BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN. 1. Data Bank Umum Syariah. Sukuk Ritel (dalam jutaan) Ukuran Perusahaan DPK. Bagi Hasil (dalam jutaan) Suku Bunga.

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Daftar sampel penelitian Perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen Periode

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

CHAIRUNNISA NURSANI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (dalam jutaan rupiah)

: Niken Kurniawati NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Dengan menggunakan laporan penerimaan pajak yang dimiliki oleh Suku Dinas Pelayanan Pajak Kota Administrasi Jakarta Pusat, maka dapat diketahui besarnya penerimaan pajak yang berasal dari pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel serta jumlah pendapatan pajak pada Kota Administrasi Jakarta Pusat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Suku Dinas Pelayanan Pajak I Kota Administrasi Jakarta Pusat dapat diketahui jumlah pendapatan pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel setiap bulannya selama periode tahun 2008-2011. Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai maksimum dan minimumnya serta nilai rata-rata dari masing-masing variabel. Agar angka yang ditampilkan tidak terlalu besar, maka untuk proses analisis regresi angka yang digunakan dalam bentuk jutaan rupiah. Hasil tersebut disebut dengan statistik deskriptif dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1. 55

56 Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation X1_Pajak_Reklame 48 622,07 7547,15 2854,3196 1381,84030 X2_Pajak_Restoran 48 847,31 22110,67 8158,8884 3714,11965 X3_Pajak_Hiburan 48 345,82 11000,44 1395,1242 1702,43327 X4_Pajak_Hotel 48 19,77 36510,90 22162,4631 5860,28273 Y_PAD 48 45959,30 181712,83 97558,9213 37823,09943 Valid N (listwise) 48 1. N = 48 berarti jumlah data yang diolah dalam penelitian ini adalah 48 sampel yaitu terdiri dari 12 bulan yang dijadikan sampel selama 4 tahun, yang terdiri dari data variabel jumlah penerimaan pajak, pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel. 2. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai mean atau rata-rata sebesar Rp 97.558.921.300 standar deviasi Rp 27.823.099.430. serta nilai maksimum Rp 181.712.830.000. dan nilai minimum Rp 45.959.300.000. Nilai maksimum terjadi pada bulan Desember tahun 2010 hal ini terjadi karena adanya mengenai pemaksimalan sistem pemungutan, dan adanya peraturan baru tentang sistem pembayaran dan pengawasan pajak ( online system ). Nilai minimum terjadi pada bulan Januari tahun 2008, hal ini terjadi karena sumber penerimaan pajak masih kurang yang dapat digali dan dikembangkan sebagai sumber penerimaan pajak. Dilihat dari pertumbuhan realisasi penerimaan pajak pada tahun 2008-2011 rata-rata mengalami kenaikan karena tiap bulan nya memperlihatkan bahwa rata-rata terjadi di atas target. Ini dapat diartikan bahwa sumber-sumber potensi pendapatan daerah masih cukup banyak

57 yang dapat digali dan dikembangkan sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah. 3. Pajak Reklame mempunyai mean atau rata-rata sebesar Rp 2.854.319.600 standar deviasi Rp 1.381.840.300. serta nilai maksimum Rp 7.547.150.000 dan nilai minimum Rp 622.070.000. Nilai maksimum terjadi pada bulan Desember tahun 2008, hal ini terjadi karena adanya peningkatan minat terhadap penggunaan reklame yang disertai dengan meningkatnya tempat tempat perbelanjaan yang menggunakan media reklame sebagai bahan promosi produk dan pertokoan nya. Nilai minimum terjadi pada bulan September tahun 2011, hal ini terjadi karena kurang maksimalnya penagihan terhadap wajib pajak Pusat perbelanjaan Tanah abang Jakarta Pusat disebabkan kurang koodinasi anatara pihak pemerintah DKI dan developer pengelola Pasar Tanah Abang. Nilai rata-rata dilihat dari pertumbuhan realisasi pajak reklame pada tahun 2008-2011 rata-rata mengalami kenaikan karena tiap bulan nya memperlihatkan bahwa ratarata terjadi di atas target. 4. Pajak Restoran mempunyai mean atau rata-rata sebesar sebesar Rp. 8.158.888.400 dengan standar deviasi sebesar Rp. 3.714.119.650. serta nilai maksimum untuk variabel pajak restoran adalah sebesar Rp 22.110.670.000. dan nilai minimum untuk variabel pajak restoran adalah sebesar Rp. 847.310.000,- dan Nilai maksimum terjadi pada bulan Oktober 2008 hal ini terjadi karena fenomena berkembangnya gaya hidup dan menjamurnya restoran terutama makanan cepat saji, sehingga

58 memaksimalkan realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun tersebut. Sedangkan Nilai minimum terjadi pada bulan Januari 2011 hal ini cenderung terjadi karena pada awal tahun konsumsi masyarakat beralih kepada barang-barang tersier seperti handphone ataupun komputer tablet. Nilai rata-rata pajak restoran pada tahun 2008-2011 rata-rata mengalami kenaikan karena tiap bulannya pendapatan untuk pajak hiburan terus meningkat atau bertambah 5. Pajak Hiburan mempunyai mean atau rata-rata sebesar Rp 1.395.124.200 standar deviasi Rp 1.702.433.270 serta nilai maksimum Rp 11.000.440.000. dan nilai minimum Rp 345.815.327. Nilai maksimum terjadi pada bulan September 2011 hal ini terjadi karena pada tahun tersebut banyak terdapat pentas hiburan yang berada di wilayah DKI jakarta terutama kewenangan Suku Dinas Pelayanan Pajak 1 Jakarta Pusat. Nilai minimum terjadi pada bulan Maret 2008, ini terjadi karena masih menggunakan peraturan daerah yang lama. Nilai rata-rata pajak hiburan pada tahun 2008-2011 rata-rata mengalami kenaikan karena tiap bulannya pendapatan untuk pajak hiburan terus meningkat atau bertambah. 6. Pajak Hotel mempunyai mean rata-rata sebesar Rp. 22.162.463.100 dengan standar deviasi sebesar Rp. 5.860.282.730 serta nilai maksimum sebesar Rp. 36.510.900.000. dan nilai minimum Rp. 19.770.000. Nilai maksimum terjadi pada bulan Desember 2011 hal ini terjadi karena program pemerintah terhadap potensi wisata di wilayah DKI jakarta yang dinamai dengan enjoy jakarta yang juga bertepatan dengan libur panjang

59 Natal dan tahun Baru sehingga memicu peningkatan jumlah penerimaan pajak hotel diwilayah DKI jakarta. Nilai minimum terjadi pada bulan Februari 2008 hal ini terjadi karena belum maksimalnya pemungutan pajak hotel. Nilai rata-rata pajak hotel pada tahun 2008-2011 rata-rata mengalami kenaikan karena tiap bulannya pendapatan untuk pajak hiburan terus meningkat atau bertambah. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pajak hotel memiliki nilai maksimum tertinggi diantara penerimaan pajak lainnya. Penerimaan pajak reklame memiliki nilai maksimum terendah diantara keempat penerimaan pajak yang dijadikan sebagai variabel penelitian. Jumlah penerimaan yang besar pada akhir tahun atau bulan Desember menunjukkan banyaknya kegiatan yang dilakukan di akhir tahun, yang menjadi faktor peningkatan jumlah penerimaan pajak. B. Uji Asumsi Klasik Setelah mengetahui hasil penelitian dimana setiap variabel yang menjadi bahan penelitian ini telah memiliki nilai, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui variabel bebas mana yang memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Namun sebelum pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi ganda, maka sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji multikolinieritas, heterokedastisitas, autokorelasi dan normalitas. Hal ini untuk memastikan bahwa

60 variabel independen yang akan digunakan telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan analisis. Data diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 18.00 untuk memudahkan dalam pengolahan data statistik. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas residual dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (Uji KS). Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a,b Mean,0000000 Std. Deviation 26724,5887679 7 Most Extreme Differences Absolute,135 Positive,135 Negative -,071 Kolmogorov-Smirnov Z,935 Asymp. Sig. (2-tailed),346 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai uji KS adalah sebesar 0.935 dengan nilai sig sebesar 0.346. Hal ini berarti nilai sig lebih besar dari 0.05 yang berarti data berdistribusi normal.

61 2. Pengujian Multikolinieritas Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat dua atau lebih variabel bebas yang berkorelasi secara linier. Apabila terjadi keadaan ini maka kita akan menghadapi kesulitan untuk membedakan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Menurut Ghozali (2005 : 91), indikasi terjadinya multikolinieritas dapat dideteksi dengan cara melihat nilai VIFnya pada masing-masing variabel bebas. Apabila terdapat nilai VIF diatas 10, maka di dalam model tersebut, terdapat gejala multikolinieritas sebagaimana dikemukakan oleh Singgih Santoso, (2002 : 357). Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program SPPS versi 18.00, diketahui hasil seperti tampak pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 954,080 18994,997,050,960 X1_Pajak_Reklame -,912 3,072 -,033 -,297,768,922 1,085 X2_Pajak_Restoran -,536 1,209 -,053 -,443,660,824 1,213 X3_Pajak_Hiburan 4,252 2,708,191 1,570,124,782 1,279 X4_Pajak_Hotel 4,406,703,683 6,266,000,978 1,022 a. Dependent Variable: Y_PAD Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF di atas 10. Dengan demikian tidak terjadi gejala multikolinieritas pada data yang digunakan. Oleh sebab itu data yang ada pada penelitian ini dapat digunakan pada analisis selanjutnya karena telah lolos uji multikolinieritas.

62 Dengan demikian hipotesis yang diterima adalah hipotesis H0 dengan kesimpulan tidak ada multikolinearitas. 3. Pengujian Autokorelasi Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat adanya korelasi antar residu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain dalam suatu model. Terjadinya autokorelasi akan mengakibatkan pengaruh secara parsial menjadi kurang akurat, Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model, akan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model, menurut Ghozali (2005 : 96), dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian Durbin-Watson, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,708 a,501,454 27939,95693 1,183 a. Predictors: (Constant), X4_Pajak_Hotel, X3_Pajak_Hiburan, X1_Pajak_Reklame, X2_Pajak_Restoran b. Dependent Variable: Y_PAD Dari tabel 4.3 diketahui nilai Durbin-Watson (DW) adalah sebesar 1.183 Dengan menggunakan tabel DW diketahui nilai dl untuk k = 4 dan N = 48 adalah sebesar 1.362. dan nilai du adalah sebesar 1,721, dengan menggunakan nilai dl dan du dapat dibuat pembagian daerah Durbin Watson seperti berikut :

63 GAMBAR 4.1 : Pembagian Daerah Durbin Watson Menolak H 0 autokorelasi positif Daerah keraguraguan Menerima H 0 tidak ada autokorelasi Daerah keraguraguan Menerima H 0 Autokorelasi negatif dl du 4 - d U 4 d L 1,362 1,721 2,279 2,638 Dengan berpedoman pada pembagian daerah DW di atas terlihat bahwa nilai 1.183 berada di daerah autokolerasi. 4. Pengujian Heterokedastisitas Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi apakah variasi residual dalam model sama pada semua data. Untuk mengetahui terdapat/tidaknya gejala heteroskedastisitas di dalam model, maka akan dilakukan dengan menggunakan uji grafik penyebaran data. Jika grafik ternyata membentuk pola tertentu, ini akan menyarankan bahwa dalam data terdapat heteroskedastisitas. Apabila ternyata tidak, kita dapat menerima asumsi homokedastisitas (tolak heterokedastisitas). Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas

64 Berdasarkan gambar grafik di atas, terlihat bahwa titik-titik yang ada menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Sehingga bila menggunakan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada gejala heterokedastisitas pada data yang digunakan. C. Uji Kesesuaian Model Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari Goodness of fitnya (kesesuaian modal). Kesesuaian modal regresi dapat diukur melalui nilai koefisien determinasi, nilai statistic F (Uji F) dan nilai statistic t (uji t). Hasilnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. 1. Koefisien Determinasi Hasil perhitungan koefisien korelasi dan determinasi untuk variabel pajak reklame dan pajak restoran terhadap penerimaan dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

65 Tabel 4.5 Hasil Analisis Korelasi dan Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,708 a,501,454 27939,95693 1,183 a. Predictors: (Constant), X4_Pajak_Hotel, X3_Pajak_Hiburan, X1_Pajak_Reklame, X2_Pajak_Restoran b. Dependent Variable: Y_PAD Pada Tabel 4.4 terlihat nilai r atau koefisien korelasinya adalah sebesar 0.708. Nilai korelasi tersebut menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat antara pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel terhadap PAD DKI. Hasil koefisien determinasi (R square) yang diperoleh adalah sebesar 0.501 atau dalam persentase sebesar 50.1%. Hal ini mencerminkan bahwa variabel bebas pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel mampu menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikat (PAD DKI) sebesar 50.1%. Adapun sisanya, yaitu sebesar 49.9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 2. Uji Statistik F (Uji F) Uji anova atau uji F adalah untuk mengetahui nilai signifikansi hubungan variabel X terhadap variabel Y. Bila nilai signifikan lebih kecil dari nilai alpha atau nilai kesalahan 0.05, maka hasilnya adalah signifikan. Hipotesis yang diajukan adalah : H0 = Koefisien regresi adalah tidak signifikan H1 = Koefisien regresi adalah signifikan

66 Nilai kepercayaan 95%, dengan nilai kesalahan (α ) = 5% Asumsi : Tolak H0 bila nilai uji signifikansi SPSS (α ^) < 0.05, terima H0 bila nilai α ^ > 0.05 Tabel 4.6 Hasil Uji Anova : Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3,367E10 4 8,418E9 10,783,000 a Residual 3,357E10 43 7,806E8 Total 6,724E10 47 a. Predictors: (Constant), X4_Pajak_Hotel, X3_Pajak_Hiburan, X1_Pajak_Reklame, X2_Pajak_Restoran b. Dependent Variable: Y_PAD Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai signifikansinya adalah 0.000 yang berarti lebih kecil dari nilai alpha 0.05, dan nilai F hitung adalah 10.783. Dengan demikian hasilnya nilai korelasi yang terdapat antara variabel pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel dengan PAD DKI adalah signifikan, maka hipotesis yang diterima adalah Hipotesis H1 yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel terhadap variabel PAD DKI. 3. Uji Statistik t (Uji t) Hasil penghitungan regresi antara variabel pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel terhadap PAD DKI dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

67 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi untuk uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 954,080 18994,997,050,960 X1_Pajak_Reklame -,912 3,072 -,033 -,297,768,922 1,085 X2_Pajak_Restoran -,536 1,209 -,053 -,443,660,824 1,213 X3_Pajak_Hiburan 4,252 2,708,191 1,570,124,782 1,279 X4_Pajak_Hotel 4,406,703,683 6,266,000,978 1,022 a. Dependent Variable: Y_PAD Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = 954.080 0.912X 1-0.536X 2 + 4.252X 3 + 4.406X 4 Dari persamaan diatas diketahui nilai konstanstanya adalah sebesar 954.080. Hal ini memberi gambaran bahwa pada saat variabel bebas memiliki nilai 0, maka nilai Y atau nilai PAD DKI adalah Rp. 954.080.000,-. Adapun kontribusi variabel bebas (pajak reklame) terhadap variabel terikat (PAD DKI) dapat dilihat dari nilai koefisien regresi untuk X1 sebesar -0.912. Dari nilai koefisien regresi tersebut, terlihat bahwa X1 (pajak reklame) mempunyai kontribusi yang negatif terhadap PAD. Kontribusi yang negatif tersebut menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan pada variabel pajak reklame akan menurunkan nilai variabel PAD sebesar 0.912 poin. Variabel pajak reklame yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1.090 dengan nilai signifikan sebesar 0.768 menunjukkan bahwa koefisien regresi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel PAD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig yang lebih besar dari 0.05.

68 Kontribusi variabel bebas (pajak restoran) terhadap variabel terikat (PAD DKI) dapat dilihat dari nilai koefisien regresi X2 sebesar -0.536. Tanda negatif pada koefisien regresi untuk variabel X 2 (pajak restoran) menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah dengan variabel Y (PAD). Artinya adalah makin tinggi nilai pajak restoran maka akan dapat menurunkan nilai variabel PAD DKI sebesar koefisien regresinya sebesar 0.536. Variabel pajak restoran yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar - 0.536 dengan nilai signifikan sebesar 0.660 menunjukkan bahwa koefisien regresi adalah negatif dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel PAD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig yang lebih besar dari 0.05. Kontribusi variabel bebas (pajak hiburan) terhadap variabel terikat (PAD DKI) dapat dilihat dari nilai koefisien regresi X3 sebesar 4.252. Tanda positif pada koefisien regresi untuk variabel X 3 (pajak hiburan) menunjukkan adanya hubungan yang searah dengan variabel Y (PAD). Artinya adalah makin tinggi nilai pajak hiburan maka akan dapat meningkatkan nilai variabel PAD DKI sebesar koefisien regresinya sebesar 4.252. Variabel pajak hiburan yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 4.252 dengan nilai signifikan sebesar 0.124 menunjukkan bahwa koefisien regresi adalah positif memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel PAD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig yang lebih kecil dari 0.05. Kontribusi variabel bebas (pajak hotel) terhadap variabel terikat (PAD DKI) dapat dilihat dari nilai koefisien regresi X4 sebesar 4.406. Tanda positif

69 pada koefisien regresi untuk variabel X 4 (pajak hotel) menunjukkan adanya hubungan yang searah dengan variabel Y (PAD). Artinya adalah makin tinggi nilai pajak hotel maka akan dapat meningkatkan nilai variabel PAD DKI sebesar koefisien regresinya sebesar 4.406. Variabel pajak hotel yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 4.406 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 menunjukkan bahwa koefisien regresi adalah positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel PAD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig yang lebih kecil dari 0.05. D. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai uji t dengan nilai t tabel. Hasil pengujian hipotesis dengan membandingkan nilai t tabel sebesar 2.042 untuk sampel sebesar 48, adalah sebagai berikut : 1. Nilai t hitung untuk variabel pajak reklame adalah sebesar -0.297, bila dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2.042, maka nilai t hitung lebih kecil dari t tabel. Dengan demikian variabel pajak reklame memiliki pengaruh yang tidak nyata atau tidak signifikan terhadap variabel PAD DKI. 2. Nilai t hitung untuk variabel pajak restoran adalah sebesar -0.443, bila dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2.042, maka nilai t hitung lebih kecil dari t tabel. Dengan demikian variabel pajak restoran memiliki pengaruh yang tidak nyata atau tidak signifikan terhadap variabel PAD DKI. 3. Nilai t hitung untuk variabel pajak hiburan adalah sebesar 1.570, bila dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2.042, maka nilai t hitung lebih

70 kecil dari t tabel. Dengan demikian variabel pajak hiburan memiliki pengaruh yang tidak nyata atau tidak signifikan terhadap variabel PAD DKI. 4. Nilai t hitung untuk variabel pajak hotel adalah sebesar 6.266, bila dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2.042, maka nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian variabel pajak hotel memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap variabel penerimaan. Berdasarkan keterangan di atas maka hipotesis H1 ditolak yaitu pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel secara parsial berpengaruh terhadap jumlah PAD Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan hasil t hitung untuk masing-masing variabel yang menunjukkan hanya variabel pajak hotel saja yang memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Pada pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa nilai uji F atau F hitung lebih besar dari F tabel, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa secara simultan variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) diterima yaitu pajak reklame, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak hotel secara simultan berpengaruh terhadap jumlah penerimaan pajak Daerah Khusus Ibukota Jakarta. E. Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa tidak seluruh variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel pajak hotel yang memiliki pengaruh terhadap PAD Daerah Khusus Ibokota Jakarta. Hasil ini tidak sepenuhnya sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian, karena

71 meskipun secara bersama-sama variabel-variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta, akan tetapi secara individual hanya variabel pajak hotel yang memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian ini sesuai juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu terdahulu mengenai : 1. Kontribusi pajak hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan yang dilakukan oleh Junior Norris Marpaung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Junior Norris Marpaung menunjukkan bahwa perkembangan kontribusi penerimaan pajak hotel memiliki hubungan dengan perkembangan rencana PAD Kota Medan pada periode 2005-2009.