TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SMA KANJENG SEPUH GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

KOSALA JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. 1 Pengertian tersebut dapat diartikan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 MEDAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA RINI M. NASUTION

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YULIANA

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2012)

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Hubungan Akses Media Massa dengan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja ( Studi Kasus di SMK Kristen Gergaji)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK PERILAKU SEKS BEBAS DI SMKN 2 MAGETAN. Oleh : SIGIT NURDIYANTO NIM:

BAB I. PENDAHULUAAN. pada masa ini terjadi peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Batubara,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku tentang Personal Hygiene saat Menstruasi pada Siswi SMA St. Carolus Surabaya SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SEKS PRANIKAH MENCEGAH PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA SISWA SMA NEGERI 1 SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG UPAYA PREVENTIF PENULARAN HIV/AIDS PADA SISWA DI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA SMA DI KECAMATAN BATURRADEN DAN PURWOKERTO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA

ABSTRAK KORELASI ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DAN PERILAKU LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI MENGENAI GONORE DI YAYASAN X BANDUNG

GAMBARAN PERILAKU SISWA DAN SISWI SMA NEGERI 5 MEDAN TERHADAP INFEKSI MENULAR SEKSUAL

KARYA TULIS ILMIAH. PERILAKU REMAJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH Di SMK PGRI 1 PONOROGO. Oleh : IMAM ASEP SAIFUDIN NIM:

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SD TENTANG MENSTRUASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN DI SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN PERILAKU HYGIENE VAGINA PADA WUS YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

Keywords: Bandungan tourist area, elementary school, early adolescents, health education, knowledge level, reproductive health education.

PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI PEDESAAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENGETAHUAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS II SMP DI PONDOK TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SMA KANJENG SEPUH GRESIK Wiwik Afridah 1, Ratna Fajariani 2 1Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, 2Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Email: wiwik@gmail.ac.id ABSTRACT Background: Adolescence is a transitional period between the time of children with adulthood. There are still many found little regard for teens on health on reproductive, will consequently risk against the occurrence of an increase in diseases, among others; Sexually Transmitted Infections (STI). Methods: This type of research is the pre-design experiments using One-Shot Case Study, measured through a questionnaire. Class X student population of 33 students, XI IPS 2 of 26 students, and XII IPS 1 of 29 students. With a variable level of knowledge about reproductive health education, sexually transmitted diseases, prevention and the introduction of infectious disease symptoms, processed and analyzed using descriptive statistics. Results: The results of the research on reproductive health education on class X most (63, 64%) have moderate levels of knowledge about sexually transmitted diseases in class XI IPS 2 most (73%), 8 have a level of knowledge, level of knowledge about the prevention of infectious diseases and the introduction at the XII 1st most IPS (58, 62%) have moderate levels of knowledge. Conclusion: the level of knowledge of students of SMK Kanjeng Sepuh Gresik about adolescent reproductive health is on a category of being. Therefore the expected reproductive and Sexual health education as a subject/local content through the media of the school as a proper step as a medium of education can provide information on sexual and reproductive health is right for teens. Keywords: Knowledge, Youth, Reproductive Health. PENDAHULUAN Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri. Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya, secara sosial dan psikologis mampu mandiri. Berbagai masalah yang ada pada remaja sangat rentan terhadap kesehatan reproduksi. World Health Organization (WHO) mendefinisikan bahwa kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan fisik dan mental serta sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Sehat secara reproduksi merupakan suatu keadaan manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya dan mampu menjalankan fungsi serta proses reproduksinya secara sehat dan aman.usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan dan melahirkan usia dini, aborsi yang tidak aman, infeksi menular seksual (IMS) termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), pelecehan seksual dan perkosaan. Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan potensi yang sangat berarti dalam melanjutkan pembangunan di Manuscript received December 6, 2016, accepted January 26, 2017 53

Indonesia. Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia remaja (SDKI-R) tahun 2007,penduduk usia remaja perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, mereka sangat berisiko terhadap masalah-masalah Kesehatan reproduksi yaitu perilaku seksual pranikah, Napza dan HIV/AIDS (BKKBN, 2011). Menurut Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN 2010), diketahui sebanyak 51% remaja di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) telah melakukan hubungan seks pranikah. Dari kota-kota lain di Indonesia juga didapatkan data remaja yang sudah melakukan seks pranikah tercatat 54% di Surabaya, 47% di Bandung dan 52% di Medan. kesehatan reproduksi. untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengetahui gambaran tingkatpengetahuan kesehatan reproduksi tentang pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja, penyakit menular seksual dan pencegahan penyakit menular seksual pada siswa SMA Kanjeng Sepuh Gresik. METODE Desain penelitian kuantitatif, dengan menggunakan One-Shot Case Study, suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Populasi yaitu seluruh siswa dengan sampling purposive. Sampel yang digunakan yaitu siswa SMA Kanjeng Sepuh Gresik kelas X berjumlah 33 siswa, XI IPS 2 berjumlah 26 siswa, dan XII IPS 1 berjumlah 29 siswa. Oleh karena itu, topik program kesehatan reproduksi remaja merupakan topik yang perlu diketahui oleh masyarakat khususnya para remaja agar mereka memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai HASIL A. Tingkat Pengetahuan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Penyuluhan ini diikuti oleh 33 siswa kelas X SMA Kanjeng Sepuh Gresik. Setelah penyuluhan, responden diberikan kuisioner post test untuk 54

mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap materi yang sudah diberikan. Berikut merupakan tabel yang menggambarkan tingkat pengetahuan respoden tentang pendidikan kesehatan reproduksi. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Responden tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi di SMA Kanjeng Sepuh Gresik. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi 1 Rendah 3 9,09 2 Sedang 21 63,64 3 Tinggi 9 27,27 JUMLAH 33 100 Data Primer, 2013 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 33 responden, sebagian besar responden (63,64%) memiliki B. Tingkat Pengetahuan Penyakit Menular Seksual Materi penyuluhan tentang penyakit menular seksual diikuti oleh 26 siswa kelas XI IPS 2 SMA Kanjeng Sepuh Gresik. Kuisioner post test juga diberikan sebagai alat ukur pengetahuan responden. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Responden tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kanjeng Sepuh Gresik. Tingkat Pengetahuan Penyakit Menular Seksual 1 Rendah 2 7,69 2 Sedang 19 73,08 3 Tinggi 5 19,23 JUMLAH 26 100 Data primer, 2013. Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 26 responden, sebagian besar responden (73,08%) memiliki C. Tingkat Pengetahuan Pencegahan dan Pengenalan Penyakit Menular Seksual kuisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden setelah mengikuti penyuluhan. Berikut gambaran tingkat pengetahuan responden yang disajikan dalam tabel 3. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Responden tentang Pencegahan dan Pengenalan Gejala Penyakit Menular Seksual di SMA Kanjeng Sepuh Gresik. Tingkat Pencegahan dan Pengenalan Gejala Penyakit Menular Seksual 1 Rendah 2 6,90 2 Sedang 17 58,62 3 Tinggi 10 34,48 JUMLAH 29 100 Data Primer, 2013 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 29 responden, sebagian besar responden (58, 62%) memiliki D. TABULASI SILANG Hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan tentang 1) pendidikan kesehatan reproduksi, 2) penyakit menular seksual dan 3) pencegahan dan pengenalan gejala penyakit menular seksual, didapatkan sebagai berikut: Tabel 4 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Responden di SMA Kanjeng Sepuh Gresik materi kespro PMS Tingkat Pendidikan REND AH SEDANG TINGGI Total 3 21 9 33 2 19 5 26 2 17 10 29 7 57 24 88 PPS Total Materi* Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count Penyuluhan yang diikuti oleh 29 siswa kelas XII IPS 1 SMA Kanjeng Sepuh Gresik yaitu tentang pencegahan dan pengenalan gejala penyakit menular seksual. Post test diberikan melalui 55

Hasil tabulasi tersebut diatas, dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Grafik 1. Gambaran tingkat pengetahuan respoden. Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dalam materi pendidikan kesehatan reproduksi telah memahami dengan baik dikarenakan tingkat pengetahuannya diatas rata-rata dibandingkan dengan materi PMS dan PPS tersebut. PEMBAHASAN A. Tingkat Pengetahuan tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi kelas X di SMA Kanjeng Sepuh Gresik pengetahuan yang cukup.berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa dari 33 responden, sebagian besar responden (63,64%) memiliki tingkat pengetahuan sedang, mengenai konsep pubertas dan segala hal yang berkaitan dengan cara perawatan kesehatan terhadap organ reproduksi secara umum. B. Tingkat Pengetahuan Penyakit Menular Seksual kelas XI di SMA Kanjeng Sepuh Gresik pengetahuan yang cukup. Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 26 responden, sebagian besar responden (73, 08%) memiliki tingkat pengetahuan sedang, mengenai definisi PMS, meliputi pengertian PMS dan jenis PMS. C. Tingkat Pengetahuan Pencegahan dan Pengenalan Penyakit Menular Seksual kelas XII di SMA Kanjeng Sepuh Gresik pengetahuan yang cukup. Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 29 responden, sebagian besar responden (58, 62%) memiliki tingkat pengetahuan sedang, mengenai cara pencegahan dan pengenalan terhadap penyakit menular seksual. Menurut toatmodjo (2007) pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) sosial ekonomi, lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Bila ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan akan tinggi pula; 2) kultur (budaya, agama), budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidaknya dengan budaya yang ada atau agama yang dianut; 3) pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut; 4) pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan tinggi, maka pengalaman akan lebih luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran tingkat pengetahuan siswasiswi kelas X, XI dan XII SMA Kanjeng Sepuh Gresik, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: Tingkat Pengetahuan siswa-siswi kelas X, XI dan XII SMA Kanjeng Sepuh Gresik tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi, Penyakit Menular Seksual, dan Pencegahan dan Pengenalan Penyakit Menular Seksual memiliki tingkat pengetahuan sedang. 56

SARAN Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian, penulis menyarankan: Pihak sekolah dapat lebih memperhatikan para siswa dan siswi tentang pendidikan Kesehatan Reproduksi khususnya pada Penyakit Menular Seksual, dan Pencegahan dan Pengenalan Penyakit Menular Seksual. DAFTAR PUSTAKA Adelina Maharani Tugestim, dkk. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kesehatan reproduksi Remaja di SMA Mardisiswa Semarang. 2012. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo. toatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbit Salemba Medika. Soetjiningsih. 2004. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta. Sagung Seto. Wawan. A. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika. Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta; Fitramaya. Arikunto.S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi VI. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Imron, Ali. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogyakarta; ArRuz Media. Mochamad I. Nurmansyah, Badra Al Aufa, Yuli Amra. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta. Jurnal BIMKMI Vol.I mor 2 Juni 2013. 57