutkan sampel (ml) E : berat sampel yang dilarutkan (mg) V 2 : volume sampel yang dianalisis (ml) METODOLOGI Validasi metode bertujuan untuk konfirmasi dengan melakukan analisis menggunakan metode yang telah tersedia dalam acuan yang baku dan metode tersebut telah mengalami perubahan. Pada validasi metode untuk analisis kandungan uranium menggunakan bahan/sampel standar/crm. Sampel harus dalam bentuk larutan uranil nitrat. Larutan uranil nitrat dilakukan preparasi dengan menambahkan pereaksi-pereaksi untuk analisis uranium, kemudian dianalisis mengunakan potensiometer. Bahan yang dibutuhkan adalah serbuk U 3O 8 standar/crm, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, ammonium heptamolibdat, kalium bikromat, asam amido sulfonat, asam perklorat pekat, vanadil sulfat, air destilasi. Peralatan yang digunakan gelas ukur, beker gelas, labu ukur, pipet ukur, corong, pengaduk magnit, hot plate, ph meter, timbangan analitik, potensiometer T-90. Langkah Kerja. 1. Preparasi pereaksi Pembuatan larutan asam sulfamat 1,5 M : timbang 15 gram asam sulfamat dilarutkan dengan air destilasi menjadi 100 ml. Pembuatan larutan ferro sulfat 1 M : timbang 28 gram serbuk ferro sulfat tambah 10 ml asam sulfat pekat d volume dan ditepatkan menjadi 100 ml dengan air destilasi. Pembuatan larutan ammonium heptamolybdat 0,4 % : timbang 0,4 gram ammonium heptamolybdat tambah 50 ml asam nitrat pekat kemudian tepatkan volumenya menjadi 100 ml dengan air destilasi. Pembuatan larutan vanadil sulfat : timbang 1,25 gram tambah 5 ml asam sulfat pekat dan tepatkan volumenya menjadi 100 ml dengan air destilasi. 2. Analisis Uranium untuk menentukan tingkat presisi dan akurasi Menimbang ± 0,1181g serbuk uranium oksida standar/crm sebanyak 7 kali penimbangan, masing masing dilarutkan dengan asam nitrat dan volume ditepatkan menjadi 10 ml menggunakan air destilasi. Diambil 1 ml larutan hasil pelarutan uranium ditambah asam sulfat dan dikeringkan kemudian tambah asam nitrat dan keringkan lagi. Selanjutnya ditambah asam sulfamat dan asam phosphat pekat. Campuran larutan diaduk hingga berwarna putih keruh kemudian ditambah larutan ferro sulfat dan amonium heptamolibdat sambil diaduk sampai larutan yang semula berwarna coklat tua berubah menjadi jernih. Larutan jernih tersebut ditambah larutan vanadil sulfat kemudian dititrasi menggunakan kalium bikromat 0,025 N sampai terjadi titik ekivalen. Analisis dilakukan berulang sebanyak 7 kali untuk setiappenimbangan serbuk uranium oksida standar. 3. Analisis blanko untuk menentukan LoD dan LoQ Diambil 1 ml asam nitrat tambah asam sulfat dan dikeringkan kemudian tambah asam nitrat dan keringkan lagi. Hasil pengeringan larutan asam sulfamat dan asam phosphat pekat. Campuran larutan diaduk hingga berwarna putih keruh kemudian ditambah larutan ferro sulfat dan amonium heptamolibdat sambil diaduk sampai larutan yang semula berwarna coklat tua berubah menjadi jernih. Larutan jernih tersebut ditambah larutan vanadil sulfat kemudian dititrasi menggunakan kalium bikromat 0,025 N sampai terjadi titik ekivalen. Analisis dilakukan berulang 7 kali. Torowati, dkk ISSN 1410 8178 107

HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi metode pengujian analisis kandungan uranium dilakukan karena metode yang digunakan adalah metode dari ASTM baru yang dimodifikasi dengan mereduksi pereaksi yang digunakan menjadi 10% dari metode asli. Untuk mengetahui unjuk kerja metode yang baru maka perlu dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bahan/sampel yang sudah diketahui kadar uraniumnya sehingga dapat diketahui bahwa metode yang digunakan valid yang menghasilkan data dengan tingkat presisi dan akurasi tinggi. Pada validasi ini telah dilakukan analisis uranium dengan menimbang serbuk uranium oksida standar sebanyak 7 kali pengulangan penimbangan, setiap penimbangan masing-masing dilakukan 7 kali analisis. Jumlah uranium yang digunakan untuk setiap analisis sebesar ± 10 mg U. Hasil analisis uranium diperoleh ditunjukkan pada Tabel 1. sedangkan data lengkap dapat dilihat pada lampiran. Tabel 1. Data hasil analisis uranium rerata dari 7 kali penimbangan dan masing-masing penimbangan dilakukan 7 kali analisis Kandungan U No. hasil analisis Kadar U (%) (g/l) 1 9,97 84,41 2 9,99 84,44 3 9,97 84,14 4 9,97 84,39 5 10,01 84,52 6 10,08 84,33 7 9,978 84,30 rerata 84,36 SD 0,12 Untuk menentukan kadar uranium hasil analisis menggunakan persamaan (13) atau dengan cara membandingkan jumlah uranium hasil analisis terhadap berat serbuk uranium yang dianalisis. Dari hasil analisis diperoleh kadar uranium rerata sebesar 84,36%. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan (1), SD rerata hasil analisis diperoleh sebesar 0,12% dan untuk menentukan tingkat presisi menggunakan persamaan (4) dan (5). Hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan tersebut diperoleh: a. RSD : = (0,1201/84,3619)(100%) = 0,14 %. b. CV Horwitz : 1-0,5 log (84,3619)(0,01) = 2 = 2,05 % c. 2/3 dari CV Howitz : = (2/3)(2,05%) =1,37% Metode dinyatakan mempunyai tingkat presisi yang tinggi apabila nilai RSD yang dihasilkan dari analisis lebih kecil dari nilai 2/3 (CV Horwitz). [1] Dari hasil analisis diperoleh nilai RSD sebesar 0,14 % sedangkan hasil dari 2/3 (CV Horwitz) adalah 1,37 %, maka nilai RSD hasil analisis lebih kecil dari nilai 2/3 (CV Horwitz). Dengan demikian metode yang divalidasi mempunyai tingkat presisi tinggi. Untuk menentukan nilai akurasi dalam validasi metode menggunakan persamaan (1) atau dengan membandingkan antara selisih kadar uranium dalam sertifikat dengan kadar uranium hasil analisis terhadap kadar uranium dalam sertifikat yang dianalisis. Kadar uranium standar/crm : 84,77%. Suatu metode akan mempunyai tingkat akurasi tinggi apabila nilai akurasi/bias yang diperoleh semakin mendekati nilai nol [1]. Batas keberterimaan akurasi/bias pada metode analisis ini nilai akurasi < 2,00% [3]. Dari hasil perhitungan data analisis diperoleh nilai akurasi sebesar 0,48%, sedangkan batas keberterimaan akurasi/bias < 2,00%.[2] Dengan demikian maka metode yang divalidasi ini mempunyai tingkat akurasi tinggi karena nilai akurasi yang dihasilkan < 2,00% [3]. Dalam penentuan limit deteksi (LoD) dan kuantisasi (LoQ) dilakukan dengan melakukan analisis blanko sebanyak 7 kali. Data hasil penentuan LoD dan LoQ seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Data hasil analisis blanko No. Hasil Analisis (g/l) 1 0,0000 2 0,0000 3 0,0000 4 0,0000 5 0,0114 6 0,0000 7 0,0000 Rerata 0.0016 SD 0.0043 Pada Tabel 2. hasil analisis blanko rerata diperoleh 0,0016 g/l dengan SD sebesar 0,0043 g/l. Dengan menggunakan persamaan (6) dan (7), maka nilai LoD dan LoQ masing-masing adalah 0,0145 g/l dan 0,0446 g/l. Dari hasil LoD tersebut dapat diketahui bahwa batas terendah uranium untuk analisis dengan menggunakan metode yang divalidasi adalah 0,0145 g/l atau 14,50 ppm 108 ISSN 1410 8178 Torowati, dkk

uranium. Batas kuantisasi yang diperoleh 0,0446 g/l atau 44,60 ppm artinya konsentrasi 44,60 ppm adalah jumlah terendah dari sampel yang masih dapat ditentukan dan memenuhi kriteria akurasi dan presisi yang disepakati. Dengan melihat hasil validasi tersebut diatas maka metode untuk analisis kandungan uranium menggunakan Potensiometer T-90 yang divalidasi adalah valid untuk digunakan. KESIMPULAN Pada validasi metode untuk analisis kandungan uranium dengan mengacu ASTM C1267-11 dan menggunakan potensiometer T-90 mempunyai tingkat presisi dan akurasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan nilai RSD yang diperoleh : 0,14 % lebih kecil dari 2/3 CV Horwitz yaitu 1,37 %. Selanjutnya nilai akurasi yang diperoleh 0,48 % atau lebih kecil dari 2,00 %. Nilai LoD dan LoQ masing-masing adalah 0,0145 g/l atau 14,50 ppm dan 0,0446 g/l atau 44,60 ppm. Dengan melihat hasil validasi tersebut diatas maka metode untuk analisis kandungan uranium menggunakan Potensiometer T-90 yang divalidasi adalah valid untuk digunakan. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan Terima kasih kepada kepala Bidang Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir yang telah membimbing dan memotivasi penulis, terima kasih juga disampaikan kepada pemegang DIPA Tahun 2015 yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini serta kepada seluruh teman-teman kendali kualitas yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Yulia, Validasi Metode, Diktat Validasi Metode, Pusat Penelitian Kimia-LIPI, Bandung, 2010. 2. Tri Yulianto, Proses Fabrikasi Elemen Bakar Nuklir, Pelatihan Operator - Superviso IEBE PTBN, Pusdiklat, 2015. 3. ANONIM, Uranium By Iron (II) Reduction in Phosphoric acid followedby Chromium (IV) Titration in the Presence of Vanadium, ASTM C1267-11. 4. ANONIM, Uranium By Ferrous Sulfate Reduction-Potassium Dichomate Titrimetry, ASTM C799, Vol.12.01, 2003. 5. Torowati dan Rahmiati, Analisis Uranium Menggunakan Potensiometer Dengan Variasi Kandungan Uranium, Proseding Seminar Nasional IX SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta. TANYA JAWAB Budi Setiawan Bagaimana rumus molekul uranil nitrat? Fenomena (proses reaksi) yang terjadi dalam proses analisis? Torowati UO 2 (NO 3) 2 Reaksi redoks. Sajima Kenapa metode ini harus divalidasi? Torowati Metode ini di validasikarena metodenya telah mengalami perubahan dari metode aslinya dengan mereduksi pereaksinya. Torowati, dkk ISSN 1410 8178 109

LAMPIRAN Tabel 1. Data hasil analisis serbuk U 3O 8 standar/crm dengan 7 kali Penimbangan dan masing-masing 7 kali Analisis No. Berat serbuk U3O8 CRM (g)/10 ml Kandungan U hasil analisis (g/l ) I. 1 0,1181 10,0217 2 0,1181 9,9920 3 0,1181 9,7998 4 0,1181 10,0996 5 0,1181 10,1783 6 0,1181 9,7995 7 0,1181 9,8864 II. 1 0,1184 10,0783 2 0,1184 10,0277 3 0,1184 9,9814 4 0,1184 10,0667 5 0,1184 9,9824 6 0,1184 9,9035 7 0,1184 9,9479 III.1 0,1184 10,0200 2 0,1184 10,0572 3 0,1184 10,0663 4 0,1184 9,8979 5 0,1184 9,8810 6 0,1184 9,9430 7 0,1184 9,8722 IV.1 0,1181 9,9457 2 0,1181 9,9072 3 0,1181 9,9608 4 0,1181 10,0605 5 0,1181 10,0023 6 0,1181 9,8996 7 0,1181 9,9916 V. 1 0,1184 10,0044 2 0,1184 10,1295 3 0,1184 10,0864 4 0,1184 9,9626 5 0,1184 9,8168 6 0,1184 10,0042 7 0,1184 10,0441 VI.1 0,1195 10,1476 2 0,1195 10,1169 3 0,1195 10,1922 4 0,1195 10,2092 5 0,1195 9,8425 6 0,1195 10,0193 7 0,1195 10,0128 VII. 1 0,1183 9,9974 2 0,1183 10,1412 3 0,1183 9,9987 4 0,1183 9,8055 5 0,1183 9,9106 6 0,1183 9,9079 7 0,1183 10,0496 hasil analisis (Rerata ±SD) U (g/l) 9,9682±0,1463 kadar U (Rerata ±SD) (%) 84,4046±1,3236 9,9983±0,0633 84,4449±0,4857 9,9625±0,0841 84,1429±0,7100 9,9668±0,0566 84,3930±0.4790 10,0069±0,1007 84,5174±0.8505 10,0772±0,1289 84,3280±1.0791 9,9730±0,1092 84,3025±0.9234 Rerata 9,9933±0,0403 84,3619±0,1202 110 ISSN 1410 8178 Torowati, dkk