BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pemilihan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Dampak Sosial Relokasi Pasar pada Pedagang burung

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Jogokariyan, Karangkajen Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, tersebut terdapat penyimpangan sosial yang menarik untuk diteliti, yakni

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian tersebut karena ingin meneliti tentang peran sistem

BAB III METODE PENELITIAN. konflik dan cara penyelesain dari konflik tersebut. Masalah ini sudah berkalikali

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kisah sukses Desa Wisata Pentingsari yang kini telah menjadi Desa Wisata

BAB III METODE PENELITIAN. Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. karena lokasi ini terdapat komunitas Islam Aboge serta jumlah. keagamaannya bersama sama dan berkumpul bersama.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODE PENELITIAN. di daerah Gunungkidul masih banyak terdapat pelaku bank plecit yang. memberikan pinjaman dengan bunga tinggi kepada

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa kelompok warga yang menjadi seniman begalan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Workshop Mandiri Craft yang. mengalami perkembangan. gempa pada tahun 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini berusaha

Tabel 1. Data Anak Perokok Berdasarkan Usia di Dusun Jlegong, Desa Giripurno, Kec. Ngadirejo, Temanggung

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dusun Giyan Bimomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Penelitian mengambil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terarah sesuai dengan tujuan yang dicapai. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. terlaksananya kegiatan komunitas IBLBC yang dilakukan di sekitaran Panahan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihadapi. Metode penelitian mencakup alat dan prosedur penelitian 1.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif jenis deskriptif dengan memberikan stimulus tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan sebuah penelitian ilmiyah untuk mencapai tujuan yang sudah di. akan menghasilkan suatu penelitian yang maksimal.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Jlegong, Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi didasari oleh informasi dan data pra-penelitian yang berhasil peneliti kumpulkan dengan adanya anak perokok yang berada di wilayah tersebut. Data yang berhasil peneliti peroleh yaitu terdapat 51 anak merokok. Berdasarkan umur dari 51 anak perokok terdiri dari 5 anak berumur antara 8-10 tahun, 11 anak berumur antara 11-13 tahun, 35 anak berumur antara 14-16 tahun, sedangkan berdasar pendidikan 16 anak berpendidikan SD, 11 anak berpendidikan SMP, dan 14 anak tidak melanjutkan sekolah. B. Waktu Penelitian Penelitian Perilaku Merokok pada Anak di Dusun Jlegong, Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kebupaten Temanggung, Jawa Tengah dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung dari bulan Februari hingga bulan April 2012. C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Konstruktivis-Interpretivis. Denzin dan Lincoln mengemukakan: 42

43 Kaum konstruktivis atau interpretivis meyakini bahwa untuk memahami dunia makna ini orang harus menginterpretasikannya. Peneliti harus menjelaskan proses-proses pembentukan makna dan menerangkan ihwal serta bagaimana makna-makna tersebut terkandung dalam bahasa dan tindakan para aktor sosial. Upaya melakukan pembacaan tentang maknamakna ini; mengemukakan konstruksi peneliti tentang konstruksi-konstruksi (makna) para aktor yang ditelitinya. 56 Ego Guba dan Yvonna Loncoln menjelaskan sifat-sifat konstruksi sebagai berikut: 1. Konstrusi adalah upaya untuk menjelaskan atau menafsirkan pengalaman, dan kebanyakan bersifat bisa mempertahankan dan memperbarui. 2. Sifat atu kualitas konstruksi yang dihasilkan bergantung pada rangkaian informasi yang tersedia bagi si konstruktor, dan kecanggihan konstruktor dalam mengolah informasi tersebut. 3. Konstruksi dikenal secara luas, dan sebagaimana merupakan konstruksi yang diupayakan, dalam arti, upaya-upaya kolektif dan sistematis demi sebuah kesepakatan umum tentang sesuatu, misalnya, ilmu pengetahuan. 4. Meskipun semua konstruksi harus dianggap bermakna, sebagiannya bisa saja dianggap sebagai malkonstruksi karena tidak lengkap, simplistik, tidak menjelaskan, secara internal inkonsisten, atau diperoleh melalui sebua metodologi yang tidak memadai. 56 Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman: 146.

44 5. Penilaian bahwa sebuah konstruksi tidak sempurna bisa diputuskan hanya dengan mengacu pada paradigma yang digunakan oleh konstruktor ; dengan kata lain, kriteria atau standarnya harus spesifik, oleh karenanya sebuah konstruksi keagamaan hanya dapat dinilai layak atau tidak melalui paradigma keagamaan tertentu yang menjadi sumber dihasilkannya konstruksi keagamaan tersebut 6. Konstruksi seseorang gugur atau direvisi ketika orang tersebut mengetahui bahwa informasi/data baru bertentangan dengan konstruksinya atau ketika ia menyadari kurangnya kecanggihan intelektual untuk menjelaskan informasi/data baru tersebut. 57 Selanjutnya, yang dimaksud dengan interpretivis, yaitu the study of society that focusses on discovering the meaning people attach to their social world (studi masyarakat yang memfokuskan dalam mengetahui makna yang mengikat orang-orang pada dunia sosial mereka). 58 Kenyataan yang terdapat pada orientasi penenlitian sosiologi bahwa society is ongoing interaction (masyarakat adalah interaksi yang terus menerus) dan people construct reality as they attach meanings to their behavior (kenyataan konstruksi orang-orang seperti mereka mengikat makna-makna pada perilaku mereka). 59 57 Ibid. Halaman: 162-163. 58 John J. Macionis. 2010. Sociology: Thirteenth Edition. Upper Saddle River, NJ., United States of America: Pearson Education, Inc., Prentice Hall. Halaman: 36. 59 Ibid.

45 Pendekatan ini membantu peneliti dalam keberhasil mengumpulkan data yang dibutuhkan dan dideskripsikan, sehingga peneliti dapat menginterpretasikan perilaku anak yang merokok yang selanjutnya peneliti konstruksi ulang sehingga memperoleh jawaban yang peneliti harapkan. Secara singkat, penenliti tidak berhenti hanya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi anak dalam melakukan perilaku merokok, sosialisasi oleh orang tua, dan dukungan sosial dari masyarakat. Namun, penelitian juga mengkonstruksi ulang secara runtun faktor-faktor yang paling dominan hingga faktor-fakor pendukung sehingga memperoleh jawaban yang mengenai perilaku anak merokok. D. Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland, dalam bukunya Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. 60 1. Sumber Data Primer Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti kepada sumbernya tanpa ada perantara. Kata-kata dan tindakan orangorang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. 61 Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan 60 Lexy J Maleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. Halaman: 157. 61 Ibid.

46 berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengarkan, dan bertanya. Sumber data primer yang digunakan antara lain, hasil observasi peneliti terhadap kondisi Dusun Jlegong dan perilaku anak perokok, hasil wawancara dengan anak perokok, orang tua anak perokok, dan tokoh masyarakat dan perangkat desa Jlegong. 2. Sumber Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data kedua di luar kata dan tindakan, namun data ini tidak diabaikan dan memiliki kedudukan penting. Sumber data sekunder ini diperoleh dari dokumentasi arsip, dokumentasi gambar, dan rekaman audio. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen pemerintahan Dusun Jlegong dan Desa Giripurno, serta dokumen hasil BPS Temanggung Tahun 2009. Sedangkan, untuk gambar peneliti mengambil gambar peneliti dengan informan yang sedang melakukan wawancara dan aktifitas informan yang sedang merokok. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara (Interview) Menurut Mulyana wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to face) dengan informan atau

47 bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui tetepon, internet, atau surat (wawancara tertulis). 62 Dalam teknik wawancara, peneliti lebih dahulu menentukan individu-individu yang akan dijadikan sebagai informan antara lain: a. Anak yang merokok. b. Orang tua dari anak yang merokok. c. Masyarakat Dusun Jlegong, Kabupaten Temanggung. d. Tokoh Masyarakat Dusun Jlegong, Kabupaten Temanggung. e. Kepala Dusun Jlegong, Kabupaten Temanggung 2. Pengamatan (Observasi) Pengamatan merupakan kegiatan pengumpulan data yang secara alamiah pertama-tama digunakan dalam melakukan penelitian ilmiah. 63 Peneliti menggunakan teknik obeservasi untuk mengumpulkan data secara langsung dari lokasi penelitian. Observasi penenliti laksanakan selama 3 bulan dari bulan Februari hingga April 2012. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. 64 Peneliti menggunakan teknik 62 Mohammad Mulyadi, op.cit. Halaman: 90. 63 Ibid. Halaman: 95. 64 Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabets. Halaman: 82.

48 dokumentasi guna melengkapi dan memperkuat data dari hasil wawancara maupun observasi. Dokumentasi yang peneliti ambil antara lain dokumen pemerintahan Dusun Jlegong dan Desa Giripurno, serta dokumen hasil BPS Temanggung Tahun 2009. Sedangkan, untuk gambar peneliti mengambil gambar peneliti dengan informan yang sedang melakukan wawancara dan aktifitas informan yang sedang merokok. F. Informan Penelitian Informan adalah salah satu elemen yang dibutuhkan dalam penelitian sebab dengan informan peneliti akan memperoleh hasil dari wawancara. Penelitian mengambil purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel pada penelitian ini. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel berdasarkan pada wilayah penelitian dengan subyek penelitian yang ditentukan atas tujuan tertentu oleh peneliti itu. 65 Dengan pengambilan informan yang sesuai maka data yang diperoleh lebih detail dan mampu menjelaskan kebenaran objek yang diteliti. 66 Peneliti berhasil memperoleh informan sebanyak 27 orang yang terdiri dari 10 anak perokok, 10 orang tua dari anak perokok, dan 2 orang masyarakat dan 5 orang tokoh masyarakat. Peneliti menggunakan informaninforman dengan kriteria sebagai berikut: 65 Ibid. Halaman: 53-54. 66 Lexy J Maleong, Op. Cit. Halaman: 165-166.

49 1. Anak perokok, yaitu anak yang memiliki kebiasaan merokok. Anak perokok yang peneliti jadikan informan terfokus pada anak yang masih berumur antara 8-12 tahun dan berpendidikan SD yaitu sejumlah 8 anak, sedangkan 2 diantaranya berusia 12 tahun namun berpendidikan SMP dan 1 orang anak telah berusia 15 tahun dan telah putus sekolah. 2 anak yang tidak termasuk kriteria utama penenliti ambil dengan kriteria khusus yaitu anak yang telah merokok sejak umur 6 tahun. 2. Orang tua dari anak perokok, yaitu orang tua dari anak perokok yang penenliti wawancarai atau sebgai informan penenliti. 3. Masyarakat, yaitu warga yang tercatat sebagai penduduk Dusun Jlegong. 4. Tokoh Masyarakat, yaitu warga yang memiliki peran di Dusun Jlegong. Penenliti mengambil informan tokoh masyarakat antara lain Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT, Tokoh Agama, dan guru yang mengajar di Desa Giripurno. Pengamblan informan dari tokoh masyarakat peneliti maksudkan untuk mengetahui kontrol dari masyarakat terhadap adanya perilaku anak merokok di Dusun Jlegong. G. Validitas Data Validitas data ini penting dilakukan agar data yang diperoleh di lapangan pada saat penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam pemeriksaan keabsahan data ini penulis membagi dengan empat cara, yaitu:

50 1. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Pertama, triangulasi sumber yakni mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Trianglasi Sumber yang peneliti gunakan adalah membandingkan informasi yang penenliti peroleh dari anak dengan orang tua anak perokok, masyarakat, dan tokoh masyarakat yang penenliti wawancarai. Kedua triangulasi metode yakni mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh data, maka digunakan beberapa sumber dari hasil wawancara dan observasi. 67 2. Perpanjang keikutsertaan, berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Dengan memperpanjang keikutsertaan peneliti akan banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subyek. 68 3. Diskusi dengan expert (ahli). Teknik ini dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan expert (ahli) dalam bentuk konsultasi atau 67 Ibid. Halaman: 330-331. 68 Ibid. Halaman: 327-328.

51 diskusi analitik sehingga kekurangan dari penelitian ini dapat segera diungkap dan diketahui. Expert (ahli) dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing. 4. Peer group discussion (diskusi dengan teman). Teknik ini dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan rekan-rekan dalam bentuk diskusi analitik sehingga kekurangan dari penelitian ini dapat segera diungkap dan diketahui agar pengertian mendalam dapat segera ditelaah. Melalui diskusi akan terjadi proses interaksi tukar menukar informasi antara peneliti dengan teman diskusi, sehingga peneliti akan memperoleh masukan positif terhadap penelitian yang dilakukan. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Analisis data dilakukan dengan tujuan agar informasi yang dihimpun akan menjadi jelas dan eksplisit. Sesuai dengan penelitian ini maka teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan Hubberman yang terdiri dari empat hal utama. 69 69 Miles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:Universitas Indonesia Press. Halaman: 15.

52 Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan Gambar 2. Model Analisis Interaktif Miles dan Hubberman Empat hal utama dalam proses analisis data yang dilakukan diantaranya: a. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari penelitian tentang fenomena yang dijumpai. Sedangkan catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk mendapatkan catatan ini maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan.

53 b. Reduksi Data Reduksi data adalah suatu proses pemilih, pemusatan, perhatian pada langkah-langkah penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan-golongkan ke polapola denghan membuat transkrip penelitian untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan finalnya secara tepat sesuai dengan permasalahan fokus utamanya. c. Penyajian Data Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian datacenderung mengarah pada penyederhanaan atas, kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang sederhana dan selektif sehingga mudah dipahami. d. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan suatu laporan. Penarikan kesimpulan adalahn usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan pemahaman yang lebih tepat. Selain itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikannya.

54 Hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh. 70 70 Ibid. Halaman: 15-21.