Peralihan Moda Transportasi Jasa Pengiriman Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA SENSITIVITAS DAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT DI KOTA PALEMBANG DALAM MEMILIH MODA TRANSPORTASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI POTENSI PENUMPANG MODA PESAWAT TERBANG RUTE BANDAR LAMPUNG JOGJAKARTA DAN SOLO

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

Penyebaran Kuisioner

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytic Hierarchy Process

ANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PERILAKU PERJALANAN PENDUDUK DENGAN PILIHAN MODA TRANSPORTASI DI PERBATASAN KOTA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN NILAI EKONOMI LAHAN

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ( AHP ) STUDI KASUS : KUALA NAMU - MEDAN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Analisis Keputusan TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

BAB III METODE KAJIAN

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

BAB II LANDASAN TEORI

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT. SMS FINANCE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan

Rici Efrianda ( )

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA MINAT PENUMPANG ANGKUTAN KOTA DI TERMINAL UBUNG DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x INTISARI...

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

TUGAS AKHIR PENENTUAN KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN SUPPLIER PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENEJMEN KARIR PEGAWAI. (Studi Kasus STMIK Pringsewu) Mailasari. Jurusan sistem informasi, STMIK PRINGSEWU

AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Transkripsi:

Performa (2016) Vol. 15, No.2: 154-159 Peralihan Moda Transportasi Jasa Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ Yuliyani Nur Angraini 1), Meilani Rosita 2), dan Amalia Ananda Putri Taufiq 3) 123) Jurusan Teknik /Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, 57126, Indonesia Abstract PT XYZ is the cargo company that had operate along Surabaya-Solo-Jakarta rute. This company opeated the bussiness by a traditional carrier that only used truck as a transportation mode. The company decision to used this mode because of its had any strengthen like the easyness of locations access and the more delivery frequency. But in its operations also had any weakness like the problem of time, quality and cost. The frequent problem is about the losses because of the cost of delivery is more than its benefit. So that, its required to changed the transportation mode to solved this losses. The changed of transportation mode that can be applicated is the used of train. We used an Analytical Hierarchy Process (AHP) to make decision about the best alternative in this problem. From the equation we have a percentage of the used of train can solved this problem 53% more than the used truck. Keywords: Analytical Hierarchy Process, Peralihan Moda Transportasi, Jasa, Truk, Kereta Api 1. Pendahuluan Sebagai pusat pertumbuhan dan pergerakan ekonomi di bidang industri dan perdagangan di Indonesia pada umumnya, dan di Pulau Jawa pada khusunya, pergerakan angkutan barang sepanjang koridor Surabaya-Solo-Jakarta sangat padat termasuk pergerakan angkutan barang jenis general cargo atau paket, terutama yang melalui jalur darat. Untuk saat ini jalur darat koridor Surabaya-Solo-Jakarta dilayani oleh moda kereta api dan truk. Namun dari segi kuantitas pengiriman barang ekspedisi masih didominasi oleh angkutan truk. Pemilihan moda truk banyak dipilih oleh perusahaan jasa pengiriman ekspedisi dikarenakan beberapa kelebihannya salah satunya adalah tidak terikat oleh waktu dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila kuota pengiriman telah tercapai. PT. XYZ ini menggunakan jasa truk dalam pengiriman barang untuk koridor Surabaya-Solo-Jakarta sehingga banyak kendala yang masih menjadi kekurangan. Seperti waktu, biaya, dan kapasitas. Sedangkan jika dalam pengiriman barang menggunakan moda kereta api memiliki beberapa kelebihan dibandingkan moda truk, beberapa kelebihan moda kereta api kapasitas angkut akan lebih besar, waktu perjalanan yang relatif cepat, bebas pungutan liar dan keamanan serta keselamatan barang lebih terjamin. Untuk pengiriman general cargo rute Surabaya-Solo-Jakarta PP, PT.KAI menyediakan KA Parcel dan KA ONS (Over Night Service). Namun kereta api terkendala oleh masalah frekuensi keberangkatan yang sangat terbatas. Beberapa faktor tersebut dapat menjadi suatu permodelan yang dapat dilakukan untuk mengetahui perilaku penyedia jasa pengiriman paket koridor Surabaya-Solo-Jakarta dalam memilih moda antara kereta api dan truk. Dari model ini dapat diketahui faktor apa saja yang menjadi pertimbangan oleh penyedia jasa angkutan barang dalam Correspondance : yulianiangraini@gmail.com

Angraini, Rosita, Taufiq Peralihan Moda Transportasi Jasa...155 memilih moda. Hasil pemodelan ini nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan arah kebijakan transportasi angkutan barang koridor Surabaya-Solo-Jakarta untuk PT. XYZ. 2. Studi Literature Pemilihan Moda Tranportasi Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain. Pemilihan moda sangat sulit dimodelkan, walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (umum atau pribadi). Hal ini disebabkan banyaknya faktor yang sulit dikuantifikasi, misalnya kenyamanan, keamanan, kemudahan, biaya, waktu tempuh atau ketersediaan angkutan pada saat diperlukan. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu moda transportasi dapat dibedakan atas empat kategori sebagai berikut (Tamin, 2008): 1. Ciri pengguna jalan 2. Ciri pergerakan 3. Ciri fasilitas moda transportasi 4. Ciri kota atau zona Proses Hirarki Analitik (Analitycal Hierarchy Process) Analisis Hirarki (Analytic Heirarchy Prosess) adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan kedalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Brojonegoro 1992). Tahapan proses pengambilan keputusan dengan menggunakan AHP secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Penstrukturan masalah kedalam hirarki Penstrukturan ini bertujuan agar masalah yang kompleks menjadi lebih mudah diselesaikan, sebab telah terbagi-bagi menjadi beberapa submasalah yang lebih sederhana dan skalanya lebih kecil. angan subyektif, sebagai patokan untuk mengkuantifikasikan pertimbangan tersebut. 2. Mensintesakan hasil Pendapat-pendapat yang telah diberikan angka numerik dengan skala seperti pada Tabel 1, menjadi masukan untuk diolah melalui suatu prosedur tertentu menjadi bobot antar faktor. Langkah pertama sebelum menentukan prioritas setiap elemen dalam pengambilan keputusan adalah dengan melakukan perbandingan berpasangan. Tabel 1. Skala Penilaian AHP (Cabala, 2010) Intensitas Kepentingan Definisi Verbal 1 Kedua sama penting 3 Sedikit lebih penting 5 Lebih penting 7 Sangat penting 9 Mutlak lebih penting 2,4,6,8 Nilai tengah 3. Penyusunan prioritas Apabila partisipasi telah memasukkan persepsinya untuk setiap perbandingan antara elemenelemen yang berada dalam satu level atau yang dapat diperbandingkan maka untuk mengetahui elemen mana yang paling penting disukai atau paling penting, disusun sebuah matriks perbandingan. Setelah matriks pairwais terbentuk maka langkah selanjutnya adalah mengukur bobot prioritas setiap elemen. Hasil akhir dari perhitungan bobot prioritas tersebut merupakan suatu bilangan desimal dibawah satu.

156 Performa Vol. 15, No. 2: 154-169 4. Konsistensi logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut a. Hasil penjumlahan tiap baris pada matriks perbandingan dikali bobot prioritas baris tersebut dan hasilnya dibagi kembali dengan bobot prioritas kemudian di jumlahkan untuk semua baris. b. Hasilnya dibagi dengan jumlah elemen (n), akan didapat λmaks. c. Menghitung Indeks Konsistensi (CI) CI = (1) d. Menghitung Rasio Konsistensi (CR) CR = CI / RI (2) di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi 0,1 maka hasil perhitungan dapat dibenarkan. Tabel 2. Nilai Indeks Random Konsistensi (Sukarto, 2006) N 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 RI 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 3. Metode Penelitian Observasi Penelitian dimulai dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan terkait. Setelah itu, dibuatlah daftar masalah yang menjadi penghambat di perusahaan tersebut, salah satunya adalah biaya pengiriman yang lebih besar dari tarif pengiriman yang dibebankan ke pelanggan. Masalah kemudian disusun ke dalam hirarki untuk membantu dalam penentuan metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pengumpulan Data Dengan menggunakan hirarki tersebut dapat disusun sebuah kuesioner untuk mendapatkan nilai matriks perbandingan. Kuesioner berjumlah 5 diberikan kepada 1 Kepala Cabang PT XYZ, 2 karyawan PT XYZ dan 2 karyawan PT Herona. Penggunaan kuesioner bagi PT Herona digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik alternatif kereta api. Kuesioner yang diperuntukkan kepada Kepala Cabang PT XYZ berisi perbandingan antara tujuan penyelesaian masalah dengan kriteria. Sedangkan kuesioner yang diperuntukkan kepada 2 karyawan PT XYZ dan 2 karyawan PT Herona berisi perbandingan alternatif terhadap kriteria yang digunakan untuk mencapai tujuan. Pengolahan Data Selanjutnya, dibuatlah matrik perbandingan berpasangan kriteria untuk permasalahan peralihan moda transportasi untuk mengakomodasi kondisi ketika biaya pengiriman lebih dari pembayaran (negative margin). Matrik tersebut dinormalisasi dan diuji konsistensinya. Matriks perbandingan berpasangan juga dibuat untuk alternatif moda transportasi dan dilakukan normalisasi. Dari dua matriks perbandingan berpasangan tersebut disusun matrik perbandingan alternatif berdasarkan kriteria. Akhirnya dapat diketahui bobot untuk masing-masing moda transportasi dan dapat diputuskan moda transportasi terbaik.

Angraini, Rosita, Taufiq Peralihan Moda Transportasi Jasa...157 4. Hasil dan Pembahasan Penyusunan Masalah Dalam Hirarki Permasalahan yang menjadi dasar diperlukannya pemilihan moda transportasi yakni peralihan moda transportasi untuk mengakomodasi kondisi ketika biaya pengiriman lebih dari pembayaran (negative margin). Kriteria yang dianggap mampu untuk menyelesaikan kedua permasalahan tersebut diantaranya: 1. Kecepatan 2. Biaya 3. Frekuensi pengiriman 4. Efisiensi rute pengiriman. Gambar 1. Skema Hirarki Pemilihan Moda Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan, Normalisasi Matrik dan Perhitungan Bobot Prioritas Untuk Kriteria Kriteria yang ada dalam hirarki disusun menjadi matrik menggunakan angka penilaian yang didapat dari kuesioner. Angka penilaian tersebut menunjukkan tingkat kepentingan kriteria satu relatif terhadap yang lain dalam kemampuannya menyelesaikan masalah yang ada. Tabel 3. Matrik Perbandingan Berpasangan Penilaian Kriteria Kriteria Kecepatan Biaya Frekuensi Ketahanan terhadap Efisiensi Rute Kecepatan 1 0,33 0,20 2 0,25 Biaya 3 1 1 7 1 Frekuensi 5 1 1 5 1 Ketahanan terhadap 0,50 0,14 0,20 1 0,33 Efisiensi Rute 4 1 1 3 1 Perhitungan normalisasi dapat dilakukan dengan membagi tiap entri dengan jumlah kolom yang ada pada entri. Bobot prioritas didapatkan dari rata-rata hasil normalisasi untuk setiap baris. Tabel 4. Normalisasi Matrik dan Bobot Prioritas Kriteria Kriteria Kecepatan Biaya Frekuensi Ketahanan terhadap Efisiensi Rute Bobot Prioritas Kecepatan 0,07 0,10 0,06 0,11 0,07 0,08 0,08Biaya 0,22 0,29 0,29 0,39 0,28 0,29 Frekuensi 0,37 0,29 0,29 0,28 0,28 0,30 0,30Ketahanan terhadap 0,04 0,04 0,06 0,06 0,09 0,06 Efisiensi Rute 0,30 0,29 0,29 0,17 0,28 0,26

158 Performa Vol. 15, No. 2: 154-169 Perhitungan Uji Konsistensi Dari perhitungan indeks konsistensi didapatkan nilai CR sebesar 0,09 untuk matriks perbandingan penilaian kriteria. Karena matriks perbandingan penilaian bernilai kurang dari 0,1 maka matriks tersebut konsisten. Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan, Normalisasi Matrik dan Perhitungan Bobot Prioritas Untuk Alternaif Moda Transportasi Alternatif moda transportasi yang ada dalam hirarki disusun menjadi matrik menggunakan angka penilaian yang didapat dari kuesioner. Angka penilaian tersebut menunjukkan tingkat kesesuaian alternatif satu relatif terhadap yang lain terhadap kriteria yang ada. Tabel 5. Matrik Perbandingan Penilaian Mode Berdasarkan Kecepatan Truk 1 1/4 Kereta Api 4 1 Tabel 6. Matrik Perbandingan Penilaian Mode Berdasarkan Biaya Truk 1 1/3 Kereta Api 3 1 Tabel 7. Matrik Perbandingan Penilaian Mode Berdasarkan Frekuensi Truk 1 4 Kereta Api 1/4 1 Tabel 8. Matrik Perbandingan Penilaian Mode Berdasarkan Ketahanan terhadap Truk 1 1/7 Kereta Api 7 1 Tabel 9. Matrik Perbandingan Penilaian Mode Berdasarkan Efisiensi Rute Truk 1 1/2 Kereta Api 2 1 Perhitungan normalisasi dilakukan pada setiap matriks perbandingan penilaian alternatif berdasarkan kriteria. Bobot prioritas masing-masing matriks didapat dari rata-rata setiap baris pada matriks normalisasi. Tabel 10. Rekapitulasi Bobot Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Alternatif Kecepatan Biaya Frekuensi Ketahanan terhadap Efisiensi Rute Truk 0,20 0,25 0,80 0,13 0,33 Kereta Api 0,80 0,75 0,20 0,88 0,67 Besarnya rangking pemilihan alternatif didapat dari perkalian antara rekapitulasi bobot prioritas alternatif dengan bobot prioritas kriteria permasalahan. Dari hasil perhitungan rangking pemilihan alternatif moda diketahui bahwa peralihan ke moda transportasi kereta api dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Tabel 12. Rangking Pemilihan Moda Peringkat Alternatif Bobot Prioritas 1 Kereta Api 57% 2 Truk 43%

Angraini, Rosita, Taufiq Peralihan Moda Transportasi Jasa...159 5. Kesimpulan Dari pengolahan data menggunakan matrik perbandingan alternatif berdasarkan kriteria dari beberapa moda transportasi, didapatkan bobot alternatif untuk masing-masing moda transportasi dalam kemampuannya mengatasi permasalahan untuk mengakomodasi ketika biaya pengiriman lebih besar daripada pendapatan yang dibayarkan, kereta api memiliki bobot lebih tinggi dibandingkan dengan moda transportasi awal di PT XYZ yang menggunakan truk. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan dapat beralih ke moda transportasi kereta api dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dipertimbangkan adanya backhaul yang berasal dari koridor tujuan pengiriman. Daftra Pustaka Brojonegoro, B. (1992). Teori dan Aplikasi Model AHP. Pusat Antar Univesitas, Studi Ekonomi, UI.Jakarta. Cabala, P. (2010). Using The Analytical Hierarchy Process In Evaluating Decision Alternatives. Departemen Of Management Process Cracow University of Economics. Rakowicka. Sukarto, H. (2006). Pemilihan Model Transportasi di DKI Jakarta Dengan Analisis Kebijakan Proses Hirarki Analitik. Jurnal Teknik Sipil. Vol 3. Tamin, O. (2008). Perencanaan, Pemodelan, dan Rekayasa Transportasi: Teori, contoh soal, dan aplikasi, Penerbit ITB, Bandung.