BAB. II LANDASAN TEORITIS. 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

juga kelebihan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Menyelesaikan Skripsi. Motivasi berasal dari kata bahasa Latin movere yang berarti menggerakkan.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri Akademik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepercayaan Diri Anak Usia Remaja. yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ulet, meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan dalam

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB III PANDANGAN MAHASISWA FAKULTAS SYARI AH DAN HUKUM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TENTANG BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diskriminasi jilbab menjadi salah satu catatan penting diberbagai

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

TEORI PENELITIAN METODE PENELITIAN

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki rasa minder untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

NO KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS 1. Garis Penarikan satu kali garis pada bagian cabang, Garis tipis yang dipertebal pada bagian batang

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

KONSEP DIRI PADA MAHASISWI JILBOOBERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik. 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

2015 TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. publik, baik di lingkungan pemerintah maupun di lingkungan swasta.

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif. Sebab, penelitian ini menekankan pada fenomenafenomena

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

SARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi.

Transkripsi:

BAB. II LANDASAN TEORITIS A. Mahasiswi Yang Menggunakan Jilbab Syar i 1.Pengertian Mahasiswa Pengertian mahasiswa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lain. Sedangkan menurut Sora N (2015), mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi calon-calon intelektual. Atau bisa juga definisi mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu atau belajar di perguruan tinggi, baik itu di universitas, institut ataupun akademi. Mereka ialah orang-orang yang terdaftar sebagai murid di suatu perguruan tinggi dapat disebut dengan mahasiswa. Secara lebih singkatnya mahasiswa yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi, universitas, institut ataupun akademi. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa individu yang sedang menjalani proses belajar di sebuah perguruan tinggi, institut atau akademi. Mahasiswa menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi dalam satuan pendidikan.

2.Pengertian Jilbab Syar i Jilbab syar i merupakan pakaian lapang atau luas, pengertian pakaian lapang atau luas ini adalah pakaian yang menutup aurat wanita, kecuali muka dan kedua telapak tangan yang ditampakkan (Haj dkk dalam Karimah, 2006). Sedangkan menurut Al-Utsaimin (2010) mengatakan jilbab adalah pakaian menyeluruh atau kerudung lebar yang menutupi seluruh badan dengan menjulurkan jilbab agar leher tetutupi. Ada beberapa syarat jilbab muslimah yang syar i yaitu lebar, tidak pas dengan badan dan juga tidak sempit. Lebarnya jilbab ini semestinya bisa menutupi semua lekukan tubuh wanita (Purnama, 2014). Wanita berjilbab syar i dapat disimpulkan sebagai wanita yang menggunakan jilbab yang lebar yang menutupi seluruh badan kecuali telapak tangan dan wajah. Menurut Fadullah (dalam Karimah, 2000) mengemukakan bahwa perilaku berjilbab yang hakiki mengandung 2 dimensi antara lain meliputi : a. Dimensi fisik Dimensi fisik ini menyangkut tentang segala hal yang berkaitan dengan tata cara pemakaian jilbab secara fisik yaitu meliputi bentuk, potongan, warna, dan saat pemakaian. Tata cara dalam pemakaian jilbab sesuai syar i antara lain meliputi seluruh tubuhnya selain yang dikecualikan (muka dan telapak tangan), tidak menarik perhatian, tidak tipis sehingga tampak bentuk tubuhnya, tidak sempit, tidak

menampakkan betis atau kakinya, tidak menampakkan rambut dan tidak pula lehernya dan tidak menyerupai pakaian laki-laki. b. Dimensi ruhani Dimensi ini menyangkut sejauhmana seseorang wanita menampilkan ahlak yang selaras dengan ajaran agamanya atau sejauhmana keselarasan antara nilai kepribadian yang harus ditampilkan sebagai seorang muslimah dengan kenyataan pemakaiannya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jilbab syar i diartikan sebagai pakaian yang tidak sempit yang dapat menunjukkan lekuk tubuh dan harus lebar serta harus menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. 3.Ketentuan Jilbab Syar i Menurut Wahyudi (2008) ketentuan jilbab menurut syariat ada beberapa, diantaranya: a. Pakaian muslimah itu harus menutup seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Selain keduannya seperti leher dan lainlain, maka tidak boleh ditampakkan. b. Bukan busana yang justru menarik perhatian. c. Harus longgar, tidak ketat, tidak tipis dan tidak sempit yang mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya tampak atau transparan. d. Tidak diberi wangi-wangian atau parfum. e. Tidak menyerupai pakaian laki-laki seperti celana panjang, kaos oblong dan semacamnya.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa ketentuan jilbab syari yaitu harus longgar, tidak ketat, tidak tipis dan tidak sempit yang mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya tampak atau transparan, serta bentuknya tidak menyerupai pakaian laki-laki seperti kaos oblong dan semacamnya. B. Kepercayaan Diri 1.Pengertian Kepercayaan Diri Menurut Hakim (2002), kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan diri atau percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Orang yang mempunyai kepercayaan diri yang bagus, memiliki perasaan positif terhadap dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki yang ditandai dengan mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungan (Setiawan, 2014). Selanjtnya De Angelis (2001) menyatakan bahwa keyakinan akan diri sendiri berarti tidak meragukan kemampuan dan mengetahui apa yang akan dilakukan. Orang yang meragukan kemampuannya, tidak berani memulai sesuatu,

selalu bimbang serta membayangkan bahwa dirinya tidak mampu mencapai hasil yang memadai. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan yang berbentuk kondisi mental atau psikologis dalam melakukan tindakan dalam mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Dalam hal ini individu tidak meragukan kemampuan dan mengetahui apa yang akan dilakukan. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Menurut Sarastika (2014) rasa percaya diri atau kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal, terdiri dari beberapa hal penting, diantaranya ; Konsep diri Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan. Konsep diri merupakan gagasan tentang diri sendiri. Harga diri Yaitu penilaian terhadap diri sendiri. Individu yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain, sebagaimana menerima dirinya sendiri.

Kondisi fisik Perubahan kondisi fisik berpengaruh pada rasa percaya diri. Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri semakin kuat. Pengalaman hidup Kepercayaan diri yang diperoleh dari pengalaman mengecewakan, biasanya paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. b. Faktor eksternal, terdiri dari beberapa hal yaitu ; Pendidikan Pendidikan mempengaruhi percaya diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih tinggi. Sebaliknya, individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Pekerjaan Bekerja dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Hal ini karena orang yang bekerja akan merasa puas dan bangga karena mampu mengembangkan kemampuan diri. Lingkungan Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga yang baik, seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka harga diri juga akan berkembang lebih baik.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri menurut Puspitasari (2009) ada yang berasal dari dalam dan dari luar individu ; a. Faktor yang berasal dari dalam individu yaitu ; Faktor fisik Faktor mental Konsep diri Faktor usia b. Faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu ; Tingkat pendidikan Lingkungan Kesuksesan. Menurut Kennet (dalam Puspitasari, 2009) kepercayaan diri bukan sesuatu yang konstan, namun dapat diubah melalui stimulus dan perlakuan yang diberikan oleh diri sendiri maupun dari pihak di luar dirinya. Menurut Hurlock (1991) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri antara lain, seperti : a. Orang tua Orang tua mempengaruhi rasa percaya diri terhadap anak dan perkembangannya. Orang tua tidak hanya mempunyai pengaruh kuat di dalam hubungan keluarga tetapi juga pada sikap dan perilaku anak dalam mengembangkan kepercayaan diri di lingkungan.

b. Rasa aman Rasa aman yang utama diperoleh dari dalam rumah dan orang-orang di sekelilingnya, jika rasa aman tersebut telah terbentuk maka individu akan melangkah keluar dengan percaya diri. c. Kesuksesan Kesuksesan yang diraih dengan tingkat kesulitan yang lebih besar akan memupuk rasa percaya diri dari pada kesuksesan yang diraih dengan usaha yang sedikit. d. Penampilan fisik Individu yang memiliki daya tarik yang merasakan sikap sosial yang menguntungkan dan hal ini akan mempengaruhi konsep diri sehingga akan lebih percaya diri. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri, dan keadaan fisik sedangkan faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan dan lingkungan. 3.Ciri-Ciri Kepercayaan Diri Beberapa ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri, diantaranya sebagai berikut (Sarastika, 2014). a. Percaya pada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut.

b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa ada keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil. c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya. d. Bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu. e. Mampu menyesuaikan diri dan bekomunikasi. f. Memiliki kondisi mental dan fisik yang menunjang penampilan. g. Memiliki kemampuan bersosialisasi. h. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mental dan ketahanan diberbagai situasi. i. Memiliki keberanian untuk bertindak. Sedangkan menurut Lauster (dalam Siska 2003) ciri-ciri orang yang percaya diri adalah a. Mandiri. b. tidak mementingkan diri sendiri. c. cukup toleran. d. ambisius. e. optimis. f. tidak pemalu. g. yakin dengan pendapatnya sendiri.

Menurut De Angelis (1997) terdapat empat ciri penting kepercayaan diri, diantaranya ; a. keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu b. keyakinan atas kemampuan untuk menindaklanjuti segala prakarsa sendiri secara konsekuen c. keyakinan atas kemampuan pribadi dalam menanggulangi segala kendala d. keyakinan atas kemampuan anda memperoleh bantuan Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa individu dengan kepercayaan diri adalah percaya pada kemampuan diri sendiri, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri dan memiliki keberanian dalam bertindak sendiri. 4.Aspek-Aspek Kepercayaan Diri Beberapa aspek yang terkait dengan rasa kepercayaan diri (Sarastika, 2014); a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif mengenai dirinya bahwa ia paham dengan apa yang ia lakukan. b. Optimis, yaitu selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan. c. Obyektif, yaitu memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi. d. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensi.

e. Rasional, yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan kenyataan. Menurut Kumara (dalam Yulianto, 2006) menyatakan bahwa ada empat aspek kepercayaan diri, yaitu : a. Kemampuan menghadapi masalah. b. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakannya. c. Kemampuan bergaul. d. Kemampuan menerima kritik. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa individu dengan kepercayaan diri atau percaya diri yaitu memiliki rasa keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, memiliki kemampuan dalam menghadapi masalah dan kemampuan bergaul (bersosialisasi). C. Dukungan Sosial 1.Pengertian Dukungan Sosial Taylor (1995) menjelaskan bahwa dukungan sosial akan lebih berarti bagi seseorang apabila diberikan oleh orang-orang yang memiliki hubungan signifikan dengan individu yang bersangkutan, dengan kata lain dukungan tersebut diperoleh dari orang tua, pasangan, anak dan kerabat. Sedangkan Sarafino (1997) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah keyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari orang lain, dimana orang lain. Bentuk dukungan sosial seperti kenyamanan, perhatian dan penghargaan

yang didapat wanita berjilbab syar i ini utamanya berasal dari keluarga seperti ayah dan ibu atau kakak dan adik. Rock dalam Smet (1994) menyebutkan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa jauh lebih mudah. Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stress. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai dan timbul rasa percaya diri. Biasanya wanita berjilbab syar i dalam lingkungan sosial membentuk semacam komunitas dimana wanita-wanita tersebut berkumpul untuk berdiskusi tentang agama atau hal lainnya. Hal ini membentuk ikatan-ikatan sosial dan persahabatan sehingga memberikan kepuasan emosional bagi individu dalam menggunakan jilbab syar i. Dukungan sosial yang diterima individu tersebutlah yang membuat wanita berjilbab syar i merasa diperhatikan, dicintai dan timbul rasa percaya diri. Menurut Johnson dan Jhonson (dalam Saputri, 2011) dukungan sosial merupakan keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang bersangkutan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan bantuan yang diberikan seseorang yang berarti atau memiliki ikatan secara

emosional pada individu sehingga individu tersebut merasa senang dan timbul rasa percaya diri. Bantuan tersebut berasal dari keluarga (ayah, ibu, adik atau kakak), teman dekat atau teman-teman komunitas dan lingkungan masyarakat yang menerima baik dan mendukung wanita berjilbab syar i. 2.Faktor-Faktor Terbentuknya Dukungan Sosial Myers (dalam Maslihah, 2011) mengemukakan bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan dukungan yang positif, diantaranya ; a. Empati, yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan motivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain. b. Norma dan nilai sosial, yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan. c. Pertukaran sosial, yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan dan informasi. Keseimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan kondisi hubungan interpersonal yang memuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik ini membuat individu lebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan. Sedangkan menurut Brehmen & Kassin (dalam Sriwahyuni, 2009) mengemukakan 2 faktor dukungan sosial, yaitu

a. Berdasarkan banyaknya kontak sosial, hal ini dilihat dari status perkawinan, hubungan dengan saudara atau teman, keanggotaan dalam kegiatan keagamaan dan keanggotaan dalam organisasi informal. b..berdasarkan keterdekatan hubungan, yang didasarkan pada kualitas hubungan yang terjalin antara pemberi dan penerima hubungan, bukan kuantitas pertemuan. Biasanya sumber dukungan sosial tersebut didapat dari keluarga, teman-teman atau rekan kerja dan pimpinan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang membentuk dukungan sosial adalah rasa empati, norma sosial dan pertukaran sosial. Dukungan sosial juga terlihat dari banyaknya kontak sosial dan keterdekatan hubungan yang didapat dari keluarga, teman dan pemimpin. 3.Aspek-Aspek Dukungan Sosial Menurut Sarafino (1997) dukungan sosial terdiri dari empat jenis yaitu; a. Dukungan emosional, dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain. b. Dukungan penghargaan, dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain. c. Dukungan instrumental, bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.

d. Dukungan informasi, dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah. Menurut Atkinson (dalam Sriwahyuni, 2009) beberapa aspek dari dukungan sosial diantaranya a. Dukungan emosional, dukungan dalam bentuk perhatian atau rasa simpati. b. Dukungan instrumental, dukungan dalam bentuk fisik seperti uang, tenaga atau waktu. Cakupan dan arti mengenai makna dari dukungan sosial sangat luas dan mendalam. Dukungan sosial yang diterima oleh individu sangat beragam dan tergantung pada keadaannya. Dari uraian dan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial terdiri dari empat aspek yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informasi. D. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kepercayaan Diri Kepercayaan diri atau percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya (Setiawan, 2014). Kepercayaan diri yang ditunjukkan wanita berjilbab syar i di Universitas Medan Area diantaranya yaitu memiliki rasa positif terhadap diri sendiri dengan kenyamanan dalam menggunakan jilbab syar i dan kemampuan bersosialisasi wanita berjilbab

syar i dalam menjalankan kontak sosial di lingkungan yang heterogen di Universitas Medan Area. Kepercayaan diri ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Pada faktor eksternal, lingkungan merupakan bagian yang berpengaruh pada kepercayaan diri. Lingkungan yang dimaksud adalah keluarga, teman dan masyarakat. Lingkungan yang baik merupakan bentuk dukungan sosial yang baik (Sarastika, 2014). Menurut Johnson and Jhonson (dalam Saputri, 2011) dukungan sosial merupakan keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup bagi individu yang bersangkutan. Mahasiswi berjilbab syar i yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki keyakinan yang kuat bahwa menggunakan jilbab syar i merupakan bentuk dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama. Dimana lingkungan, baik itu keluarga, teman dan masyarakat menjadi sebuah dukungan sosial yang mendukung dan memberi bantuan baik itu secara informasi, penghargaan, atau emosional dalam membentuk kepercayaan diri wanita berjilab syar i tersebut. Dukungan emosional dan persetujuan dari lingkungan (sosial) dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang juga penting dalam meningkatkan rasa percaya diri (De Angelis, 1997). Rasa percaya diri sangat penting apabila dikaitkan dengan membuat pilihan yang baik, seperti pilihan untuk berinteraksi atau melakukan sesuatu. Mahasiswi menggunakan jilbab syar i merupakan pilihan yang didasarkan kepercayaan diri yang dimiliki mahasiswi tersebut.

E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan kepercayaan diri menggunakan jilbab syar i pada mahasiswi Universitas Medan Area. Dengan asumsi semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan maka semakin tinggi kepercayaan diri menggunakan jilbab syar i begitu juga dengan semakin tinggi kepercayaan diri menggunakan jilbab syar i maka dukungan sosial yang diberikan tinggi.

F.Kerangka Konseptual Jilbab Syar i Dukungan Sosial (X) Aspek-aspek a. Emosional b. Penghargaan c. Instrument d. Informasi (menurut Sarafino, 1997) Aspek-aspek Kepercayaan Diri (Y) a. Keyakinan akan kemampuan diri b. Optimis c. Obyektif d. Bertanggung jawab e. Rasional (menurut Sarastika, 2014) Keterangan: X = Variabel bebas Y= Variabel terikat