BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. karena pelaksanaan pembangunan daerah adalah dalam rangka pelaksanaan. pembangunan yang terbesar di seluruh pelosok tanah air.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya adalah ketersediaan dana pembangunan baik yang diperoleh dari sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian. sumber dana yang berasal dari negeri, yaitu berupa pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. wilayah sebesar km². Dari total luas keseluruhan tersebut, sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki pendapatan dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Hampir semua pendapatan Negara saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB I PENDAHULUAN. diberi kewenangan untuk menjalankan pemerintahan, 1 pembangunan. nasional merupakan serangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara dari hibah, baik dalam negeri maupun di luar negeri. 1. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 33 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945, bumi. kekuasaan Negara, sehingga wajib menyerahkan sebagian dari hasil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang. dan dipergunakan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab warga negara dan masyarakatnya. Kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia termasuk negara yang berkembang yang memiliki pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

EVALUASI TERHADAP POTENSI PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Pemda Kabupaten Klaten)

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung

BAB I PENDAHULUAN. salah satu diantaranya pembangunan. Pembangunan dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan menjadi penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat di dalam Undang Undang Dasar tahun 1945, yaitu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk diselesaikan oleh pemerintah daerah. Salah satu urusan yang diserahkan

BAB II LANDASAN TEORI. satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. merupakan faktor yang paling penting agar pendapatan negara dari sektor

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber keuangan negara yang sangat penting untuk. mengelola keuangan negara. Sebagaimana diketahui sumber Anggaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Undang Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

PELAYANAN PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DITINJAU DARI PENEGAKAN HUKUM DI KANTOR SAMSAT KLATEN. Oleh :

SUMBANGAN RETRIBUSI PASAR TRADISIONAL KEPADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah. untuk melaksanakan otonomi, pemerintah melakukan berbagai kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan yang berlaku (Chaizi dalam Susanti, 2010 :

BAB I PENDAHULUAN. pembayarannya bersifat wajib untuk objek-objek tertentu. Dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari penerimaan dalam negeri maupun pinjaman dari luar negeri, dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penerimaan negara yang saat ini sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dalam negeri telah mengalami pergeseran, semula didominasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar corak kehidupan masyarakatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya bersumber dari sektor perpajakan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

ANALISIS PERANAN DESENTRALISASI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat dan pembangunan (Siahaan, 2010:9). Sedangkan pajak

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memperkenalkan kebijakan otonomi daerah. Keseriusan pemerintah Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas. Sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pajak yang dikenakan terhadap objek pajak berupa bumi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah salah satu wujud kemandirian bangsa dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dan cita-cita Negara Indonesia yang tercantum dalam. adalah untuk melaksanakan pembangunan yang dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. pula dengan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan potensi penerimaan pemerintah dari sektor pajak meskipun

I. PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sumber dana dari dalam negeri antara lain

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan, terencana, menyeluruh, terpadu, terarah yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata materiil dan spirituil berdasarkan apa yang sudah tertuang didalam Pancasila dan UUD 1945.Pembangunan seharusnya dilaksanakan merata diseluruh tanah air dan harus benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh rakyat sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan nasional dapat tercapai. Studi empiris banyak menunjukkan kegagalan pembangunan karena kurangnya partisipasi masyarakat, keadaan ini terjadi antara lain : pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil dan tidak menguntungkan rakyat banyak bahkan merugikan, pembangunan meskipun dimaksudkan untuk menguntungkan rakyat banyak tetapi rakyat kurang memahami maksud tersebut, pembangunan dipahami akan menguntungkan rakyat tetapi sejak semula rakyat tidak diikut sertakan. Untuk melaksanakan pembangunan diperlukan dana dalam jumlah yang sangat besar baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dana yang diperlukan dalam berinvestasi sebaiknya dari dalam negeri, agar dapat mengurangi jumlah utang negara,sumber pendapatan negara dapat berasal dari penghasilan dari perusahaan-perusahaan negara, penghasilan dari barangbarang yang dimiliki oleh pemerintah atau barang-barang yang dikuasai oleh pemerintah, serta penerimaan dari berbagai barang pajak. Sebagai salah satu penerimaan bagi negara, pajak sangat diandalkan untuk pembiayaan pembangunan dan pengeluaran negara. Pajak dapat didefenisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang tanpa mendapatkan balas jasa langsung dan digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum. 1

2 Dari definisi tersebut tergambar bahwa salah satu fungsi pajak yaitu sumber penerimaan negara (fungsi budgeter). Pajak sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai pembangunan. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN), penerimaan negara bersumber dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan dari sektor pajak menempati persentase yang paling tinggi dibandingkan sumber penerimaan negara yang lain. Hal ini menggeser dominasi penerimaan minyak dan gas, yang pada pertengahan dekade 1970 sampai tahun 1980-an menempati porsi yang paling tinggi dari penerimaan negara. Oleh sebab itu saat ini pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara. 1 Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu pajak pusat yang wewenangnya akan dilimpahkan kepada daerah. Dengan diberlakukannya undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. PBB sektor pedesaan dan perkotaan dialihkan menjadi pajak daerah. Dengan dijadikannya PBB perdesaan dan perkotaan menjadi pajak daerah, maka penerimaan jenis pajak ini akan diperhitungkan sebagai pendapatan asli daerah (PAD) yang menambah sumber pendapatan asli daerah dan meningkatkan kemampuan asli daerah membiayai kebutuhan daerahnya sendiri. Dengan mengoptimalkan sektor penerimaan pajak bumi dan bangunan ini, diharapkan pemerintah daerah mampu terbuat banyak untuk kepentingan masyarakat dan menyukseskan pembangunan. Subjek pajak dalam PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. PBB merupakan pajak yang potensial, karena objeknya meliputi seluruh bumi dan bangunan yang berada diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wajib pajak PBB lebih besar dibanding pajak-pajak lainnya. 1 Supramono dan Theresia Woro Damayanti, Perpajakan Indonesia : Mekanisme dan Perhitungan, Andi Offset, Yogyakarta, 2005, hlm.2

3 Perilaku wajib pajak terhadap kesederhanaan dan jangkau hukum pajak akan mempengaruhi perilaku dan sikap wajib pajak dan keberhasilan perpajakan. Peraturan perpajakan Pajak Bumi dan Bangunan berfungsi penting, karena ini merupakan sikap wajib pajak terhadap Undang-Undang dan Peraturan Pajak Bumi dan Bangunan, dan sikap wajib pajak mempengaruhi perilaku perpajakan wajib pajak, dan akhirnya perilaku perpajakan mempengaruhi keberhasilan perpajakan. 2 Selanjutnya, ada salah satu hadits yang menerangkan tentang pajak, Artinya : Sesungguhnya Nabi SAW ketika menghadap kepada mu adz ke yaman nabi memerintahkannya untuk mengambil dari tiap-tiap orang dewasa satu dinar atau sepadannya dari pakaian yaman. 3 Kaidah-kaidah beban pajak menurut perspektif ekonomi yaitu : Kaidah keadilan dan persamaan( perlindungan pemerintah untuk masyarakat dalam menutupi beban pajak harus sesuai dengan kemampuan dan ketentuannya, dan inilah yang dimaksud bahwa membayar pajak itu wajib disesuaikan dengan kemampuan keuangan) kaidah kepercayaan dan keyakinan( wajib pajak harus didorong untuk tertib memenuhi kewajibannya dengan membayar tepat pada waktunya), kaidah keselarasan (pajak itu sesuai dengan kondisi muslim mukallaf, khususnya yang berkaitan dengan batasan waktu dan sebab-sebab penarikan pajak, kaidah ekonomi/ moderasi (kaidah ini menghendaki agar sikap pemborosan dan upaya maksimal dalam memperoleh hasil pajak atau sarana lain dalam perpajakan. Pakar ekonomi kontemporer mendefinisikan pajak sebagai kewajiban untuk membayar tunai yang ditentukan oleh pemerintah atau pejabat berwenang yang bersifat mengikat tanpa adanya imbalan tertentu. Ketentuan pemerintah ini sesuai dengan kemampuan si pemilik harta dan dialokasikan 2 Laily Fauziyah, Pengaruh Karakteristik Pada Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan PBB, Skripsi, UIN Syarif Hidatullah, Jakarta, hlm. 46 3 Al Imam Takiyudin Abi Bakar bin Muhammad Al Khusaini Al Hisni Al Damisqi As Syafi i, Kifayatul Akhyar Juz.2, Muhammad bin Akhmad bin Nabhan Wa auladih, Surabaya, hlm.217

4 untuk mencukupi kebutuhan pangan secara umum dan untuk memenuhi tuntunan politik keuangan bagi pemerintah. Salah satu prinsip pemungutan dalam sejarah islam yaitu besar pajak ditetapkan sesuai dengan status si pembayar dan tidak boleh melebihi kesanggupannya, sedangkan sikap adalah suatu keyakinan, kebiasaan, pendapat atau konsep, dan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Disinilah sikap dan motivasi diperlukan guna meyakinkan wajib pajak untuk mencapai tujuannya dalam membayar pajak secara tunai dan memperoleh hasil pajak bagi petugas pajak. Kemampuan untuk membayar pajak dapat dilihat dari ketiga aspek, yaitu tingkat pendapatan, jumlah kekayaan dan konsumsi seseorang. Di mana berarti semakin tinggi kemakmurannya seseorang. maka semakin tinggi pula kemampuan orang tersebut untuk membayar pajak. Oleh karena itu akan lebih adil apabila orang tersebut dikenakan pajak relatif tinggi. Pemerintah sudah melakukan pendataan dan pengolahan data terhadap objek yang dikenakan pajak. Pembayaran pajak bumi dan bangunan merupakan salah satu sarana perwujudan kegotong royongan nasional dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Masyarakat yang sudah menjadi Wajib pajak, perlu ikut serta dalam upaya membayar pajak dengan upaya mengetahui pentingnya Pajak Bumi dan Bangunan bagi pembangunan suatu daerah tersebut. Desa Asempapan Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati merupakan salah satu desa yang berperan penting terutama dalam pembangunan suatu daerah, melalui partisipasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dan sebagai perwujudan kemandirian di daerah tersebut. Desa Asempapan memiliki jumlah penduduk sebanyak 2823 jiwa, laki-laki 1360 dan perempuan 1463. Dengan jumlah SPPT sebanyak 1417, jumlah pokok pajak tahun 2016 Rp 52.662.097. Pada awalnya, Pajak bumi dan bangunan di Desa Asempapan dilakukan dengan cara penarikan langsung langsung door to door oleh aparatur. Akan tetapi hal ini kurang berhasil dikarenakan pembayaran Pajak

5 Bumi dan Bangunan (PBB) banyak yang jatuh tempo. Sehingga usaha pemerintah desa mengganti cara penarikan pajak dengan cara memotong harga nilai girik pada setiap terjadi lelang bondo desa(hak milik rakyat). Tetapi kalau warga desa Asempapan yang tidak memiliki girik Ex Norowito dalam arti sudah pindah hak milik(dalam arti dijual) aparat desa datang door to door, untuk menarik pajak. Tabel 1.1 Pemerintahan Kabupaten Pati Dinas Pendapatan dan Pengeluaran Keuangan dan Aset Daerah Jl. Setya Budi No.34 Telp (0295) 381931 Fax.383552 Propinsi = 33-Jawa Tengah Data II = 18-Pati Kecamatan = 210- Trangkil Kelurahan = 016-Asempapan Jumlah SPPT sebanyak = 1417 Jumlah pokok Pajak tahun 2016 Rp 52.662.097 Buku Jumlah Objek Luas Tanah Luas Bangunan Pokok Ketetapan 1. 1.329 1.481.481 27.779 35.261.028 2. 86 876. 931 2.795 15.184.669 3. 2 67.800 0 2. 216.400 4. 0 0 0 0 5. 0 0 0 0 Jumlah 1.417 2.426.212 30.574 52.662.097 Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat Muslim di Desa Asempapan Terhadap Partisipasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

6 B. Penegasan Istilah Untuk memberikan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang judul skripsi ini maka di perlukan penegasan istilah. Adapun istilah yang dimaksud antara lain : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 4 2. Sikap Sikap (attitude) adalah evaluasi kepercayaan (belief) atas perasaan seseorang untuk berperilaku. 5 3. Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. 6 4. Partisipasi Tanpa adanya partisipasi dari masyarakat maka tujuan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat atau daerah tidak akan tercapai atau bisa mengalami kegagalan. 7 5. Pajak Bumi dan Bangunan Pungutan wajib berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk kepada pemerintah dan jenis pajak yang dikenakan terhadap obyek pajak, berupa bumi dan/atau bangunan. 8 4 Kementerian Pendidikan, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta, 2011, hlm 400 5 Riana widiastuti, et.al. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pajak Bumi dan Bangunan, Diponegoro Journal Of Accounting,, volume 3, Nomor 2, 2014, hlm 6 6 Hasibuan M.S.P, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm 92 7 Frengki C H Siahaan, Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Partisipasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Candisari Kota Semarang,UNDIP, Semarang, 2010, hlm. 10 8 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Jakarta, 2011, hlm. 385

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah sikap masyarakat muslim di Desa Asempapan berpengaruh terhadap partisipasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan? 2. Apakah motivasi masyarakat muslim di Desa Asempapan berpengaruh terhadap partisipasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan? D. Tujuan Penelitian Sebagaimana telah dinyatakan dalam rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh sikap masyarakat muslim di Desa Asempapan terhadap partisipasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi masyarakat muslim di Desa Asempapan terhadap partisipasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. E. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini memperoleh hasil yang dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Untuk menambah pengalaman serta pengetahuan khusus tentang cara penulisan skripsi yang baik dan sekaligus untuk melatih penulis agar dapat menetapkan suatu permasalahan serta mencari alternatif pemecahannya. 2. Manfaat praktis Dapat memberikan masukan kepada wajib pajak muslim sebagai tambahan informasi untuk meningkatkan partisipasi pembayaran pajak bumi dan bangunan.

8 F. Batasan Penelitian Berdasarkan uraian yang tertulis dalam latar belakang masalah, ada beberapa dimensi sikap dan motivasi masyarakat muslim di Desa Asempapan terhadap partisipasi masyarakat muslim terhadap partisipasi pembayaran pajak bumi dan bangunan. Untuk itu penulis memberi batasan masalah yang meliputi: 1. Obyek penelitian yaitu Wajib Pajak di Desa Asempapan. 2. Yang diteliti adalah pengaruh sikap dan motivasi masyarakat muslim di Desa Asempapan terhadap partisipasi pembayaran pajak bumi dan bangunan. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi atau penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran serta garis-garis besar dari masing-masing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang akan penulis susun : 1. Bagian Awal Bagian muka ini, terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman abstraks, halaman daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian Isi, meliputi : Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab I dengan bab lain yang saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab itu adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dari penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

9 BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang pengertian sikap, motivasi, pajak, penelitian terdahulu, kerangka berfikir, serta hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel, tata variabel penelitian, definisi operasional, tehnik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji asumsi klasik dan analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, gambaran umum responden, analisis data serta pembahasan BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran-saran dan penutup. 3. Bagian akhir meliputi : daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiran-lampiran.