BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Bagaimana Strategi Media Relations Humas SKK Migas Sebagai Sarana dan Komunikasi Publik, maka diperoleh kesimpulan yang dijabarkan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ada. Kesimpulan ini didapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala dan Staff divisi Urusan Hubungan Media dari Humas SKK Migas. Adapun kesimpulannya antara lain akan dijelaskan sebagai berikut: 5.1.1 Media Mapping Dalam menyusun atau membuat media mapping guna melaksanakan media relation, perusahaan memetakan terlebih dahulu media apa saja yang ingin digunakan dan diajak bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan media relations, penentuan media tersebut disusun berdasarkan potensi keterbacaan publik, oplah, target audiens, spesifikasi media, dan jangkauan wilayah yang semuanya dilakukan oleh divisi Urusan Hubungan Media dan sesuai dengan karakteristik media. Selain itu, dalam menjalin hubungan dengan dan dalam menyebarkan informasi Humas SKK Migas menggunakan semua jenis media yaitu media cetak, media elektronik dan media online. 98
99 5.1.2 Mengelola Relasi Strategi mengelola relasi untuk melaksanakan media relations, perusahaan berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dan harmonis baik kepada institusi maupun personal kepada wartawan serta menciptakan hubungan dengan main frame yang sama antara kedua belah pihak bahwa keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Agar hubungan tercipta dan tetap terjaga hal yang dilakukan adalah dengan selalu berkomunikasi serta mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan media yaitu media gathering, media visit dan kunjungan redaksi. Selain itu, Humas SKK Migas perlu melayani media dengan menyediakan data serta informasi yang mereka butuhkan, terbuka kepada media, dan memberikan media hak untuk melakukan verifikasi pemberitaan atau isu sesuai dengan fakta. Pasca kasus korupsi, dalam mengahadapi pemberitaan negatif tersebut SKK Migas memiliki strategi khusus yaitu menjalin kontak regular dengan para pembentuk opini publik dari akademisi maupun praktisi melalui pendekatan diskusi dan kerjasama seputar industri hulu migas. Selain itu, Humas SKK Migas juga meminta bantuan kepada media yang memiliki akses dengan politik dan pengamat untuk memberikan statement yang mereka ketahui tentang industry migas terutama SKK Migas. 5.1.3 Mengembangkan Strategi Dalam upaya mengembangkan strategi, perusahaan memiliki taktik serta kebijakan yang disebut KPI (Key Performance Indicator). KPI itulah yang menjadi
100 target kinerja bagi setiap divisi Humas. Kemudian hasil diskusi tersebut dibahas lebih detail lagi oleh setiap divisi dan dikembangkan menjadi taktik-taktik untuk menghasilkan prinsip-prinsip kegiatan yang nantinya akan menjadi tugas bagi divisidivisi yang ada dibagian Humas SKK Migas yang kemudian akan dilaksanakan. KPI yang mereka akan programkan ialah merespon berita negatif, media campaign. Pasca kasus korupsi tersebut perusahaan mengadakan edukasi kepada stakeholders dan media mengenai industri migas secara keseluruhan berupa workshop, seminar dan pameran. Lalu, melakukan pertemuan rutin dengan media mulai pimpinan redaksi, redaktur, hingga reporter di lapangan; mengelar press conference; mengeluarkan press release; serta membuat advertorial. Strategi ini dikembangkan nantinya menjadi program-program yang akan dilaksanakan guna menjalin media relations serta memperbaiki reputasi SKK Migas menjadi pulih kembali. 5.1.4 Programming Dalam melaksanakan media relations dan memulihkan reputasi perusahaan, program-program yang dimiliki guna mencapai tujuan tersebut dari hasil mengembangkan strategi diatas terbagi menjadi dua program yaitu program rutin dan program incidental. Kegiatan seperti media visit, media gathering, dan kunjungan redaksi termasuk kedalam program rutin dari Humas SKK Migas yang akan dilaksanakan dalam 1 tahun 6 kali. Sedangkan yang termasuk ke dalam program incidental yaitu seperti media placement, menangani pemberitaan negative, menggelar press conference serta press release dilakukan berdasarkan kebutuhan atau sewaktu-waktu. Namun, beberapa program media relations yang seharusnya gencar
101 dilakukan, frekuensinya malah agak menurun pasca kejadian kasus korupsi tersebut, sehingga muncul berbagai pemberitaan negatif terus menerus terhadap SKK Migas. Belajar dari kondisi tersebut, Humas SKK Migas akan terus melakukan perbaikanperbaikan kinerja dan meningkatkan lagi kreatifitasnya untuk membuat strategistrategi serta taktik khusus dalam melaksanakan media relations serta dalam menanggapi pemberitaan negative sehingga opini masyarakat mengenai SKK Migas adalah sarang mafia migas bisa hilang di masyrakat dan citra perusahaan sebagai lembaga yang dibentuk pemerintah untuk mengawasi pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi yang juga diawasi pemerintah. 5.2 Saran 5.2.1 Saran Teoritis 1. Saran yang peneliti berikan kepada peneliti selanjutnya diharapkan peneliti menyebutkan juga contoh-contoh media secara mendetail dan terperinci yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan media relations. 2. Saran berikutnya kepada peneliti selanjutnya adalah peneliti diharapkan dapat menambahkan serta lebih spesifik lagi mengenai teori yang berkaitan dengan strategi dan media relations. 3. Saran yang peneliti berikan kepada peneliti selanjutnya adalah dapat mengambil data dari divisi lain yang bernanung dibagian Humas sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih luas lagi. 4. Diharapkan kasus yang diulas dalam penelitian selajutnya dapat lebih menarik lagi untuk dibahas.
102 5.2.2 Saran Praktis 1. Humas SKK Migas meningkatkan lagi kinerjanya dalam melaksanakan media relations agar tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan kegiatan tersebut bisa lebih efektif 2. Humas SKK Migas lebih aktif lagi dalam melaksanakan kegiatan media relations baik secara institusi maupun secara personal. 3. Humas SKK Migas hendaknya lebih berperan aktif dalam menanggapi isu-isu dan pemberitaan negatif yang berdedar mengenai SKK Migas tidak hanya sekedar pelaksana konferensi pers saja.