HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

FAKTOR RISIKO ERGONOMI SAAT MENGETIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia,

ARTIKEL ILMIAH. Hubungan Umur, Masa Kerja, IMT dan Frekuensi Gerakan Repetitif dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

HUBUNGAN GERAKAN BERULANG PADA TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENJULID BUKU DI PT. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDHULUAN. Perkembangan industri percetakan di Indonesia berjalan pesat hingga

1 Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI. Tingkat Risiko MSDs Pekerja Konstruksi. Keluhan MSDs. Gambar 3.1. Kerangka Konsep. 32 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

HUBUNGAN POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN MUSCOLOSKELETAL DISORDERS

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

ABSTRAK. : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 ( )

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja UKDW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal


Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/April 2017; ISSN X,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

STRUKTUR ORGANISASI PT ASTRA INTERNATIONAL TBK-HEAD OFFICE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN

Hubungan Gerakan Fleksi Pada Pergelangan Tangan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Pengepakan PT. Logan Food Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini telah dapat

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

The Role of Hand Exercise in Preventing the Carpal Tunnel Syndrome among Female Garment Workers

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

Transkripsi:

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR Putri Chairun Nissa, Baju Widjasena, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email: putri.chairunnissa93@gmail.com Abstract : Carpal Tunnel Syndrome is one kind of cumulative trauma disorders caused by trapped median nerve within the carpal tunnel in the wrist, which is characterized by symptoms of tingling, pain, numbness in the fingers and hands in the area of the median nerve innervation. Students majoring in architectural engineering faculty batch 2013 do task about design structure 4 in 4 semester with average for 8 hours a day and for 3-4 days in a week in front of a computer. From 153 students majoring in architectural engineering faculty, researchers interviewed five respondents had experienced a variety of complaints such as pain, numbness, stiffness, inflammation around the wrist as an impact of using computers. The purpose of this study was to analyze the correlation repetitive motion and work duration with complaints Carpal Tunnel Syndrome in students majoring in architectural engineering faculty batch 2013, Diponegoro University. This study uses a type of observational study with cross sectional approach. The population in this study were entire students majoring in architecture engineering faculty batch 2013 as many as 153 people then taken sample of 59 people use accidental sampling method. Result of chi square test showed that there was no correlation between repetitive motion with the right hand CTS complaints (pvalue= 0.593) and left hand (p-value= 0.656) and no correlation between work duration with CTS complaint using the left-hand keyboard (p- value= 0.564) and right-hand mouse (p-value= 0.486). Researchers also suggest that respondents do breaktime and stretching when they feel tired at work. Keywords Architecture : Carpal Tunnel Syndrome, Repetitive Motion, Work Duration, PENDAHULUAN Latar Belakang Berbagai aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu yang lama sering dihubungkan dengan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS), salah satunya penggunaan komputer secara terus menerus dengan waktu yang lama. CTS biasanya sering sekali terjadi secara bertahap di daerah pergelangan tangan, telapak tangan, ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan separuh sisi luar jari manis. The National Institute for Occupational Safety and Health 563

(NIOSH) tahun 1990 memperkirakan 15-20 % pekerja Amerika Serikat berisiko menderita Cummulative Trauma Disorders (CTDs). (1) Catatan Bureau of Labour Statistics (BLS) pada tahun 1992, menunjukkan bahwa dari seluruh kasus yang dilaporkan, separuhnya didiagnosa sebagai CTS. (2) Di Indonesia, prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui karena sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan. Penelitian pada pekerjaan dengan risiko tinggi di pergelangan tangan dan tangan mendapatkan prevalensi CTS antara 5,6% - 14,8%. (3) Dari penelitian lain yang dilakukan oleh Kartika Febriana tahun 2009 mengenai gambaran faktor-faktor risiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS) di PT. Astra International TBK-Head Office Jakarta diperoleh data keluhan nyeri pada pekerja sebanyak 49,5% dari 97 responden. (4) Carpal Tunnel Syndrome merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang harus diperhatikan. Di fakultas teknik jurusan arsitektur terdapat 4 angkatan yaitu 2014, 2013, 2012, dan 2011. Dari hasil survei awal peneliti mendapatkan bahwa angkatan 2013 merupakan angkatan yang paling berisiko terhadap risiko CTS dibandingkan angkatan lainnya dikarenakan ada suatu 564 mata kuliah yaitu Struktur Perancangan 4 yang sangat menyita waktu mahasiswa tersebut untuk beraktivitas didepan komputer dalam waktu yang lama. Menurut responden, mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah terberat dalam semester 4 dibandingkan mata kuliah yang lain. Mata kuliah tersebut terdapat 2 tugas individu dalam jangka waktu pengumpulan selama seminggu dan revisi selama 2 hari begitu seterusnya setiap minggu dalam 1 semester (6 bulan). Dalam jangka waktu yang telah ditentukan, keadaan tersebut menuntut responden untuk mengerjakan tugas ratarata selama 8 jam sehari dan selama 3-4 hari berturut-turut dalam seminggu didepan komputer dikarenakan tugas tersebut membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi. Hal ini menyebabkan responden kehilangan sebagian waktunya untuk beristirahat, biasanya responden beristirahat selama 6-7 jam sehari tetapi dalam masa pengerjaan tugas, responden hanya dapat beristirahat selama 1-2 jam sehari. Dari 153 orang mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur, 5 responden yang peneliti wawancara pernah mengalami berbagai keluhan seperti nyeri, kesemutan, pegal, dan rasa dialiri listrik disekitar pergelangan tangan akibat penggunaan komputer dengan posisi tangan dalam pengoperasian

keyboard dan mouse yang dilakukan secara berulang dengan waktu yang lama. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif-kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 yang berjumlah 153 orang dan diambil sampel sebanyak 59 orang. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan yang dilakukan saat mahasiswa melakukan aktivitas kerja ketika menggunakan komputer, kuesioner sebagai pedoman wawancara untuk mengetahui identitas responden dan lembar data pemeriksaaan untuk mencatat hasil pengukuran Tes Phalen dan Tes Tinnel pada responden. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Chi Square yaitu uji statistik yang digunakan untuk menguji data, yang mana salah satu data bersifat nominal atau berupa kategori. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Dalam penelitian ini terdapat 59 responden yang terdiri dari 21 orang laki laki dan 38 orang perempuan. Wanita 565 mempunyai risiko 3 kali lebih besar daripada laki-laki untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan hormonal dan juga perbedaan ukuran anatomi tulang karpal. Walaupun mekanisme pergerakan tulang pada perempuan dan laki-laki adalah sama, terdapat perbedaan dalam lokasi perputaran aksis pada tulang karpal, secara umum lokasi aksis pada wanita terletak lebih proksimal dibandingkan pria yang disebabkan oleh perbedaan ukuran tulang karpal, dari sebuah studi analisis yang dilakukan terhadap 14 orang perempuan dan 14 orang laki-laki diketahui yang berumur sama, diketahui bahwa rata-rata volume tulang karpal pada perempuan 38% lebih kecil dari tulang karpal laki-laki. (5) Usia responden berkisar 18-20 tahun yang terdiri dari kurang dari sama dengan 19 tahun sebanyak 31 orang dan yang lebih dari 19 tahun sebanyak 28 orang. Carpal Tunnel Syndrome biasanya mulai terdapat pada usia 20-60 tahun dan risiko untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome yang lebih tinggi terdapat pada usia 40-50 tahun. Hal ini disebabkan berkurangnya kemampuan tulang akibat pengapuran yang menyebabkan orang pada usia 40 tahun ke atas lebih berisiko terkena Carpal Tunnel Syndrome. (5) Responden yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 7 orang. Kebiasaan merokok dapat

menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya, tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan harus melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot. (6) Analisis Univariat 1. Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah suatu kelainan yang terjadi akibat penekanan saraf medianus di dalam terowongan karpal dengan gejala utama berupa kesemutan dan rasa nyeri yang menjalar ke jari-jari serta tangan yang dipersarafi oleh saraf medianus, disertai rasa kebas, kelemahan otot, kekakuan dan kemungkinan atrofi otot. (7) Faktor risiko Carpal Tunnel Syndrome yaitu karakteristik individu, faktor pekerjaan, dan faktor lingkungan. Peningkatan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome dapat diakibatkan dari desain peralatan kerja, teknik bekerja yang salah (postur janggal) dan pekerjaan yang berulang pada tangan dengan durasi kerja yang lama, serta penyakit sistemik (artiris dan diabetes). (8) Berdasarkan penelitian 566 yang dilakukan dengan pemeriksaan tes phalen dan tes tinel pada 59 responden mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 diperoleh 19 responden atau sebesar 32,2% mengalami keluhan CTS pada tangan kanan dan 24 responden atau sebesar 40,7% mengalami keluhan CTS pada tangan kiri. 2. Gerakan Repetitif Gerakan yang dilakukan secara berulang-berulang pada pergelangan tangan saat melakukan pekerjaan. Frekuensi postur janggal tangan yang dilakukan >30 kali secara berulang-ulang dalam waktu 1 menit pada waktu menggunakan computer dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal pada daerah tangan. (9) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 59 responden didapatkan sebagian besar responden sebanyak 34 orang atau sebesar 57,6% melakukan gerakan repetitif kurang dari sama dengan 30 kali permenit. Hasil pengamatan peneliti pada seorang responden selama 1 jam saat mengerjakan tugas didapatkan bahwa responden melakukan gerakan repetitif dalam menggunakan keyboard sebanyak 2-3 kali permenit dan dalam menggunakan mouse sebanyak 12-13 kali permenit. 3. Lama Kerja

a. Lama Kerja Menggunakan Keyboard Lama kerja adalah waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaannya. Sehingga dapat diketahui lamanya paparan bagi pekerja yang memicu terjadinya keluhan Carpal Tunnel Syndrome. Sebuah survey nasional besar Inggris menemukan bahwa Keyboard yang digunakan selama lebih dari 4 jam perhari akan meningkatkan risiko gejala muskuloskeletal pada pergelangan tangan. (10) Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan pada 59 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 51 orang atau sebesar 86,4% menggunakan keyboard lebih dari 4 jam perhari. b. Lama Kerja Menggunakan Mouse Sebuah survey nasional besar Inggris menemukan bahwa pada penggunaan mouse computer lebih dari 3 jam 20 menit setiap harinya, memiliki risiko 2,6 kali untuk mengalami gejala Carpal Tunnel Syndrome. (10) Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan pada 59 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 50 orang atau sebesar 84,7% 567 menggunakan mouse lebih dari 3 jam 20 menit perhari. Analisis Bivariat 1. Hubungan Gerakan Repetitif dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Tangan Kanan dan Tangan Kiri Berdasarkan hasil penelitian dari 59 responden diperoleh bahwa sebanyak 9 responden atau sebesar 36,0% melakukan gerakan repetitif lebih dari 30 kali permenit mengalami keluhan CTS pada tangan kanan dan sebanyak 10 responden atau sebesar 29,4% melakukan gerakan repetitif kurang dari sama dengan 30 kali permenit mengalami keluhan CTS pada tangan kanan. Berdasarkan uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,593 (>0.05) yang berarti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara gerakan repetitif dengan keluhan CTS tangan kanan pada mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 Universitas Diponegoro. Berdasarkan hasil penelitian dari 59 responden juga diperoleh bahwa sebanyak 11 responden atau sebesar 44,0% melakukan gerakan repetitif lebih dari 30 kali permenit mengalami keluhan CTS pada tangan kiri dan sebanyak 13 responden atau sebesar 38,2% melakukan gerakan repetitif kurang dari sama dengan 30 kali permenit mengalami

keluhan CTS pada tangan kiri. Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,656 (>0.05) yang berarti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara gerakan repetitif dengan keluhan CTS tangan kiri pada mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 Universitas Diponegoro. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widayanti Ismayani tentang Hubungan Getaran dan Gerakan Repetitif berkekuatan dengan Carpal Tunnel Syndrome pada Pengantar Surat di Kantor Sentral Pengolahan Pos Semarang pada tahun 2004 yang menunjukkan ada hubungan antara gerakan repetitif dengan kejadian CTS. (11) Ketidak sesuaian ini diduga disebabkan oleh faktor penghambat seperti kebiasaan responden dalam menggunakan motor dan kebiasaan merokokok yang mempengaruhi kekuatan otot. Berdasarkan pengamatan peneliti pada seorang responden selama 1 jam saat mengerjakan tugas didapatkan bahwa responden melakukan gerakan repetitif dalam menggunakan keyboard sebanyak 2-3 kali permenit dengan menggunakan tangan kiri dan dalam menggunakan mouse sebanyak 12-13 kali permenit dengan menggunakan tangan kanan. Perubahan postur pergelangan 568 tangan responden saat melakukan gerakan repetitif lebih ekstrim sewaktu penggunaan mouse dengan tangan kanan saat mengerjakan tugas. 2. Hubungan Lama Kerja dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome a. Lama Kerja Menggunakan Keyboard Berdasarkan hasil penelitian dari 59 responden diperoleh bahwa sebanyak 51 responden menggunakan keyboard lebih dari 4 jam perhari masing-masing responden mengalami keluhan CTS pada tangan kiri sebanyak 20 orang atau sebesar 39,2% dan responden yang menggunakan keyboard kurang dari 4 jam perhari sebanyak 8 responden masing masing responden mengalami keluhan CTS pada tangan kiri. Berdasarkan uji korelasi chi square yang dilakukan, diperoleh p-value sebesar 0,564 (>0.05) yang berarti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara lama kerja menggunakan keyboard dengan keluhan CTS pada mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 Universitas Diponegoro. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Purwanti tentang

Hubungan Lama Mengetik dengan Resiko terjadinya CTS pada pekerja rental pada tahun 2011 yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lama mengetik terhadap risiko terjadinya CTS. (12) Faktor penghambat tidak ditemukannya hubungan yang bermakna antara lama kerja menggunakan keyboard dengan keluhan CTS berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian adalah ketika responden menggunakan keyboard dengan tangan kiri, responden melakukan postur janggal yaitu penekanan pada pergelangan tangan dan mengetik dengan menggunakan 2 jari bahkan hanya menggunakan satu tangan. Selain itu responden menggunakan keyboard dalam 1 menit bisa melakukan break time sebanyak 5-8 kali. b. Lama Kerja Menggunakan Mouse Berdasarkan hasil penelitian dari 59 responden diperoleh bahwa sebanyak 50 responden menggunakan mouse lebih dari 3 jam 20 menit perhari masing-masing responden mengalami keluhan CTS pada tangan kanan sebanyak 17 orang atau sebesar 34,0% dan responden yang 569 menggunakan mouse kurang dari sama dengan 3 jam 20 menit perhari pada tangan kanan sebanyak 2 orang atau sebesar 22,2% responden masing masing responden mengalami keluhan CTS pada tangan kanan sebanyak 2 orang atau sebesar 22,0%. Berdasarkan uji korelasi diperoleh p-value sebesar 0,486 (>0.05) yang berarti Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara lama kerja menggunakan mouse dengan keluhan CTS tangan tiri pada mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 Universitas Diponegoro. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Purwanti tentang Hubungan Lama Mengetik dengan Resiko terjadinya CTS pada pekerja rental pada tahun 2011 yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lama mengetik terhadap risiko terjadinya CTS. 44 Faktor penghambat tidak ditemukannya hubungan yang bermakna antara lama kerja menggunakan mouse dengan keluhan CTS berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian adalah ketika responden menggunakan mouse, responden melakukan postur janggal yaitu penekanan pada

pergelangan tangan. Selain itu responden menggunakan mouse dengan tangan kanan dalam 1 menit bisa melakukan break time sebanyak 6-10 kali. KESIMPULAN 1. Sebanyak 19 responden atau sebesar 32,2% mengalami keluhan CTS pada tangan kanan dan sebanyak 24 atau sebesar 40,7% responden mengalami keluhan CTS pada tangan kiri. 2. Sebanyak 34 responden atau sebesar 57,6% melakukan gerakan repetitif kurang dari sama dengan 30 kali permenit. 3. Sebanyak 51 responden atau sebesar 86,4% menggunakan keyboard lebih dari 4 jam perhari dan menggunakan mouse lebih dari 3 jam 20 menit perhari. 4. Tidak ada hubungan antara gerakan repetitif dengan keluhan CTS tangan kanan p-value = 0,593 dan tidak ada hubungan gerakan repetitif dengan keluhan CTS tangan kiri p-value = 0,656 pada mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 Universitas Diponegoro. 5. Tidak ada hubungan antara lama kerja menggunakan keyboard dengan keluhan CTS tangan kiri p-value = 0,564 dan tidak ada hubungan lama kerja menggunakan mouse dengan 570 keluhan CTS tangan kanan p-value = 0,486 pada mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur angkatan 2013 Universitas Diponegoro. DAFTAR PUSTAKA 1. NIOSH. Muskuloskeletal Disorders and Workplace Factors : A Crictical Review of Epidemiologic Evidence for Work Related Musculoskeletal Disorders. 2. Bureau of Labor Statistic, U.S. Department of Labour, Annual Survey of Occupational Injuries and Illnes, Case and Demographic Resource Tables. 3. Harsono, WR. Carpal Tunnel Syndrome at Works Who Where Exposed by Repeatid Biochemical Pressures at Hand and Wrist in The Industry RSNI Company, 1995. 4. Febriana, Kartika., Gambaran Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Carpal Tunnel Syndrome Di PT.Astra Tbk-Head Office Sunter, Jakarta Utara. FKM UI, 2014 5. Hobby Jl, Vankaresh R, Motkur P. The Effect of Age and Gender Upon Symptom and Surgical Outcomes in Carpal Tunnel Syndrome. J Hand Surg

(Br) : 30 599-604, 2005 6. Selvianti, Rizka., Gambaran Tingkat Risiko Musculosceletal Disorders (MSDs) dengan Metode Rapid entire Body Assessment (REBA) pada Pekerjaan Mangangkat Pasien oleh Perawat Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Atmajaya.2009. (online) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126045 -S- 5660-Gambaran%20tingkat- Literatur.pdf diakses pada tanggal 5 April 2014 Kantor Sentral Pengolahan Pos. Semarang, 2004. 11. Purwanti., Hubungan Lama Mengetik dengan Resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Rental. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011. 7. Tanaka S, Deana KW, Seligman PJ. Prevalence and Work-Relatedness of Self Reported Carpal Tunnel Syndrome Among U.S. Worker : Analysis of the Occupational Health Supplement Data of 1988 National Health Interview Survey. Am J Ind Med 27 : 51-70, 1995. 8. Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta, 1995. 9. Humantech, Inc. Applied Ergonomic Training Manual Procter and Gamble Inc. Berkeley Vale Australia, 1995. 10. Ismayani, Widayanti., Hubungan Getaran dan Gerakan Repetitif berkekuatan dengan Carpal Tunnel Syndrome pada Pengantar Surat di 571