6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan Hasil dalam perubahan kawasan dapat dilihat berdasarkan teori-teori yang digunakan pada perencanaan ini. Dalam hal perancangan kawasan ini menggunakan teori yang sangat umum digunakan, yaitu teori Lynch dan Shirvani. Pada teori Lynch menggunakan acuan 5 elemen, yaitu: 1. Path Penambahan Jalur promenade di sepanjang tepian kawasan, juga dengan plaza dan ruang terbuka di tepian sebagai area berjalan kaki dan sirkulasi pengunjung 2. Edge Berbatasan langsung dengan sungai musi 3. Node Plaza BKB yang menjadi enterance kawasan wisata Jembatan Ampera dan simpul aktivitas kegiatan masyarakat 4. District Dilakukan renovasi pada bagian pasar dengan penambahan ruang terbuka tepian sungai (riverpark) yang dapat diakses langsung dari pasar 5. Landmark Jembatan Ampera sebagai visual background dari kawasan perencanaan ini Sedangangkan pada teori shivani menggunakan 8 elemen, yaitu tata guna lahan (land use), bentuk dan masa bangunan (building form and massing), sirkulasi dan parkir(circulation and parking), ruang terbuka (open space), jalur pedestrian (pedestrian ways), aktifitas pendukung (activity support), penandaan(signage), dan preservasi (preservation). Pada teori shirvani lebih memperlihatkan perubahan fisik kawasan. Perubahan kawasan berdasarkan teori Shirvani dapat dilihat berikut ini: 140
1. Land use (tata guna lahan) Perubahan pada poin ini dapat dilihat dari pengoptimalan fungsi lahan pada kampung kapiten. Terdapat lahan lahan yang masih kosong berupa rawa yang dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan wisata kawasan seperti cafe dan gallery. Selain itu, pada area pasar juga dioptimalkan dengan penghijauan di tepian sungai. Tabel 15 : Keadaan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Kampung Kapiten Sebelum Sesudah Bagian Pasar 16 Ilir Sebelum Sesudah Sumber : Hasil Rencana 2014 141
2. Building form and massing (bentuk dan massa banggunan) Terdapat perubahan massa bangunan pada bagian pasar yang sebelumnya merupakan bangunan bertingkat menjadi satu tingkat, namun dengan konsep terbuka (bangunan pasar di buat tanpa dinding atau semi-permanen). 3. Circulation and Parking (sirkulasi dan parkir) Perubahan dilakukan dengan upaya memberikan aksesibilitas kepada para pejalan kaki di kawasan perencanaan. Perubahan juga dilakukan dalam penyediaan lahan parkir. Perubahan tersebut juga di sertai dengan pengaturan untuk bus, motor dan sepeda memiliki tempat parkir yang berbeda. Penambahan lahan parkir juga di sediakan memasuki kampung Kapiten. 4. Open Space (ruang terbuka) Penambahan area open space berupa taman hijau di sekitar lokasi pasar dan perubahan terhadap desain ruang terbuka pada kampung Kapiten serta penataan kembali terhadap plaza ruang terbuka. 142
Gambar 99 : Peta Sebaran Open Space Kawasan Jembatan Ampera Kota Palembang 143
5. Pedestrian Ways Diberikan penambahan terhadap jalur pedestrian khususnya pada tepian air (jalur promenade). Selain di tambah jalur pedestrian yang ada juga dilebarkan sesuai dengan kepadatan aktivitas. 6. Activity Support Penambahan aktivitas kegiatan terdapat di kampung kapiten dengan panggung seni, dan gallery kerajinan. Selain itu aktivitas kegiatan juga bertambah pada bagian ruang terbuka hijau yang terletak bersebelahan dengan pasar. 7. Signage Penambahan dan renovasi signage dilakukan pada titik-titik penting memasuki kawasan perencanaan. Adapun memasuki kampung kapiten dari jalur darat, jalur sungai, memasuki kawasan Benteng Kuto Besak dan pasar. Pemberian signage ini diutamakan untuk menunjukan kawasan wisata dan juga sebagai informasi. 8. Preservation Upaya preservasi dilakukan terhadap berbagai bangunan cagar budaya pada kawasan ini, meliputi Museum SMB II, Monumen Perjuangan Rakyat dan Kampung Kapiten. Tidak hanya itu preservasi juga dilakukan terhadap daerah tepian sungai. 144