UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut (Sukardi. 2008).

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR

Perilaku Bullying dan Peranan Guru BK/Konselor dalam Pengentasannya (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMP Negeri 3 Lubuk Basung)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

BULLYING. I. Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. teori yang dikembangkan oleh Coloroso (2006:43-44), yang mengemukakan

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain. Untuk mewujudkannya digunakanlah media

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan perhitungan-perhitungan statistik mengenai tingkat efektivitas

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK ABSTRACT

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGENDALIAN DIRI UNTUK MENGATASI PERILAKU BULLYING

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

BAB II TINJUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara apabila dipengaruhi oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Role Play dalam Konseling Kelompok untuk Menurunkan Tingkat Bullying Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang

DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING

BAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

Pengaruh Role Play dalam Konseling Kelompok untuk Menurunkan Tingkat Bullying Siswa

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH PERILAKU BULLYING SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan waktu

UNTUK PENCEGAHAN KEKERSAN DAN PENYIMPANGAN PERILAKU REMAJA OLEH RR. SUHARTATI, S.H.

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

PENURUNAN TINGKAH LAKU MENYIMPANG DENGAN MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI PERILAKU BULLYING TEMAN KELAS

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

BAB II KEKERASAN YANG DI LAKUKAN OLEH GURU TERHADAP ANAK DI LINGKUNGAN SEKOLAH. A. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Kekerasan di lingkungan Sekolah

I. PENDAHULUAN. Kata kekerasan sebenarnya sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Natar yang beralamatkan Jl. Mawar no.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK. Tika Febriyani 1 Syaifuddin Latief 2 Diah Utaminingsih 3

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa tokoh. Olweus (2003) mendefinisikan bullying sebagai tindakan negatif dalam

BAB II LANDASAN TEORI

PENANGANAN BULLYING DI SD NEGERI 3 MANGGUNG KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENULIS JURNAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik. Banyak yang beranggapan bahwa masa-masa sekolah adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan oleh pernyataan Amrullah, Child Protection Program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap pihak yang lebih lemah. Di sekolah bullying lebih dikenal dengan istilahistilah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka

FENOMENA BULLYING DI SD NEGERI 3 MANGGUNG KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013

HUBUNGAN PERILAKU BULLYING DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS III SDN MINOMARTANI 6 SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN

JURNAL. Oleh: YETTI WULANDARI NMP Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

ABSTRACT. Keywords: Positive self-concept in learning, Role playing techniques

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

PENINGKATAN PERILAKU SELF ESTEEM DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Dina Afriana (afriana.dina@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The aims of this research to decrease student bullying behavior through group counseling services. Problem in this research going on bullying behavior in students at school. This research is a quasi experimental design with the type time series design. Subject in this research 10 students who have bullying behavior. Technique in gained the data of this research by using observation. The results shows that bullying behavior can be decreased by using group counseling services, as evidenced from analysis of the data by using t-test. The pretest and posttest results obtained t count >t table (6.548>1.83). Then Ha is accepted, it means that bullying behavior in the school can be decreased by using group counseling services of the student grade VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung year 2013/2014. Tujuan penelitian ini untuk mengurangi perilaku bullying siswa melalui layanan konseling kelompok. Masalah dalam penelitian ini terjadi perilaku bullying pada siswa di sekolah. Penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan jenis time series design. Subjek penelitian sebanyak 10 siswa yang memiliki perilaku bullying. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Hasil penelitian menunjukkan perilaku bullying dapat dikurangi menggunakan layanan konseling kelompok, terbukti dari hasil analisis data menggunakan uji-t. Hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (6,548 > 1,83). Dengan demikian Ha diterima, artinya perilaku bullying dapat dikurangi dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014. Kata kunci : bimbingan dan konseling, konseling kelompok, perilaku bullying

PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian tersebut direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya. Para pelajar yang pada umumnya masih berusia remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan oranglain, salah satunya melakukan kekerasan. Begitu banyaknya kekerasan yang terjadi, sehingga muncul kekhawatiran bahwa kekerasan dapat dianggap sebagai suatu hal yang normal dan wajar dalam masyarakat. Kenyataan di lapangan masih banyak terjadi kekerasan pada anak terutama di lingkungan sekolah. Teror berupa kekerasan fisik atau mental, pengucilan, intimidasi, dan perpeloncoan yang sering terjadi sebenarnya adalah contoh klasik dari apa yang disebut dengan bullying. Bullying merupakan suatu bentuk perilaku agresif yang diwujudkan dengan perlakuan secara tidak sopan dan penggunaan kekerasan atau paksaan untuk mempengaruhi orang lain, yang dilakukan secara berulang atau berpotensi untuk terulang, dan melibatkan ke tidak seimbangan kekuatan dan/atau kekuasaan. Perilaku ini dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan fisik atau pemaksaan, dan dapat diarahkan berulangkali terhadap korban tertentu. Sekolah seharusnya menjadi tempat bagi anak untuk membina ilmu dan membantu membentuk karakter pribadi yang positif (Wiyani 2012), namun kenyataannya sekolah menjadi tempat tumbuhnya tindakan-tindakan bullying dan masih dijumpai siswa senior melakukan tindakan bullying terhadap adik kelasnya dengan cara melakukan kekerasan fisik, pemalakan atau pemerasan, menghina, membentak, sehingga dibeberapa sekolah tindakan bullying menjadi suatu tradisi. Prayitno (1995) menjelaskan bahwa dalam layanan konseling kelompok terdapat tiga komponen yang berperan, salah satu nya dinamika kelompok. Berkaitan dengan konseling kelompok maka dinamika kelompok adalah merupakan suatu wadah. Wadah yang dimaksud disini adalah wadah yang hidup, bergerak, selalu

berdenyut, selalu aktif dalam rangka membantu individu-individu untuk dapat secara mandiri maupun secara bersama-sama dalam memecahkan masalahnya. Dengan terlibatnya klien secara aktif mereka akan memperoleh berbagai bentuk pengalaman yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi, dan mereka akan dapat mengembangkan dirinya ke arah pemecahan masalah yang sedang dihadapinya. Melihat dari manfaat konseling kelompok di atas, diharapkan dapat mengurangi perilaku bullying siswa di Sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu mengurangi perilaku bullying dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Bullying Bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying berasal dari kata bully yang artinya penggertak, atau orang yang mengganggu orang yang lemah. Pihak pelaku bullying biasa disebut bully. Sedangkan pengertian bullying itu sendiri adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seorang/kelompok. (Sejiwa, 2008). Menurut Rigby (Astuti, 2008) bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan kedalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggungjawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang. Secara psikologis, bullying adalah ekspresi muka merendahkan, kasar atau tidak sopan, mempermalukan didepan umum dan mengucilkan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seorang/kelompok yang melakukan tindakan negatif karena merasa memiliki kekuasaan dan kekuatan dengan menyakiti orang lain secara mental atau fisik yang dilakukan tidak hanya sekali

bahkan dapat berkelanjutan sehingga dapat merugikan orang lain dan mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman atau terluka. Banyak faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying. Quiroz dkk (Astuti, 2008) mengemukakan sedikitnya terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan perilaku bullying, yaitu hubungan keluarga, tradisi dan pengaruh media. Menurut Yayasan Semai Jiwa Insani (Nirwana dkk, 2013) secara umum, bullying dapat dikelompokkan pada tiga kategori yaitu, a. Bullying fisik seperti memukul, mendorong, mencekik, menggigit, menampar, menendang, meninju, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, menodongkan senjata, menginjak kaki, melempar dengan barang, meludahi, menghukum dengan cara push up,menarik baju, menjewer, menyenggol, menghukum dengan cara membersihkan WC, memeras dan merusak barang orang lain. b. Bullying verbal seperti memberikan julukan nama, celaan, fitnah, penghinaan, menuduh, menyoraki, memaki, mengolok-olok, serta menebar gosip. c. Bullying mental/psikologis seperti memandang dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi wajah yang merendahkan, mengejek, memandang dengan penuh ancaman, mempermalukan di depan umum, mengucilkan, memandang dengan hina, mengisolir, menjauhkan, dan lain-lain. Menurut Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (Argiati, 2010) mengelompokkan perilaku bullying dalam lima bentuk, yaitu : a. Bentuk bullying yang berupa kontak fisik langsung antara lain : memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalm ruangan, mencubit, mencakar juga termasuk memeras dan merusak barangbarang yang di milki orang lain. b. Bentuk kontak verbal langsung antara lain : mengancam, mempermalukan, merendahkan, menganggu, memberi panggilan nama,memaki, menyebar gosip.

c. Bentuk Perilaku non verbal langsung antara lain : melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, biasanya disertai bullying fisik atau verbal. d. Perilaku non verbal tidak langsung dengan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng. e. Pelecehan seksual, kadang di kategorikan perilaku agresif atau verbal. Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa bentuk-bentuk bullying antara lain : a. Perilaku bullying fisik yaitu perilaku yang dilakukan secara langsung ke korban bullying dengan bentuk tindakan langsung ke orang lain seperti memukul, menendang, mendorong, menampar, mengigit, menendang, melempar barang, dan merusak barang b. Perilaku bullying verbal yaitu tindakan yang dilakukan dalam bentuk lisan atau perkataan-perkataan yang di tujukan kepada korban. Bentuk bullying ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, menghina, mengancam, menuduh, menyoraki, memaki, menebar gosip, dan mengolok-olok. c. Perilaku Bullying mental/psikologis ini sulit dideteksi dari luar. tindakan yang di lakukan oleh pelaku dengan bahasa-bahasa tubuh yang di tunjukan langsung di hadapan korban bullying. Contohnya melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, serta sengaja mengucilkan atau mengabaikan. Konseling Kelompok Natawidjaja (Wibowo, 2005) mengartikan konseling sebagai usaha bantuan untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam interaksinya dengan masalahmasalah yang dihadapinya saat ini dan saat yang akan datang. Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta yaitu siswa sebagai klien dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai

hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok melalui suasana dinamika kelompok, yang merupakan suatu wadah yang membuat individu selalu aktif dalam membantu individu-individu lain untuk dapat secara mandiri maupun bersama-sama dalam memecahkan masalahnya. Dengan terlibatnya individu secara aktif terhadap individu lain, maka mereka akan memperoleh berbagai bentuk pengalaman yang berhubungan dengan masalah yang dihadapinya. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat di gambarkan seperti berikut: Perilaku bullying siswa di Sekolah Layanan konseling kelompok Perilaku bullying siswa di Sekolah berkurang Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian. Gambar 1 tersebut memperlihatkan bahwa pada awalnya terjadi perilaku bullying siswa di Sekolah kemudian peneliti mengatasi perilaku bullying siswa di sekolah dengan menggunakan layanan konseling kelompok yang memiliki tujuan perilaku bullying siswa di Sekolah berkurang. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Sedangkan untuk desain penelitian, peneliti menggunakan Quasi Experimental Designs dengan jenis yang digunakan adalah Time Series Design. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut: Sebelum perlakuan Treatment Setelah perlakuan O 1 O 2 O 3 O 4 X O 5 O 6 O 7 O 8 Gambar 2 Time Series Design (Sugiyono,2010)

Keterangan : O 1 : Pengukuran pertama berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah pada siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying. O 2 : Pengukuran ke dua berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pertama. O 3 : Pengukuran ke tiga berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran sebelumnya. O 4 : Pengukuran ke empat berupa pretest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sebelum diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrumen observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran sebelumnya. X : Pelaksanaan layanan konseling kelompok terhadap subjek penelitian. O 5 : Pengukuran ke lima berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah pada siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest. O 6 : Pengukuran ke enam berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest. O 7 : Pengukuran ke tujuh berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest.

O 8 : Pengukuran ke delapan berupa posttest untuk mengukur tingkat perilaku bullying di sekolah dan melihat kestabilan perilaku siswa sesudah diberi perlakuan yang diukur dengan menggunakan instrument observasi perilaku bullying yang sama seperti pada pengukuran pretest. Prosedur Penelitian Sebelum dilaksanakan layanan konseling kelompok, peneliti menjaring subjek yang memiliki perilaku bullying melalui wawancara dengan guru BK, wali kelas dan teman-teman calon subjek yang kemudian di dapatkan 10 orang siswa yang memiliki perilaku bullying di sekolah. Kemudian, sebelum diberikan perlakuan dengan konseling kelompok, subjek diberi pretest sebanyak empat kali (tanggal 1-14 Maret 2014) dengan menggunakan instrumen observasi, yang dilakukan oleh observer yang telah di tunjuk oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk melihat kestabilan perilaku bullying subjek. Setelah itu, peneliti melanjutkan dengan memberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok sebanyak enam kali (tanggal 15 Maret 1 April 2014). Setelah diberikan perlakuan subjek diberikan posttest sebanyak empat kali (tanggal 3 16 April 2014), yang dilakukan oleh observer dengan menggunakan instrumen observasi yang sama pada saat melakukan pretest untuk melihat perubahan dan kestabilan perilaku bullying subjek. Subjek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang memiliki perilaku bullying. Subyek dalam penelitian ini didapatkan dengan cara melakukan wawancara dengan guru BK, wali kelas dan teman-teman calon subjek yang kemudian di dapatkan 10 orang siswa yang memiliki perilaku bullying di sekolah, setelah itu subjek di observasi dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh observer I dan observer II sebanyak empat kali. Selanjutnya, data tersebut dijadikan sebagai data pretest.

Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Teknik pokok dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi digunakan saat pre-test dan post-test dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti. Hal ini dikarenakan yang diteliti adalah perilaku siswa, sehingga pengamatan terhadap perubahan perilakunya akan lebih mudah dilakukan. Observasi dilakukan oleh dua orang observer, agar peneliti dapat membandingkan hasil observasi antara observer satu (I) dengan observer dua (II). Untuk mengurangi adanya penilaian subjektivitas saat observasi. 2. Wawancara Teknik pelengkap dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara digunakan saat menjaring subjek. Wawancara ini dilakukan kepada guru BK, wali kelas dan teman calon subjek dengan tujuan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang subjek yang akan diteliti. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian a Variabel bebas (independen) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan konseling kelompok. b Variabel terikat (dependen) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku bullying. Definisi Operasional Bullying adalah tindakan negatif yang di lakukan seseorang yang merasa memiliki kekuasaan dan kekuatan dengan menyakiti orang lain baik secara mental atau fisik yang merugikan orang lain dan terjadi tidak hanya sekali bahkan dapat berkelanjutan. Adapun bentuk-bentuk perilaku dapat di kelompokkan menjadi tiga

bagian, yaitu perilaku bullying fisik, perilaku bullying verbal, perilaku bulling mental/psikologis. Sedangkan Layanan konseling kelompok adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompok untuk mendapatkan informasi yang berguna mengenai perilaku bullying agar mampu menyusun rencana dan membuat keputusan yang tepat dalam berperilaku, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif. Pengujian Instrumen Penelitian Validitas Instrumen Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Azwar (2012) berpendapat bahwa untuk menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli (judgment experts). Realibilitas Instrumen Penelitian ini menggunakan metode observasi yang dilakukan oleh dua observer maka uji reliabilitas dihitung dengan melihat nilai kesepakatan dengan menggunakan rumus koefisien kesepakatan, memiliki tingkat reliabilitas tinggi yakni 0,78. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS.17.0. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum peneliti melaksanakan layanan konseling kelompok, peneliti melakukan penjaringan subjek dengan melakukan wawancara dengan guru bk, wali kelas dan teman-teman calon subjek yang kemudian di dapatkan 10 orang siswa yang memiliki perilaku bullying di sekolah, kemudian subjek tersebut di observasi

sebagai pretest, pelaksanaan observasi menggunakan pedoman observasi yang telah dirancang sedemikian rupa dengan landasan teori tentang perilaku bullying sehingga pedoman observasi berisikan perilaku-perilaku yang menggambarkan perilaku bullying siswa di sekolah. Selanjutnya peneliti memberikan layanan konseling kelompok kepada 10 siswa tersebut. Tabel 1. Data hasil rata-rata sebelum dan sesudah konseling kelompok No Subjek Pretest Kriteria Posttest Kriteria 1 Ab 69.375 Sedang 43.25 Rendah 2 Ad 66.875 Sedang 39.5 Rendah 3 Di 76 Sedang 44.75 Rendah 4 Kr 59.375 Rendah 42 Rendah 5 Yo 63.875 Rendah 55.125 Rendah 6 Ke 71 Sedang 46 Rendah 7 Ro 61 Rendah 56 Rendah 8 Al 77 Sedang 47.5 Rendah 9 De 98 Sedang 57.25 Rendah 10 In 101 Tinggi 58 Rendah Peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t melalui bantuan program SPSS 17. Berikut hasil perhitungan uji-t: Tabel 2. Analisis hasil penelitian menggunakan uji-t N Mean Dk t tabel t hitung 10 25.37 9 1.83 6.548 Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui subjek berjumlah 10 siswa dengan rata-rata pre test dan post test sebesar 25,37. Kemudian untuk menentukan t tabel ditentukan dk = N-1 = 10 1 = 9 dengan taraf signifikan (α) 0,05 diperoleh t tabel 0,05 = 1,83 dan t hitung nya sebesar 6.548. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku bullying siswa di sekolah dapat diturunkan dengan menggunakan konseling kelompok, hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada tabel 2. hasil pretest dan posttest yang diperoleh t hitung > t tabel (6,548 > 1,83) maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya artinya perilaku bullying dapat dikurangi

dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data diatas, menujukkan bahwa terdapat penurunan perilaku bullying siswa di sekolah setelah diberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok. Hasil analisis data penelitian, diketahui bahwa hasil posttest masingmasing siswa setelah diberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok lebih rendah dibandingkan dengan hasil pretest sebelum diberikan perlakuan berupa layanan. Penurunan perilaku bullying siswa ini juga didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan adanya penurunan perilaku bullying siswa setelah diberikan diberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok. Dengan demikian perilaku bullying dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok. Hal ini dapat di tunjukkan dengan adanya pengurangan sebesar 34,2% pada perilaku bullying siswa. Konseling merupakan suatu proses intervensi yang bersifat membantu individu untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan interaksinya dengan orang lain. Sedangkan layanan konseling kelompok merupakan cara yang baik untuk menangani konflik-konflik antar pribadi dan membantu individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka (Warner & Smith dalam Wibowo, 2005) Kemampuan yang dikembangkan melalui konseling kelompok yaitu pemahaman tentang diri sendiri yang mendorong penerimaan diri dan perasaan diri berharga, interaksi sosial, khususnya interaksi antarpribadi serta menjadi efektif untuk situasi-situasi sosial, pengambilan keputusan dan pengarahan diri, sensitivitas terhadap kebutuhan orang lain dan empati, serta perumusan komitmen dan upaya mewujudkannya. (Mahler, Dinkmeyer & Munro dalam Wibowo, 2005) Dalam konseling kelompok perasaan dan hubungan antar anggota sangat ditekankan di dalam kelompok ini. Jadi anggota akan belajar tentang dirinya dalam interaksinya dengan anggota yang lain ataupun dengan orang lain. Selain itu, di dalam kelompok, anggota dapat pula belajar untuk memecahkan masalah berdasarkan masukan dari orang lain.

Siswa pada usia remaja, terutama pada siswa SMP cenderung terbuka dengan peer group nya. Sehingga layanan konseling kelompok dapat dilakukan karena di dalam konseling kelompok terdapat dinamika kelompok, yang merupakan suatu wadah yang membuat individu selalu aktif dalam membantu individu-individu lain untuk dapat secara mandiri maupun bersama-sama dalam memecahkan masalahnya. Dengan terlibatnya individu secara aktif terhadap individu lain, maka mereka akan memperoleh berbagai bentuk pengalaman yang berhubungan dengan masalah yang dihadapinya. (Prayitno, 1995) Dalam kegiatan layanan konseling kelompok seluruh anggota memiliki kesempatan untuk saling memberikan masukan dan saran, pendapat dan menanggapinya. Dengan demikian, anggota kelompok dapat memperoleh informasi, menyusun rencana dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang perilaku yang lebih efektif. Hambatan yang dialami adalah saat siswa pertama kali di kumpulkan untuk diberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok. siswa cenderung tertutup, takut namun ada beberapa siswa yang berani untuk melakukan bullying terhadap siswa yang lain. Untuk mengatasinya, konselor memberikan penjelasan tentang layanan konseling kelompok agar siswa lebih memahami maksud dan tujuan dilakukan layanan konseling kelompok, serta konselor memberikan sedikit permainan agar suasana konseling lebih akrab dan hangat sehingga siswa dapat saling terbuka. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu: 1. Kesimpulan Statistik Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa layanan konseling kelompok dapat mengatasi perilaku bullying di

sekolah. Hal ini terbukti dari hasil analisis data observasi pre test dan post test t hitung = 6,346 dan t tabel 0,05 = 1,83. Karena t hitung > t tabel maka Ha diterima dan H 0 di tolak, artinya perilaku bullying dapat dikurangi dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014. 2. Kesimpulan Penelitian Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu perilaku bullying di sekolah dapat dikurangi dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukkan dari perubahan perilaku siswa dalam setiap pertemuan pada kegiatan konseling kelompok, juga perilaku siswa dalam kegiatan sekolah sehari-hari yang semakin berkurang perilaku bullying nya, baik secara verbal, fisik maupun psikologis. B. Saran Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung adalah: 1. Kepada siswa Siswa hendaknya mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok yang ada di sekolah untuk membantu permasalahan yang dialaminya seperti perilaku bullying. 2. Kepada guru Bimbingan dan Konseling Guru pembimbing hendaknya mengadakan kegiatan layanan konseling kelompok secara rutin untuk membantu siswa dalam mengatasi perilaku bullying pada khususnya, dan membantu siswa mengatasi permasalahan lainnya pada umumnya. 3. Kepada para peneliti Para peneliti hendaknya dapat mengembangkan dan menyempurnakan penelitian dengan menggunakan layanan bimbingan dan konseling yang lainnya dalam mengurangi perilaku bullying di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA Argiati, B.H. 2010. Studi Kasus Perilaku Bullying Pada SMA di Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian BAPPEDA KOTA YOGYAKARTA No.5 April 2010 ISSN 1978-0052. (Online). Tersedia: http://www.jogjakota.go.id/app/modules/upload/files/dokperencanaan/1 4-JURNAL_VOL_5.pdf. diakses pada 3 Januari 2014 Astuti, R.P. 2008. Meredam Perilaku Bullying. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Nirwana dkk.2013. Pengembangan modul Bimbingan dan Konseling untuk Pencegahan Bullying di Sekolah. Jurnal Ilmiah Konseling Vol.2 no.1 Januari.2013.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/8 66/725. diakses pada 7 Mei 2013 Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang: Ghalia Indonesia SEJIWA. 2008. Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: PT. Grasindo Wibowo, Mungin Edi. 2005. Konseling Kelompok. Perkembangan. Semarang: UNNES PRESS Wiyani, A. N.2012. Save our Children From School Bullying. Yogyakarta : ARRUZZ Media