BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi sekolah, Jumlah seluruh kelas VII di SMP Negeri 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN STRATEGI IMAGE STREAMING (MENGALIR - KAN BAYANGAN) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui. pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nur aini Dwiandini, 2013

I. PENDAHULUAN. pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

didik. Pada kegiatan pembelajaran ini siswa diharuskan aktif- mencari sendiri dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pada kurikulum ini siswa

I. PENDAHULUAN. transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik atau juga

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Suyati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Susi Ardiyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja, melainkan juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kompetensi, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

Materi pelajaran IPA Fisika kelas VII semester ganjil terdiri dari materi Besaran dan Satuan, Gerak, Suhu dan Kalor serta Zat dan Wujudnya yang kesemuanya mencakup teori dan praktek. Di dalam SK dan KD yang tercantum dalam silabus, kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa secara garis besarnya adalah kompetensi berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. Oleh karena itu kompetensi merancang dan melakukan eksperimen merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa di samping kompetensi dalam memahami konsep-konsep fisika. Akan tetapi kenyataan di lapangan, penulis menemukan sebuah kendala, dimana sebagian besar siswa mengalami kesulitan pada materi pengukuran. Hasil belajar siswa cenderung selalu rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa kelas VII A yang kurang memuaskan. Hanya 50% atau 20 siswa dari 40 siswa yang mencapai nilai minimal sama dengan KKM sebesar 70. Pada saat membahas pengukuran panjang, peneliti memberikan potongan kertas karton yang sudah diukur dan ditentukan oleh peneliti nilai panjangnya terus siswa disuruh mengukurnya sendiri kemudian dikumpulkan, ternyata setelah diperiksa hasilnya 30% siswa mampu melakukan pengukuran panjang dengan benar, sedangkan 70% lainnya tidak mampu melakukan pengukuran panjang dengan benar. Penulis menanyakan permasalahan yang dialami siswa saat melakukan pengukuran panjang yang telah dilakukannya, ternyata 15% dari siswa yang tidak mampu melakukan pengukuran dengan benar, mengatakan tidak tahu cara pengukuran panjang dengan benar berkaitan dengan satuan pada alat ukur yang digunakan dan

tidak memperhatikan saat penulis mendemonstrasikan cara melakukan pengukuran panjang. 80% dari siswa yang tidak mampu melakukan pengukuran dengan benar mengatakan tidak dapat mengukur panjang dengan benar dikarenakan saat penulis melakukan demonstrasi pengukuran panjang tidak dapat mengikuti apa yang didemonstrasikan karena mereka duduk di barisan tengah hingga barisan belakang, mereka sulit memperhatikan penunjukan skala dalam pengukuran saat penulis memberi contoh mengukur panjang sebuah benda dengan menggunakan mistar. Sedangkan 5% lainnya dari siswa yang tidak dapat melakukan pengukuran panjang dengan benar mengatakan tidak dapat melakukan pengukuran dengan benar dikarenakan mereka tidak dapat menentukan nilai hasil pengukuran dengan ketelitian yang telah ditentukan, pada umumnya mereka merasa kesulitan saat ujung benda yang diukur tidak tepat berada pada skala mistar yang ditunjukkan. Berdasarkan temuan di atas, penulis merasa bahwa kesulitan siswa pada materi pengukuran panjang akan menyebabkan kesulitan yang sama pada materi selanjutnya, yaitu pengukuran luas, volume dan massa jenis. Hal ini penulis yakini karena pada pengukuran luas dan volume benda dengan bentuk teratur menggunakan alat yang sama, sedangkan untuk pengukuran volume benda yang bentuknya tidak teratur dan pengukuran massa jenis menggunakan alat lainnya yaitu gelas berskala dan neraca. Untuk pengukuran panjang sebuah benda diperlukan sebuah cara agar saat penulis mendemonstrasikan cara pengukuran benda tersebut dapat diamati oleh siswa dengan mudah dan jelas. Penulis mencoba melakukan

metoda demonstrasi dengan dibantu media elektronik. Alat-alat tersebut digunakan untuk dapat menampilkan proses pengukuran yang dapat ditampilkan pada layar berukuran besar sehingga dapat diamati siswa dengan jelas walaupun oleh siswa yang duduk di barisan belakang. Berdasarkan temuan di atas, penulis merasa tertarik dan termotivasi untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan metoda demonstrasi dengan dibantu media elektronik. Alat-alat tersebut digunakan untuk dapat menampilkan proses demonstrasi yang dapat ditampilkan pada layar berukuran besar sehingga dapat diamati siswa dengan jelas walaupun oleh siswa yang duduk di barisan belakang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan di atas, masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peningkatan hasil belajar pada pembelajaran pengukuran melalui metode demonstrasi dengan menggunakan media elektronik pada siswa kelas VII A SMPN 1 Tirtajaya Karawang? 2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dengan media elektronik pada pembelajaran pengukuran pada siswa kelas VII A SMPN 1Tirtajaya Karawang? C. Pembatasan Masalah 1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran melalui metode demonstrasi.

2. Penelitian ini berfokus terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan media elektronik 3. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VII A SMPN 1 Tirtajaya Karawang D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA Fisika pada materi Pengukuran siswa Kelas VII A SMPN 1 Tirtajaya Kabupaten Karawang. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini antara lain adalah : a. Bagi Guru 1) Meningkatkan kemampuan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran. 2) Meningkatkan keterampilan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. 3) Menemukan strategi pembelajaran yang tepat, inovatif dan bervariatif. 4) Menumbuhkan minat untuk melakukan penelitian dan berusaha mengembangkan diri sebagai guru professional

b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa terhadap konsep yang disajikan. 2) Meningkatkan hasil belajar IPA Fisika. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada mata pelajaran IPA Fisika di SMPN 1 Tirtajaya Kabupaten Karawang. 2) Sebagai dokumentasi juga referensi perpustakaan sekolah dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan untuk guruguru mata pelajaran lain yang akan melaksanakan Penenlitian Tindakan Kelas (PTK).