V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Didirikan pada tahun 1991 diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992, dengan dukungan eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari dokumen pendirian sahan perseroan senilai Rp 84 Milyar pada saat penandatanganan akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya pada acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 Milyar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporak porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet pada segmen korporasi, Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998 rasio pembiayaan macet (Non Performing Financing) mencapai lebih dari 60 persen, perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 Milyar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 Milyar, kurang dari satu pertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 1 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat oleh karenanya kurun waktu antara tahun 1999-2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap karyawan Muamalat. Ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat serta ketaatan
terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. BMI Cabang Pembantu Depok merupakan kantor cabang pembantu yang menginduk kepada BMI Kantor Cabang Utama Fatmawati di daerah Jakarta Selatan. BMI Kantor Cabang Utama Fatmawati ini memiliki beberapa anak kantor cabang pembantu dan kantor pelayanan kas antara lain berada di Depok, Cinere, Cikeas, Cipulir, Mayestik, Tebet, Bintaro, Mampang dan Cijantung. BMI Kantor Cabang Pembantu Depok ini merupakan salah satu cabang pembantu yang telah lama didirikan oleh BMI sehingga telah memiliki cukup banyak nasabah dalam menghimpun dana pihak ketiga atau pun pembiayaan yang disalurkan dengan target pasar utamanya adalah pembiayaan pada sektor retail. 5.2. Karakteristik Umum Responden Karakteristik responden menggambarkan keseluruhan karakter nasabah Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok dalam mengembalikan angsuran pembiayaan yang telah diterima. Karakteristik responden nasabah Bank Muamalat Capem Depok dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu karakteristik individu, karakteristik usaha dan karakteristik pembiayaan. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 50 responden yang terdiri dari 29 nasabah dengan status pengembalian lancar (kolektibilitas 1) dan 21 nasabah tidak lancar (kolektibilitas 2-4). 5.2.1. Karakteristik Individu Karakteristik individu nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Depok yang diduga mempengaruhi pengembalian pembiayaan terdiri dari usia, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan terakhir dan pengetahuan atau pemahaman akad pembiayaan. Pada Tabel 6 disajikan rincian karakteristik individu nasabah Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok yang disajikan ke dalam tabulasi yang diambil dari rekap questioner data nasabah yang diteliti, kemudian data tabulasi tersebut di deskripsikan sesuai karakteristik masingmasing untuk menjawab hasil penelitian pada tujuan pertama.
Tabel 6. Karakteristik Individu Nasabah Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok. Status Pengembalian Karakteristik Jumlah No Individu 1 Usia 2 Lancar Menunggak a. < 35 tahun 9 18 7 14 16 b. 35-45 tahun 14 28 8 16 22 c. 45-55 tahun 3 6 3 6 6 d. > 55 tahun 3 6 3 6 6 Jumlah Tanggungan a. 1 - - - - - b. 2 3 6 1 2 4 c. 3 3 6 2 4 5 d. 4 12 24 8 16 20 e. 5 10 20 8 16 18 f. 6 1 2 2 4 3 3 Pendidikan a. SD - - 2 4 2 b. SMP 4 8 8 16 12 c. SMA 4 8 5 10 9 d. Diploma 12 24 3 6 15 e. Sarjana 9 18 3 6 12 4 Pemahaman akad a. Memahami 26 52 10 20 36 b. Tidak memahami 3 9 11 22 14 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok berusia 35 tahun sampai 45 tahun dengan total jumlah responden adalah 22 nasabah (44 persen) dari keseluruhan nasabah. Berdasarkan variabel usia nasabah, dapat terlihat bahwa nasabah yang mengalami penunggakan pembayaran pembiayaan paling banyak adalah nasabah yang berusia 35 tahun sampai 45 tahun sebanyak delapan orang nasabah, namun nasabah yang berusia 35 tahun sampai 45 tahun juga yang paling banyak
melakukan pembayaran secara lancar sebanyak 14 orang. Jika dilihat dari jumlah tanggungan keluarga nasabah, maka dapat terlihat bahwa sebagian besar nasabah memiliki tanggungan sebanyak empat orang dan lima orang, tetapi nasabah yang mempunyai tanggungan keluarga empat dan lima orang lebih banyak yang mengalami penunggakkan pembayaran yaitu sebanyak delapan orang nasabah, sedangkan tiga nasabah dengan tanggungan tiga orang, lancar dalam pembayaran pembiayaan dan dua orang nasabah dengan tanggungan yang sama memiliki pembayaran tidak lancar atau menunggak. Tingkat pendidikan nasabah juga diduga dapat mempengaruhi nasabah dalam mengembalikan pembiayaan yang telah diterima. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa nasabah pembiayaan Bank Muamalat Capem Depok memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dari tingkat SD hingga S1, namun nasabah dengan pendidikan terakhir Diploma merupakan nasabah yang paling dominan, yaitu sebanyak 15 nasabah dari 50 responden dengan rincian 12 nasabah mengalami kelancaran pembayaran sisanya tiga orang nasabah mengalami penunggakan pembayaran angsuran. Pada golongan nasabah dengan pendidikan terakhir Sarjana juga merupakan nasabah yang cukup mendominasi yaitu sebanyak 12 nasabah dengan rincian nasabah yang mengalami penunggakan angsuran sebanyak tiga nasabah dan yang mengalami kelancaran pembayaran sebanyak sembilan orang nasabah. Salah satu tahap penting dalam realisasi pembiayaan adalah adanya proses akad pembiayaan. Dari 50 responden dalam penelitian, ternyata tidak semua responden memahami isi dari akad pembiayaan, yaitu sebanyak 14 nasabah. Namun dari 14 nasabah yang tidak memahami akad pembiayaan, terdapat tiga orang nasabah (9 persen) tetap membayar angsuran pembiayaan dengan lancar. Hal ini juga terjadi pada kelompok responden yang memahami akad pembiayaan, dari 36 nasabah, terdapat 10 orang nasabah (20 persen) nasabah tidak membayar angsuran secara lancar.
5.2.2. Karakteristik Usaha Selain karakteristik individu, faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok, adalah karakteristik usaha nasabah. Karakteristik usaha ini meliputi pendapatan usaha, lama usaha dan jenis usaha. Tabel 7 menunjukkan rincian karakteristik usaha responden. Tabel 7. Karakteristik Usaha Nasabah Bank Muamalat Capem Depok. No 1 2 Karakteristik Usaha Pendapatan Usaha Nasabah (Rp) 1.000.000 - A B C Lancar Status Pengembalian Menunggak Jumlah 2.000.000 2 4 15 30 17 3.000.000 8 16 4 8 12 2.000.001-3.000.001-4.000.000 9 18 - - 9 d >4.000.001 10 20 2 4 12 Lama Usaha (Tahun) A 0-2 8 16 14 28 22 B 3-6 7 14 6 12 13 C 7-10 10 20 1 2 11 D 11 4 8 - - 4 3 Jenis Usaha A On Farm - - 21 42 21 B Off Farm 29 58 - - 29 Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat beberapa karakteristik usaha yang diduga berpengaruh terhadap kualitas pengembalian pembiayaan. Pendapatan usaha merupakan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi pengembalian pembiayaan Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok. Sebagian besar usaha responden (34 persen) dari keseluruhan responden menghasilkan pendapatan usaha Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 per bulan, namun pada kelompok responden tersebut juga terlihat adanya nasabah yang mengalami keterlambatan pembayaran pembiayaan paling banyak yaitu sebanyak 15 nasabah. Pada kelompok responden
tersebut juga ditemukan nasabah yang paling banyak melakukan pembayaran secara lancar sebanyak dua nasabah. Tabel 7 juga menunjukkan bahwa semua responden dengan omset dibawah Rp 2.000.000 per bulan mengalami keterlambatan pembayaran, sedangkan responden dengan pendapatan usaha diatas Rp 4.000.000 per bulan hampir seluruhnya membayar dengan lancar, hanya dua nasabah saja yang mengalami keterlambatan pembayaran. Sebagian besar nasabah Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok telah menjalankan usahanya selama tiga tahun sampai 10 tahun, yaitu (48 persen), tetapi pada kelompok responden dengan pengalaman usaha tersebut juga ditemukan responden dengan pembayaran angsuran pembiayaan dengan status menunggak terbanyak pada kelompok usaha 3-6 tahun, yaitu lima responden. Selain itu pada kelompok responden dengan pengalaman 1-2 tahun merupakan responden yang paling banyak melakukan pembayaran dengan terlambat yaitu sebanyak 14 nasabah dari 22 nasabah sehingga hanya delapan nasabah yang mengalami pembayaran secara lancar. Jika dilihat dari jenis usaha responden, terdapat dua jenis usaha yang diduga berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan yaitu jenis usaha on farm dan off farm. Responden yang paling banyak adalah responden yang menjalankan usaha di bidang off farm sebanyak 30 persen dan paling sedikit adalah jenis usaha on farm sebanyak 20 persen. Jenis usaha budidaya atau usaha tani (on farm) adalah responden yang paling banyak mengalami keterlambatan dalam pembayaran angsuran pembiayaan, sedangkan responden yang paling banyak melakukan pembayaran lancar adalah responden yang menjalankan usaha pengolahan hasil pertanian, perdagangan atau pemasaran (off farm). Keterlambatan pembayaran dari jenis usaha budidaya atau usaha tani dimungkinkan karena budidaya atau usaha tani (on farm) memiliki risiko yang cukup tinggi dibandingkan off farm salah satunya karena rentan mengalami kegagalan panen akibat cuaca yang tidak menentu, munculnya hama, perawatan yang kurang intensif serta kurang tepatnya pemberian pupuk sehingga menyebabkan nasabah yang memiliki jenis usaha tani atau budidaya berisiko mengalami kerugian yang berdampak pada tersendatnya omset dan pendapatan usaha.
5.2.3. Karakteristik Pembiayaan Selain kedua karakteristik yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya, yaitu karakteritik individu dan karakteristik usaha, juga terdapat beberapa faktor yang diduga mempengaruhi pengembalian pembiayaan Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam karakteristik pembiayaan. Karakteristik pembiayaan terdiri dari faktor frekuensi banyaknya fasilitas pembiayaan yang diberikan. Pada Tabel 8 disajikan rincian karakteristik pembiayaan nasabah Bank Muamalat Capem Depok. Tabel 8. Karakteristik Pembiayaan Nasabah Bank Muamalat Capem Depok Status Pengembalian Karakteristik No Pembiayaan 1 Lancar Menunggak Jumlah Fasilitas Pembiayaan (Kali) A I 2 4 15 30 17 B II 7 14 3 6 10 C III 13 26 1 2 12 D IV 7 14 2 4 9 Faktor lain yang diduga mempengaruhi pengembalian pembiayaan Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok adalah frekuensi fasilitas pembiayaan. Fasilitas pembiayaan yang dimaksud adalah frekuensi atau banyaknya responden telah mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Bank Muamalat Cabang Pembantu Depok. Fasilitas pembiayaan pertama merupakan fasilitas yang paling banyak diterima responden, yaitu sebanyak 12 orang nasabah (34 persen), dan fasilitas pembiayaan keempat merupakan fasilitas yang paling sedikit diterima responden sebanyak 9 orang nasabah (18 persen). Namum demikian, nasabah dengan frekuensi fasilitas pembiayaan yang paling sedikit memiliki keterlambatan pembayaran terbanyak yaitu sebanyak 15 nasabah. Dari keseluruhan responden, maka dapat dilihat perbandingan karakteristik responden antara nasabah lancar dan tidak lancar. Perbandingan karakteristik nasabah lancar dan tidak lancar dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan pengembalian angsuran nasabah lancar dan tidak lancar Status Pengembalian No. Variabel Lancar Tidak Lancar 1 Usia (tahun) 41-45 36-40 2 Jumlah tanggungan (orang) 4 5 3 Pendidikan terakhir Diploma SMP 4 Pemahaman akad Memahami Memahami 5 Omset (Rp) 3.000.001-4.000.000 1.000.000-2.000.000 6 Lama usaha (tahun) 7-10 tahun 0-2 tahun 7 Jenis usaha Off Farm On Farm 8 Frekuensi pembiayaan (kali) 3 kali 1 kali Berdasarkan Tabel 9 maka dapat dijelaskan bahwa terdapat kesamaan beberapa karakteristik antara nasabah lancar dan tidak lancar, yaitu sama-sama memahami akad pembiayaan. Selain itu terdapat juga perbedaan karakteristik antara nasabah lancar dan tidak lancar. Karakteristik nasabah yang lancar dalam mengembalikan pembiayaannya adalah nasabah dengan usia 41-45 tahun, pendidikan terakhir Diploma, memiliki jumlah tanggungan empat orang, jenis usaha yang dijalankan off farm dan telah menerima pembiayaan sebanyak tiga kali. Sedangkan karakteristik nasabah yang tidak lancar dalam mengembalikan pembiayaan sebagian besar ber usia 36-40 tahun, memiliki jumlah tanggungan keluarga lima orang, pendidikan terakhir SMP, jenis usaha yang dijalankan on farm dan baru menerima fasilitas pembiayaan sebanyak satu kali.