II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu dengan nama ilmiah Saccharum officinarum L termasuk dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tumbuhan anggota Genus Saccharum, Famili Poaceae dan Tribe

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang tergolong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom:

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan penting

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku Poaceae, yaitu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

I. PENDAHULUAN. pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian. Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas

TEBU. (Saccharum officinarum L).

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis

I. PENDAHULUAN. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

I. PENDAHULUAN. zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman semusim dari Divisio Spermathophyta dengan

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Monnes Hendri Batubara, Ainin Niswati, Sri Yusnaini & M.A. Syamsul Arif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

II. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Juni sampai dengan bulan September

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah

Gambar 1. Koloni Trigona sp

LAPORAN AKHIR REVITALISASI SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS GULA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN an. Namun seiring dengan semakin menurunnya produktivitas gula

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

1. PENDAHULUAN. yang biasa dilakukan oleh petani. Tujuan kegiatan pengolahan tanah yaitu selain

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang unik antara faktor fisik, kimia, dan biologi. Komponen utama tanah terdiri dari

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedelai (Gycine max (L) Merrill) merupakan komoditas pangan utama bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

JENIS HAMA DAN PENGENDALIAN PADA TANAMAN TEBU

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah subtropika. Tanaman tebu dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah di dataran rendah hingga ketinggian 1.400 di atas permukaan laut (Anonim, 2011a). Dalam klasifikasi botani tanaman tebu menurut USDA (2010), tanaman ini digolongkan dalam kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Liliopsida, ordo Poales, famili Poaceae, genus Saccharum, dan spesies Saccharum officinarum. Tanaman tebu berbatang tinggi, berumur panjang, dan berkulit batang tebal. Umumnya tanaman tebu membentuk rumpun dengan jumlah yang sangat bervariasi. Pada saat tanaman sudah tua, panjang batang tebu dapat mencapai 2-3 meter dengan diameter 20-30 mm. Tebu mengandung karbohidrat hasil asimilasi yang tertimbun di dalam ruas-ruas batang tebu, terutama sebagai sukrosa. Kultivar tanaman tebu modern biasanya mengandung 11%-14% sukrosa. Di Indonesia, tanaman tebu telah ditemukan tumbuh di beberapa tempat di Pulau Jawa dan Sumatera sekitar tahun 400 Masehi. Namun baru pada abad ke-15 tanaman tersebut diusahakan secara komersil oleh sebagian imigran asal China. Industri pergulaan dalam skala yang besar baru berdiri seiring kedatangan Belanda yang selanjutnya mendirikan perusahaan dagang Vereeniging Oost

Indische Compagnie (VOC) pada bulan Maret 1602. Produksi gula tersebut dipasarkan untuk memenuhi permintaan gula dari Eropa. Dibawah kendali VOC, industri gula Indonesia pernah mencapai puncak produksi pada tahun 1930-an dengan areal pertanaman seluas 200.000 hektar dengan 179 pabrik gula yang terkonsentrasi di Pulau Jawa. Total produksinya mencapai 14,8 ton gula per hektar (Anonim, 2011a). Perusahaan gula bukan hanya ada di Jawa, tetapi juga ada di Lampung. Lampung saat ini menjadi salah satu provinsi lumbung gula nasional. Di Lampung terdapat enam perusahaan gula yang beroperasi, lima di antaranya merupakan perusahaan gula swasta dan yang satu lagi perusahaan gula BUMN. PT. Gunung Madu Plantations merupakan perusahaan gula yang memelopori berdirinya perusahaan gula diluar Pulau Jawa, terutama di Lampung. Kehadiran PT. GMP dengan perkembangannya yang baik menjadi pemicu berdirinya perusahaan gula yang lain, seperti PT. Bunga Mayang, PT. Gula Putih Mataram, PT. Sweet Indo Lampung, PT. Indo Lampung Perkasa, dan PT. Pemuka Sakti Manis Indah. Kehadiran beberapa perusahaan gula di Lampung turut andil dalam mengembangkan budidaya tebu oleh rakyat (tebu rakyat) di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, dan Kabupaten Tulangbawang. Budidaya tebu rakyat dilakukan dengan pola kemitraan dengan sistem bagi hasil (Anonim, 2011b). Dalam laporan Indarto et al. (1995), berdasarkan data Badan Statistik Provinsi Lampung tahun 1993, luas total perkebunan tebu di Lampung seluas 210.043 ha. Luasan tersebut meliputi 50% luasan lahan perkebunan tebu nasional. Laporan dari sumber yang sama dalam Indarto juga menyebutkan bahwa produksi tebu

oleh perkebunan swasta di Lampung sekitar 6,18 ton gula per hektar, sedangkan di Jawa produksi gula berkisar 10,37 19,17 ton gula per hektar. Namun dari laporan PT. GMP yang memiliki luasan 25.000 ha, produksi gula dalam setahunnya dapat mencapai 190.000 ton, yang berarti perusahaan ini memproduksi gula sebanyak 7,6 ton per hektar 9 (Anonim, 2011b). Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk Indonesia. Kebutuhan gula Indonesia diperkirakan 4 juta ton per tahun dengan asumsi jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa dengan konsumsi gula tiap jiwa 20 kg dalam setahunnya. Kebutuhan gula sebesar itu dapat dipenuhi oleh 20 pabrik gula yang masing-masing mengelola perkebunan tebu dengan luas 10.000 ha dengan kapasitas produksi gula 2 ton gula per hektar (Anonim, 2011c). Saat ini perusahaan gula di Indonesia berjumlah 59 buah, yang luasan totalnya 367.875 ha. Bila mengikuti logika di atas, maka pemenuhan kebutuhan gula nasional sebanyak 4 juta ton pertahun cukup dipenuhi oleh lahan tebu seluas 200.000 ha. Namun, banyak faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan gula sehingga setiap tahunnya harus mengimpor gula dari negara lain. Oleh sebab itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan gula nasional dan produksi gula yang tinggi, maka pengetahuan tentang teknik budidaya tebu perlu dikuasai. Hal tersebut mencakup ketersediaan air, sifat fisik tanah, kemasaman/ph tanah, pemupukan berdasarkan uji tanah, serta pengendalian hama, penyakit, dan gulma (Anonim, 2011c) 2.2 Olah Tanah Konservasi dan Pemulsaan

Olah tanah konservasi (OTK) adalah cara penyiapan lahan yang biasanya dicirikan dengan berkurangnya pembongkaran/pembalikan tanah (reduksi pengolahan tanah) dan penggunaan mulsa. Reduksi olah tanah dapat dilakukan dengan olah tanah minimum (OTM) dan tanpa olah tanah (TOT). Dalam TOT, tanah dibiarkan tidak terganggu kecuali alur dan lubang tugalan untuk penempatan bibit tebu. Sisa tanaman dibiarkan menutupi permukaan tanah sebagai serasah (Rafiuddin et al., 2006). Kegiatan lain yang biasanya dilakukan dalam olah tanah konservasi lahan adalah penambahan bahan organik pada lahan (mulsa). Mulsa adalah setiap bahan yang dihamparkan untuk menutupi sebagian atau seluruh permukaan tanah (Lal, 1995). Penggunaan mulsa ini bermanfaat sebagai pengendali gulma dan mengurangi penguapan air tanah. 2.3 Semut Semut merupakan salah satu kelompok serangga dari Ordo Hymenoptera. Di antara serangga, semut dianggap yang paling berhasil dalam beradaptasi. Hewan tersebut dapat hidup hampir di setiap tempat dalam jumlah yang melebihi individu hewan terrestrial lainnya. Kebiasaan hidup semut seringkali membuat orang tertarik, sehingga banyak penelitian dilakukan mengenai tingkah laku hewan tersebut (Borror et al., 1976). Suatu koloni semut dapat terdiri dari beberapa individu sampai beribu-ribu individu. Brown dan Bral (1978) menyebutkan bahwa seringkali semut bertindak sebagi organisme pioneer, yaitu dalam menggali dan memisahkan sarang baru

khususnya dalam onggokan tanah dan di bawah bebatuan. Dalam pembuatan sarangnya semut mampu menghancurkan tanah menjadi bentuk remah dan juga mampu mengangkat tanah ke permukaan dari lapisan yang lebih dalam. Bekas gundukan-gundukan rayap dapat menjadi sarang semut, sebagian ruang pada sarang ini digunakan untuk bertelur dan sebagian lagi untuk menyimpan makanan. Semut memindah-mindahkan telurnya dari satu sarang ke sarang lain ketika diperlukan. Semut adalah insekta yang bersifat sosial, dan koloninya terdiri dari tiga kasta yaitu ratu, tentara, dan pekerja. Ratu berukuran lebih besar dibandingkan anggota koloni semut lainnya dan biasanya bersayap, meskipun sayapnya kemudian akan lepas setelah perkawinan. Koloni ratu bertugas untuk bertelur. Semut tentara (prajurit) tidak mempunyai sayap dan berukuran tubuh lebih kecil daripada semut ratu, mereka berumur pendek dan segera mati setelah kawin. Semut pekerja berkelamin betina, bersifat steril, dan tidak bersayap (Bolton, 2000 dalam Susilo, 2011).