BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, maka dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang kebiasaan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini diuraikan sejumlah kesimpulan penelitian sebagai hasil

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dengan pendekatan mentoring halaqah dalam meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konselor untuk mencapai tujuan, 1. Tujuan program layanan bimbingan dan konseling

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... vii LANDASAN TEORITIS TENTANG PERANAN GURU BK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna

2015 LAYANAN KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI SELF-MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS EMOSI PESERTA DIDIK

2015 PROGRAM BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1. B. Batasan dan Rumusan Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah.

DAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini diuraikan secara lengkap mengenai pendekatan dan metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan melalui pencatatan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP DI MANADO

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

BAB III METODE PENELITIAN A.

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB V UKURAN LETAK. Statistika-Handout 5 26

PENGANTAR. Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokaatuh. berjudul: Program Bimbingan dan Konseling Dalam Upaya Mengembang-kan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan pada Bab IV maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

TELAAH TEORETIK PERENCANAAN PENDIDIKAN YANG BERORIENTASI KEUNGGULAN MUTU LULUSAN. 23 A. Perencanaan Pendidikan dalam Konteks Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan informasi yang membawa perubahan begitu cepat di

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 KOTA GORONTALO ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalangan masyarakat, misalnya penggunaan smartphone. Bagi masyarakat, smartphone

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susi Susanti, 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, subjek dan sampel penelitian, instrumen penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi manusia terjadi semenjak manusia itu berada. dalam kandungan hingga akhir masa hidupnya. Hal ini sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB III METODE PENELITIAN

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina Nurlaelasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013 EFEKTIVITAS TEKNIK SELF INSTRUCTION UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

Transkripsi:

120 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Sebagian besar siswa kelas XI SMK Negeri 8 Bandung memiliki tingkat stabilitas emosi pada kategori sedang. Artinya siswa sudah memiliki reaksireaksi dan kondisi emosional yang stabil terhadap rangsangan dari kondisi fisik dan lingkungan (lingkungan sekolah) yang diterima; 2. Aspek tertinggi stabilitas emosi siswa kelas XI SMK Negeri 8 Bandung pada aspek pengelolaan emosi, yaitu kemampuan siswa menangani perasaan hingga perasaan dapat terungkap dengan tepat sesuai dengan waktu dan tempat saat perasaan dialami. Aspek terendah adalah aspek pengenalan emosi diri, yaitu kemampuan siswa mengenali perasaan sewaktu perasaan terjadi. Sedangkan aspek merespon emosi secara stabil berada di tengah-tengah. 3. Sub-aspek tertinggi stabilitas emosi siswa kelas XI SMK Negeri 8 Bandung pada sub-aspek mampu mengungkapkan emosi dengan tepat dalam aspek pengelolaan emosi diri, dan sub-aspek terendah pada sub-aspek mengenali pengaruh emosi terhadap perilaku dalam aspek pengenalan emosi diri. Subaspek lainnya adalah mengenal emosi sendiri, mengenali keadaan fisik yang menimbulkan emosi, mengenali situasi lingkungan sekolah yang menimbulkan emosi pada aspek pengenalan emosi diri. Pada aspek pengelolaan emosi diri adalah sub-aspek mampu mengelola emosi diri,

121 mampu mengendalikan emosi yang impulsif, dan mampu mengendalikan emosi yang menimbulkan perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Dan aspek respon emosi yang stabil dengan sub-aspek memiliki reaksi emosional yang stabil. 4. Indikator tertinggi stabilitas emosi siswa kelas XI SMK Negeri 8 Bandung adalah indikator mengelola bentuk emosi takut pada aspek pengelolaan emosi diri, dan indikator terendah indikator emosi yang mengganggu penyesuaian sosial pada aspek pengenalan emosi diri. Indikator stabilitas emosi siswa dikelompokkan pada indikator yang berada di atas bilangan kuartil pertama dan di bawah bilangan kuartil pertama, yang dijadikan batas minimum optimalitas capaian stabilitas emosi siswa. Terdapat tujuh indikator yang berada di bawah bilangan kuartil pertama yaitu indikator (1) mengenali bentuk emosi marah, (2) mengenali keadaan fisik yang menimbulkan emosi ketika sakit, (3) mengenali interaksi dengan siswa lain yang menimbulkan emosi, (4) mengenali interaksi dengan guru dan staf sekolah yang menimbulkan emosi, (5) mengenali emosi yang melemahkan semangat, (6) mengenali emosi yang mengganggu penyesuaian sosial, dan (7) mengelola bentuk emosi marah. Terdapat dua puluh indikator yang berada di atas bilangan kuartil pertama, yaitu (1) mengenali bentuk emosi gembira, (2) mengenali bentuk emosi takut, (3) mengenali keadaan fisik yang menimbulkan emosi ketika kelelahan, (4) mengenali keadaan sekolah yang menimbulkan emosi, (5) mengenali emosi yang memperkuat semangat, (6) mengenali emosi yang menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, (7) mengelola bentuk emosi gembira, (8)

122 mengelola bentuk emosi takut, (9) mengendalikan bentuk emosi gembira yang impulsif, (10) mengendalikan bentuk emosi marah yang impulsif, (11) mengendalikan bentuk emosi takut yang impulsif, (12) mengungkapkan bentuk emosi gembira, (13) mengungkapkan bentuk emosi marah, (14) mengungkapkan bentuk emosi takut, (15) mengendalikan bentuk emosi gembira yang menimbulkan perilaku merugikan diri sendiri, (16) mengendalikan bentuk emosi gembira yang menimbulkan perilaku merugikan orang lain, (17) mengendalikan bentuk emosi marah yang menimbulkan perilaku merugikan diri sendiri, (18) mengendalikan bentuk emosi marah yang menimbulkan perilaku merugikan orang lain, (19) mengendalikan bentuk emosi takut yang menimbulkan perilaku merugikan diri sendiri, dan (20) mengendalikan bentuk emosi takut yang menimbulkan perilaku merugikan orang lain. 5. Program hipotetik bimbingan pribadi untuk mengembangkan stabilitas emosi siswa Sekolah Menengah Kejuruan disusun dengan memuat komponenkomponen seperti dasar pemikiran, landasan empirik program, landasan rasional program, visi dan misi program, tujuan program, komponen program, personel program, sasaran program, rencana operasional, pengembangan tema/topik, evaluasi program, dan rancangan tindak lanjut. Aspek-aspek stabilitas emosi siswa merupakan landasan dalam pengembangan program dengan memprioritaskan indikator-indikator yang berada di bawah bilangan kuartil pertama pada setiap aspek.

123 B. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, berikut ini beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi layanan bimbingan dan konseling SMK Negeri 8 Bandung, dan peneliti selanjutnya. 1. Layanan bimbingan dan konseling SMK Negeri 8 Bandung Program hipotetik bimbingan pribadi untuk mengembangkan stabilitas emosi siswa SMK diduga dapat menjadi referensi baru bagi pihak sekolah dalam rangka mengembangkan kestabilan emosi siswa SMK. Hal ini didasarkan karena program hipotetik bimbingan pribadi untuk mengembangkan stabilitas emosi dilandasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan teori-teori yang mendukung, selain itu, penyusunan program mengacu pada aspek dan indikator stabilitas emosi yang dialami siswa. Layanan bimbingan pribadi dapat dilakukan melalui bimbingan klasikal pada komponen layanan dasar, dan bimbingan kelompok pada komponen layanan responsif sehingga guru pembimbing diharuskan membentuk kelompok yang memadai pada setiap pemberian materi. Layanan bimbingan pribadi juga dapat dilakukan melalui layanan perencanaan individual dan dukungan sistem. Bimbingan pribadi dilaksanakan dengan mengacu pada rencana operasional program yang telah dibuat. Penyusunan program bimbingan pribadi untuk mengembangkan stabilitas emosi siswa yang dapat dilakukan guru pembimbing dapat mengacu pada

124 Pedoman Penyusunan Program Bimbingan Pribadi untuk Mengembangkan Stabilitas Emosi Siswa SMK yang telah dirancang oleh penulis. 2. Peneliti selanjutnya Penelitian terbatas pada pengembangan stabilitas emosi siswa SMK, untuk itu peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian mengenai: a pengembangan stabilitas emosi remaja di jenjang pendidikan SMP. Meskipun menurut Syamsu Yusuf (2004:197) remaja awal perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi emosional, tetapi melalui bantuan yang diberikan sejak awal kepada siswa SMP diharapkan siswa mendapat bimbingan pengembangan kestabilan emosi dan ketika memasuki usia remaja akhir remaja sudah mencapai stabilitas emosi yang optimal. b pengembangan stabilitas emosi siswa SMK atau pun siswa SMP melalui bidang bimbingan yang lain, seperti bimbingan sosial, dan bimbingan akademik, karena kestabilan emosi tidak hanya mempengaruhi atau bersumber dari aspek pribadi siswa tetapi dapat juga dari lingkungan. c pelaksanaan uji coba empiris program hipotetik bimbingan pribadi untuk mengembangkan stabilitas emosi siswa SMK guna mengetahui efektivitas program hipotetik bimbingan pribadi yang dirancang dengan perlakuan kepada siswa yang menjadi responden, karena penelitian ini hanya menghasilkan program hipotetik bimbingan pribadi yang bersifat hipotetik.