BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses. mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper

: Bimbingan dan Konseling. Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riadi, M. Pd. 1. Apa yang membedakan istilah "Bimbingan" dan "konseling"

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sebelum dikaji tentang pengertian bimbingan dan konseling Terlebih dahulu diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB II KAJIAN TOERI DAN HIPOTESIS

DESKRIPSI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KECAMATAN KWANDANG DAN KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB II KAJIAN TEORETIS

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN. Akhirnya memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas mencoreng

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Dalam proses pembelajaran, akan selalu ada siswa-siswi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. a. pengertian layanan konseling individual

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu dalam mengenyam pendidikan tingkat

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: adanya permasalahan berupa kurangnya komitmen untuk

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH

BAB IX DEFINISI, LANDASAN, DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING. bimbingan dan konseling, landasan-landasan bimbingan dan konseling, serta

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau

BAB XI RAGAM JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. layanan bimbingan dan konseling di sekolah serta mampu memberikan jenis-jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 1. merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Disamping itu kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya,

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

Tugas Bimbingan dan Konseling

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa

PENDAHULUAN. SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo adalah suatu institusi. pendidikan yang telah berdiri 29 tahun. SMA tersebut telah terakreditasi A

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

BAB I PENDAHULUAN. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral, sosial,

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konseling merupakan bantuan yang diberikan konselor kepada klien

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia saat ini, tergantung

BAB II LANDASAN TEORI

Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING. disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV FUNGSI DALAM BIMBINGAN KONSELING SOSIAL

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. bimbingan dan konseling di sekolah baik terhadap warga sekolah, orang tua. siswa, komite sekolah serta masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan individu maupun kelompok. Begitu juga dengan siswa diusia

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-nya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengacu pada peraturan pemerintah No. 29/ 1990 tentang pendidikan menengah. Setiap manusia pada dasarnya memerlukan bimbingan sejak kecil untuk mempersiapkan masa dewasanya kelak supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga kepada para pelajar. Seperti kita telah ketahui bahwa bimbingan merupakan proses tuntunan, arahan secara terencana dan terus menerus terhadap peserta didik untuk menuju kedewasan atau kematangan mampu memecahkan masalah- masalah problem yang dihadapi guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Prayitno menyebutkan bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan diselenggarakan dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan; sebaliknya, apabila asasasas itu diabaikan atau dilanggar sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugiakan orangorang yang terlibat di dalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri. 1 hal, 115 1 Prayitno dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 1

2 Dalam bukunya Prayitno mengemukakan, Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benarbenar terjamin. 2 Selain itu adalah asas keterbukaan, asas keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tiak pura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hak ini guru pembimbing berkewajibaan mengambangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri pesera didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak pura-pura. 3 Dewa Ketut Sukardi juga mengungkapkan bahwa, asas kerahasiaan secara khusus layanan bimbingan adalah melayani individu-individu yang bermasalah. masih banyak orang yang beranggapan bahwa mengalami masalah merupakan merupakan suatu aib yang harus ditutup-tutupi sehingga tidak seorang pun (selain diri sendiri) boleh tau akan adanya masalah itu. Keadaan seperti ini sangat menghambat pemanfaatan layanan bimbingan oleh masyarakat (khususnya siswa di sekolah). Jika bimbingan di sekolah hendak dimanfaatkan 2 Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), hal, 72 3 Ibid, hal 72

3 secara penuh, masyarakat sekolah perlu mengetahui bahwa layanan bimbingan harus menerapkan asas-asas kerahasiaan secara penuh. Dalam hal ini, masalah yang dihadapi oleh seorang siswa tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan. Segala sesuatu yang disampaikan kepada penyuluh, misalnya, akan dijaga kerahasiaannya. Demikian juga hal-hal tertentu yang dialami oleh siswa (khususnya hal- hal yang bersifat negatif) tidak akan menjadi bahan gunjingan asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan penyuluhan. Jika asas ini benar- benar dijalankan maka para penyelenggara BP di sekolah akan mendapat kepercayaannya dari para siswa dan layanan BP akan dimanfaatkan secara baik oleh siswa. Namun, jika yang terjadi justru sebaliknya, para penyelenggara BP tidak memperhatikan asas tersebut, maka layanan BP (khuhsusnya yang benar-benar menyangkut kehidupan siswa) tidak mempunyai arti lagi bahkan mungkin dijauhi oleh para siswa. Selanjutnya asas keterbukaan, bimbingan dan penyuluhan yang efisien hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan, yang dibimbing/disuluhi maupun si pembimbing/penyuluh bersikap terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekedar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi, dalam hal ini lebih penting masingmasing yang bersangkutan barsedia membukakan diri untuk penyuluhan misalnya, klien diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan terbuka tentang dirinya sendiri. Dengan keterbukaan ini penelaahan masalah serta pengkajian sebagai kekuatan dan kelamahan klien menjadi mungkin. Perlu diperhatikan bahwa keterbukaan hanya akan terjadi bila klien tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan yang mestinya diterapkan oleh penyuluh. Untuk keterbukaan klien, penyuluh harus terus menerus membina suasana hubungan penyuluhan sedemikian rupa sehingga klien yakin bahwa penyuluh juga besikap terbuka dan yankin

4 bahwa asas kerahasiaan memang terselenggarakan. Kesukarelaan klien tentu saja menjadi dasar bagi keterbukaannya. 4 Dalam bukunya Willis menjelaskan, salah satu jenis layanan bimbingan konseling adalah layanan konseling individu. Konseling individu merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Sedangkan Menurut Shertzer dan Stone konseling individual adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain yang dapat menunjang dan memudahkan secara positif bagi perbaikan orang tersebut. 5 SMA Negeri 1 Dawarblandong merupakan salah satu lembaga pendidikan negeri yang menerapkan program bimbingan konseling cukup baik salah satunya adalah konseling individu, selain itu guru pembimbing di sekolah tersebut memiliki penerapan asas-asas bimbingan dan konseling khususnya asas kerahasiaan dan asas keterbukaan yang seharusnya diterapkan dalam kegiatan konseling atau konseling individu. Sehingga siswa bisa merasa nyaman. Akan tetapi jika sebaliknya maka hal tersebut dapat menghambat keberhasilan proses konseling terutama konseling individu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Implementasi Asas Kerahasiaan dan Asas Keterbukaan dalam Pelaksanaan Konseling Individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong. 4 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), hal. 12 5 Willis SS, Konseling Individu: Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 36

5 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam hal ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan asas kerahasiaan dan asas keterbukaan di SMA Negeri 1 Dawarblandong? 2. Bagaimana pelaksanaan konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong? 3. Bagaimana penerapan asas kerahasiaan dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong? C. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui penerapan asas kerahasiaan dan asas keterbukaan di SMA Negeri 1 Dawarblandong, 2. Untuk mengetahui pelaksanaan konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong, 3. Untuk mengetahui penerapan asas kerahasiaan dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong, D. Batasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas, maka batasan masalah dalam hal ini adalah sebagai berikut: 1. Asas kerahasiaan dan asas keterbukaan di SMA Negeri 1 Dawarblandong. 2. Konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong. 3. Implementasi asas kerahasiaan dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong.

6 E. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Menambah pengetahuan penulis tentang implementasi asas kerahasiaan dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong. b. Memberikan kontribusi keilmuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling terutama berkaitan dengan penerapan asas kerahasiaan dan asas keterbukaan yang dimiliki guru pembimbing atau konselor dalam proses konseling, khususnya konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong. 2. Secara praktis Dapat dijadikan masukan dalam memperbaiki kualitas bimbingan atau layanan agar proses konseling dapat berjalan dengan baik dan dengan adanya penerapan asas kerahasiaan dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan konseling individu dapat membantu para siswa khususnya di SMA Negeri 1 Dawarblandong. 3. Secara empiris Dalam penelitian di SMA Negeri 1 Dawarblandong ini peneliti banyak menemukan pengalaman yang bisa dijadikan sebagai pijakan faktual dan aktual dalam hal pelaksanaan layanan konseling individu yang secara langsung disaksikan oleh peneliti, karena peneliti secara langsung ikut terlibat dalam proses konseling.

7 F. Definisi Operasiaonal Kerangka konsep dasar penegasan judul adalah memaparkan studi konsep dari judul penelitian. Konsep adalah suatu kesatuan pengertian tentang suatu persoalan yang harus dirumuskan. Dalam merumuskannya dijelaskan sesuai dengan maksud penelitian sehingga orang lain dapat memahami maksudnya sesuai dengan keinginan penulis. Hal ini dapat memperlancar komunikasi antara penulis dengan pembaca. 6 Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam karya tulis ini, maka penulis perlu kiranya memberikan keterangan serta penjelasan mengenai judul penelitian ini secara rinci. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan sebagai berikut: 1. Implementasi adalah secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavky (dalam nurdin dan Usman 2002), mengemikakan implementasi sebagai evaluasi. Sedangkan menurut Oemar Hamalik implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak. 7 2. Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar- benar terjamin. Sedangkan asas keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tiak pura-pura, baik hal. 237 6 Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bina Aksara, 1995), h. 46 7 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007),

8 didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hak ini guru pembimbing berkewajibaan mengambangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri pesera didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak pura-pura. 8 3. Konseling Individu Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat ia pecahkan sendiri, kemudianan ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang professional dalam jabatannya dalam pengatahuan dan keterampilan psikologi. Konseling ditujukan kepada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam permasalahan pendidikan, pekerjaan, dan social dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Oleh karena itu, konseling hanya ditujukan kepada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya. 9 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi asas kerahasiaan dan asas ketrbukaan dalam pelaksanaan bimbingan konseling, merupakan suatu penerapan asas bimbingan dan konseling yang menuntut untuk dirahasiakannya permasalahan tentang klien, serta keterbukaan antara konselor dan klien yang menjadi dasar dari keberhasilan 10 8 Ibid, hal, 72 9 Achmad Juntika, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Refika Aditama, 2005), hal

9 layanan bimbingan dan konseling. khususnya konseling individu. Karena dalam pelaksanaan konseling individu atau konseling perorangan ini, klien bertatap muka langsung dengan konselor dan memebahas masalah-masalah yang dihadapi klien sehingga kemungkinan bersifat rahasia dan butuh untuk dipecahkan. G. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan yang penulis pergunakan yaitu sebagai berikut: BAB I: Dalam bab ini dipaparkan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, serta sitematika pembahasan. BAB II: Landasan teori, yang menguraikan tentang landasan teoritis yang meliputi tinjauan umum asas kerahasiaan dan asas keterbukaan, konseling individu, dan implementasi asas kerahasiaan dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan konseling individu. BAB III: Menguraikan tentang metode penelitian, yang berisi tentang implementasi asas kerahasiaan dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan konseling individu di SMA Negeri 1 Dawarblandong. Bab IV: Laporan Hasil Penelitian, yang menguraikan tentang latar belakang obyek penelitian, penyajian data, analisis data. Bab V: Penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.