BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

POLA PENGEMBANGAN ENERGI PERDESAAN DENGAN SWADAYA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesejahteraan merupakan dambaan setiap manusia dalam hidupnya.

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH)

BAB II PROFIL DESA DALAN LIDANG. Kecamatan Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal. Tabel 2. 1 Potensi Desa Dalan Lidang No Potensi Luas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil kesimpulan masing-masingnya sebagai berikut: kelayakan pemasaran produkdari sisi faktor lingkungan eksternal PT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Terimakasih untuk waktu dan kesediaan untuk mengisi kuisioner ini.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian... 19

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan

BAB V PENUTUP. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri. Bangsal. Dalam perkembanganya norma, kepercayaan, resiprositas dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh: Elfrida Situmorang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir lumpur panas Sidoarjo, dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo atau

BOKS 2 PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Luas lahan sawah saat ini tinggal 7,5 juta hektar (ditambah 9,7 juta hektar lahan kering). Badan Pusat Statistik

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

VII. TATA LETAK PABRIK

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BERITA RESMI STATISTIK

1. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun adalah merupakan. salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam rangka

dan jumlah pesanan. Dalam pemasaran hasil produknya kurang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (Mubyarto, 1977 : 15).

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BEBERAPA PERTANYAAN YANG PERLU MENDAPAT JAWABAN DARI ASPEK TEKNIK

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era desentralisasi saat ini, pemberian wewenang dari pemerintah pusat kepada

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

TRANSKRIP WAWANCARA. Informan 1. Tanggal Wawancara : 12 Januari Identitas Informan 1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2000 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA PANAS BUMI UNTUK PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang semakin meningkat setelah masuknya pengusaha-pengusaha Cina dengan mendirikan Lio (pabrik pembakaran kapur). Pada awalnya masyarakat Desa Citatah yang terlibat dalam kegiatan pertambangan ini hanya sebagai buruh saja, namun kemudian pada tahun 1965 ketika permintaan terhadap produksi kapur mengalami peningkatan pihak pabrik memberikan kesempatan pada warga setempat yang mempunyai lahan batu kapur melakukan penambangan untuk memasok bahan baku ke pabrik. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh beberapa tokoh masyarakat yang mempunyai modal dan kemampuan usaha untuk melakukan penambangan dengan mempekerjakan beberapa anggota masyarakat yang lainnya. Dari sinilah mulai muncul pengusaha-pengusaha penambang batu kapur yang merupakan warga setempat Desa Citatah. Para pengusaha ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan anemer. Kegiatan pertambangan di Desa Citatah telah banyak menyerap tenaga kerja terutama dari masyarakat setempat. Pekerjaan dalam bidang ini telah menjadi tujuan penghidupan yang utama bagi sebagian besar masyarakat. Kegiatan pertanian yang kurang memberikan hasil optimal mendorong mereka untuk beralih ke sektor pertambangan. Tidak adanya persyaratan khusus untuk menjadi buruh pertambangan juga mempermudah masyarakat untuk beralih ke sektor ini. Pekerjaan sebagai buruh dalam proses penambangan tidak ditentukan oleh kualifikasi pendidikan, namun kekuatan fisik dan keterampilan khusus dalam membelah batu merupakan syarat yang harus dimiliki

oleh seorang penambang. Keterampilan ini dapat diperoleh secara tidak langsung tanpa harus melalui pendidikan formal. Perkembangan kegiatan penambangan batu kapur di Desa Citatah antara tahun 1974-1997 mengalami pasang surut, hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor modal, yang merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan maju mundurnya sebuah usaha. Antara tahun 1974-1988 kegiatan penambangan batu kapur mengalami peningkatan karena ada koperasi yang membantu dalam penyediaan modal berupa alat-alat produksi termasuk jasa pengeboran dan peledakan, sehingga hal ini memudahkan bagi anemer baru yang akan melakukan usaha penambangan. Pada tahun 1989 koperasi ini tidak berfungsi lagi karena ketidakjujuran anggotanya dan kondisi tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan penambangan batu kapur di Desa Citatah. Dalam hal ini anemer yang akan melakukan proses penambangan merasa kesulitan untuk melakukan produksi terutama dalam membiayai jasa pengeboran dan peledakkan yang sangat tinggi dan harus mendatangkan dari luar daerah. Sementara itu harga penjualan hasil tambang ke pabrik masih tetap, sehingga sebagian anemer membatasi kegiatannya sehingga hasil tambangpun mengalami penurunan. Berikutnya adalah kegiatan pemasaran hasil tambang yang sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri-industri pengolahan batu kapur yang ada di sekitar wilayah Citatah. Pemasaran yang hanya menjangkau daerah lokal menyebabkan kegiatan penambangan ini sangat tergantung pada permintaan dari pabrik-pabrik tersebut. Sebelum tahun 1989 kegiatan penambangan terus mengalami peningkatan karena permintaan bahan baku dari pihak pabrik pun terus meningkat dan

ditambah dengan jumlah pabrik yang semakin banyak terutama yang mengolah tepung. Antara tahun 1989-1997 pabrik-pabrik pengolahan batu kapur terutama pabrik kapur dan pabrik marmer mengalami penurunan produksi dan hal ini berdampak pada berkurangnya permintaan terhadap bahan baku, sehingga anemer pun mengurangi kegiatan penambangannya. Ketersediaan sumber galian batu kapur terutama dalam hal kualitasnya yang semakin berkurang. Pada awalnya batu kapur sebagai hasil tambang difokuskan untuk produksi kapur sebagai bahan bangunan, namun setelah itu ditemukan batu kapur jenis porslen yang dapat digunakan untuk membuat marmer. Dalam pembuatan marmer penambangan dilakukan secara besar-besaran karena diperlukan bongkahan batu dalam ukuran yang besar dan pengerjaannyapun dilakukan dengan menggunakan alat-alat modern. Penambangan secara besar-besaran menyebabkan ketersediaan bahan galian menjadi berkurang terutama untuk marmer sehingga bahan galian yang tersedia hanya bisa digunakan untuk bahan baku kapur dan tepung yang ukuranya lebih kecil. Kondisi ini menyebabkan jumlah batu kapur yang berhasil ditambang semakin berkurang. Faktor-faktor di atas merupakan hal yang mempengaruhi pasang surutnya kegiatan penambangan batu kapur di Desa Citatah. Perkembangan ini juga secara langsung berdampak pada masyarakat setempat yang terlibat dalam kegiatan pertambangan. Adanya kegiatan pertambangan telah memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup para pekerjanya. Dengan penghasilan yang diterima, mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bahkan lebih dari cukup sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidup yang lainnya. Selain itu, kegiatan pertambangan juga memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitarnya yang tidak terlibat secara

langsung. Munculnya berbagai industri pengolahan batu kapur telah menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat semakin luas, tidak hanya untuk laki-laki tetapi juga untuk perempuan. Usaha-usaha kecil lainnya juga banyak didirikan oleh masyarakat setempat, baik dalam bentuk jasa transportasi, warung-warung maupun usaha kerajinan yang dibuat dari limbah-limbah industri batu kapur. Sehingga hal ini membuktikan bahwa adanya kegiatan pertambangan memberikan dampak yang baik terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar Pengaruh dari kegiatan pertambangan tidak hanya dirasakan dalam kehidupan ekonomi tetapi juga dalam kehidupan sosial. Sebagai bagian dari masyarakat pertambangan, masyarakat Desa Citatah memiliki budaya kerja yang berbeda dengan masyarakat pertanian baik dalam hal waktu maupun etos kerjanya yang didasari oleh persaingan ketat. Kehidupan sosial juga tercermin dalam gaya hidup masyarakat yang berubah akibat berubahnya pola penghasilan yang diperoleh secara rutin. Penghasilan yang cukup besar membuat mereka merasa bebas untuk mempergunakannya bahkan membeli barang-barang yang kurang diperlukan sekalipun. Perubahan juga dapat dilihat dari peran wanita yang ruang geraknya lebih luas tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga telah melibatkan diri dalam kegiatan industri. 5.2 Saran Untuk pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah seharusnya memberikan perhatian yang lebih pada pengusaha-pengusaha tambang yang sebagian besar merupakan penduduk setempat. Pemerintah daerah hendaknya memberikan kemudahan dalam hal pinjaman modal pada pengusaha, sebagai modal awal bagi pengusaha pemula

dan pengembangan usaha bagi yang sudah lama melakukan usaha penambangan batu kapur. Modal yang diperlukan tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga alat-alat pertambangan seperti mesin bor dan alat peledak yang sulit diperoleh, kalau pun ada biayanya sangat memberatkan bagi para pengusaha tersebut. Dalam hal ini pemerintah dapat memberdayakan kembali Koperasi Unit Desa (KUD) yang khusus dalam bidang pertambangan dengan bantuan pengelolaan dan pengawasan langsung dari pihak pemerintah. Kegiatan penambangan batu kapur merupakan kegiatan memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh karena itu batu kapur yang tersedia di Desa Citatah jumlahnya terbatas, apalagi kalau dieksploitasi secara terus menerus. Pemerintah dalam hal ini harus memberikan pengaturan, pengawasan, pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat dalam mengembangkan usaha-usaha pertambangan di Desa Citatah. Selain itu pemerintah sudah seharusnya memikirkan keterampilanketerampilan dalam usaha lain bagi masyarakat setempat, mengingat ketersediaan sumber bahan galian sudah semakin berkurang. Pemerintah juga harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap masalah lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan dan hasilnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna menentukan langkah-langkah yang tepat untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat yang merugikan tersebut. Dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja dan pemeliharaan lingkungan kerja yang aman, pemerintah harus memberikan pendidikan dan latihan keterampilan di bidang keselamatan kerja pertambangan.

Bagi pihak pengusaha hendaknya lebih mengembangkan usahanya baik dalam proses pemasaran maupun dalam hal produksi. Pengusaha harus mempunyai jangkauan pemasaran lebih luas, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri yang ada di wilayah Citatah. Sehingga kegiatan penambangan ini akan terus berjalan meskipun permintaan dari pihak pabrik yang ada di wilayah Citatah mengalami penurunan. Selain itu pihak pengusaha dapat mengembangkan usahanya dengan cara mengolah hasil tambang menjadi produk lain yang laku di pasaran. Kegiatan ini dapat menambah keuntungan yang diperoleh dan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Mengenai banyaknya dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan, hendaknya pihak pengusaha melakukan reklamasi atau upaya pengembalian fungsi lahan agar dapat dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya untuk kegiatan pertanian palawija. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara menimbun kembali lahan yang sudah selesai ditambang dengan tanah kemudian ditanami dengan tanaman pelindung.