sekolah SD Kembangsongo, Bapak Sajiya, S.Pd mengungkapkan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kualitas guru dalam mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam proses pembelajaran. Komunikasi dapat mendekatkan antara

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

BAB I. PENDAHULUAN. bukan hanya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, atau

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memiliki cakupan materi yang sangat luas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan sikap manusia. Proses pendidikan dilakukan oleh siapapun, dimanapun,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, akan tetapi hingga saat ini pun

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam semesta dengan segala isinya.ipa membahas tentang gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi memiliki keterampilan. Menurut Erich Fromm (dalam Harmin dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah : guru, siswa, kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi pendidik dan siswa. Pendidik melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I (Pendahuluan) ini akan d ipaparkan mengenai 6 (enam)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan, dan dari tidak terampil menjadi terampil.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. ini akan membentuk keterampilan sikap dan perilaku sehari-hari sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dari keterbelakangan dan ketinggalan dari bangsa lain. Untuk itu. satu diantaranya jenjang pendidikan sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga kependidikan pada umumnya dan peneliti pada khususnya sebagai calon guru yang akan masuk dalam sistem pendidikan, dituntut untuk menciptakan ide-ide pembelajaran yang menarik sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan fasilitas pembelajaran secara optimal, misalnya dengan menggunakan media pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar pun menjadi bervariasi dan tidak monoton. Akan tetapi, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Kembangsongo, masih terdapat guru yang kurang memanfaatkan media pembelajaran. Guru juga masih menerapkan pembelajaran konvensional dimana peran guru lebih dominan sehingga mengakibatkan siswa menjadi pasif dan terkesan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tidak sedikit pula guru yang berpandangan bahwa pembelajaran adalah proses penyampaian informasi satu arah, guru memberikan informasi dan siswa sebagai penerimanya. Dengan demikian siswa hanya dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran tanpa dilibatkan di dalamnya. Sejalan dengan hasil observasi di Sekolah Dasar tersebut, kepala sekolah SD Kembangsongo, Bapak Sajiya, S.Pd mengungkapkan bahwa 1

masih ada guru yang mengajar dengan metode konvensional dan kurang memanfaatkan media pembelajaran. Menurut Suryobroto (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 9) karakter anak usia SD anatara lain adalah aktif, mempunyai rasa ingin tahu, dan minat terhadap sesuatu yang kongkrit, sehingga kurang tepat apabila pembelajaran yang konvensional diterapkan pada anak usia SD. Kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan media dan fasilitas-fasilitas yang mendukung pembelajaran terlihat ketika banyaknya media pembelajaran yang hanya menjadi barang pajangan dan simpanan. Salah satunya adalah multimedia pembelajaran. Guru kurang memiliki kesadaran tentang manfaat multimedia pembelajaran bagi kegiatan belajar siswa. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti baik dengan kepala sekolah maupun guru kelas, juga menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran sudah tersedia namun kurang dimanfaatkan secara optimal oleh guru SD Kembangsongo. Selain itu, dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelasdapat diketahui bahwa hasil ulangan harian mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Kembangsongo masih tergolong rendah. Hasil ulangan harian dari jumlah keseluruhan siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, banyak yang masih berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 70. 2

Hasil belajar IPA yang kurang optimal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru kurang mampu menciptakan variasi dan inovasi dalam pembelajaran serta kurang optimalnya pemanfaatan media pembelajaran yang ada. Dengan demikian siswa kurang bersemangat dan terkesan bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penggunaan multimedia pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Kembangsongo. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di kelas V SD N Kembangsongo sebagai berikut: 1. Penggunaan metode ceramah masih dominan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 2. Siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa terkesan bosan dan cenderung pasif dalam pembelajaran. 3. Guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar. 4. Tidak dimanfaatkannya multimedia pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. 5. Hasil belajar IPA kelas V siswa SD Kembangsongo masih rendah. 3

C. Batasan Masalah Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi permasalahan pada meningkatkan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia pembelajaransiswa kelas V SD N Kembangsongo tahun ajaran 2011/2012. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah: Bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia pembelajaranpada siswa kelas V SD N Kembangsongo? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan hakikat penelitian tindakan kelas yang bermaksud memperbaiki proses belajar mengajar, yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah: meningkatkan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia pembelajaransiswa kelas V SD N Kembangsongo tahun ajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pembuatan multimedia pembelajaran untuk lebih menarik perhatian dan motivasi siswa terhadap pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 4

1. Bagi siswa a. Mambantu siswa agar lebih termotivasi dalam pembelajaran. b. Membantu siswa untuk lebih mengenal teknologi informasi, karena multimedia pembelajaran termasuk pengembangan media pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi. c. Membantu meningkatkan wawasan dan daya ingat siswa dalam pembelajaran melalui multimedia pembelajaran yang dikemas secara menarik. d. Meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru a. Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan proses belajar yang menarik menggunakan multimedia pembelajaran. b. Memberikan gambaran kepada guru dalam memanfaatkan media secara efektif agar menciptakan kondisi belajar yang menarik. c. Memberikan pengetahuan bagi guru seberapa jauh manfaat penggunaan multimedia pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi sekolah a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat menggunakan multimedia pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. 5

4. Bagi peneliti a. Memberikan bekal bagi peneliti sebagai calon guru, untuk lebih meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, di antaranya pemanfaatan multimedia pembelajaran secara optimal. b. Peneliti menjadi bertambah pengalaman dan wawasan melalui penelitian ini. 6