BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG.

BAB III METODE PENELITIAN. digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

Prosiding Nasional ISSN: Seminar dan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah Denpasar, 2 4 Nopember 2015

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik Di Sekolah Menengah Pertama

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Kelautan Sebagai Tema dalam Pengembangan Media Pembelajaran Komik. pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. R&D (research and development). Penelitian dan pengembangan menurut

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

Eka Nurjanah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: e-book interaktif, menyimak, unsur-unsur intrinsik cerpen, kearifan lokal

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

Bab III Metode Penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KOGNITIF MATA PELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KINERJA PRAKTIK PERAWATAN MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PADA SISWA KELAS XI TKPI SMK NEGERI 3 TARAKAN ABSTRAK

Transkripsi:

35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan ekpsrimental. Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada, mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk-produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana-prasana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba suatu produk. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan Secara garis besar siklus penelitian dan pengembangan meliputi studi hasil-hasil penelitian untuk mengembangkan produk, melakukan uji lapangan, dan terakhir memperbaiki produk tersebut berdasarkan temuan lapangan. Hal ini sesuai pendapat Sugiyono (2010: 297) bahwa: untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji kefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

36 1. Menghasilkan rancangan produk yang akan dikembangkan dan digunakan untuk menumbuhkan sikap pedui lingkungan pada peserta didik. 2. Menguji keefektifan produk yang telah dikembangkan. Guna mencapai tujuan penelitian pengembangan tersebut di atas, penelitian ini akan menyelidiki: 1. Validitas dari perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter materi pokok hidrosfer yang dikembangkan bila digunakan sebagai perangkat pembelajaran dalam mata pelajaran geografi di SMA. 2. Hasil belajar peserta didik meliputi ranah kognitif dan afektif, yang dilihat sesudah proses belajar mengajar melalui perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan. B. Defenisi Operasional Penyusunan definisi operasional diperlukan untuk menentukan alat pengambilan data (instrumen) yang cocok. Ada dua aspek utama yang menjadi inti kajian dalam penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter dan karakter peduli lingkungan. Agar ada kesamaan konsep dan persepsi yang menjadi pegangan dalam penyusunan instrumen pengumpulan data, kedua variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. 1. Perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter Perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter merupakan perencanaan untuk memperoleh suatu perangkat pembelajaran geografi yang efektif yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar geografi di SMA kelas X pada materi pokok hidrosfer. Perangkat ini diharapkan dapat menjadi

37 acuan atau patokan bagi guru untuk persiapan mengajar agar lebih terarah dan terfokus pada karakter yang diharapkan tumbuh pada diri peserta didik yaitu peduli lingkungan. Perangkat pembelajaran disini berupa Silabus, RPP dan LKS. Perangkat ini diukur tingkat validitasnya melalui angket yang diberikan kepada sejumlah pakar geografi dan guru-guru geografi sebagai validator disertai dengan silabus, RPP dan LKS yang dikembangkan 2. Karakter peduli lingkungan Untuk mendapatkan defenisi operasional karakter peduli lingkungan perlu dikemukan defenisi karakter dan peduli lingkungan. Pada penelitian ini karakter didefenisikan sebagai cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap peserta didik. Peduli lingkungan didefinisikan secara operasional sebagai sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik terhadap lingkungan hidupnya khususnya lingkungan yang berkaitan dengan fenomena atau gejala yang terjadi di hidrosfer. Berdasarkan defenisi karakter dan peduli lingkungan yang dikemukakan di atas maka karakter peduli lingkungan didefenisikan sebagai sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik terhadap lingkungan hidupnya yang akan menjadi ciri khas tiap diri peserta didik. Dalam konteks ini karakter yang dimaksud adalah peduli terhadap lingkungan yang berkaitan dengan fenomena atau gejala yang terjadi di hidrosfer. Diukur dengan menggunakan angket respon peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

38 Jadi penelitian ini akan mencoba mengkaji upaya pengembangan perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter, dikaitkan dengan penanaman nilai peduli lingkungan di kalangan peserta didik SMA. C. Model Pengembangan dan Prosedur Pengembangan 1. Model Pengembangan Model penelitian pengembangan ini adalah model pengembangan 4-D (four D) yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. (Trianto, 2010 : 93) dengan tahapan yaitu; define, design, develop dan disseminate. 2. Prosedur Pengembangan Secara prinsip langkah pengembangan perangkat pembelajaran ini menerapkan empat tahap pengembangan pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Pada Penelitian ini tidak sampai pada tahap penyebaran (desseminate). Ini sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2011: 187) bahwa untuk peneliti dari program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draf final, tanpa pengujian hasil. Tahapan penelitian dan pengembangan yang akan penulis lakukan dapat digambarkan dengan diagram alir berikut:

39 Analisis Kebutuhan Analisis Struktur Isi Analisis Tugas Analisis Konsep Pendefenisian Perumusan Indikator Merancang Perangkat Pembelajaran Perancangan Validasi Ahli Revisi Uji Coba Pengembangan Analisis hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Materi Pokok Hidrosfer Materi Pokok Hidrosfer yang efektif Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Untuk menjelaskan diagram rancangan pengembangan perangkat pembelajaran di atas masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut : a. Tahap Pendefinisian (define) Tahap pendifinisian adalah tahap menentukan dan mendefinisikan kebutuhan pengajaran. Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan analisis, yang diawali dengan analisis kebutuhan, analisis kurikulum SMA kls X, dan

40 diakhiri dengan menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran. Tahap pendefinisian ini seluruhnya terdiri atas dua langkah, yaitu analisis kebutuhan dan analisis tugas. 1) Analisis Kebutuhan Tahap ini bertujuan memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap perangkat pembelajaran (silabus, RPP dan LKS) kls X yang ada saat ini, sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan materi pokok hidrosfer. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan identifikasi nilai karakter yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Nilai karakter yang akan dibangun pada diri peserta didik melalui perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah. Pada penelitian ini, nilai karakter yang akan dibangun pada diri peserta didik sesuai dengan salah satu misi SMA Negeri 8 Pekanbaru tempat dilakukannya penelitian yaitu peduli lingkungan. 2) Analisis Tugas Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi satuan pelajaran. Analisis ini dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar. Materi ajar disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik, kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah. Analisis tugas mencakup analisis struktur isi, analisis konsep dan perumusan indikator. a) Analisis struktur isi Analisis struktur isi adalah analisisis isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/MA mata pelajaran geografi materi pokok hidrosfer, sebagai berikut:

41 Standar kompetensi Kompetensi dasar : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer : 3.3. Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. Materi Pembelajaran : 1. Siklus Hidrologi 2. Air Bawah Permukaan 3. Air Permukaan 4. Laut b) Analisis konsep Dalam analisis konsep dilakukan identifikasi terhadap konsep-konsep utama dari materi pokok hidrosfer yang harus diajarkan, lalu menyusun konsep-konsep tersebut dalam bentuk peta konsep sebagai berikut:

41 Hidrosfer Siklus hidrologi Air bawah permukaan Air permukaan Laut Cekungan Air Tanah (CAT) Daerah Aliran Sungai (DAS) Manfaat air tanah dan upaya pelestarian air tanah Air tanah Jenis air tanah DAS dan permasalahan di dalam DAS Pembagian wilayah perairan laut dan permasalahan laut Indonesia Gerakan air laut Organisme dan mineral laut Morfologi laut Danau Rawa Sungai Pesisir Manfaat danau dan upaya pelestarian danau Jenis rawa Manfaat rawa dan upaya pelestarian rawa Jenis rawa Bagianbagian sungai Jenis-jenis sungai Manfaat sungai Permasalahan lingkungan pesisir Zona pesisir dan pantai Gambar 3. 2. Peta konsep Materi Pokok Hidrosfer 42

43 c) Perumusan Indikator Setelah melakukan analisis struktur isi dan konsep materi pokok hidrosfer yang akan diajarkan, lalu dirumuskan indikator sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi unsur-unsur utama siklus hidrologi (2) Menjelaskan siklus hidrologi (3) Menjelaskan manfaat air tanah (4) Menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran air tanah. (5) Merumuskan pengendalian dan upaya pelestarian air tanah. (6) Menjelaskan jenis dan manfaat danau dan rawa (7) Menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran danau dan rawa (8) Merumuskan pengendalian dan upaya pelestarian air tanah, danau dan rawa. (9) Membedakan bagian-bagian sungai (10) Mengklasifikasi jenis-jenis sungai (11) Menganalisis faktor-faktor penyebab kerusakan DAS. (12) Merumuskan pengendalian dan upaya pelestarian DAS (13) Membedakan pengertian pesisir dan pantai (14) Menggambarkan morfologi laut (15) Membagankan pola arus laut dunia pada peta (16) Mengidentifikasi organisme laut dan mineral laut (17) Menjelaskan batas wilayah laut Indonesia (18) Merangkum masalah lingkungan pesisir dan laut Indonesia

44 b. Tahap Perancangan (design) Tahap perancangan adalah tahap merancang prototipe perangkat pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: a) Menganalisis format-format perangkat pembeljaran yang sudah ada b) Mengadopsi format-format perangkat pembelajaran yang sesuai dengan perangkat yang akan dikembangkan. c) Merancang perangkat pembelajaran yang berisi kompetensi, nilai karakter, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan tugas yang mengarahkan peserta didik pada terbentuknya karakter peduli lingkungan. d) Mencari/memilih gambar-gambar dan kasus-kasus lingkungan yang berkaitan dengan fenomena hidrosfer untuk di sisipkan/ditampilkan dalam perangkat pembelajaran. e) Mendesain tampilan perangkat pembelajaran f) Membuat desain awal perangkat pembelajaran dalam bentuk Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembaran Kegiatan Siswa (LKS) g) Membuat instrumen penilaian ranah kognitif dan afektif. c. Tahap Pengembangan (develop) Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan yang valid, praktis, dan efektif. Tahap ini meliputi validasi ahli, revisi, ujicoba, dan analisis uji coba. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil ujicoba lalu direvisi

45 kembali, maka akan diperoleh perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter materi pokok hidrosfer yang efektif. 1) Validasi ahli Setelah desain awal perangkat pembelajaran dibuat, selanjutnya dilakukan validasi terhadap 2 orang pakar ahli geografi (dosen) dan 2 orang praktisi pendidikan (guru) geografi. Daftar nama-nama validator dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1. Daftar nama Validator Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Pokok Hidrosfer. No Nama Validator Keterangan 1. Prof. Dr. Dede Rohmat, MT. Dosen Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan Geografi UPI Bandung. 2. Dr. Ahmad Yani, M.Si. Dosen Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan Geografi UPI Bandung. 3. Lusi Anita, S.Pd. Guru Geografi SMAN 8 Pekanbaru. 4. Lily Apriana, M.Pd. Guru Geografi SMAN 8 Pekanbaru. Berdasarkan masukan dari pakar ahli tersebut dilakukan revisi pada desain perangkat pembelajaran dan dihasilkan perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan materi pokok hidrosfer yang siap untuk diuji cobakan. 2) Uji coba Uji coba dilakukan untuk memperoleh masukan dari lapangan terhadap perangkat pembelajaran geografi yang telah disusun dan dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui praktikalitas (keterpakaian) perangkat pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga dapat diketahui

46 sejauh mana kemudahan penggunaan perangkat pembelajaran oleh guru dan peserta didik, sejauh mana perangkat pembelajaran mampu meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, dan kesesuaian penerapan perangkat pembelajaran dengan waktu yang tersedia. Uji coba terbatas dilaksanakan terhadap peserta didik kelas X SMAN 8 Pekanbaru sebanyak 1 kelas, dengan cara melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) lalu melakukan uji akhir (post test) dan pengisian angket oleh peserta didik setelah seluruh proses pembelajaran dilaksanakan. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan di dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut: 1. Dokumentasi, digunakan untuk menghimpun data tentang dokumen-dokumen perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru. 2. Angket, angket digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat validitas dan praktikalitas perangkat pembelajaran. Angket tersebut diberikan kepada validator terdiri dari pakar desain pembelajaran, pakar pendidikan geografi dan guru mata pelajaran geografi. Di samping itu, angket juga diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui keterpakaian perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peserta didik dan untuk memperoleh hasil belajar peeserta didik pada ranah afektif setelah proses pembelajaran. 3. Tes hasil belajar, tes dilakukan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif setelah melakukan proses pembelajaran.

47 E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah. 1. Angket a. Angket Validitas Perangkat Pembelajaran Diberikan kepada 2 orang pakar pendidikan geografi dan 2 orang guru mata pelajaran geografi sebagai validator terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. b. Angket Praktikalitas Perangkat Pembelajaran Diberikan kepada guru dan peserta didik yang menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. c. Angket Skala Sikap Diberikan pada peserta didik untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif berupa sikap peduli lingkungan peserta didik setelah proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 2. Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Tes hasil belajar ranah kognitif digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana ketuntasan belajar peserta didik, sesuai dengan indikator yang telah dirumuskan pada materi pokok hidrosfer. F. Teknik Analisis Data Keseluruhan data penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini dianalisis secara deskriptif. Data diperoleh dari hasil validasi pakar (dosen), guru, dan peserta didik.

48 1. Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran Untuk menganalisis validitas perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter materi pokok hidrosfer yang dikembangkan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Penskoran untuk setiap item angket menggunakan skala 1-5, dengan ketentuan : Skor 5 = sangat baik Skor 4 = baik Skor 3 = cukup Skor 2 = kurang Skor 1 = jelek b. Merata-ratakan skor dari seluruh validator. c. Penilaian validitas dilakukan dengan cara Nilai Validilitas = Skor rata rata Skor maksimum X 100% (Dimodifikasi dari Trianto, 2010: 265). Tingkat pencapaian kevalidan perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan klasifikasi dalam Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2. Tingkat Pencapaian Kevalidan Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer No Tingkat Pencapaian (%) Kategori 1 90 100 Sangat Baik 2 80 89 Baik 3 65 79 Cukup 4 55 64 Kurang 5 54 Kurang sekali (Dimodifikasi dari Purwanto, 2012: 103).

49 Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dikatakan valid apabila telah mencapai kevalidan di atas 80 %. 2. Analisis Praktikalitas Praktikalitas berkaitan dengan keterpakaian perangkat pembelajaran oleh guru dan peserta didik. Untuk menganalisis keterpakaian perangkat pembelajaran yang dikembangkan, berdasarkan angket yang diberikan untuk guru dan peserta didik menggunakan analisis yang sama dengan analisis kevalidan yaitu: Nilai Praktikalitas = Skor rata rata Skor maksimum X 100% (Dimodifikasi dari Trianto, 2010: 265). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dikatakan praktis apabila telah mencapai tingkat kepraktisan di atas 80 %. 3. Analisis Hasil Belajar a. Ranah Kognitif Data hasil belajar peserta didik ranah kognitif dianalisis untuk melihat tingkat ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan belajar peserta didik secara individual dihitung dengan menggunakan rumus berikut: KB = T Tt X 100 Keterangan : KB = ketuntatasan Belajar T Tt = jumlah skor yang diperoleh peserta didik = jumlah skor total (maksimum) (Dimodifikasi dari Trianto, 2011: 241).

50 Ketuntasan hasil belajar peserta didik berorientasi pada sistem penilaian acuan patokan (PAP), dimana keberhasilan peserta didik mengacu pada kriteria tertentu. Sebagaimana dikatakan Sudjana (2009 : 8) bahwa sistem penilaian ini mengacu kepada konsep belajar tuntas atau mastery learning. Berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dalam hal ini ketuntasan belajar peserta didik akan disesuaikan dengan KKM mata pelajaran geografi yang ada di SMAN 8 Pekanbaru. b. Ranah Afektif Untuk menganalisis data hasil belajar peserta didik pada ranah afektif berdasarkan angket skala sikap menggunakan Skala Likert, dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Penskoran untuk masing-masing indikator ranah afektif digunakan skala 1-5, dengan ketentuan : Skor 5 = untuk jawaban sangat setuju Skor 4 = untuk jawaban setuju Skor 3 = untuk jawaban tidak dapat menentukan Skor 2 = untuk jawaban tidak setuju Skor 1 = untuk jawaban sangat tidak setuju 2) Rata-ratakan skor total tiap peserta didik untuk semua indikator 3) Penilaian ranah afektif dengan cara: Nilai Afektif (%) = Skor rata rata Skor maksimum X 100 (Dimodifikasi dari Purwanto, 2012: 102)

51 Kategori penilaian hasil belajar peserta didik untuk ranah afektif digunakan klasifikasi menurut Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3. Kategori Tingkat Kepedulian Peserta Didik Terhadap Lingkungan No Tingkat Kepedulian (%) Predikat 1 86 100 Sangat Baik 2 76 85 Baik 3 60 75 Cukup 4 55 59 Kurang 5 54 Kurang Sekali (Dimodifikasi dari Purwanto, 2012: 103).