PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : ZULFA ARISKA RAHMADANI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KERAGAMAN JENIS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN WADUK MULUR KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

IDENTIFIKASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI PEPE SEBAGAI SALAH SATU ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA ZONA LITORAL DI RANU PAKIS KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh Abdur Rasit NIM

KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN PANTAI SEKITAR MERAK BANTEN DAN PANTAI PENET LAMPUNG

IDENTIFIKASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI PEPE SEBAGAI SALAH SATU ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI JAWA TENGAH

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership)

KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI WADUK MULUR SUKOHARJO DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER LINGKUNGAN. Skripsi

IDENTIFIKASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI PEPE SEBAGAI SALAH SATU ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

STRUKTUR KOMUNITAS DAN POLA DISTRIBUSI VERTIKAL FITOPLANKTON DI RANU KLAKAH DESA TEGALRANDU KABUPATEN LUMAJANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter fisik-kimia dalam penelitian ini digunakan sebagai data penunjang, yang

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

Lampiran 1. Jenis-jenis Organisme Makanan Ikan Keperas

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

KUALITAS PERAIRAN SUNGAI ANYAR (ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO) SURAKARTA DITINJAU DENGAN INDEKS KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON

IDENTIFIKASI PLANKTON DI SUNGAI PEPE BENGAWAN SOLO JAWA TENGAH YANG TERKENA DAMPAK LIMBAH DOMESTIK. Oleh: Yulia Dwi Safitri A

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

KOMPOSISI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI RUNGAN KOTA PALANGKARAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Perintis merupakan danau air tawar yang mempunyai areal seluas 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

JURNAL KEANEKARAGAMAN MIKROALGA DI WADUK WONOREJO KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. adakalanya turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering. Rawa terbentuk

Analisis Keanekaragaman Plankton di Waduk Pacal Desa Kedungsumber Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro

ABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton.

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

IDENTIFIKASI ALGA (ALGAE) SEBAGAI BIOINDIKATOR TINGKAT PENCEMARAN DI SUNGAI LAMASI KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. sampai sub tropis. Menurut Spalding et al. (1997) luas ekosistem mangrove di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

MANAJEMEN KUALITAS AIR

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA AIR DI RANU KLAKAH SKRIPSI. Oleh Condro Wisnu NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

LAMPIRAN 1. Dokumentasi Jenis ィC Jenis Plankton di Telaga Beton CHYANOPHYTA. Spesies :. Oscillatoria limosa CLOROPHYTA

FITOPLANKTON DI PERAIRAN AREAL PERTAMBANGAN NIKEL BULI HALMAHERA TIMUR PHYTOPLANKTON IN NICKEL AREA GULF OF BULI EAST HALMAHERA

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

ABSTRAK KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SUNGAI PANYIURAN DAN SUNGAI ANTARAKU KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

Diversity of Plankton in the Part of Downstrem Siak River, Tualang Village, Tualang Sub-Regency, Siak Regency, Riau Province. By :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

KEMELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFAT DI KAWASAN KARAMBA JARING APUNG WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

KAJIAN KEPADATAN JENIS PLANKTON PADA SAWAH TAMBAK DI DESA MARGOANYAR KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN. Endah Sih Prihatini dan Masbuhin

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

banyaknya zat anorganik di perairan. Kecepatan pertumbuhan populasi enceng gondok dan ganggang hijau ini dapat mengganggu biota perairan yang lain

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

bentos (Anwar, dkk., 1980).

II. TELAAH PUSTAKA. Ketersediaan Karbohidrat. Chrysolaminarin (= leukosin)

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

INVENTARISASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN BENDUNGAN BEURAYEUN KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

STATUS TROFIK PERAIRAN RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna memperoleh gelar Sarjana Sains

KEANEKARAGAMAN, DENSITAS DAN DISTRIBUSI BENTOS DI PERAIRAN WADUK MULUR SUKOHARJO KAITANNYA DENGAN SEDIMENTASI. Skripsi

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Maret 2016 di Telaga Bromo dapat dilihat di Tabel 1.

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

KUALITAS PERAIRAN SUNGAI BANGER PEKALONGAN BERDASARKAN INDIKATOR BIOLOGIS

KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI FITOPLANKTON SECARA DIURNAL DI WADUK IR. H. JUANDA, JATILUHUR

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

MAKALAH LIMNOLOGI. Identifikasi Protista pada Perairan Air Tawar. Disusun Oleh : 2. Tiara Septiliani Juhareza 0609

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JurnalIlmiahPlatax Vol. 4:(2),Juli 2016 ISSN: KOMPOSISI FITOPLANKTON DAN FAKTOR FISIKA KIMIA AIR BERDASARKAN KEDALAMAN AIR DANAU TONDANO

Analisis Keanekaragaman dan Identifikasi Algae Mikroskopis Persawahan di Manguharjo Kota Madiun

Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x. tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung.

Transkripsi:

PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh : RETIANA YOSHIVAN A410130219 PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

HALAMAN PERSETUJUAN PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA PUBLIKASI ILMIAH Oleh: RETIANA YOSHIVAN A410130219 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Drs. Ariyanto, M.Pd NIP/NIK : 195607311984031001 i

HALAMAN PERSETUJUAN PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA OLEH RETIANA YOSHIVAN A410130219 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada hari Senin, 15 Mei 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji : 1. Drs. Ariyanto, M.Pd ( ) (Ketua Dewan Penguji) 2. Masduki, S.Si, M.Si ( ) (Anggota I Dewan penguji) 3. Dra. Sri Sutarni, M.Pd ( ) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, ii

PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Publikasi Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, 14 Juli 2017 Penulis RETIANA YOSHIVAN A410130219 iii

KERAGAMAN JENIS FITOPLANKTON DI PERAIRAN WADUK MULUR KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH Abstrak Dalam pemanfaatan waduk yang berlebihan pastinya akan merusak perairan Waduk Mulur seperti pemberdayaan perikanan dalam karamba, persawahan di tepi waduk dan pemancingan yang kemudian akan mempengaruhi keberlangsungan hidup fitoplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman fitoplankton di perairan Waduk Mulur. Penelitian ini merupakan penelitian explorative kuantitatif. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan menetapkan 3 stasiun utama yaitu stasiun A (karamba), stasiun B (pemancingan), stasiun C (irigasi sawah). Hasil identifikasi fitoplankton yang ditemukan di Waduk Mulur terdiri dari 29 genus dari 6 Divisi utama yaitu Chlorophyta (13 genus, 14 spesies), Bacillariophya (9 genus,12 spesies), Cryptophya (1 genus, 1 spesies), Euglenophyta (2 genus, 4 spesies), Cyanophyta (4 genus, 4 spesies). Indeks keanekaragaman pada Stasiun A yaitu - 3,21405, Stasiun B -3,15334 dan pada Stasiun C yaitu -3,13323. Indeks keanekaragaman fitoplankton di Stasiun A, Stasiun B dan Stasiun C menunjukkan H <1, nilai H <1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah dan kualitas air masuk kategori tercemar berat. Kata kunci : Keragaman, Waduk Mulur, fitoplankton, Chlorophyta. Abstract In the use of excessive reservoir will surely destructive reservoir waters mulur empowerment as aquaculture in karamba, paddy fields on the edge of reservoirs and fishing grounds which are then will affect daily necessities phytoplankton.it was using the quantitative explorative research method by surveying technique. For the sampling process were a station A (karamba), station B (fishing), and station C (rice field irigation). The identification phytoplankton found in mulur resevoir consist of 29 genus of 6 a major division that is chlorophyta ( 13 the genus, 14 species ), bacillariophya ( 9 the genus, 12 species ), cryptophya ( 1 the genus, 1 species ), euglenophyta ( 2 the genus, 4 species ), the cyanophyta ( 4 the genus, 4 species ).Index diversity in sation A was -3,21405, B station -3,15334 and on station C is -3,13323. It show that index phytoplankton diversity in the station a, station station b and c show H <1, value H <1 Showed that species diversity in a transek is a little or low and water quality in the badly polluted. Keywords : Diversity, Mulur Reservoir, phytoplankton, Chlorophyta. 1

1. PENDAHULUAN Waduk Mulur Sukoharjo merupakan objek wisata alam yang terletak di provinsi Jawa Tengah.Tepatnya berada di daerah kabupaten Sukoharjo, kecamatan Bendosari, kelurahan Mulur, dukuh Mulur. Letak geografis waduk Mulur ini berada di sekitar perkampungan masyarakat Bendosari. Salah satu fungsi utamanya untuk pengairan daerah pertanian. Masyarakat sekitar juga melakukan pemberdayaan perikanan dalam karamba, persawahan di tepi waduk dan pemancingan. Dalam pemanfaatan waduk yang berlebihan pastinya akan merusak perairan waduk mulur yang kemudian akan mempengaruhi keberlangsungan hidup fitoplankton. Salah satu ciri khas yang dimiliki organisme fitoplankton yaitu bagian terpenting dan merupakan dasar dari rantai makanan di perairan. Kehadiran fitoplankton di perairan juga dapat menggambarkan karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur dan baik atau tidak. Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologis perairan tersebut. Komunitas fitoplankton juga dapat dijadikan indikasi kualitas perairan waduk mulur tersebut. Keberadaan fitoplankton sangat berpengaruh terhadap kehidupan di perairan karena memegang peranan penting yaitu dalam rantai makanan fitoplankton menduduki posisi sebagai produsen yang menjadi sumber makanan utama berbagai hewan-hewan perairan. Dapat dikatakan bahwa suatu perairan apabila produksi primer fitoplanktonnya tinggi maka akan berpotensi memiliki sumberdaya hayati yang besar. Untuk memantau kondisi perairan waduk Mulur Sukoharjo maka dilakukanlah penelitian untuk mengetahui Keragaman Jenis Fitoplankton Di Perairan Waduk Mulur Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. 2. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel air dilaksanakan di Perairan Waduk Mulur yang dibagi menjadi tiga stasiun yaitu Stasiun A (Karamba), Stasiun B (Pemancingan), Stasiun C (Irigasi Sawah). Setiap stasiun dibagi menjadi tigas sub stasiun untuk mewakili stasiun penelitian. Penentuan stasiun dilakukan 2

dengan cara Purposive Sampling Method (penentuan titik sampel dengan teknik survei). Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2017. Jenis penelitian ini adalah exploratif kuantitatif. Jenis data yang diambil adalah 1. Data fitoplankton,berupa Divisi,Famili yang didapatkan di Waduk Mulur. Data habitat meliputi nama lokasi, suhu air, ph air, kelembapan udara dan suhu udara. Analisis data meliputi Indeks keanekaragaman fitoplankton. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Parameter Penelitian Hasil pengukuran terhadap faktor-faktor abiotik di Waduk Mulur terlihat pada tabel 1. bahwa suhu air yang diukur menggunakan termometer, Stasiun A : 3⁰C, Stasiun B : 2,9⁰C, Stasiun C: 2,8⁰C. Air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi daripada udara. Artinya naik 1⁰C, setiap satuan volume air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak daripada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukkan fluktuasi suhu air lebih besar daripada perairan dalam. Sedangkan organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi suhu yang rendah. Suhu air mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk hidup dan suhu juga mempengaruhi pertumbuhan plankton optimal terjadi dalam kisaran suhu antara 25 ⁰C 30 ⁰C. Tabel 1. Parameter Abiotik Pada Stasiun A,B dan C No. Parameter Stasiun A Stasiun B Stasiun C 1 Suhu Air (⁰C) 3 2,9 2,8 2 Kelembapan Udara(%) 86 86,7 87 3 Suhu Udara(⁰C) 27,3 27,0 26,5 4 ph Air 6 7 8 Kelembapan dan suhu udara diukur menggunakan termohigrometer didapatkan hasil Stasiun A : 86%, Stasiun B : 86,7%, Stasiun C : 87%. Kelembapan adalah kadar air yang terdapat di udara. Suhu udara pada stasiun A : 27,3⁰C, Stasiun B : 27⁰C dan stasiun C : 26,5⁰C. Menurut Handayani (2009) suhu air merupakan salah satu faktor fisika penting yang 3

banyak mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan air salah satunya adalah plankton. Pada perairan dangkal lapisann suhu air bersifat homogen berlanjut sampai ke dasar, sedangkan pada perairan laut yang lebih dalam terjadi perbedaan suhu antar kedalaman perairan sehingga mempengaruhi kelimpahan serta komposisinya di perairan. Selain suhu air, kelembapan udara dan suhu udara faktor abiotik ph air pada Stasiun A: 6, Stasiun B: 7, Stasiun C: 8, pada habitat makhluk hidup sangat mempengaruhi pada jenis makhluk hidup yang ada. Setiap makhluk hidup membutuhkan kondisi ph optimal yang berbedabeda.perubahan ph pada habitat akan menimbulkan respon tertentu dari makhluk hidup. 3.2 Hasil Identifikasi Dan Perhitungan Fitoplankton Fitoplankton Jumlah No Divisi Genus Spesies St.A Karamba St.B Pemanci ngan 1 Chlorophyta Family : Chlorellaceae Chlorella Chlorella sp. 9 7 4 Dictyosphaerium D. pullchelum 6 2 1 Goniaceae Gonium G.pectorale 8 3 1 Scenedesmaceae Scenedesmus S. obliquus 2 2 1 S. dimorphus 3 2 1 Coleastrum C.microporum 5 6 4 Crucigenia C. lauterbornii 3 2 2 Clamydomonadac Clamydomonas C. reinhardtii 2 2 4 eae Ankistrodesmacea Ankistrodesmus A. falcatus 6 4 1 e Selenastraceae Monoraphidium M. circinale 23 25 15 Oocystaceae Oocystis O. borgei 5 4 2 Lagerheimia L.longiseta 5 3 3 Gonatozygaceae Gonatozygon G. pilosum 12 10 5 Desmidiaceae Staurastrum S. furcigerum 3 4 4 2 Bacillariophyta Family : Fragilariaceae Synedra S. cautata 16 13 24 S. ulna 6 11 4 Bacillariaceae Bacillaria B. paradoxa 14 6 10 St.C Irigasi Sawah 4

Nitzchia N. zigmoidea 20 9 12 Nitzchia sp. 28 31 20 Leptocylindraceae Leptocylindrus L. danicus 19 16 11 Pinnulariaceae Pinnularia Pinnularia sp. 2 1 1 Cocconeidaceae Cocconeis C. pediculus 13 12 12 Melosiraceae Melosira M. varians 20 21 16 Naviculaceae Navicula Navicula sp. 5 5 2 Aulacoseraceae Aulacoseira Aulacoseira sp. 2 2 2 A. subborealis 2 1 1 3 Cryptophyta Family : Cryptomonaceae Cryptomonas C. ct.reflexa 5 1 3 4 Euglenophyta Family : Euglenaceae Euglena E.viridis 2 2 4 E. oxyuris 6 6 3 Trachelomonas T. volvocina 2 1 4 T. hispida 2 6 3 5 Cyanophyta Family : Pharmidiaceae Arthrospira A. platensis 9 12 7 Nostocaceae Anabaena A. spiroides 18 26 24 Oscilatoriaceae Oscilatoria O. tricomes 7 6 8 Aphanizamenonac eae Cylindrospermop sis C. vacibborskii 34 16 16 Jumlah individu 324 280 235 Sumber : Easy Identification of The Most Common Fresh Water Algae 2006 by Sanet Keterangan : Janse van Vouren, J. T. North-West University and Department of Water Affairs and Forestry. Anabaena Aulacoseira : jumlah spesies tertinggi : jumlah spesies terendah Pengambilan sampel dilakukan di 3 stasiun yaitu Stasiun A daerah karamba ikan, Stasiun B yaitu daerah Pemancingan dan Stasiun C yaitu Irigasi Sawah. Dari tabel 2, kepadatan tertinggi berada di stasiun A daerah karamba ikan 324 individu,dan kepadatan Stasiun B 280 individu, dan stasiun C yang memiliki kepadatan lebih rendah yaitu 235 individu. Hasil identifikasi plankton ditemukan 31 genus dari 6 Divisi utama yaitu Clorophyta (13 genus, 14 spesies), Bacillariophyta (9 genus, 12 spesies), 5

Presentase Cryptophyta (1 genus,1 spesies), Euglenophyta (2 genus), Cyanophyta (4 genus, 4 spesies). 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Jumlah Individu Fitoplankton di Waduk Mulur Stasiun A Stasiun B Stasiun C Gambar 4. Presentase Jumlah individu Fitoplankton di Waduk Mulur Sukoharjo. Dari gambar 4. memperlihatkan bahwa di Stasiun A dan Stasiun B dan Stasiun C presentase tertinggi ada pada Divisi Bacillariophyta dan presentase terendah Divisi Cryptophyta. Stasiun A Divisi Bacillariophyta 45,37 % dan pada Divisi Cryptophyta 1,54 %. Stasiun B yang terletak di daerah pemancingan pada Divisi Bacillariophyta 45,71 %, sedangkan Divisi Cryptophyta 0,35%. Stasiun C Divisi Bacillariophyta 48,93%, dan pada Divisi Cryptophyta 1,27%. Hal ini sesuai dengan penelitian Yuliana (2007) bahwa Bacillariophyta memiliki penyebaran yang luas dan mendominasi penyebaran di Danau Laguna Ternate. Divisi Bacillariophyta ada di urutan pertama dalam jumlah genus yang paling banyak dan tersebar merata di seluruh titik Stasiun dan Sub Stasiun dan waktu yang berbeda pada setiap pengamatan, tingginya kelimpahan pada genus Bacillariophyta merupakan kelas alga yang paling mudah ditemukan di dalam berbagai jenis habitat perairan, terutama di dalam perairan yang relatif dingin, karena kemampuannya ini genus Bacillariophyta dapat dijadikan sebagai indikator biologis perairan yang tidak tercemar. Sehingga kelimpahan Bacillariophyta sering mendominasi dengan komposisi sangat besar. Penelitian Yuliana (2015) juga menemukan komposisi jenis fitoplankton didominasi oleh kelas 6

Bacillariophyceae dari Divisi Bacillariophya di Perairan Jailolo Halmahera Barat. Divisi Chlorophyta dan Cyanophyta banyak ditemukan, hal ini karena divisi Chlorophyta merupakan alga yang terbesar di air tawar sehingga di waduk Mulur genus yang paling banyak ditemukan adalah genus Scenedesmus. Genus Scenedesmus berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun fitoplankton. Sebagian fitoplankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Pada Stasiun C terlihat di Gambar presentase menunjukkan jumlah keanekaragaman fitoplankton pada Divisi Cholophyta : 20,42%, Cyanophyta : 23,40%, Cryptophyta : 1,27%, Euglenophyta : 5,95%, Sedangkan Divisi Bacillariophyta : 48,93% merupakan presentase paling tinggi dari Stasiun A dan Stasiun B, yang artinya Divisi Bacillariophyta mendominasi seluruh Stasiun A, Stasiun B dan Stasiun C. Divisi Cryptophyta di tempat tersebut sangat rendah karena Stasiun C berada di area Irigasi Sawah yang artinya air sawah bekas penggunaan pupuk anorganik langsung mengalir ke waduk. Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Spesies Anabaena spiroides dari Divisi Cyanophyta ditemukan dengan jumlah tertinggi, sifat dari Anabaena itu sendiri adalah dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu tinggi. Meskipun banyak ditemukan, anabaena kurang menguntungkan apabila terjadi blooming karena menyebabkan suatu kondisi perairan menjadi berwarna hijau kebiruan bahkan hitam karena mengeluarkan toksin (cyanotoksin) yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup ikan dan udang. Spesies Cylindrospermopsis vacibborskii juga ditemukan dengan jumlah tinggi setelah anabaena, 7

karena memiliki kesamaan sifat dengan anabaena yaitu dapat bertoleransi dengan suhu tinggi. Spesies Aulacoseira subborealis ditemukan dengan jumlah terendah, sebenarnya Aulacoseira memiliki sifat toleransi terhadap suhu yang tinggi,namun di Waduk Mulur spesies ini ditemukan dengan jumlah terendah. Kelimpahan jumlah spesies dipengaruhi sifat fisika kimia air. Peningkatan atau penurunan salah satu parameter akan menyebabkan perubahan parameter kualitas air dan organismenya. Tabel 3. Perhitungan Indeks keanekaragaman Fitoplankton No Perhitungan Stasiun A Stasiun B Stasiun C 1 Indeks Keanekaragaman (H ) -3,21405-3,15334-3,13323 Indeks keanekaragaman pada ketiga Stasiun berkisar antara - 3,13 sampai -3,21. Hasil tersebut menunjukkan H <1, nilai H <1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah dan kualitas air masuk kategori tercemar berat. 4. PENUTUP 4.1 Simpulan Jenis fitoplankton di Waduk Mulur terdiri dari 29 genus dari 5 Divisi utama yaitu Chlorophyta (13 genus, 14 spesies), Bacillariophya (9 genus,12 spesies), Cryptophya (1 genus, 1 spesies), Euglenophyta (2 genus, 4 spesies),dan Cyanophyta (4 genus, 4 spesies). Stasiun A terdapat paling banyak keragaman fitoplankton. Pada Stasiun C menunjukkan jumlah keanekaragaman fitoplankton pada Divisi Cholophyta : 20,42%, Cyanophyta : 23,40%, Cryptophyta : 1,27%, Euglenophyta : 5,95% dan Divisi Bacillariophyta : 48,93%. Divisi Bacillariophyta mendominasi ketiga Stasiun, Indeks keanekaragaman pada ketiga Stasiun berkisar antara - 3,13 sampai -3,21. Hasil tersebut menunjukkan H <1, nilai H <1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah dan kualitas air masuk kategori tercemar berat. 8

4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dan dapat disampaikan pelaksana yaitu : Untuk penelitian selanjutnya mengenai identifikasi fitoplankton harus menggunakan peralatan yang standar penelitian. Penelitian mengenai identifikasi plankton sebaiknya dilakukan saat musim kemarau untuk mengurangi faktor abiotik yang menyebabkan terganggunya spesies fitoplankton. DAFTAR PUSTAKA Apdus., S. (2010). Analisis Kualitas Air Situ Bungur Ciputat Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Fitoplankton. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Handayani, D. (2009). Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan Pasang Surut Tambak Blanakan, Subang. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Junda, M. H. (2012). Identifikasi Genus Fitoplankton Pada Salah Satu Tambak Udang Di Desa Bontomate'ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. Makassar: Universitas Negeri Makassar Press. Yuliana. (2007). Struktur komunitas dan kelimpahan Fitoplankton dalam Kaitannya dengan Parameter Fisika-Kimia di Perairan Danau laguna Ternate Maluku Utara. Jurnal Protein, Vol.14 No.1. Yuliana. (2015). Distribusi dan Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Jailolo Halmahera Barat. Jurnal Akuatika, Vol.VI No.1 9