MEMAHAMI BEBERAPA UPAYA HUKUM YANG TERDAPAT DALAM PASAL 36 UNDANG-UNDANG KUP

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.03/2013 TENTANG

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG

197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. PBB. Penghapusan Sanksi. Pengurangan. Pembatalan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 111/PMK.03/2009 TENTANG

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.03/2017 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.03/2011 TENTANG PERMOHONAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

MENELISIK PERBEDAAN PEMBETULAN SPT DENGAN PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN SPT

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengajuan Keberatan

BUPATI INDRAGIRI HULU

2011, No.36 2 seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa dalam ketentuan Pasal 2

1 of 5 21/12/ :19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

2017, No dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pe

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG

Pasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.

PENAFSIRAN HUKUM Bahan Ajar, Pengantar Hukum Pajak, DTSD II Angkatan III, Tahun 2014 Agus Suharsono, Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

PERAN KASIH SAYANG DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

L2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga yang Terbit Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Car

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 293/PJ.02/2017 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

2017, No Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pa

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak)

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI 50%

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

PER - 48/PJ/2009 TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG, DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAP

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.04/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PENETAPAN DAN KETETAPAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK DAERAH

WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN KEPADA PARA PEJABAT DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK

BAB II TINJUAN PUSTAKA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.03/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... (1)

2015, No dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, perlu menetapkan P

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

2017, No tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan; Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Alasan permohonan pengurangan/penghapusan sanksi administrasi:... (16)

PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA PAJAK (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kedaton) (Jurnal Ilmiah) Oleh DELA NUNGKI SURAS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan

Nomor :... (1)... (2) Lampiran :... (3) : Permohonan Pengurangan Sanksi Administrasi Atas SKP/SKP PBB/STP*) yang terbit tahun 2015

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG

Utang Pajak. a. Pajak terutang b. Utang pajak. c. Timbulnya utang pajak d. Penetapan dan ketetapan pajak

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/PMK.03/2016 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut:

UPAYA HUKUM WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN PAJAK EVELYN ABSTRACT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

MEMAHAMI BEBERAPA UPAYA HUKUM YANG TERDAPAT DALAM PASAL 36 UNDANG-UNDANG KUP Oleh: Irwan Aribowo Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak Abstract Based on the self-assessment system, taxpayers are given full trust to calculate, take into account, pay and also self-report the amount of tax payable. In practice, Directorate General of Tax is authorized to publish administrative sanctions against the taxpayers who violate taxation liabilities. In other conditions, it is possible that an administrative sanction is imposed inappropriately to the taxpayer as a result of inaccuracy of the tax officers. It can be a burden to the the taxpayer who is unguilty or misunderstood the laws of tax. In such circumstances, the administrative sanctions in the form of interest, penalty and the assigned increase can be annually deducted by the Director General Of Taxation. Keywords: Self Assessment, The General Tax Provisions And Procedures Law, Deduction, Annulment, cancellation. Abstrak Berdasarkan sistem self-assessment, Wajib Pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan dan membayar juga melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Dalam prakteknya, Direktorat Jenderal Pajak berwenang untuk menerbitkan sanksi administratif terhadap wajib pajak yang melanggar kewajiban perpajakan. Dalam kondisi lain, dimungkinkan bahwa sanksi administratif dikenakan secara tidak tepat bagi wajib pajak karena ketidaktelitian petugas pajak. Hal ini dapat menjadi beban bagi wajib pajak yang tidak bersalah atau kurang memahami hukum pajak. Pada kondisi tersebut, sanksi administrasi berupa bunga, denda dan peningkatan yang diberikan dapat dikurangi setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Pajak. Kata Kunci: Self-Assessment, Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengurangan, pencabutan, pembatalan. 1. PENDAHULUAN secara tidak tepat karena ketidaktelitian petugas Sebagai konsekuensi pemberian kepercayaan pajak. Keadaan ini tentunya akan membebani dalam sistem self assessment, Wajib Pajak wajib Wajib Pajak yang tidak bersalah atau tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) memahami peraturan perpajakan. Dalam secara benar, lengkap dan jelas dan menanda- keadaan demikian, sanksi administrasi berupa tanganinya. Selanjutnya, dalam pelaksanaan bunga, denda dan kenaikan yang telah ditetapkan perpajakannya dimungkinkan terjadi adanya oleh Direktur Jenderal Pajak dapat dihapuskan pelanggaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak atau dikurangkan. terkait peraturan perpajakan. Pelanggaran Selain itu, Direktur Jenderal Pajak karena terhadap peraturan perpajakan tersebut dapat jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak mengakibatkan diterbitkannya sanksi administrasi dan berlandaskan unsur keadilan dapat oleh Direktorat Jenderal Pajak. Namun demikian, mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan dimungkinkan pula terdapat sanksi administrasi pajak yang tidak benar, misalnya Wajib Pajak yang dikenakan terhadap Wajib Pajak dikenakan yang ditolak pengajuan keberatannya karena 99

tidak memenuhi persyaratan formal (memasukkan 1. mengurangkan atau menghapuskan sanksi surat keberatan tidak pada waktunya) meskipun administrasi berupa bunga, denda dan persyaratan material terpenuhi. Demikian juga, kenaikan yang terutang sesuai dengan atas Surat Tagihan Pajak yang tidak benar dapat ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan pengurangan atau pembatalan oleh perpajakan dalam hal sanksi tersebut Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atas permohonan Wajib Pajak. atau bukan karena kesalahannya Dalam rangka memberikan keadilan dan 2. mengurangkan atau membatalkan surat melindungi hak Wajib Pajak, Direktur Jenderal ketetapan pajak yang tidak benar Pajak atas kewenangannya atau atas permohonan 3. mengurangkan atau membatalkan Surat Wajib Pajak dapat membatalkan hasil Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pemeriksaan pajak yang dilaksanakan tanpa dalam Pasal 14 yang tidak benar penyampaian surat pemberitahuan hasil 4. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau pemeriksaan atau tanpa dilakukan pembahasan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak. yang dilaksanakan tanpa: Namun, dalam hal Wajib Pajak tidak hadir dalam 1) penyampaian surat pemberitahuan hasil pembahasan akhir hasil pemeriksaan sesuai pemeriksaan atau dengan batas waktu yang ditentukan, permohonan 2) pembahasan akhir hasil pemeriksaan Wajib Pajak tidak dapat dipertimbangkan. dengan Wajib Pajak. Latar belakang adanya Pengurangan, Secara umum untuk memperjelas upaya- Penghapusan dan Pembatalan adalah sebagai upaya hukum yang terdapat dalam Pasal 36 wujud dari amanat Pasal 36, bahwa Undang-Undang KUP dapat dilihat dalam Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas Gambar 1.1. permohonan Wajib Pajak dapat: Gambar 1.1. Skema Upaya Hukum Yang Terdapat Dalam Pasal 36 Mengurangkan/menghapuskan sanksi administrasi Pasal 36 ayat (1) huruf a Jenis Mengurangkan/membatalkan skp Pasal 36 ayat (1) huruf b Mengurangkan/membatalkan STP Pasal 36 ayat (1) huruf c Upaya Hukum Pasal 36 Membatalkan hasil pemeriksaan atau skp Pasal 36 ayat (1) huruf d Proses Hak mengajukan Pasal 36 ayat (1a), ayat (1b) Jangka waktu keputusan Pasal 36 ayat (1c), ayat (1d), ayat (1c) Sumber: Modul KUP DTSD Pusdiklat Pajak-BPPK 100

Selanjutnya, untuk lebih memudahkan c. Sanksi dalam STP yang tidak terkait dalam memahami dan mengingat ketentuan ini dengan surat ketetapan pajak maka untuk: STP Pasal 8 ayat (2) dan 8 ayat (2a) mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi akan disebut dengan STP Pasal 9 ayat (2a) dan 9 ayat Pasal 36 (1) a (2b) mengurangkan atau membatalkan surat STP Pasal 19 ayat (1) ketetapan pajak akan disebut dengan 2) Pasal 36 (1) a secara jabatan Pasal 36 (1) b Permohonan Pasal 36 (1) a oleh Wajib mengurangkan atau membatalkan Surat Pajak harus memenuhi persyaratan sebagai Tagihan Pajak akan disebut dengan Pasal berikut: 36 (1) c 1. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) membatalkan hasil pemeriksaan pajak ketetapan pajak atau Surat Tagihan atau SKP hasil pemeriksaan akan disebut Pajak kecuali permohonan tersebut dengan Pasal 36 (1) d diajukan untuk Surat Tagihan Pajak Sedangkan ketentuan saat ini yang mengatur berdasarkan Pasal 19 ayat (1), lebih jauh mengenai tata cara pengurangan atau sepanjang terkait dengan surat penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan ketetapan pajak yang sama 1 (satu) atau pembatalan surat ketetapan pajak atau Surat permohonan dapat diajukan untuk lebih Tagihan Pajak adalah Peraturan Menteri dari satu Surat Tagihan Pajak Keuangan Nomor: 8/PMK.03/2013 tanggal 2 2. Permohonan harus diajukan secara Januari 2013. tertulis dalam bahasa Indonesia Selanjutnya akan diuraikan lebih lanjut 3. Mengemukakan jumlah sanksi mengenai beberapa upaya hukum yang dapat administrasi menurut Wajib Pajak dilakukan terkait dengan Pasal 36 ini, dengan disertai alasan yaitu: 4. Permohonan harus disampaikan ke Pasal 36 (1) a mengurangkan atau Kantor Pelayanan pajak tempat Wajib menghapuskan sanksi administrasi Pajak terdaftar Dalam ketentuan ini mengatur apabila 5. Surat permohonan ditandatangani oleh ditemukan sanksi administrasi yang dikenakan Wajib Pajak dan dalam hal surat kepada Wajib Pajak secara tidak tepat karena permohonan ditandatangani bukan oleh ketidaktelitian petugas pajak yang dapat Wajib Pajak, surat permohonan tersebut membebani Wajib Pajak yang tidak bersalah atau harus dilampiri dengan surat kuasa tidak memahami peraturan perpajakan maka khusus sebagaimana dimaksud dalam sanksi administrasi berupa bunga, denda dan Pasal 32 ayat (3). 1 kenaikan yang telah ditetapkan dapat dihapuskan atau dikurangkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Pasal 36 (1) b mengurangkan atau Pengajuan Pasal 36 (1) a ini dapat dibagi membatalkan surat ketetapan pajak menjadi dua bagian, yaitu: Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya 1) Pasal 36 (1) a karena permohonan: atau atas permohonan Wajib Pajak dan a. Sanksi dalam SKP, kecuali terdapat berlandaskan unsur keadilan dapat mengurangkan sanksi administrasi Pasal 13A atau membatalkan surat ketetapan pajak yang b. Sanksi dalam STP yang terkait dengan tidak benar, misalnya Wajib Pajak yang ditolak penerbitan SKP dimana SKP tersebut pengajuan keberatannya karena tidak memenuhi tidak diajukan keberatan, banding dan persyaratan formal (memasukkan surat keberatan peninjauan kembali, yaitu: tidak pada waktunya) meskipun persyaratan STP Pasal 14 ayat (4) material terpenuhi. STP Pasal 19 ayat (1) Pengajuan Pasal 36 (1) b dapat dilakukan 1 Pasal 5 ayat (6) PMK No: 8/PMK.03/2013 101

melalui permohonan Wajib Pajak maupun secara b. STP tidak benar lainnya yang tidak jabatan. Pengurangan surat ketetapan pajak yang terkait dengan penerbitan surat ketetapan tidak benar dilakukan jika jumlah pajak yang pajak. terutang dalam surat ketetapan pajak tersebut 2) Pasal 36 (1) c secara jabatan ternyata tidak benar. Demikian pula terkait a. STP tidak benar yang terkait dengan dengan pembatalan surat ketetapan yang tidak penerbitan SKP, yaitu apabila SKP yang benar, maka dengan dilakukannya pembatalan menjadi dasar penerbitan Surat Tagihan tersebut berarti surat ketetapan pajak tersebut Pajak tersebut telah diterbitkan: dianggap tidak pernah terbit. Meskipun Surat Keputusan Keberatan demikian, Direktorat Jenderal Pajak masih dapat Putusan Banding menerbitkan surat ketetapan pajak atas jenis Putusan Peninjauan Kembali pajak tersebut. Surat Keputusan Pengurangan Permohonan Pasal 36 (1) b oleh Wajib Pajak Ketetapan Pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Surat Keputusan Pembatalan 1. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) Ketetapan Pajak; yang mengketetapan pajak. akibatkan pajak yang masih harus 2. Permohonan harus diajukan secara dibayar dalam surat ketetapan tertulis dalam bahasa Indonesia. pajak berkurang atau menjadi nihil 3. Mengemukakan jumlah sanksi administrasi karena batal. menurut Wajib Pajak dengan disertai b. STP tidak benar lain yang tidak terkait alasan. dengan penerbitan surat ketetapan pajak 4. Permohonan harus disampaikan ke Permohonan Pasal 36 (1) c oleh Wajib Kantor Pelayanan pajak tempat Wajib Pajak harus memenuhi persyaratan sebagai Pajak terdaftar. berikut: 5. Surat permohonan ditandatangani oleh 1. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) Wajib Pajak dan dalam hal surat ketetapan pajak permohonan ditandatangani bukan oleh 2. Permohonan harus diajukan secara Wajib Pajak, surat permohonan tersebut tertulis dalam bahasa Indonesia harus dilampiri dengan surat kuasa 3. Mengemukakan jumlah tagihan pajak khusus sebagaimana dimaksud dalam dan/atau sanksi administrasi dalam Pasal 32 ayat (3). 2 Surat Tagihan Pajak menurut Wajib Pajak dengan disertai alasan Pasal 36 (1) c mengurangkan atau 4. Permohonan harus disampaikan ke membatalkan Surat Tagihan Pajak Kantor Pelayanan pajak tempat Wajib Dalam ketentuan ini, Direktur Jenderal Pajak terdaftar Pajak dapat mengurangkan Surat Tagihan Pajak 5. Surat permohonan ditandatangani oleh yang tidak benar baik secara jabatannya maupun Wajib Pajak dan dalam hal surat atas permohonan Wajib Pajak. Pengajuan Pasal permohonan ditandatangani bukan oleh 36 (1) c dapat dikelompokkan berdasarkan Wajib Pajak, surat permohonan tersebut sumber awal pengajuan dan jenis Surat Tagihan harus dilampiri dengan surat kuasa Pajak-nya yaitu: khusus sebagaimana dimaksud dalam 1) Pasal 36 (1) c berdasarkan permohonan Pasal 32 ayat (3). 3 a. STP tidak benar yang terkait dengan penerbitan SKP dan SKP yang menjadi Pasal 36 (1) d membatalkan hasil dasar penerbitan tidak diajukan keberatan, pemeriksaan pajak atau SKP hasil banding dan peninjauan kembali pemeriksaan pajak STP Pasal 14 ayat (4) Dalam rangka untuk memberikan keadilan STP Pasal 19 ayat (1) dan melindungi hak Wajib Pajak, Direktur 2 Pasal 14 ayat (4) PMK No: 8/PMK.03/2013 3 Pasal 18 ayat (5) PMK No: 8/PMK.03/2013 102

Jenderal Pajak atas kewenangannya atau atas 2. CARA MENGAJUKAN PERMOHONAN permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan PENGURANGAN, PENGHAPUSAN surat ketetapan pajak dari hasil Pemeriksaan, DAN PEMBATALAN yang dilaksanakan tanpa penyampaian surat Permohonan Wajib Pajak pengurangan, pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan penghapusan dan pembatalan dilakukan dengan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak. menyampaikan surat permohonan ke Kantor Namun, dalam hal Wajib Pajak tidak hadir dalam Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar pembahasan akhir hasil pemeriksaan sesuai dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dengan batas waktu yang ditentukan, permohonan dikukuhkan yang dapat dilakukan dengan Wajib Pajak tidak dapat dipertimbangkan. 4 melalui: Pengajuan Pasal 36 (1) d dapat dikelompokkan a. secara langsung berdasarkan sumber awal pengajuannya yaitu: b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat 1) Pasal 36 (1) d berdasarkan permohonan c. dengan cara lain a. Surat ketetapan pajak yang diterbitkan Penyampaian secara langsung dalam hal tanpa penyampaian surat pemberitahuan surat permohonan disampaikan secara langsung hasil pemeriksaan atau surat pemberi- ke Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak tahuan hasil verifikasi terdaftar. Mengenai permohonan melalui pos b. Surat ketetapan pajak yang diterbitkan adalah penyampaian surat permohonan melalui tanpa pembahasan akhir hasil pemeriksaan pos yang mempunyai bukti pengiriman surat atau pembahasan akhir hasil verifikasi secara tercatat. Sedangkan penyampaian surat dengan Wajib Pajak permohonan dengan cara lain dapat meliputi: 2) Pasal 36 (1) d secara jabatan a. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa Permohonan Pasal 36 (1) d oleh Wajib kurir dengan bukti pengiriman surat. Pajak harus memenuhi persyaratan sebagai b. e-filing. berikut: Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir 1. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum ketetapan pajak yang memberikan jasa pengiriman surat jenis 2. Permohonan harus diajukan secara tertentu termasuk pengiriman surat permohonan tertulis dalam bahasa Indonesia dengan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi menguraikan tentang tidak disampai- dan surat permohonan pengurangan atau kannya surat pemberitahuan hasil pembatalan surat ketetapan pajak atau Surat pemeriksaan atau surat pemberitahuan Tagihan Pajak ke Direktorat Jenderal Pajak. 6 hasil verifikasi dan/atau tidak dilaksanakannya pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir 3. HAK MENGAJUKAN PERMOHONAN hasil verifikasi. PENGURANGAN, PENGHAPUSAN 3. Permohonan harus disampaikan ke DAN PEMBATALAN Kantor Pelayanan pajak tempat Wajib Selanjutnya berdasarkan Pasal 36 ayat (1a) Pajak terdaftar. maka permohonan sebagaimana 4. Surat permohonan ditandatangani oleh dimaksud pada Pasal 36 ayat (1) huruf a, huruf b, Wajib Pajak dan dalam hal surat dan huruf c hanya dapat diajukan oleh permohonan ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali. Wajib Pajak, surat permohonan tersebut Sedangkan Pasal 36 ayat (1b) harus dilampiri dengan surat kuasa menyebutkan bahwa untuk permohonan khusus sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 ayat (1) Pasal 32 ayat (3). 5 huruf d hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak 1 (satu) kali. 4 Penjelasan Pasal 36 ayat (1) 5 Pasal 22 ayat (4) PMK No: 8/PMK.03/2013 6 Pasal 3 PMK No: 8/PMK.03/2013 103

4. JANGKA WAKTU KEPUTUSAN Permohonan Wajib Pajak pengurangan, PENGURANGAN, PENGHAPUSAN penghapusan dan pembatalan dilakukan dengan DAN PEMBATALAN menyampaikan surat permohonan ke Kantor Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak permohonan sebagaimana dimaksud pada Pasal dikukuhkan yang dapat dilakukan: 36 ayat (1) diterima, harus memberi a. secara langsung keputusan atas permohonan yang diajukan. b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud c. dengan cara lain pada Pasal 36 ayat (1c) telah lewat Selanjutnya, Direktur Jenderal Pajak dalam tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak suatu keputusan, permohonan Wajib Pajak tanggal permohonan harus memberi keputusan sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 ayat (1) atas permohonan yang diajukan. Apabila jangka dianggap dikabulkan. Dengan waktu sebagaimana dimaksud telah lewat tetapi demikian, Direktur Jenderal Pajak harus Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu menerbitkan surat keputusan sesuai dengan keputusan, permohonan Wajib Pajak dianggap permohonan yang diajukan oleh Wajib Pajak. dikabulkan. Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk 6. REFERENSI menolak atau mengabulkan sebagian Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud Ketentuan Umum dan Tata Cara pada Pasal 36 ayat (1c). Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia atau atas permohonan Wajib Pajak dan Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara berlandaskan unsur keadilan dapat mengurangkan Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang Kewajiban Perpajakan. tidak benar. Saat ini ketentuan yang mengatur mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia sanksi administrasi dan pengurangan atau Nomor 8/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara pembatalan surat ketetapan pajak atau Surat Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Tagihan Pajak adalah Peraturan Menteri Administrasi dan Pengurangan Atau Keuangan Nomor: 8/PMK.03/2013 tanggal 2 Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Atau Januari 2013. Surat Tagihan Pajak. Permohonan sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c UU Suharsono, Agus (2014). Modul KUP Diklat KUP hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak Teknis Substansi Dasar, Pusdiklat Pajak, paling banyak 2 (dua) kali. Sedangkan Pasal 36 BPPK ayat (1b) menyebutkan bahwa untuk permohonan sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 ayat (1) huruf d hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak 1 (satu) kali. 104