BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016 PERANAN MAHATMA GANDHI DALAM MENENTANG DISKRIMINASI RASIAL DI AFRIKA SELATAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

1.1 Latar Belakang Masalah

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifatya pribadi, politis, maupun ideologi yang melatar belakanginya

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

DIKTAT PERGERAKAN KEMERDEKAAN RAKYAT INDIA. Diktat Sejarah Asia Selatan Baru Disusun Oleh : Supardi, S.Pd.

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PESAN DAN MAKNA GAMBAR PADA T-SHIRT MERCHANDISE BANDUNG

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Rani Anggia Puspita, 2013

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB VII PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan latar belakang masalah dan jawaban-jawaban atas perumusan

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

PEMIKIRAN MAHATMA GANDHI TENTANG NILAI-NILAI KEMANUSIAAN SKRIPSI

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

1249/2 SEJARAH Kertas 2 September 2½ jam

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

MAHATMA GANDHI DAN PERANANNYA DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN INDIA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adnan Hidayat, 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya terjadi pada tahun 1845 sampai tahun 1846 yang dikenal dengan nama Perang Sikh. Perang ini terjadi antara kaum Sikh dan pemerintah Inggris. Pada perang ini Inggris menderita kekalahan pada dua pertempuran pertama. Namun pada pertempuran ketiga Inggris berhasil mengalahkan kaum Sikh dan mereka diwajibkan membayar kerugian perang sebanyak enam juta Rupee dan mengurangi tentaranya sebanyak 20.000 orang (Mulia, 1952, hlm. 89). Selain perlawanan fisik di India ada juga perlawanan non fisik yaitu dengan menggunakan gerakan anti kekerasan. Gerakan ini muncul di India pada awal tahun 1900 dan dipelopori oleh seorang tokoh yang bernama Mohandas Karamchand Gandhi atau yang lebih dikenal dengan nama Mahatma Gandhi. Dalam memperjuangkan kemerdekaan India, Mahatma Gandhi membuat sebuah gerakan di yang dikenal dengan nama Satyagraha Garam di kota Dandi. Satyagraha Garam adalah sebuah gerakan non kooperatif yang dilakukan oleh Gandhi dan pengikutnya yang mampu membuat pemerintah Inggris kewalahan sehingga pemerintah Inggris berusaha menangkap Gandhi dan pengikutnya. Gerakan anti kekerasan mampu memberikan dampak yang berbeda terhadap perjuangan rakyat India dalam melawan Inggris. Jika dalam kasus perang Sikh rakyat harus menderita kerugian dan menimbulkan korban jiwa, gerakan anti kekerasan justru tidak menimbulkan korban jiwa karena gerakan ini

menggunakan perlawanan non kooperatif. Mahatma Gandhi mengajarkan prinsip Satyagraha atau non kooperatif untuk mendukung gerakan anti kekerasannya. Satyagraha adalah prinsip yang dapat menimbulkan ketidakpatuhan sipil seperti dalam peristiwa Satygraha Garam. Peristiwa ini mampu membuat pemerintah Inggris kewalahan. Sedangkan perjuangan kemerdekaan melalui kongres hanya akan bermanfaat bila para anggota kongres bersedia mengikuti keinginan golongan mayoritas. Selain itu tujuan berdirinya All India Muslim League sendiri salah satunya adalah loyalitas kepada pemerintah Inggris (Ahmad, 1965. hlm. 5). Gerakan anti kekerasan di India yang dipimpin oleh Gandhi menyebar ke seluruh wilayah India, salah satunya ke North West Frontier Province (NWFP) yang terletak di barat laut India. gerakan anti kekerasan di NWFP dipimpin oleh Khan Abdul Ghaffar Khan. Ia berasal dari suku Pashtun yang memiliki adat cukup keras. Hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh James dalam bukunya yang berjudul Raj The Making and Unmaking of British India yang menyatakan bahwa orang-orang Pashtun tidak akan berada dalam keadaan damai kecuali ketika mereka sedang berperang (James, 1998. hlm. 394). Khan Abdul Ghaffar Khan lebih mengutamakan perdamaian daripada kekerasan dalam perjuangannya hal ini sejalan dengan pemikirannya yang menyatakan bahwa kekerasan telah menciptakan ketakutan dan sikap pengecut, ini adalah kelemahan dari keberanian dan juga moral. Sedangkan gerakan anti kekerasan telah menghilangkan rasa takut dalam diri orang-orang dan membuatnya menjadi pemberani dan mempunyai nilai moral yang tinggi (Khan, 2008. hlm. 134). Khan Abdul Ghaffar Khan sangat membenci kekerasan karena kekerasan hanya akan menimbulkan kerusakan. Pemikiran Khan sangat bertolak belakang dengan adat istiadat suku Pashtun yang keras dan bahkan memungkinkan anggota

sukunya untuk saling membunuh. Seperti yang diungkapkan oleh Ekhnat Easwaran;...satu pertumpahan darah telah menggerakan perputaran roda balas dendam. Hanya pemusnahan salah satu pihak yang dapat menghentikannya, karena kewajiban badal diwariskan dari ayah ke anak laki-lakinya. Satu aksi balas dendam di provinsi tersebut telah merenggut lebih dari seratus nyawa tapi tak ada yang ingat bagaimana hal itu dimulai (Easwaran, 2008.hlm 35). Pemaparan Ekhnat Eswaran tersebut memperjelas tentang salah satu hukum Pastunwali yang disebut badal yang berati balas dendam. Hukum badal ini sangat ditentang oleh seorang pengikut ajaran anti kekerasan termasuk oleh Khan Abdul Ghaffar Khan. Ia mencoba untuk merubah perilaku orang-orang Pathan dengan cara membuka sekolah bagi anak-anak melalui organisasi Anjuman-e Islah ul-afghena. Organisasi ini adalah organisasi misi nonpolitis yang membantu perkembangan ekonomi, sosial dan pendidikan di perbatasan (Easwaran, 2008. hlm. 91). Tidak hanya membuka sekolah untuk orang-orang Pathan, pada tahun 1929 Khan juga mendirikan sebuah organisasi yang bernama Khudai Khidmatgar. Anggotanya berasal dari orang-orang suku Pashtun yang merupakan pengikut dari Khan Abdul Ghaffar Khan. Organisasi ini cukup berkembang, bahkan pada tahun 1938 Khudai Khidmatgar mempunyai lebih dari seratus ribu anggota. (Pal, 2011.hlm 100). Hal tersebut membuktikan bahwa organisasi ini dapat menarik simpati dari orang-orang suku Pashtun. Tentara anti kekerasan tentunya adalah suatu hal yang baru. Bahkan pada masa itu belum ada sebuah negara yang mempunyai tentara anti kekerasan. Para tentara ini tidak pernah mengangkat senjata untuk menyerang musuh. Cara kerja mereka dalam memerangi kekerasan yaitu dengan kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti mendirikan sekolah untuk anak-anak Pathan dan juga mengajarkan orang-

orang suku Pashtun untuk melakukan swadesi atau melakukan pemenuhan kebutuhan sehari hari tanpa harus bergantung dengan produk yang dibuat oleh Inggris. Khan Wali Khan dalam bukunya Facts are Facts menceritakan bahwa pemerintah pernah meminta Khudai Khidmatgar untuk melindungi harta benda dari orang orang yang bukan Islam di Peshawar pada saat kerusuhan dan mereka memobilisasi hampir 6.000 anggota untuk menjadi sukarelawan (Khan, 2004.hlm 179). Hal tersebut mengungkapkan bahwa Khudai Klhidmatgar tidak hanya melayani atau melindungi orang-orang Pashtun yang mayoritas beragama Islam, Khudai Klhidmatgar juga melayani dan melindungi masyarakat diluar kelompoknya. Tapi dalam kutipan lainnya Khan Wali Khan mengungkapkan hal yang sedikit bertentangan dengan tulisan diatas, yaitu; The khudai Khidmatgar had the self confidence, self reliance, and the urge to demand right for the poor and oppresed people of their homeland. But this not serve the interest of the British, nor of their sycophants, the knights, nawab and jargidars ( Khan, 2004.hlm 168). ( Khudai Khidmatgar mempunyai kepercayaan diri dan dorongan hati untuk memperjuangkan orang-orang miskin dan tertindas di daerahnya. Tapi mereka tidak melayani kepentingan dari Inggris, tidak juga kepada pencari muka di hadapan Inggris termasuk pada tentara, Nawab dan juga Jargidar.) Nawab dan Jargidar adalah sebutan untuk para pemimpin suku pada suku Pashtun. Khudai Khidmatgar tidak mau melayani para pemimpin suku Pashtun karena mereka dianggap sebagai orang kepercayaan Inggris. Kutipan diatas sedikit bertentangan dengan pendapat Khan Wali Khan sebelumnya karena pada pendapat sebelumnya Wali Khan menceritakan bahwa Khudai Khidmatgar pernah diminta oleh pemerintah yang tidak lain adalah orang kepercayaan Inggris untuk melindungi orang-orang non muslim di Peshawar. Pada kutipan selanjutnya Wali Khan menuliskan bahwa Khudai Khidmatgar tidak melayani kepentingan

dari pemerintahan Inggris. Akan tetapi, disini dapat terlihat bahwa fungsi tentara anti kekerasan dapat terlihat jelas ketika mereka melindungi orang-orang non muslim di Peshawar pada saat terjadi kerusuhan dan Khudai Khidmatgar tidak melihat ini hanya semata sebagai kepentingan Inggris tetapi juga sebagai gerakan kemanusiaan. Berdasarkan pemaparan diatas penulis berpendapat bahwa selain gerakan yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi ada gerakan lain yang dipimpin oleh Khan Abdul Ghaffar Khan. Ia merupakan seorang pengikut Mahatma Gandhi dan pemilik tanah yang sangat luas di daerah Peshawar (Easwaran, 2008. hlm. 20). Dalam gerakannya Khan abdul Ghaffar Khan membentuk sebuah organisasi yang bernama Khudai Khidmatgar, organisasi ini merupakan organisasi anti kekerasan yang beranggotakan orang-orang yang berasal dari suku Pashtun. Tujuan Khan Abdul Ghaffar Khan membentuk organisasi ini adalah untuk menentang penjajahan Inggris di India karena banyak kerugian yang diderita oleh rakyat India khususnya suku Pashtun. Dalam hal ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang peranan Khan Abdul Ghafar Khan beserta organisasi yang dibentuknya dalam memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara anti kekerasan karena (1) Khan Abdul Ghaffar Khan adalah seorang tokoh yang berasal dari suku Pashtun akan tetapi ia menyebarkan gerakan anti kekerasan untuk melawan Inggris di wilayah yang didominasi oleh orang-orang Pashtun itu sendiri. (2) Khan Abdul Ghaffar Khan berhasil menyebarkan gerakan anti kekerasan pada masyarakat Pashtun. (3) Khudai Khidmatgar sebagai organisasi yang didirikan Khan adalah organisasi Pashtun terbesar yang beranggotakan tentara anti kekerasan pertama di dunia. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis mengajukan skripsi dengan judul Peranan Khan Abdul Ghaffar Khan dalam membentuk Khudai Khidmatgar (Studi literatur tentang gerakan anti kekerasan dalam perjuangan kemerdekaan India 1910-1947).

1.2. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut; Mengapa Khan Abdul Ghaffar Khan membentuk Khudai Khidmatgar untuk memperjuangkan kemerdekaan India? Identifikasi Masalah 1) Bagaimana latar belakang Khan Abdul Ghaffar Khan dalam membentuk organisasi Khudai Khidmatgar untuk memperjuangkan kemerdekaan India? 2) Bagaimana peranan Khan Abdul Ghaffar Khan dalam perkembangan Khudai Khidmatgar untuk memperjuangkan kemerdekaan India? 3) Apa dampak perjuangan Khudai Khidmatgar bagi rakyat India, suku Pashtun dan kekuasaan Inggris di India? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) Menjelaskan latar belakang dibentuknya Khudai Khidmatgar. 2) Mengidentifikasi peranan Khan Abdul Ghaffar Khan dalam perkembangan Khudai Khidmatgar untuk memperjuangkan kemerdekaan India. 3) Mendeskripsikan dampak perjuangan Khudai Khidmatgar bagi rakyat India, suku Pashtun dan kekuasaan Inggris di India. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) Menambah bahan dan pengetahuan di bidang sejarah, khususnya sejarah kebangkitan negara-negara Asia di India.

2) Memberikan informasi bahwa selain gerakan anti kekerasan yang dimpin oleh Mahatma Gandhi ada juga gerakan anti kekerasan lain yang dipimpin oleh Khan Abdul Ghaffar Khan. 3) Mengetahui peran Khan Abdul Ghaffar Khan dalam membentuk Khudai Khidmatgar untuk memperjuangkan kemerdekaan India pada tahun 1910-1947. 4) Sebagai perluasan materi mata pelajaran sejarah kelas XI SMA yang ada pada standar kompetensi 3.3. Menganalisis perkembangan fahamfaham besar seperti Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme, Demokrasi dan Islamisme dengan gerakan Nasionalisme di Asia- Afrika. 1.5. Penjelasan Judul 1.5.1. Khan Abdul Ghaffar Khan Khan Abdul Ghaffar Khan adalah seorang tokoh anti kekerasan yang berasal dari Peshawar. Ia lahir pada tahun 1890 di sebuah daerah bernama Utmanzai yag sekarang dikenal dengan nama Hashtanagar (Khan, 2008. Hlm. 1). Khan Abdul Ghaffar Khan adalah seorang tuan tanah yang berasal dari suku Pashtun. Khan memulai pendidikannya dengan bersekolah di sekolah misionaris milik Inggris.Karirnya dalam perjuangan anti kekerasan dimulai semenjak ia lulus dari bangku sekolahnya di Aligarh. Ia memulainya dengan membuka sekolahsekolah untuk orang-orang Pashtun di Utmanzai. Perjuangan anti kekerasan yang Khan lakukan mulai banyak dikenal orang ketika ia mendirikan sebuah organisasi yang bernama Khudai Khidmatgar. 1.5.2. Khudai Khidmatgar

Khudai Khidmatgar adalah sebuah organisasi anti kekerasan yang didirikan oleh Khan Abdul Ghaffar Khan. Organisasi ini beranggotakan tentara anti kekerasan. Mereka dilatih menggunakan cara-cara militer akan tetapi tanpa menggunakan senjata. Semua anggota Khudai Khidmatgar bekerja dengan sukarela tanpa diberi imbalan apapun sebagai upah kerjanya. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Maka untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini perlu disusun sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab 1 ini, berisi mengenai uraian secara terperinci mengenai latar belakang masalah penulisan yang menjadi alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang ditujukan sebagai bahan penulisan proposal, yang ditunjukan dari rumusan masalah yang diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian yang dilakukan, serta mengenai metode penulisan dan sistematika dalam penyusunan skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab II ini, penulis menjelaskan topik-topik permasalahan yang terdapat dalam penelitian, dengan mengacu kepada suatu tinjauan pustaka. Dengan demikian penulis mengharapkan tinjauan pustaka ini dapat menjadi bahan acuan untuk membantu menerangkan temuan-temuan penelitian. Bab III Metode Penelitian Dalam bab III ini penulis menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Lebih lanjut lagi, dalam bab ini penulis menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian

yang berisi langkah-langkah dimulai dari persiapan sampai dengan langkah terakhir dalam penyelesaian penelitian ini. Bab IV Pembahasan Bab ini akan membahas tentang peran sosok Khan Abdul Ghaffar Khan dalam membentuk Khudai Khidmatgar sebagai alat untuk memperjuangkan kemerdekaan India. Mulai dari sosok Khan Abdul Ghaffar Khan sendiri yang mempunyai peranan penting dalam gerakan anti kekerasan di India dan khususnya di provinsi perbatasan dan juga usaha-usahanya dalam membentuk Khudai Khidmatgar dan bagaimana perjuangan bersama organisasi yang dibentuknya ini. Selain itu bab ini juga akan membahas dampak yang terjadi atas usaha-usaha yang dilakukan Khan dan Khudai Khidmatgar terhadap rakyat dan kekuasaan Inggris di India. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab terakhir ini penulis menuangkan kesimpulan dari hasil pembahasan, yang berisi interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitiannya disertai dengan analisis penulis dalam membuat sebuah kesimpulan atas jawabanjawaban rumusan masalah yang ada. Selain itu, dalam bab ini juga terdapat saran atau rekomendasi dari penulis yang diajukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.