BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. produk pelumas mesin kendaraan bermotor merek Mesran SAE. Pihak produsen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK HANDPHONE DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang teknologi, liberalisasi perdagangan, serta faktor-faktor lain (Knight,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis memasuki perekonomian global yang cepat berubah.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

PENDAHULUAN. Suatu perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan. strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB 1 PENDAHULUAN. telah dimulai pada tahun 2015 kemarin. Ketika ASEAN Summit ke-9 tahun 2003

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri-industri baru bermunculan berpengaruh nyata pada barang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan industri otomotif semakin menunjukan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman yang makin berkembang seperti saat ini, banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara baru dalam mempertahankan pelanggan atau mencari pembeli-pembeli

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan para produsen sepeda motor semakin berlomba-lomba dalam menjual sepeda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. minat konsumen di dalam perdagangan internasional. dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang saat ini semakin lama semakin ketat. Terdapat berbagai. konsumen untuk menggunakan suatu produk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Tuntutan akan produk yang beragam dan terus-menerus berkembang membuat pasar

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Antony Rahardi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis di semua sektor menjadi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam beberapa sisi memiliki dampak positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas erat hubungannya dengan perkembangan media massa dan selalu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas & Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perusahaan industri sepeda motor di indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan. Sedangkan manfaatnya, diklasifikasikan menjadi empat bagian,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

ABSTRAK. Kata kunci : Citra Merek dan Loyalitas Konsumen. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. Pendahuluan. berjuang untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Sejalan dengan

persaingan di industri otomotif ini ditandai dengan bermunculannya varianvarian

Bab I. Pendahuluan. perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. mobil. Sepeda motor harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

BAB V PENUTUP. Dan untuk kriteria respondennya adalah konsumen lembaga pendidikan GO di Kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari adanya ritel-ritel modern seperti mini market (Indomart, Alfamart, Cer ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keputusan perihal apa yang akan dilakukan demi mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan yang semakin ketat ini setiap perusahaan seperti. yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen.

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. ingin ditujunya. Seperti kemudahan bertransportasi pada saat ini sudah hampir dapat

BAB I PENDAHULUAN. kosumen. Mulai dari produk makanan, minuman, barang elektronik, barang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pada industri otomotif mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sedangkan maslaah internal mencakup kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat banyak

BAB I PENDAHULUAN. produk otomotif yang beragam jenis dan variasi yang ditawarkan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN. mana yang dapat dipercaya, sehingga masing-masing perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN MOTOR MATIC MIO

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi positif bagi eksistensi bisnis di masa yang akan datang. Loyalitas

BAB I PENDAHULUAN. otomotif terutama mobil jenis MPV berlangsung dengan sangat ketat dan harga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan dalam penelitian ini yaitu menurunnya loyalitas konsumen produk pelumas mesin kendaraan bermotor merek Mesran SAE. Pihak produsen harus berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan pelanggan agar tidak berpindah ke merek lain. Loyalitas konsumen merupakan prestasi puncak yang harus dicapai, meskipun prestasi tersebut bukanlah hal yang mudah, karena loyalitas konsumen merupakan faktor penting bagi perkembangan perusahaan. Saat ini, dengan banyaknya merek pelumas mesin kendaraan bermotor yang dipasarkan membuat konsumen banyak pilihan. Hal ini juga diakui oleh beberapa pemilik dan pengelola bengkel kendaraan bermotor. Tidak hanya itu, mereka juga mengatakan kalau saat ini tidak jarang pelanggan mereka berganti merek pelumas mesin kendaraan bermotor, meskipun pelanggan tersebut sebenarnya sudah cukup lama menggunakan pelumas mesin kendaraan bermotor dari suatu merek tertentu. Fenomena ini terutama terjadi jika suatu merek pelumas mesin kendaraan bermotor sedang mengadakan promosi yang menarik dan inovatif. Pada tahun 2001 pemerintah melalui Kepres No. 21 melepaskan monopoli yang sebelumnya melekat pada Pertamina dan membuka kran bagi pelumaspelumas impor untuk masuk ke pasar Indonesia (Sinaga, 2003), sehingga ratusan merek pelumas masuk ke dalam pasar Indonesia dan menyebabkan persaingan antar merek bahkan perusahaan produsen pelumas mesin kendaraan bermotor meningkat. Saat ini terdapat lebih dari 200 merek pelumas mesin kendaraan bermotor (Andira, 1

2 2006). Perang promosi berbagai merek pelumas didalam negeripun menjadi semakin semarak. Dominasi pasar pelumas yang semula dikusai oleh Pertamina dicoba digoyang oleh sejumlah produsen, pemegang merek ataupun distributor pelumas impor. Mesran SAE yang merupakan produksi dari Pertamina dengan puluhan jenis produknya masih mendominasi pangsa pasar minyak pelumas. Selain harganya murah, distribusi Mesran SAE cukup bagus di seluruh Indonesia, mengingat Pertamina memiliki 210 dealer yang siap menjual oli Mesran SAE beserta 45 jenis produk Pertamina lainnya, baik pelumas untuk otomotif maupun untuk industri. Namun angka penjualannya menurun tajam, menjadi sekitar 55% - 58% di tahun 2004. Angka ini turun sekitar 5% dari tahun sebelumnya (Sinaga, 2003). Hal seperti ini tentunya menyebabkan kerugian dan sangat tidak diharapkan oleh pihak produsen. Melihat persaingan yang begitu ketat maka loyalitas konsumen sangat diperlukan. Pihak produsen harus berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan pelanggan agar tidak berpindah ke merek lain. Loyalitas konsumen merupakan prestasi puncak yang harus dicapai, meskipun prestasi tersebut bukanlah hal yang mudah. Engel dkk (1994) mengatakan bahwa upaya mempertahankan konsumen harus mendapat prioritas yang lebih besar dibandingkan dengan upaya mendapatkan konsumen baru. Diyakini bahwa mempertahankan konsumen lama atau membuat seorang konsumen menjadi loyal sangatlah menguntungkan bagi perusahaan, karena dari sisi ekonomi hal tersebut dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengadakan promosi guna menarik hati konsumen baru.

3 Seorang konsumen dapat bersikap loyal, yaitu ketika mereka mengadakan pembelian ulang terhadap suatu produk dari merek yang sama. Konsumen yang loyal akan merasa yakin dengan apa yang mereka beli. Konsumen mengurangi kemungkinan untuk mencari produk lain, dan produk yang mungkin merupakan pilihan yang lebih baik dengan harga yang lebih murah pula (Usuiner, 2000). Oliver (1999) mendefinisikan loyalitas konsumen sebagai suatu komitmen yang terbentuk secara mendalam untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk atau jasa yang disukai secara konsisten dimasa yang akan datang, sehingga menyebabkan pembelian yang berulang terhadap merek yang sama, meskipun pengaruh situsional dan upaya marketing dapat saja merubah perilaku tersebut. Proses pembentukan perilaku pembelian konsumen, produsen dapat mempengaruhi konsumen dengan memberi masukan-masukan positif, sehingga timbul rasa percaya dalam pikiran konsumen (kognitif). Langkah selanjutnya adalah mengubah sikap dan perasaan konsumen dengan memberikan kepuasan dalam penggunaan (afektif). Langkah yang terakhir yang menentukan adalah bagaimana menciptakan minat dan motivasi konsumen agar mau melakukan pembelian berulang. Setelah beberapa waktu, pilihan tersebut menimbulkan ikatan emosional dengan konsumen. Konsumen yang loyal akan secara aktif mempunyai keterlibatan tinggi dengan pilihannya tersebut (Solomon, 1992). Loyalitas adalah suatu pembelian berulang berdasarkan keputusan yang benar-benar disadari. Konsep ini menunjukan pada pola pembelian selama periode waktu tertentu. Pola pembelian berulang dalam loyalitas tersebut dapat tercapai berdasarkan sikap yang positif, dalam hal ini terhadap suatu merek. Serupa dengan hal tersebut, Assael (1992) mendefinisikan loyalitas sebagai sikap favourabel

4 konsumen sebagai hasil kepuasan yang dirasakan oleh konsumen yang ditunjukkan dengan perilaku membeli secara konsisten. Loyalitas konsumen banyak dipengaruhi oleh pembelajaran yang dilakukan oleh konsumen, karena konsumen menggunakan pengetahuan yang telah mereka pelajari, baik dengan cara mengalami langsung maupun tidak langsung, di dalam seluruh proses kegiatan pembelian. Melalui pembelajaran ini, konsumen menyimpan informasi dalam jumlah yang besar untuk jangka waktu yang cukup lama, yang digunakan konsumen ketika mengambil keputusan mengenai barang atau jasa atau merek apakah yang akan dibeli (Wells & Prensky, 1996). Loyalitas konsumen diartikan sebagai suatu pola perilaku pembelian secara berulang, yang muncul sebagai suatu ketertarikan yang disadari oleh berbagai pertimbangan, baik secara emosional maupun rasional sehingga sulit untuk berubah karena adanya konsistensi dalam diri konsumen, serta adanya kecenderungan konsumen untuk melakukan aktivitas yang mendukung perusahaan pada pihak ketiga. Ketika membicarakan masalah reputasi atau citra merek dari produk yang berbentuk barang maupun penyedia jasa, tidak akan lepas dari pengguna barang atau jasa itu sendiri. Menurut Kotler (1994) pembeli akan melihat dirinya sendiri maupun produk-produk yang mereka beli dalam rangkaian suatu citra. Citra-citra ini adalah kesan-kesan resmi yang ada, baik disadari maupun tidak dalam ingatan individu. Perilaku pembelian akan dipengaruhi oleh citra-citra yang dimiliki oleh konsumen tentang berbagai produk, merek khusus, perusahaan, toko, jasa dan tentang diri merek itu sendiri.

5 Membentuk citra maka berarti kita memasuki dunia persepsi. Citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang atau disebut juga enduring perception. Citra juga merupakan persepsi lengkap dari objek yang dibentuk dengan pemrosesan informasi dari aneka sumber sepanjang waktu. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk membentuk citra, tetapi sekali terbentuk maka tidak mudah juga untuk mengubahnya. Citra ini sangat berhubungan dengan sikap yaitu kepercayaan dan pemilihan terhadap merek. Citra yang dibentuk bukanlah sekedar citra, melainkan citra yang jelas, berbeda, dan secara relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya (brand position). Citra merek mewakili persepsi keseluruhan dari suatu merek dan terbentuk dari informasi mengenai merek tersebut dan dari pengalaman sebelumnya. Konsumen yang memiliki citra yang positif dari suatu merek, akan lebih sering membeli produk dari merek tersebut, tidak jarang konsumen membeli suatu produk atau jasa bukan karena apa yang ditawarkan oleh barang atau jasa tersebut atau bukan dari fasilitas yang diberikan, tetapi lebih kepada citra dari merek itu sendiri (Loudon dan Bitta, 1993). Sejalan dengan itu, Kotler (1994) menyatakan bahwa citra merupakan serangkaian kepercayaan yang dipunyai seseorang atau kelompok atau suatu objek. Selain itu, citra juga merupakan sekumpulan kepercayaan atau ide dan impresi yang dianut seseorang terhadap suatu objek. Citra merek diartikan sebagai persepsi konsumen terhadap suatu merek, yang akhirnya menumbuhkan perasaan senang atau tidak senang dan keyakinan dalam diri konsumen, yang timbul karena informasi tentang merek tersebut, pengalaman sebelumnya, dan adanya kebutuhan konsumen.

6 Tingginya persaingan yang terjadi saat ini diberbagai bidang usaha membawa setiap pihak untuk berfikir bagaimana cara untuk memberikan sesuatu yang lebih baik kepada konsumen melebihi yang diberikan oleh para pesaing lainnya. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa sekarang ini merupakan dunia yang penuh dengan kesamaan, dimana banyak sekali perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang serupa dengan merek yang berbeda-beda. Keadaan yang seperti ini membuat konsumen memiliki banyak sekali pilihan barang atau jasa yang dapat mereka gunakan, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, sehingga konsumen juga dapat dengan mudah berpindah merek. Tentu saja keadaan ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Oleh sebab itu loyalitas konsumen merupakan suatu hal yang vital bagi perusahaan. Konsumen yang loyal memiliki sikap yang sangat mendukung dan menolak perubahan, sehingga tidaklah aneh jika dikatakan bahwa memelihara konsumen yang loyal merupakan kunci kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena dapat menghemat atau mengurangi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Peter dan Olson (1990) mengatakan bahwa mencari pelanggan yang baru membutuhkan biaya enam kali lebih mahal dibandingkan dengan memelihara pelanggan yang loyal. Perusahaan sangat perlu untuk menjaga agar citra merek atas barang atau jasa hasil produksinya konsisten atau positif. Aspek-aspek yang mempengaruhi citra merek dari suatu barang atau jasa seperti kualitas, harga, kemasan, desain, dan sebagainya juga harus dijaga karena konsumen seringkali menilai baik buruknya suatu citra yang dimiliki oleh suatu merek dari aspek-aspek tersebut sebagai bagian dari citra merek. Karena sekali saja citra merek itu jatuh atau rusak, maka konsumen akan kehilangan kepercayaannya, dan menjadi ragu untuk kembali menggunakan

7 produk atau jasa tersebut, dengan kata lain akan menghilangkan loyalitas dari konsumen. Selain itu, sangat sulit untuk mengembalikan citra merek yang sudah jatuh atau rusak tadi. Maka, memelihara citra merek juga merupakan hal yang penting bagi perusahaan selain menciptakan citra merek yang positif. Berlatar belakang dari permasalahan yang ada, maka penulis terdorong untuk mencari kebenaran ilmiah dan meneliti dari rumusan masalah yang ada yaitu Apakah ada keterkaitan antara citra merek dengan loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor?. Mengacu pada permasalahan tesebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk menguji secara empirik dengan memilih judul Hubungan antara citra merek dengan loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor. B. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Hubungan antara citra merek dengan loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor. 2. Tingkat citra merek produk pelumas mesin kendaraan bermotor. 3. Tingkat loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor. 4. Sumbangan citra merek pada loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor.

8 C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : Subjek penelitian (pengguna produk pelumas mesin kendaraan bermotor) memberikan informasi khususnya yang berkaitan dengan citra merek dengan loyalitas konsumen pada pengguna produk pelumas mesin kendaraan bermotor, sehingga konsumen dapat mengetahui peranan citra merek untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan kondisi konsumen. 1. Produsen pelumas mesin kendaraan bermotor (Perusahaan) Pengembangan layanan dan kualitas produk serta menjaga citra merek agar konsumen terutama pelanggan tidak berpindah merek karena pengaruh dari citra merek dari suatu produk pelumas mesin kendaraan bermotor. 2. Konsumen Penelitian ini sebagai sumber indormasi bagi masyarakat tentang hubungan antara citra merek dengan loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor, sehingga konsumen dapat loyal dan memiliki citra merek yang positif pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor yang disukai. 3. Peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan wacana pemikiran untuk mengembangkan, memperdalam, memperkaca khasanah teoritis mengenai keterkaitan antara citra merek dengan loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor, dan memberikan kerangka pemikiran pada penelitian yang akan datang bagi ilmuan psikologi kepribadian serta psikologi industri.