PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

Oleh: *Ahmad Johanto. Abstrak

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

Oleh : Suharno ABSTRAK

Abstrak PENDAHULUAN. Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN:

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

Yulisetyaningrum ABSTRAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

ARAHAN PEMANFAATAN KEMBALI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH (Studi Kasus: TPA Putri Cempo, Kota Surakarta) TUGAS AKHIR

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BUPATI POLEWALI MANDAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DUSUN SEMAMBU BUNTING KELURAHAN JAMBI KECIL KECAMATAN MUARO SEBO TAHUN 1 Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3 STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis : ciek_marta@yahoo.com ABSTRAK Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Berdasarkan dari 10 ibu rumah tangga 7 diantaranya tidak mengetahui tentang cara pengelolaan sampah rumah tangga, dengan demikian ingin melakukan penelitian tentang sampah rumah tangga di Dusun Semambu Bunting Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo. Tujuan penelitian untuk diketahuinya hubungan pengetahuan, sikap dan pendidikan ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Dusun Semambu Bunting Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo tahun. Penelitian kuantitatif ini dengan pendekatan desain penelitian cross sectional, dan teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik simple random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 57 orang ibu rumah tangga yang diambil dari kelurahan jambi kecil kecamatan Muaro sebo. Data diperoleh dengan kuesioner di analisa secara univariat dan bivariat menggunakan chisquare. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang baik sebanyak 35 responden (35,0%), sikap negatif sebanyak 31 responden (31,0%), pendidikan rendah sebanyak 38 responden (38,0%). Simpulan penelitian adalah ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu rumah tangga (nilai p value=0,008), sikap ibu rumah tangga (nilai p value=0,014), pendidikan ibu rumah tangga (p value=0,034), dengan pengelolaan sampah rumah tangga di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun. Kata Kunci: Pengelolaan sampah rumah tangga, pengetahuan, sikap, pendidikan PENDAHULUAN Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam yang berbentuk padat. Laju produksi sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya (Suyoto, 2008). penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah kemasan yang berbahaya dan atau sulit diurai oleh proses alam (Peraturan Pemerintah RI, 2012). Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah (Peraturan Pemerintah RI, 2012). Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah pembuangan dan pengelolaan sampah. Menurut Keputusan Dirjen Cipta Karya, nomor 07/KPTS/CK/1999: Juknis Perencanaan, Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Ke-PLP-an Perkotaan dan Perdesaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan 22

melindungi investasi pembangunan (Yustina, 2006). Data di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 menyebutkan, volume rata-rata sampah di Indonesia mencapai 200 ribu ton per hari. Daerah perkotaan yang menyumbang sampah paling banyak. Berbagai kendala masih dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan sampah tersebut baik kendala ekonomi, sosial budaya maupun penerapan teknologi (Nuryani, 2003). Meningkatnya volume sampah dari kegiatan penduduk berimbas terhadap lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah juga makin terbatas. Kondisi ini akan semakin buruk apabila dalam pengelolaan sampah di masing - masing daerah masih kurang efektif, efisien dan berwawasan lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan baik (Rudianto dan Azizah, 2005). Pengelolaan sampah sebenarnya telah diatur pemerintah melalui UU Nomor 18/2008. Di dalamnya termasuk bahwa pengelolaan sampah tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah saja. Masyarakat dan pelaku usaha sebagai penghasil sampah juga bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Pemerintah melalui UU tersebut memberi ruang yang cukup banyak bagi pemerintah provinsi, kotamadya/ kabupaten untuk merencanakan dan mengelola sampah dalam kawasannya. Kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat diperlukan untuk membantu pemerintah dalam menangani permasalahan sampah. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan kendala terpenting dalam menangani permasalahan sampah. Mengingat kondisi fisik perkotaan yang lahannya semakin sempit dan kurangnya ruang terbuka untuk pengelolaan sampah sehingga perlu di tingkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah agar masyarakat mampu secara mandiri peduli terhadap lingkungan. Untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat maka perlu adanya partisipasi dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat khususnya dalam pengelolaan sampah perkotaan (Johanto, 2012). Kehadiran sampah kota merupakan salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan pengelola kota, terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasarananya. Keberadaan sampah tidak diinginkan bila dihubungkan dengan faktor kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan (estetika). Tumpukan onggokan sampah yang mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan merupakan jenis pencemaran yang dapat digolongkan dalam degradasi lingkungan yang bersifat sosial (Bintarto, 1997). Permasalahan dalam pengelolaan sampah perkotaan tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun juga terjadi di kotakota kecil dan kabupaten yang mempunyai kepadatan cukup tinggi dan adanya aktifitas perekonomian yang tinggi pula. (Johanto, 2012). Kebijakan pengelolaan sampah yang selama lebih dari 3 dekade hanya bertumpu pada pendekatan kumpulangkut-buang (end of pipe) dengan mengandalkan keberadaan TPA, diubah dengan pendekatan reduce at source dan resource recycle melalui penerapan 3 R (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2012). Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan seharihari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Lima aktivitas utama dalam penyelanggaraan kegiatan penanganan sampah yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (Peraturan Pemerintah RI, 2012). Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas lingkungan. Diantaranya, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat mentang lingkungan, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, kebiasaan hidup masyarakat yang selalu membuang sampah di sembarangan tempat, sulit untuk diubah dan ketidak pedulian terhadap lingkungan yang mengakibatkan 23

lingkungan menjadi kotor dan tercemar (Hermawan, 2007). Perilaku berwawasan lingkungan perlu bagi masyarakat, untuk menciptakan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable). Pencemaran lingkungan pada kenyataannya banyak didominasi oleh manusia dengan berbagai faktor penyebabnya. (Hermawan, 2007). Berdasarkan surve awal yang dilakukan pada tanggal 3 juli tahun, pengumpulan data dengan cara wawancara dengan panduan kuesioner dari 10 ibu rumah tangga 7 diantaranya tidak mengetahui tentang cara pengelolaan sampah rumah tangga yang benar dan para ibu rumah tangga mencampur seluruh sampah hasil rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan pendidikan ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah di Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan rancangan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional, dan dilaksanakan pada bulan 23-25 September. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006), adalah semua ibu rumah tangga yang ada di Dusun Semambu Bunting kelurahan Jambi kecamatan Muaro Sebo yang berjumlah 141 ibu. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Notoatmodjo, 2007), jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus dasar lamesshow. Dimana teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan teknik simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada (Ariani, ). Analisa yang digunakan univariat dan analisa bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah Chi square, Ho ditolak jika p-value 0,05, Ho diterima jika p-value > 0,05 untuk tingkat signifikan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden Di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun Pengetahuan n % Kurang Baik 35 61,4 Baik 22 38,6 57 100 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden Di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun. Sikap N % Negatif 31 54,4 Positif 26 45,6 57 100 24

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun Pendidikan N % Rendah 38 66,7 Tinggi 19 33,3 57 100 Tabel 4 Hubungan antara pengetahuan dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun Pengetahuan Pengelolaan sampah rumah tangga Tidak Sesuai Sesuai Jml % Jml % Jml % Kurang Baik 29 50,9 6 10,5 35 61,4 Baik 10 17,5 12 21,1 22 38,6 39 68,4 18 31,6 57 100 p-value 0,008 Tabel 5 Hubungan Antara Sikap Dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun Pengelolaan sampah rumah Sikap tangga Tidak Sesuai Sesuai Jml % Jml % Jml % Negatif 26 45,6 5 8,8 31 54,4 Positif 13 22,8 13 22,8 26 45,6 39 68,4 18 31,6 57 100 p-value 0,014 Tabel 6 Hubungan Antara Pendidikan Dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun Pengelolaan sampah rumah Pendidikan tangga Tidak Sesuai Sesuai Jml % Jml % Jml % Rendah 30 52,6 8 14 38 66,7 Tinggi 9 15,8 10 17,5 19 33,3 39 68,4 18 31,6 57 100 p-value 0,034 25

Berdasarkan tabel 1 diketahui dari 57 responden (100%) sebanyak 35 responden (61,4%) memiliki pengetahuan kurang baik dan sebanyak 22 responden (38,6%) memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan tabel 2 diketahui dari 57 responden (100%) sebanyak 31 responden (54,4%) memiliki sikap yang negatif dan sebanyak 26 responden (45,6%) memiliki sikap yang positif. Berdasarkan tabel 3 diketahui dari 57 responden (100%) sebanyak 38 responden (54,4%) memiliki pendidikan rendah dan sebanyak 19 responden (33,3%) memiliki pendidikan tinggi. Berdasarkan tabel 4 diketahui dari 57 (100%) responden, 29 responden (50,9%) yang berpengetahuan kurang baik dan tidak sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga, 6 responden (10,5) diantaranya berpengetahuan kurang baik dan sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga sedangkan 10 responden (17,5%) yang berpengetahuan baik dan tidak sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga, 12 responden (21,7%) diantaranya berpengetahuan baik dan sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Berdasarkan hasil analisis chi-square diperoleh nilai p value=0,008, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik pada α (0,05) ada Hubungan Yang Bermakna Antara Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh nana Iskandar (2010) mengenai hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat dengan prilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah mengatakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku ibu Berdasarkan tabel 5 diketahui dari 57 (100%) responden, 26 responden (45,6%) yang sikap negatif dan tidak sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga, 5 responden (8,8%) diantaranya sikap negatife dan sesuai dengan cara rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,689 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 47,5%. Bila dilihat dari hubungan ini ternyata pengetahuan ibu rumah tangga yang rendah akan mempunyai dampak negatif terhadap pengelolaan sampah rumah tangga, dan masih banyak ibu rumah tangga yang tidak melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan benar, hal ini akan berdampak pada kondisi kesehatan keluarga. Hasil pendapat diatas sesuai dengan teori (Wawan, 2010). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indra penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Hal ini bila dibiarkan terus menerus dan tidak dilakukan intervensi berupa penyuluhan dapat berakibat tidak baik bagi kesehatan, jika ini terjadi maka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sampah akan meningkat dikarenakan pengetahuan yang rendah akan mempengaruhi prilaku sehari-hari. Menurut asumsi peneliti ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar pengetahuan ibu rumah tangga yang kurang tentang pengelolaan sampah dapat meningkat yaitu dengan memberikan penyuluhan secara berkala kepada ibu rumah tangga dan juga dapat dengan mendapatkan informasi tentang pengelolaan sampah dengan banyak membaca. pengelolaan sampah rumah tangga sedangkan 13 responden (22,8%) yang sikap positif dan tidak sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga, 13 (22,8%) diantaranya sikap positif dan sesuai dengan cara pengelolaan sampah 26

rumah tangga. Berdasarkan hasil analisis chi-square diperoleh nilai p value=0,014, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik pada α (0,05) ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu rumah tangga dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vieta Amelia (2013) mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II kelurahan sumompo kecamatan tuminting kota manado mengatakan adanya hubungan dengan tindakan (ρ = 0,000) dengan nilai r sebesar 0,368. Sikap positif akan juga mempengaruhi ibu rumah tangga untuk melakukan pengelolaan sampah rumah tangga walaupun dengan peluang kecil. Menurut responden yang mempunyai sikap positif apa yang telah menjadi kewajiban di maka harus dijalankan dengan semaksimal mungkin. Sedangkan sikap negatif alasan mereka adalah mereka menganggap ketika Berdasarkan tabel 6 diketahui dari 57 (100%) responden, 30 responden (52,6%) yang berpendidikan rendah dan tidak sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga, 8 responden (14,0%) diantaranya berpendidikan rendah dan sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga sedangkan 9 responden (15,8%) yang berpendidikan tinggi dan tidak sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga, 10 responden (17,5%) diantaranya berpendidikan tinggi namun dan sesuai dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Berdasarkan hasil analisis chi-square diperoleh nilai p value=0,034, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik pada α (0,05) ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suprapto (2010), mengenai hubungan antara jenjang pendidikan dan pendapatan dengan sikap kepala keluarga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Candisari Kabupaten Grobogan mengatakan terdapat hubungan positif antara jenjang mereka tidak ada keluhan kesehatan, mereka merasa tidak terganggu. Responden yang bersikap positif karena responden tersebut memiliki pengetahuan yang baik sehingga mampu bersikap lebih sedangkan responden yang memiliki sikap negatif dikarenakan pengetahuan yang kurang sehingga dalam bersikap dan melaksanakan tindakan kurang baik pula. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2005) bahwa komponen perilaku yaitu kompenen sikap yang berkaitan dengan faktor internal atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. Sikap umumnya menunjukkan perilaku seseorang untuk kearah positif ataupun kearah negatif. Untuk menjaga agar sikap tersebut kearah positif maka sebaiknya responden mempunyai pemahaman yang lebih baik dalam hal yang menguntungkan dirinya dan yang berguna untuk dirinya. Salah satunya adalah dengan mencari informasi baik itu melalui orang lain, media masa atau alat elektronik yang lain. pendidikan dan pendapatan secara bersama-sama dengan sikap kepala keluarga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga yang ditunjukkan dengan perolehan angka r hitung > r tabel yaitu: 0,3057 > 0,159. Pendidikan seseorang sangat berpengaruh dengan prilaku seseorang. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan seseorang maka berkemungkinan besar untuk memiliki perilaku yang baik. Menurut Motoadmodjo (2005) inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah. SIMPULAN Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang baik 27

sebanyak 35 responden (35.0%), sikap negatif sebanyak 31 responden (31,0%), pendidikan rendah sebanyak 38 responden (38,0%). Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu rumah tangga (nilai p value=0,008), sikap ibu rumah tangga (nilai p value=0,014), pendidikan ibu rumah tangga (p value=0,034), dengan pengelolaan sampah rumah tangga di Dusun Semambu Bunting Kelurahan Jambi Kecil Kecamatan Muaro Sebo Tahun. DAFTAR PUSTAKA Ariani, A, P.. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Nuha Medika. Arikunto, 2005, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta Wawan, A & Dewi, M. 2010, Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Prilaku Manusia, Yogyakarta, Nuha Medika. Notoatmodjo, S. 2005. a. Ilmu Kesehatan Masyarakat, b. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta:Renika Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. Peraturan Pemerintah RI. 2012. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. PP RI. 04 Juni. http://www.menlh.go.id/peraturan- pemerintah-nomor-81-tahun-2012- tentang-pengelolaan-sampahrumah-tangga-dan -sampahsejenis-rumah-tangga. Rudianto, H. dan R. Azizah. 2005. Studi tentang Perbedaan Jarak Perumahan ke TPA Sampah Open Dumping dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat dan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan Lingkungan : Vol.1 No.2. 04 juni. http://journal.lib.unair.ac.id/index.p hp/jkl/article/view/685 Suyoto, Bagong. 2008. Fenomena Gerakan Mengelola Sampah. Jakarta. PT Prima Infosarana Media Suprapto. 2010. Hubungan antara Jenjang Pendidikan dan Pendapatan dengan Sikap Kepala Keluarga Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Candisari Kabupaten Grobogan. (http://eprints.uns.ac.id/4547/1/175 961711201109351.pdf) Vieta, Amelia. 2013. Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II kelurahan sumompo kecamatan tuminting kota manado. http://fkm.unsrat.ac.id/wp- content/uploads/2013/08/jurnal- Vieta-Rohmatin-091511019- Kesling.pdf. 28