BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. sudah berlangsung kurang lebih 45 tahun sejak dilahirkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. menggembirakan. Perbankan Syariah mampu tumbuh +/- 37% sehingga total

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. umum berwenang untuk membuat akta otentik, sejauh pembuatan akta otentik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Sejak digunjang krisis moneter pada tahun 1998 lalu,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian yang dimuat secara sah mengikat para pihak sebagai Undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. faktor yaitu faktor sosial,pendidikan, dan ekonomi yang luar biasa pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan. Peranan bank dalam perekonomian yaitu sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, perekonomian dimasyarakat dituntut untuk tetap stabil, agar membantu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang adalah di bidang ekonomi. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan lainnya, pengaturan mengenai Notarisdiatur dalamundangundang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. didukung dengan kondisi wilayah Indonesia yang memiliki daratan luas, tanah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara antara

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana termaktub dalam ideologinya, yaitu Pancasila. Kelima sila

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

perjalanan serta hiburan (travel & entertainment) 2.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab, tanggung jawab diartikan sebagai beban yang bersifat moral. Artinya antara

BAB I PENDAHULUAN. merangsang dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan. produktifitas di bidang usahanya. Meningkatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, transaksi tidak hanya terjadi dalam suatu negara saja

BAB I PENDAHULUAN. bank umum pada kredit likuiditas Bank Indonesia untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam, bank juga telah mengeluarkan sejumlah produk yang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga berperan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan salah satu lembaga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional, hal ini memiliki dampak yang menguntungkan dan kurang menguntungkan. Penyesuaian kebijakan ekonomi perbankan diharapkan dapat memperbaiki dan memperkukuh perekonomian nasional. Peranan sistem finansial yang didominasi oleh perbankan tampak dari dana yang dihimpun dan yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan, khususnya di sektor swasta sebagian besar masih berasal dari sektor perbankan. 1 Sektor perbankan merupakan sektor yang sangat penting peranannya di dalam pembangunan nasional baik sebagai perantara sektor yang defisit dengan sektor yang surplus maupun sebagai agen pembangunan. 2 Sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang sistem pembayaran. 3 Sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam sistem keuangan Indonesia. 4 Prinsip usaha Bank dan perkreditan yang sehat merupakan hal yang sangat esensial dalam dunia perbankan. 5 Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap Bank merupakan faktor yang sangat membantu 1 Aulia Pohan, 2008, Potret Kebijakan Moneter Indonesia, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, hlm. 85 2 Ibid, hlm. 86 3 Rachmadi Usman, 2003, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 9 4 Bank Indonesia dan Soehandjono and Associates, 2002, Studi Hukum dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, KDT., Jakarta, hlm. 165 5 Ibid.

2 dan mempermudah pihak manajemen Bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Nasabah yang kurang menaruh kepercayaan terhadap Bank mengakibatkan loyalitas nasabah menjadi tipis sehingga tidak menguntungkan pihak Bank karena pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke Bank lain. 6 Bank tidak menginginkan terjadinya kredit bermasalah, sehingga pihak Bank melakukan upaya-upaya preventif. Upaya preventif ditujukan untuk pencegahan permasalahan kredit, sedangkan upaya represif dilakukan ketika kredit menjadi bermasalah. Upaya represif pada tahap awal yakni dengan melakukan upaya penyelamatan kredit. 7 Upaya penyelamatan kredit ditujukan untuk memperbaiki kredit macet agar menjadi kredit lancar. 8 Tindakan penyelamatan kredit oleh Bank dituangkan dalam akta penyelamatan kredit. 9 Perjanjian kredit merupakan perjanjian baku (standard contract). Perjanjian baku tersebut memuat klausula-klausula perjanjian kredit yang telah dibakukan. 10 Perjanjian baku bukan merupakan hal yang baru di era modernisasi. Perjanjian baku memuat klausula yang telah ditentukan secara sepihak, kemudian pihak yang lain memiliki opsi untuk menerima atau menolak perjanjian tersebut sehingga hal ini kurang mengindahkan asas kebebasan berkontrak. 11 Perjanjian baku diciptakan untuk tujuan efisiensi. 12 Perjanjian baku diperlukan untuk memenuhi kebutuhan 6 Aulia Pohan, Opcit, hlm. 539 7 Rachmadi Usman, Opcit, hlm. 293 8 Ibid. 9 Ibid. 10 Ibid, hlm. 265 11 Budi Untung, 2005,Kredit Perbankan di Indonesia, ANDI, Yogyakarta, hlm. 37 12 Ibid, hlm. 41

3 yang bersifat praktis dan kolektif. 13 Perjanjian kredit perbankan yang dibuat dalam bentuk perjanjian baku memiliki potensi permasalahan pada saat terjadinya kredit macet. Debitur dan kreditur dituntut untuk menyelesaikan permasalahan kredit macet yakni dengan melakukan upaya penyelamatan kredit. Notaris memiliki kewenangan membuat akta otentik di bidang perbankan, maka Notaris memiliki peran tersendiri dalam upaya penyelamatan kredit. Upaya penyelamatan kredit dituangkan ke dalam akta penyelamatan kredit (restrukturisasi). Notaris memiliki peran untuk memeriksa segala aspek hukum dan kelengkapan dokumen untuk pembuatan akta. 14 Pihak perbankan mengharapkan legal opinion Notaris mengenai kredit, sehingga Notaris berperan sebagai salah satu unsur filterisasi legal aspect pada proses pelepasan kredit. 15 Penulis membahas peranan Notaris dalam penyelamatan kredit debitur yang dituangkan dalam akta penyelamatan kredit dalam penelitian ini. Notaris memiliki peranan yang penting dalam penyelamatan kredit debitur karena Notaris merupakan pejabat yang membuat akta penyelamatan kredit tersebut. Notaris dituntut untuk menjalankan jabatan dengan baik, membuat produk hukum yang tidak berat sebelah, tidak melanggar ketertiban umum, menjunjung tinggi asas kepatutan. Notaris juga dituntut untuk memberikan pedoman terkait pembuatan akta penyelamatan kredit, 13 Rachmadi Usman, Op.cit, hlm. 265 14 Budi Untung, Op.cit, hlm. 34 15 Ibid

4 agar supaya produk hukum yang dibuat tidak menguntungkan salah satu pihak saja.sehubungan dengan peran Notaris dalam memberikan nasihat hukum tersebut bukan berarti seorang Notaris merupakan pihak dalam akta penyelamatan kredit, akan tetapi Notaris menjalankan jabatannya dengan netral sesuai dengan sumpah jabatannya. Proses restrukturisasi kredit ini ditujukan untuk membuat debitur dapat berprestasi kembali kepada kreditur, oleh karena itu dilakukan perubahan terkait dengan ketentuan kredit. Peran Notaris sangat dibutuhkan sebagai pihak yang mengkaji ketentuan kredit yang dituangkan dalam akta penyelamatan kredit agar tidak melanggar asas kepatutan dan tidak menguntungkan pihak kreditur saja mengingat dalam hal ini debitur memiliki posisi yang lemah. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pokok permasalahan yang Penulis rumuskan adalah : 1. Bagaimanakah tindakan yang dilakukan oleh Notaris terkait dengan pembuatan akta penyelamatan kredit dalam upaya restrukturisasi kredit debitur? 2. Apakah tindakan yang dilakukan oleh Notaris terkait upaya restrukturisasi kredit debitur melalui akta penyelamatan kredit dapat membuat debitur bisa berprestasi kembali? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran dan informasi tentang keaslian penelitian yang Penulis lakukan, penelitian mengenai Peranan Notaris Dalam Penyelamatan Kredit Debitur Yang Dituangkan Dalam Akta Penyelamatan Kredit (Restrukturisasi) di

5 Kabupaten Sleman belum pernah dilakukan, akan tetapi ditemukan adanya penelitian yang mengkaji tentang restrukturisasi kredit yakni : 1. Penulisan hukum dengan judul penelitian Restrukturisasi Kredit Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah Bagi Korban Gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi PT Bank Bukopin Cabang Yogyakarta) oleh Furqon Setiawan pada tahun 2007. Penelitian tersebut mengambil permasalahan mengenai pelaksanaan restrukturisasi kredit oleh PT Bank Bukopin Cabang Yogyakarta dan penerapan perlakuan khusus PBI No 8/10/PBI/2006 bagi kredit yang berkualitas lancar sebelum gempa bumi. 16 2. Penulisan hukum dengan judul penelitian Tinjauan Yuridis Terhadap Implementasi Restrukturisasi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Bermasalah pada Bank Umum oleh Elvina Acarawaty pada tahun 2007. Penelitian tersebut mengambil permasalahan mengenai pelaksanaan restrukturisasi kredit pada Bank umum dan arti penting tindakan restrukturisasi terhadap kredit bermasalah pada bank umum tersebut. 17 3. Penulisan hukum dengan judul penelitian Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di BRI Kantor Cabang Sidenreng 16 Furqon Setiawan, 2007, Restrukturisasi Kredit Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah Bagi Korban Gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi PT Bank Bukopin Cabang Yogyakarta), Penulisan Hukum Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 17 Elvina Acarawaty, 2007, Tinjauan Yuridis Terhadap Implementasi Restrukturisasi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Bermasalah pada Bank Umum, Penulisan Hukum Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

6 Rappang Sulawesi Selatan oleh Andi Alaudin pada tahun 2009. Penelitian tersebut mengambil permasalahan mengenai penyebab terjadinya kredit bermasalah dalam penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah di BRI Kantor Cabang Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan dan bentuk-bentuk pelaksanaan restrukturisasi kredit yang dilakukan manajemen BRI Kantor Cabang Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan. 18 4. Penulisan hukum dengan judul penelitian Restrukturisasi Kredit Bagi Debitur Korban Gempa Bumi 27 Mei 2006 Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusamba Banguntapan Bantul oleh Dwi Purnawan Yuniarto pada tahun 2013. Penelitian tersebut mengambil permasalahan mengenai prosedur pelaksanaan restrukturisasi kredit yang dilaksanakan oleh PT BPR Nusamba Banguntapan bagi debitur korban gempa bumi 27 Mei 2006 dan kendalakendala yang dihadapi oleh PT BPR Nusamba Banguntapan dalam melaksanakan restrukturisasi kredit bagi debitur korban gempa bumi 27 Mei 2006. 19 5. Penulisan hukum dengan judul penelitian Pelaksanaan Restrukturisasi 18 Andi Alaudin, 2009, Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di BRI Kantor Cabang Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan, Penulisan Hukum Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 19 Dwi Purnawan Yuniarto, 2013, Restrukturisasi Kredit Bagi Debitur Korban Gempa Bumi 27 Mei 2006 Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusamba Banguntapan Bantul, Penulisan Hukum Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

7 Pembiayaan Murabahah Bermasalah (Studi pada PT. BNI (Persero) TBK Kantor Cabang Syariah Makassar oleh Febri Surahmat pada tahun 2009. Penelitian tersebut mengambil permasalahan pelaksanaan restrukturisasi pembiayaan murabahah bermasalah pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Makassar dan efektivitas restrukturisasi dalam menyelamatkan pembiayaan murabahah yang bermasalah. 20 Penulisan hukum yang akan dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan permasalahan dengan penulisan-penulisan hukum yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis mengambil permasalahan mengenai peranan Notaris dalam penyelamatan kredit debitur dan proses restrukturisasi kredit dengan akta penyelamatan kredit. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Obyektif Adapun tujuan obyektif dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui dan mengkaji peranan Notaris dalam penyelamatan kredit debitur. b. Mengetahui dan mengkaji akta penyelamatan kredit (restrukturisasi). 2. Tujuan Subyektif Adapun tujuan subyektif dari penelitian ini adalah sebagai bahan yang 20 Febri Surahmat, 2009, Pelaksanaan Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah (Studi pada PT. BNI (Persero) TBK Kantor Cabang Syariah Makassar, Penulisan Hukum Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

8 dipergunakan untuk menyusun penulisan hukum, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Kenotariatan di Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Adapun berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan diadakannya penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Manfaat secara Akademis Penelitian ini memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum kenotariatan. Penelitian ini juga memberikan manfaat dalam hal sinkronisasi ilmu yang diperoleh secara teoritis dalam perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi secara nyata dalam kehidupan masyarakat. 2. Manfaat secara Praktis Penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai peranan Notaris dalam menjalankan jabatannya dan produk hukum akta yang dibuatnya sehubungan dengan restrukturisasi kredit.