PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN KOTORAN KAMBING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN KOTORAN KAMBING SKRIPSI

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KAMBING DAN KOTORAN KELINCI

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicumannum L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

Oleh: Dhani Prasetyo A

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM DAN LARUTAN AB MIX DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI TANAMAN SELADA

PUBLIKASI ILMIAH IVONASARI KUNTARI DEWI A Oleh:

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

HIDROPONIK TANAMAN SAWI BEDA VARIETAS DENGAN FORMULASI NUTRISI AB MIX DAN FORMULASI RACIKAN SKRIPSI OLEH : VYVIAN W. SIAGIAN / AGROTEKNOLOGI

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS CABAI RAWIT (Capsicum frustescens L.

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

III. TATA CARA PENELITIAN

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH JERAMI PADI DAN LIMBAH CANGKANG TELUR AYAM TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

Volume 11 Nomor 2 September 2014

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4,

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.

PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM PETIK (Amaranthus hybridus L.) PADA BERBAGAI MEDIA KULTUR PASIR SEBAGAI PENUNJANG MATAKULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN

III. BAHAN DAN METODE

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

PENGARUH TINGKAT EC (ELECTRICAL CONDUCTIVITY) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA SISTEM INSTALASI AEROPONIK VERTIKAL

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil diatas disimpulkan bahwa: Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

L101. UJI PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) DENGAN MEDIA HIDROPONIK

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA SECARA HIDROPONIK

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Campuran Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kubis Bunga (Brassica oleracea L.)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

PENGARUH PEMBERIAN URIN KELINCI DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea, L.) SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

RESPONS PANJANG DAN VOLUME AKAR SELEDRI (Apium graveolens L. var. secalinum) TERHADAP KOMPOS PELEPAH KELAPA SAWIT DAN PUPUK KOTORAN KERBAU

JURNAL SKRIPSI. Pupuk Urin Manusia untuk Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans) dengan Sistem Tanam Hidroponik

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Thebroma Cacao L ) PADA MEDIA TANAH GAMBUT

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH PEMBERIAN BRIKET KOTORAN KAMBING SEBAGAI PELEPAS LAMBAT PUPUK PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

Jurnal Agrotekma. Available online

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

Transkripsi:

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN KOTORAN KAMBING PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: AMITASARI A 420 120 101 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

2

3

4

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN KOTORAN KAMBING Abstrak Pupuk organik yang umum digunakan untuk tanaman adalah kotoran kambing. Kotoran hewan ternak lainnya yang memiliki potensi sebagai pupuk organik yang belum dimanfaatkan adalah kotoran kelinci. Produksi sawi mengalami penurunan setiap tahun, dikarenakan semakin berkurangnya lahan dan cara budidaya sawi yang kurang maksimal, maka diperlukan cara budidaya sawi yang efisien dan pupuk yang tepat yaitu hidroponik menggunakan pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan sawi caisim secara hidroponik pada media pupuk organik cair dari kotoran kelinci dan kotoran kambing. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Green House Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu perlakuan pupuk organik cair kotoran kelinci 500 ml dan pupuk organik cair kotoran kambing 500 ml. Data di analisis dengan analisis deskriptif menunjukkan bahwa perlakuan media pupuk cair kotoran kelinci maupun kotoran kambing memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi batanng dan jumlah daun. Perlakuan terbaik untuk tinggi batang adalah P2 (pupuk cair kotoran kambing 500 ml) yaitu 1,3 cm, sedangkan perlakuan terbaik untuk jumlah daun adalah P1 (konsentrasi pupuk cair kotoran kelinci 500 ml) yaitu 5 daun. Kata Kunci: pupuk organik cair, kotoran kelinci, kotoran kambing, sawi caisim Abstracts Mustard is a vegetable that is widely cultivated because it contains many nutrients and benefits. Mustard production has decreased every year, due to the lack of area and how crops are grown less than the maximum, it would require an efficient way of cultivatting plants and hydroponic fertilizer is appropriate to use organic fertilizers. The purpose of this study was to determine the growth caisim mustard with the addition of liquid organic fertilizer from rabbit droppings and goat manure with hydroponics. This study was conducted in Laboratory Green House Biology Education Teacher Training and Science Faculity Education Muhammadiyah University of Surakarta. The method used in the study is an experimental method using a completely randomized design (CRD) faktorial pattern consist of one factor, namely the treatment of liquid organic fertilizer rabbit droppings with a concentration of 25% (250 ml), 50% (500 ml), 75% (750 ml) and liquid organic fertilizer goat manure with a concentration of 25% (250 ml), 50% (500 ml), 75% (750 ml). Analyzed data with non parametric test of Kruskal-Wallis test and Post Hoc Test continued to see their influence among the treatments. Based on the results of the analysis using non parametric test test of Kruskal-Wallis test and Post Hoc Test showed that the concentration of liquid organic fertilizer rabbit droppings and goat manure to give effect to the growth of rod height and number of leaves. The best treatments of rod height is B 3 (concentration liquid fertilizer goat manure 75%) that is 1,5 cm, while The best treatments number of leaves is K 2 (concentration liquid fertilizer rabbit droppings 50%) that is 5 leaves. Keywords:concentration, liquid organic fertilizer, rabbit droppings, goat manure, caisim mustard. 5

1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yanng sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan produksi pupuk dan mahalnya harga pupuk. Oleh karena itu, perlu diadakannya solusi untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang. Pupuk kandang yang umum digunakan petani untuk tanaman yaitu kotoran kambing dan kotoran ayam. Kotoran hewan lainnya yang memiliki potensi sebagai pupuk organik dan belum dimanfaatkan adalah kotoran kelinci. Kotoran kelinci merupakan sumber pupuk kandang yang baik karena mengandung unsur hara N, P, dan K yang cukup baik untuk kesuburan tanaman. Di dalam kotoran kelinci mengandung unsur hara seperti N 2.62%, P 2.48%, K 1.86%, Mg 0.49%, Ca 2.08%, dan S 0.36% (Sajimin, 2005). Pada umunya petani melakukan budidaya tanaman secara konvensional akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, cara budidaya seperti ini kurang efisien dan efektif. Hal ini dikarenakan budidaya sawi secara konvensional menggunakan tanah sebagai media tanam sehingga membutuhkan lahan pertanian yang luas, padahal kondisi saat ini ketersediaan lahan semakin terbatas seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan yaitu pertumbuhan tanaman dapat dikontrol, tanaman yang diproduksi lebih berkualitas, tanaman jarang terserang hama penyakit, pemberian larutan unsur hara lebih efektif dan efisien karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tersebut, dapat diusahakan terus menerus tidak tergantung musim, dan dapat diterapkan pada lahan sempit. Menurut Hartus (2008) dalam penelitian Wibowo (2013), bahwa pemeliharaan tanaman hidroponik lebih mudah, media tanamnya steril, serangan hama dan penyakit relatif kecil, dan produktivitas tanaman yang dihasilkan lebih tinggi. Pada budidaya hidroponik, faktor penting yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil pertumbuhan tanaman yang optimal adalah kebutuhan nutrisi untuk tanaman harus terpenuhi. Selama ini salah satu sumber nutrisi yang digunakan dalam budidaya hidroponik adalah dengan menggunakan pupuk dan umumnya menggunakan pupuk anorganik salah satunya adalah larutan nutrisi AB mix. Pupuk tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman akan tetapi, apabila digunakan terus menerus akan berdampak negatif, tidak ramah lingkungan dan harga relatif mahal (Nugraha, 2015). Kandungan unsur hara dalam 5000 g larutan nutrisi AB mix yaitu Ca (NO 3) 2 1100 g, K (NO 3)2 530 g, Fe 86 g, dan MgSO 4 4,2 g (Mairusmianti, 2011). Inovasi penggunaan pupuk yang tidak memiliki efek samping berbahaya dan memiliki kandungan unsur hara N misalnya, pupuk organik yaitu pupuk kandang. Menurut Sitompul (2014), hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian pupuk kandang kelinci berpengaruh nyata untuk meningkatkan tinggi tanaman, total luas, dan bobot kering tajuk dengan dosis terbaik sementara untuk masing-masing parameter 150 g (K3) Dalam penelitian ini memilih tanaman sawi caisim dikarenakan pertumbuhannya cukup mudah. Sawi dapat tumbuh baik di tempat yang beriklim panas maupun beriklim dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah dan umur panennya cukup pendek yaitu dapat dipanen pada umur 40-50 hari setelah ditanam (Edi, 2010). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka akan dilakukan penelitian dengan judul Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik Pada Media Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kelinci dan Kotoran Kambing. 2. METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Green House Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, dilakukan pada tanggal 5 Januari sampai 24 Februari 2016. 6

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, ember plastik volume 6000 ml, gelas ukur, pengaduk, botol aqua bekas volume 1500 ml, saringan, gayung, cutter, gunting, net pot, nampan, alat tulis (bolpoin, penggaris, dan buku). Bahan yang digunakan adalah kotoran kambing, kotoran kelinci, biji sawi caisim, kain flanel, rockwool, kertas label, dan air. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola satu faktor dengan 3 kali ulangan, yaitu P 1 (pupuk cair kotoran kelinci volume 500 ml), P 2 (pupuk cair kotoran kambing volume 500 ml). Tahap awal pelaksanaan penelitian ini adalah pembuatan pupuk organik cair kotoran kelinci dan kotoran kambing. Tahap selanjutnya pembibitan tanaman sawi caisim, kemudian pembuatan media hidroponik, lalu pembuatan konsentrasi perlakuan, dan selanjutnya melakukan pengamatan pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun tanaman sawi caisim selama 4 minggu. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun tanaman sawi caisim. Analisis pengujian data kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung rerata pertumbuhan tanaman sawi caisim 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil a.tinggi Batang Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml dan kotoran kambing 500 ml terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman sawi caisim yaitu tinggi batang dari minggu ke-0 (awal penanaman) sampai minggu ke-4 (tabel 4.1). Rerata Pertumbuhan Tinggi Batang (cm) Perlakuan Minggu 0 Minggu 4 Pertambahan Panjang Pupuk Kotoran Kelinci (P 1) 3,3 4,4 1,1 Pupuk Kotoran Kambing (P 2) 2 3,3 1,3 Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa pertumbuhan tinggi batang tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml yaitu 1,1 cm, sedangkan pertumbuhan tinggi batang tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kambing yaitu 1,3 cm. Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman sawi pada media pupuk cair kotoran kmbing 500 ml lebih tinggi. b. Jumlah Daun Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml dan kotoran kambing 500 ml terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman sawi caisim yaitu jumlah daun dari minggu ke-0 (awal penanaman) sampai minggu ke-4 (tabel 4.2). Perlakuan Rerata Pertumbuhan Jumlah Daun (helai) Minggu 0 Minggu 4 Pupuk Kotoran Kelinci (P 1) 2 7 5 Pupuk Kotoran Kambing (P 2) 2 5 3 Pertambahan Panjang Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml yaitu 5 daun, sedangkan pertumbuhan jumlah daun 7

tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kambing yaitu 3 daun. Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pada media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml lebih banyak. 3.2 Pembahasan Pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun tanaman sawi caisim diamati sejak minggu ke-0 (awal penanaman) sampai minggu ke-4. Hasil dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini : A B Gambar 4.1.Pertumbuhan tinggi batang tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kelinci (A) dan kotoran kambing (B) dalam satu bulan. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa hasil rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml lebih tinggi daripada pertumbuhan tinggi batang tanaman sawi caisim pada pupuk cair kotoran kambing 500 ml. Hal ini dikarenakan kotoran kambing mempunyai kandungan unsur hara kalium (K) lebih tinggi daripada kotoran kelinci (Tabel 2.2) yaitu 3,5 %. Kalium (K) bagi tanaman berfungsi untuk memperkuat batang dan perkembangan akar (Tampubolon, 2012). Pemberian pupuk cair kotoran kambing memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan luas daun dan tinggi tanaman sawi (Supardi 2011). Walaupun demikian, dari hasil rata-rata pertumbuhan tinggi batang untuk semua konsentrasi perlakuan baik pada kotoran kelinci maupun kotoran kambing tidak menunjukkan perbedaan yang tidak jauh berbeda, hanya terpaut selisih yang sedikit. Selain itu juga, jika dilihat dari morfologi pertumbuhan tinggi tanaman sawi caisim untuk semua perlakuan konsentrasi pupuk cair kotoran kelinci maupun kotoran kambing sama yaitu tumbuh kerdil. Hal ini disebabkan karena pada saat melakukan penelitian sedang musim penghujan, dimana keadaan lingkungan sekitar tanaman yang kurang mendukung seperti suhu dan intensitas cahaya menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Menurut Mangoendidjojo (2003), cahaya atau sinar matahari sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Selain itu, kekurangan unsur hara N menyebabkan tanaman menjadi kerdil (Decoteau, 2000). Dari gambar 4.1 terlihat bahwa hasil rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi caisim pada media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml lebih banyak daripada pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi caisim pada pupuk cair kotoran kambing 500 ml. Hal ini dikarenakan kotoran kelinci mengandung unsur hara yang lebih banyak dibandingkan kotoran kambing (Tabel 2.2). Kandungan unsur hara pada kotoran kelinci yaitu N 2,62%; P 2,46%; dan K 1,86%, sedangkan kotoran kambing mengandung N 2,45%; P 1,13%; dan K 3,5%. Unsur nitrogen, fosfor, dan kalium merupakan unsur utama yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak (Suwandi, 1985 dalam penelitian Sajimin, dkk., 2005). Hasil produksi sawi adalah di bagian daunnya, oleh karena itu pupuk yang diberikan sebaiknya banyak mengandung unsur Nitrogen (N). Salah satu fungsi nitrogen adalah untuk memperbaiki bagian vegetatif tanaman terutama untuk membentuk zat hijau daun tanaman, sehingga proses fisiologis seperti fotosintesis dan respirasi akan berjalan dengan baik (Nazaruddin, 2000 dalam penelitian Surtinah, 2006). 8

Sedangkan menurut Sutejo (1990), nitrogen bagi tanaman berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan hasil tanaman pengahasil daun-daunan, dan dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna lebih hijau. 4. PENUTUP Ada pengaruh pemberian media pupuk cair kotoran kelinci dan kotoran kambing, dimana perlakuan media pupuk cair kotoran kelinci lebih efektif pada pertumbuhan jumlah daun, sedangkan media pupuk cair kotoran kambing lebih efektif pada pertumbuhan tinggi batang. Perlakuan terbaik untuk pertumbuhan tinggi batang adalah P 2 (media pupuk cair kotoran kambing 500 ml) yaitu 1,3 cm, sedangkan perlakuan terbaik untuk pertumbuhan jumlah daun adalah P 1 ( media pupuk cair kotoran kelinci 500 ml). DAFTAR PUSTAKA Edi, Syafri dan Julistia Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah Edisi IX. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka. Mairusmianti. 2011. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Akar dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Produksi Bayam (Amaranthus hybridus) Dengan Metode Nutrient Film Technique (NFT). Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Nazaruddin. 2000. Sayuran Dalam Rendah. 120 hal. Jakarta : Penebar Swadaya. Sajimin, Y. C., Rahardjo, Nurhayati D., Purwanti. 2005. Potensi Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik dan Manfaatnya Pada Tanaman Sayuran. Lokarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Bogor : Balai Penelitian Ternak Bogor. Sitompul, Hendrikson Ferrianto, Toga Simanungkalit, dan Lisa Mawarni. 2014. Respons Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacau L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kelinci dan Pupuk NPK (16 : 16 : 16). Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 2337-6597. Vol. 2, No. 3 : 1064-1071, Juni 2014. Supardi, Agus. 2011. Aplikasi Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Sebagai Pengembangan Materi Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surtinah. 2006. PerananPlant Catalyst 2006 Dalam Meningkatkan Produksi Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 3 No. 1 Agustus 2006. Sutejo, M.M. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta. 9