Lampiran 1 Nilai koefisien muatan biomasa (fuel load) dan efisiensi pembakaran (burning effieciency) menurut Seiler and Crutzen (1980)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Klik menu pulldown View GeoProcessing Wizard... kemudian setelah itu akan muncul kotak dialog GeoProcessing berikut dengan fungsi-fungsinya.

PRAKTIKUM-4 GEOPROCESSING DI ARCVIEW

GEOPROCESSING. Geoprocessing

Pendugaan Emisi Karbon (CO 2 ) akibat Kebakaran Hutan dan Lahan pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan di Propinsi Riau Tahun

Pendugaan Emisi CO 2 sebagai Gas Rumah Kaca akibat Kebakaran Hutan dan Lahan pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan di Kalimantan Tengah, Tahun

PENDUGAAN EMISI CO2 SEBAGAI GAS RUMAH KACA AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PADA BERBAGAI TIPE PENUTUPAN LAHAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN

BAB V ANALISIS SPASIAL

GeoProsessing merupakan fasilitas yang paling sering digunakan dalam mengolah data spasial. Melalui GeoProsessing kita dapat membuat data baru

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik)

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

Registrasi Image dengan ARC VIEW

PENDUGAAN EMISI GAS RUMAH KACA (CO 2 ) AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PADA BERBAGAI TIPE TUTUPAN LAHAN DI PROVINSI SUMATRA SELATAN TAHUN

Spesifikasi: Ukuran: 11x18 cm Tebal: 144 hlm Harga: Rp Terbit pertama: Juni 2005 Sinopsis singkat:

PENDUGAAN EMISI GAS RUMAH KACA AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PADA BERBAGAI TIPE TUTUPAN LAHAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN

3. DIGITASI ON SCREEN. 1. Pastikan data raster yang akan didigitasi telah melalui proses Geo Referencing

Menggambar dengan ArcView. Oleh : Tantri Hidayati S, M.Kom

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

BAB VII. Ringkasan Modul:

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

I. Digitasi (Digitizing) Daftar Isi. 1) Aktifkan extension JPEG (JFIF) Image Support : FILE EXTENSIONS

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS

C. Prosedur Pelaksanaan

M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Membuat File Database & Tabel

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

LAMPIRAN Menggabungkan Citra dari Wikimapia dengan metode Panavue; Metode Panavue. 2. Kemudian pilih File, lalu New Project

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3

2.1.1 Macam-macam Data pada GIS

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

PENDUGAAN EMISI GAS RUMAH KACA (CO 2 ) AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PADA BERBAGAI TIPETUTUPAN LAHAN DI PROVINSI RIAU TAHUN

Sistem Tampilan Data

KOMPUTER APLIKASI BISNIS

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun

TUGAS 1 SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA-S1 LAPORAN PRAKTIK SISTEM BASIS DATA

TOPOLOGY GEODATABASE 1. Menyiapkan Geodatabase A. Membuat Tema atau Feature Dataset di ArcCatalog

BAB XI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

LAMPIRAN MODUL 3 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Ahmad Zidni, S.T. SMK Gondang 2011

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS QUERY OLEH : Lili Somantri, S.Pd, M.Si

MODUL PENGENALAN ArcView Untuk Dasar Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG)

Excel dan Microsoft Query

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA VII Buffer, Dissolve, Union, Intersect

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

Pengenalan. Microsoft Access. TI3007 Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III. Perancangan Basis Data

Penyusunan PETA RISIKO

PENGANTAR : GEODATABASE 2. Personal Geodatabase 3 Komponen Geodatabase 3 Feature Class 4 ShapeFile 5 Tabel 6 LATIHAN : MEMBANGUN GEODATABASE 7

Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

KSI B ~ M.S. WULANDARI

5 BEKERJA DENGAN FEATURES

TUTORIAL ARCVIEW BAB 1. Amir Rachman Syarifudin

Dekstop Mapping (Bagian 1)

Geoprocessing adalah kemampuan GIS untuk analysis data dan mengaplikasi fungsi-fungsi pada data spasial.

Microsoft Access 2007

Membuat Layer dan Digitasi Peta

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Tutorial ArcGIS 10. BAB Digitasi On Screen

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN

Membuat File Database & Tabel

III. BAHAN DAN METODE

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

Sistem Informasi Geografi

Modul Praktikum Basis Data 5 Query

BAB-3 MEMBUAT DAN MENGATUR QUERY

III. METODE PENELITIAN

BAB XI BEKERJA DENGAN QUERY

Registrasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

Mengenal Query Base. Pada Bab ini anda akan mempelajari cara:

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN: Pengantar Aplikasi Arcview 3.3

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IX. Ringkasan Modul:

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA. Oleh: Andri Oktriansyah

IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

PEMBUATAN NETWORK DATABASE

BAB 6 EDITING. Mengedit kesalahan dengan fasilitas Advance Editing

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Input dan Mengolah Data Atribute

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA

Cara Membuat Mail Merge di Word 2010

VIEW. Menampilkan Data Spasial. - Mahasiswa dapat menampilkan data-data spasial dengan menggunakan software Arcview

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3. a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

Microsoft Access 2007

Misalnya akan dilakukan pada peta Indikasi Pemanfaatan Kawasan Hutan Kalimantan Timur 2013.

III. METODE PENELITIAN

Membuat Form. Oleh: Toni Heryana,S.Pd, MM

MODUL PELATIHAN AUDIT COMMAND LANGUAGE (ACL) SOFTWARE JURUSAN P.AKUNTANSI UNY 22 MEI 2015

Modul Praktikum Basis Data 9,10 Membuat Report

Transkripsi:

LAMPIRAN

38 Lampiran 1 Nilai koefisien muatan biomasa (fuel load) dan efisiensi pembakaran (burning effieciency) menurut Seiler and Crutzen (1980) Kode Penutupan Lahan Koefisien Bahan Bakar Efisiensi (ton/ha) Pembakaran SSH Semak belukar rawa 30 0,5 USF Hutan gambut primer 70 0,4 DSF Hutan gambut sekunder 50 0,4 UDF Hutan primer 70 0,4 DIF Hutan sekunder 50 0,5 TPL Hutan tanaman industri 50 0,5 MTC Kebun campuran 20 0,7 RPL Kebun karet 10 0,6 OPL Kelapa sawit 40 0,5 DIM Mangrove 30 0,5 GRS Rumput 10 0,8 SGR Rumput rawa 20 0,7 SCH Semak belukar 25 0,8 RCF Sawah 10 0,9 DCL Lahan tegalan 30 0,7 SET Pemukiman 5 0,8 WAB Tubuh air 0 0 MIN Pertambangan 5 0,8

Lampiran 2 Matriks luas perubahan tutupan lahan tahun 2000-2005 2005 2000 SSH DIF DSF TPL MTC RPL OPL GRS SGR SCH RCF DCL SET MIN X5 a - - - - 167 3.643 13.520-1.345-2.523 2.588 - - - SSH b - - - - 152 912 5.700-217 - 385 1.134 - - - c - - - - 91% 25% 42% - 16% - 15% 44% - - - a - 99.482-48 - 8.184 2.155 - - 91.045-14.902 28 - - UDF b - 13.298-12 - 267 1.197 - - 15.328-3.262 - - - c - 13% - 25% - 3% 56% - - 17% - 22% 0% - - a 21.996-124.886 - - - 10.498-2.674 - - 5.066 - - - USF b 5.228-17.801 - - - 6.401-906 - - 4.340 - - - c 24% - 14% - - - 61% - 34% - - 86% - - - a - - - 7.634 3.544-23.452 128-199.660-13.709 83 344 - DIF b - - - 679 1.024-8.856 - - 35.368-4.706 37 49 - c - - - 9% 29% - 38% 0% - 18% - 34% 45% 14% - a 52.139 - - - - - 1.178 - - - 552 1.357 - - - DSF b 15.468 - - - - - 955 - - - 100 237 - - - c 30% - - - - - 81% - - - 18% 17% - - - a - - - - - 1.156 11.560 - - 34.120 - - - 20 20 TPL b - - - - - 260 8.668 - - 10.074 - - - 4 4 c - - - - - 22% 75% - - 30% - - - 22% 22% a - - - - - - 1.454 - - - - - - 4.389 - MTC b - - - - - - 720 - - - - - - 1.209 - c - - - - - - 50% - - - - - - 28% - RPL a - - - - - - 7.891 - - - - - - - - b - - - - - - 2.529 - - - - - - - - c - - - - - - 32% - - - - - - - - 39

57 Lampiran 2 (lanjutan) 2005 2000 SSH DIF DSF TPL MTC RPL OPL GRS SGR SCH RCF DCL SET MIN X5 a - - - - 3.963 3.859 3.750 - - 6.796-53.232 - - - GRS b - - - - 1.122 1.316 660 - - 1.807-18.496 - - - c - - - - 28% 34% 18% - - 27% - 35% - - - a 16.482 - - - - - 1.289 - - - - 37.673 - - - SGR b 4.387 - - - - - 432 - - - - 19.623 - - - c 27% - - - - - 34% - - - - 52% - - - a - - - 23.527 15.657 19.689 67.031 - - - 5.508 39.325 118 890 - SCH b - - - 11.076 3.120 5.220 26.770 - - - 981 12.583 9 145 - c - - - 47% 20% 27% 40% - - - 18% 32% 8% 16% - a - - - - - - - - - - - - 11 - - RCF b - - - - - - - - - - - - - - - c - - - - - - - - - - - - 0% - - a - - - - 1.182 2.697 18.402 - - - 2.276-44 - - DCL b - - - - 99 396 396 - - - 337 - - - - c - - - - 8% 15% 2% - - - 15% - 0% - - a = luas tutupan lahan (ha), b = luas area terbakar (ha), c = b/a 40 40

58 Lampiran 3 Matriks luas perubahan tutupan lahan tahun 2005-2009 2009 2005 SSH DIF DSF TPL MTC RPL OPL GRS SGR SCH RCF CFP DCL SET MIN a - - - - 2.156-77.513-27.469-12 58 - - 307 SSH b - - - - 508-17.721-3.722-0 0 - - 258 c - - - - 24% - 23% - 14% - 0% 0% - - 84% a - 388.785-561 3.113-142.444 3.036-63.900 - - 2.721 2 1.625 UDF b - 26.826-0 755-50.663 355-8.605 - - 615 0 591 c - 7% - 0% 24% - 36% 12% - 13% - - 23% 0% 36% a 57.630-99.458 - - 2.897 34.064-3.671 - - - 119 - - USF b 16.639-23.127 - - 650 15.077-1.565 - - - - - c 29% - 23% - - 22% 44% - 43% - - - - - a - - - 32 1.680 712 114.103 1.596-150.882 - - 15.269 2 - DIF b - - - 0 416 602 27.897 236-23.447 - - 3.058 0 - c - - - 0% 25% 85% 24% 15% - 16% - - 20% 0% - a 181.543 - - - 678-30.493-39.380 - - - 14.564 - - DSF b 32.109 - - - 501-18.056-28 - - - 7.963 - - c 18% - - - 74% - 59% - 0% - - - 55% - - a - - - - - - 22.360 4.516-303 - - - - - TPL b - - - - - - 5.888 1.148-0 - - - - - c - - - - - - 26% 25% - 0% - - - - - a - - - - - - 2.765 - - - - - - - - MTC b - - - - - - 857 - - - - - - - - c - - - - - - 31% - - - - - - - - 41 41

59 Lampiran 3 (lanjutan) 2005 SSH DIF DSF TPL MTC RPL OPL GRS SGR SCH RCF CFP DCL SET MIN RPL a - - - - - - 25.011 - - - - - - - - b - - - - - - 7.817 - - - - - - - - c - - - - - - 31% - - - - - - - - a - - - - - - 641 - - - - - - - - GRS b - - - - - - 119 - - - - - - - - c - - - - - - 19% - - - - - - - - a 14.126 - - - - - - - - - - - - - - SGR b 6.806 - - - - - - - - - - - - - - c 48% - - - - - - - - - - - - - - a - - - 11.427 5.383 5.389 287.149 - - - - - 4.378 2 1.517 SCH b - - - 240 788 696 89.085 - - - - - 609 0 284 c - - - 2% 15% 13% 31% - - - - - 14% 0% 19% a - - - - - 6.675 - - - - - - 62 214 - RCF b - - - - - 179 - - - - - - 21 0 - c - - - - - 3% - - - - - - 34% 0% - a - - - - 339 2.072 87.634 - - - - - - - 3.121 DCL b - - - - 179 180 25.343 - - - - - - 653 c - - - - 53% 9% 29% - - - - - - 21% a - - - - - - - - - 167 - - - - - MIN b - - - - - - - - - 6 - - - - - c - - - - - - - - - 3% - - - - - a = luas tutupan lahan (ha), b = luas area terbakar (ha), c = b/a 2009 42 42

39 Lampiran 4 Matriks emisi karbon pada perubahan penutupan lahan di tanah mineral Kalimantan Tengah tahun 2000-2005 2005 2000 SSH DIF DSF TPL MTC RPL OPL SGR SCH RCF DCL SET MIN SSH M(C) - - - - - - 11.899 161 - - - - - Emisi karbon - - - - - - 1% 0,01% - - - - - UDF M(C) - 167.557-151 - 3.369 15.079-193.136-41.107 - - Emisi karbon - 8% - 0,01% - 0,2% 0,7% - 9% - 2% - - USF M(C) 8.015-105.740 - - - 43.849 312 - - 5.523 - - Emisi karbon 0,4% - 5% - - - 2% 0,01% - - 0,3% - - DIF M(C) - - - 7.639 11.516-99.625-397.890-52.939 422 548 Emisi karbon - - - 0,3% 0,5% - 5% - 18% - 2% 0,02% 0,03% DSF M(C) 45.676 - - - - - 2.250 - - 900 - - - Emisi karbon 2% - - - - - 0,1% - - 0,04% - - - TPL M(C) - - - - - 2.922 97.511-113.332 - - - 50 Emisi karbon - - - - - 0,1% 4% - 5% - - - 0,002% MTC M(C) - - - - - - 4.537 - - - - - 7.615 Emisi karbon - - - - - - 0,2% - - - - - 0,3% RPL M(C) - - - - - - 6.828 - - - - - - Emisi karbon - - - - - - 0,3% - - - - - - GRS M(C) - - - - 4.041 4.739 2.378-6.507-66.584 - - Emisi karbon - - - - 0,2% 0,2% 0,1% - 0,3% - 3% - - SGR M(C) 2.136 - - - - - 1.522 - - - 79.012 - - Emisi karbon 0,1% - - - - - 0,1% - - - 4% - - SCH M(C) - - - 99.685 28.076 46.977 240.929 - - 8.831 113.251 80 1.304 Emisi karbon - - - 5% 1% 2% 11% - - 0,4% 5% 0,004% 0,06% DCL M(C) - - - 935 3.439 22.766 - - 3.187 - - - Emisi karbon - - - 0,04% 0,2% 1% - - 0,1% - - - MIN M(C) - - - - - - - - 6 - - - - Emisi karbon - - - - - - - - 0,0003% - - - - 43

40 Lampiran 5 Matriks emisi karbon pada perubahan penutupan lahan di tanah mineral Kalimantan Tengah tahun 2005-2009 2009 2005 SSH DIF DSF TPL MTC RPL OPL GRS SGR SCH DCL MIN SSH M(C) - - - - - - 49.376-15.758 - - 1.739 Emisi karbon - - - - - - 1% - 0,4% - - 0,05% UDF M(C) - 338.010 - - 9.514-638.349 4.479-108.418 7.748 7.452 Emisi karbon - 10% - - 0,3% - 18,1% 0,1% - 3,1% 0,2% 0,2% USF M(C) 91.764-164.587 - - 2.440 73.861-2.165 - - - Emisi karbon 3% - 5% - - 0,1% 2% - 0% - - - DIF M(C) - - - - 4.681 6.775 313.844 2.650-263.775 34.399 - Emisi karbon - - - - 0,1% 0,2% 9% 0,1% - 7% 1% - DSF M(C) 223.163 - - - 4.508 36.255-93 - 5.658 - Emisi karbon 6% - - - 0,1% 1% - 0,003% - 0,2% - TPL M(C) - - - - - - 66.237 12.912 - - - - Emisi karbon - - - - - - 2% 0,4% - - - - MTC M(C) - - - - - - 5.391 - - - - - Emisi karbon - - - - - - 0,2% - - - - - RPL M(C) - - - - - - 18.201 - - - - - Emisi karbon - - - - - - 1% - - - - - GRS M(C) - - - - - - 430 - - - - - Emisi karbon - - - - - - 0,01% - - - - - SGR M(C) 16.774 - - - - - - - - - - - Emisi karbon 0,5% - - - - - - - - - - - SCH M(C) - - - 2.161 7.095 6.262 801.764 - - - 5.480 2.560 Emisi karbon - - - 0,1% 0,2% 0,2% 22,7% - - - 0,2% 0,1% RCF M(C) - - - - - 725 - - - - 86 - Emisi karbon - - - - - 0,02% - - - - 0,002% - DCL M(C) - - - - 552 1.698 158.386 - - - - 6.171 Emisi karbon - - - - 0,02% 0,05% 4,5% - - - - 0,2% MIN M(C) - - - - - - - - - 10 - - Emisi karbon - - - - - - - - - 0,0003% - - 44 44

45 39 Lampiran 6 Matriks emisi karbon pada perubahan penutupan lahan di gambut Kalimantan Tengah tahun 2000-2005 2005 2000 SSH DSF MTC RPL OPL SGR RCF DCL SSH M(C) - - 1.026 6.157 26.577 1.307 2.598 7.654 Emisi karbon - - 0,2% 1,2% 5,2% 0,3% 0,5% 1% USF M(C) 57.853 118.550 - - 36.801 11.101-49.156 Emisi karbon 11% 23% - - 7% 2% - 10% DSF M(C) 93.534 - - - 6.342 - - 2.137 Emisi karbon 18% - - - 1% - - 0,4% SGR M(C) 25.501 - - - 1.202 - - 44.610 Emisi karbon 5% - - - 0,2% - - 9% DCL M(C) - - - 306 20.031 - - - Emisi karbon - - - 0,1% 4% - - - Lampiran 7 Matriks emisi karbon pada perubahan penutupan lahan di gambut Kalimantan Tengah tahun 2005-2009 2009 2005 SSH DSF MTC RPL OPL SGR DCL SSH M(C) - - 3.428 70.240 9.366 - Emisi karbon - - 0,4% 8% 1% - USF M(C) 117.891 126.814-5.754 116.115 17.557 - Emisi karbon 14% 15,2% - 1% 14% 2% - DSF M(C) 65.818 - - - 126.248 162 66.005 Emisi karbon 8% - - - 15,1% 0,02% 8% MTC M(C) - - - - 5 - - Emisi karbon - - - - 0,001% - - RPL M(C) - - - - 2.904 - - Emisi karbon - - - - 0,3% - - SGR M(C) 26.105 - - - - - - Emisi karbon 3% - - - - - DCL M(C) - - 1.139-81.104 - - Emisi karbon - - 0,1% - 10% - -

46 40 Lampiran 8 Langkah pengolahan data 1. Membuka Arc View GIS 3.3 Membuka software Arc View GIS 3.3 dilakukan dengan langkah: a. Buka software Arc View GIS 3.3 dengan memilih ikon Arc View GIS 3.3 pada start menu. b. Pilih with a new view pada kotak dialog yang muncul c. Pilih ikon add theme. Data pertama yang akan diproses adalah data administrasi wilayah Indonesia. Hasil berupa peta Kalimantan Tengah. 2. Seleksi data Seleksi data terbagi menjadi dua bagian yaitu seleksi data area Kalimantan Tengah dan seleksi data penutupan lahan Kalimantan Tengah. Seleksi data area Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut : a. Buka data administrasi peta wilayah Indonesia, yang berformat shp (shape) dengan cara memilih ikon add theme, kemudian pilih data administrasi Indonesia. b. Pilih ikon open theme table lakukan seleksi data KalimantanTengah. c. Pilih menu table lalu start editing kemudian drag Provinsi Kalimantan Tengah. Pilih menu edit, dan pilih switch one selection. Pilih menu edit lalu pilih delete records. d. Data yang terhapus adalah data-data selain data Kalimantan Tengah. Simpan project dengan memilih menu table, dan pilih save edit as. Proses seleksi data penutupan lahan Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut: a. Buka data penggunaan lahan wilayah Indonesia, yang berformat shp (shape) dengan cara memilih ikon add theme, pilih data penggunaan lahan di Indonesia. b. Pilih ikon open theme table lakukan seleksi data Kalimantan Tengah. c. Pilih menu table lalu start editing kemudian drag Provinsi Kalimantan Tengah. Pilih menu edit, dan pilih switch one selection. Pilih menu Edit lalu pilih delete records.

47 41 d. Data yang terhapus adalah data-data selain data Kalimantan Tengah. Kemudian simpan project, dengan mengklik menu table, dan pilih save edit as. 3. Overlay Proses overlay berfungsi untuk menggabungkan dua data, yaitu data penutupan lahan di Kalimantan Tengah dan peta wilayah Kalimantan Tengah sehingga menghasilkan satu data yang memuat keterangan dari data yang digabungkan. Proses overlay tersebut adalah sebagai berikut: a. Pilih menu view. b. Pilih geoprocessing wizard, kemudian pilih intersect two theme. c. Masukkan data yang akan dilakukan overlay, yaitu data penggunaan lahan Kalimantan Tengah dan data wilayah administrasi Kalimantan Tengah. d. Beri nama tema dan simpan. 4. Seleksi data penutupan lahan Setelah dilakukan overlay, kemudian dilakukan seleksi data berdasarkan jenis penutupan lahan di Kalimantan Tengah pada tahun-tahun yang berbeda, yaitu tahun 2000, 2005, 2009. Langkah proses seleksi data adalah sebagai berikut: a. Buka data penggunaan lahan wilayah Kalimantan Tengah, yang berformat shp (shape) dengan cara mengklik ikon add theme. b. Pilih ikon open theme table lakukan seleksi data salah satu penutupan lahan di Kalimantan Tengah. c. Pilih menu table lalu start editing lakukan proses drag pada data penutupan lahan yang akan diseleksi. Setelah itu pilih menu edit dan pilih switch one selection. Pilih menu edit kembali dan pilih delete records. d. Data yang terhapus adalah data-data selain data salah satu jenis penggunaan lahan di Kalimantan Tengah yang dipilih di awal. e. Simpan project, dengan memilih menu table, dan pilih save edit as. Lakukan hal yang sama pada semua jenis penutupan lahan.

48 42 5. Clipping hotspot Proses clipping hotspot menggabungkan antara data sebaran hotspot dengan data penutupan lahan. Data yang akan ditampilkan antara lain adalah data peta wilayah Kalimantan Tengah, data penggunaan lahan dengan berbagai jenis penggunaan lahan pada 2000, 2005, 2009 dan data sebaran hotspot pada tahun 2000, 2005, 2009. Proses clipping hotspot adalah sebagai berikut: a. Aktifkan tema wilayah Kalimantan Tengah yang telah dilakukan overlay dengan jenis penggunaan lahannya. b. Kemudian aktifkan pula data hotspot seluruh Indonesia. Pilih menu view, pilih geoprocessing wizard. Jika dalam menu view belum ada pilihan tersebut, maka geoprocessing wizard harus diaktifkan terlebih dahulu dengan memilih menu file, pilih extension, aktifkan geoprocessing wizard dan pilih make default. Pilihan geoprocessing wizard akan muncul pada menu view. c. Setelah memilih geoprocessing wizard, maka akan tampil kotak dialog dan pilih clip one theme based on another, pilih next dan masukkan data yang akan dilakukan clipping. Data yang akan dilakukan clipping adalah data hotspot dan data salah satu jenis penggunaan lahan. Setelah dilakukan clipping maka akan muncul data hostpot yang hanya ada di salah satu jenis penggunaan lahan tersebut. d. Proses tersebut dilakukan sampai sebaran hotspot berdasarkan tipe penutupan lahan di Kalimantan Tengah selesai dilakukan. 6. Buffering Proses buffering dilakukan untuk meningkatkan radius dari sedaran data hotspot. Hal ini terkait dengan estimasi luas area terbakar dari radius data hotspot yang digunakan. Hotspot terdeteksi dengan luasan 1 km 2. Proses buffering dilakukan setelah proses clipping, dengan langkah sebagai berikut : a. Pilih menu Theme, kemudian pilih create buffer. b. Masukkan data yang akan dilakukan buffer, yaitu data sebaran hotspot yang telah diproses clipping dengan data tipe penutupan lahan.

49 43 c. Gunakan skala 0,56433 untuk at a specified distance. Nilai 0.56433 didapatkan dari luas lingkaran yang harus bernilai 1 km 2, sehingga nilai jarijarinya bernilai 0.56433 dengan nilai π sebesar 3.14. d. Gunakan distance units are dengan satuan kilometer. e. Pilih save dan finish. 7. Clipping hasil buffer Proses clipping dilakukan untuk menghilangkan area buffer yang tidak masuk area penggunaan lahan yang terpilih. Proses clipping sama dengan proses sebelumnya. Setelah memilih geoprocessing wizard, maka akan tampil kotak dialog dan pilih clip one theme based on another, pilih next dan masukkan data yang akan dilakukan clipping. Data yang akan dilakukan clipping adalah data buffer dan data salah satu jenis penggunaan lahan. Setelah dilakukan clipping maka akan muncul data luas area terbakar di salah satu jenis penggunaan lahan. 8. Pengukuran luas area terbakar Area terbakar yang terdeteksi dihitung dengan menggunakan extension yang terdapat pada Arcview 3.3. Langkah penghitungan luas area terbakar adalah sebagai berikut. a. Aktifkan tema clipping terakhir lalu pilih change projection, lalu pilih satuan meter pada projector. b. Pada pilihan standar pilih category UTM-1983 dan type zona 49. Zona 49 merupakan zona yang telah ditetapkan untuk Kalimantan Tengah dan daerah disekitarnya. Perbedaan wilayah akan berpengaruh pada zona. c. Pada pilihan column pilih projector transverse mercator dan spheroid WGS 84 menggunakan false northing 10000000. Hasil akan berupa theme baru. d. Sorot theme tersebut lalu pilih x-tools dan update area, perimeter, hectare and length. e. Tentukan theme yang akan dilakukan calculate feature area. f. Pilih open theme table, sorot ke field hectare, lalu pilih field kemudian statistic. Luasan area terbakar dapat dilihat pada bagian sum.

44 50 9. Pemisahan jenis tanah Setelah diperoleh data luas area terbakar dari sebaran hotspot maka perlu dilakukan pemisahan jenis tanah yang terdiri atas tanah mineral dan gambut. Hal ini dilakukan untuk menghitung emisi karbon karena terdapat perbedaaan pada penghitungan emisi karbon menurut Seiler and Crutzen (1980) berdasarkan jenis tanah mineral dan gambut. Langkahnya adalah sebagai berikut. a. Pilih theme penggunaan lahan yang akan dipisahkan jenis tanahnya, lalu pilih open them table, kemudian sorot di bagian ket_1, pilih start editing kemudian pisahkan berdasarkan sort descending atau ascending. Seleksi jenis tanah contohnya mineral, kemudian pilih edit dan switch selection lalu delete records. Hal ini akan menghasilkan data jenis tanah mineral kemudian save edit as. Hal yang sama juga dilakukan pada seleksi jenis tanah gambut. b. Pilih add theme, masukan theme jenis tanah mineral dan gambut yang telah diseleksi Kemudian lakukan proses clipping dengan theme clipping terakhir yang telah dikerjakan. Setelah memperoleh hasil clipping maka dapat dilakukan penghitungan luas dengan langkah change projection seperti sebelumnya. c. Total luas area terbakar harus bernilai sama dengan penjumlahan luas area terbakar jenis tanah mineral dengan jenis tanah gambut.