BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau. perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. penelitian dan melaksanakan eksperimen.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan. Kemampuan (Ability) merupakan kecakapan atau potensi seorang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

CONTOH PROPOSAL USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Judul:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan pembelajaran matematika dinyatakan dalam National Council

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Sejalan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA PADA MATA KULIAH MENGGAMBAR CAD

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

Transkripsi:

4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Banyak pengertian tentang hasil belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Darmansyah (2006: 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. 2. Menurut Cece Rahmad dalam Zaenal Abidin (2004: 1) mengatakan bahwa hasil belajar adalah penggunaan alat pada hasil tes atau prosedur penelitian sesuai dengan aturan tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. 3. Hasil belajar menurut Nasrul Harahap (Zaenal Abidin: 2): a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu. b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. c. Hasil belajar memberikan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan program pengajaran selanjutnya. d. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program pengajaran. e. Untuk keperluan supervisor Kepala Sekolah dan Penilik agar guru lebih berkompeten. f. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil keputusan dalam pengajaran. 4

5 4. Menurut Slameto (2003: 2) Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 5. Menurut Nana Sudjana (1989: 25): Hasil belajar adalah perubahan pada diri seseorang dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan asek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Berdasarkan pendapat yang disampaikan dapat dibuat definisi bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa dalam bentuk angka maupun perubahan setelah menjalani proses pembelajaran yang berguna untuk memberikan informasi hasil belajar siswa kepada orang tua atau siswa maupun kepada komponen-komponen pengajaran untuk melanjutkan program pengajaran selanjutnya. 2.1.2 Hasil Belajar Matematika Secara garis besar pembelajaran Matematika harus mengacu pada standar kompetensi maupun kompetensi dasar Matematika. Standar kompetensi Matematika merupakan kompetensi Matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan siswa pada hasil belajarnya dalam pelajaran Matematika. (Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3, 2005: 7) Dengan demikian hasil belajar Matematika adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang siswa dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar Matematika yang telah ditetapkan tentang model Matematika dari masalah yang berkaitan dengan volume tabung. 2.1.3 Bangun Tabung Bagun tabung termasuk bangun prisma yang memiliki alas berbentuk lingkaran. Menurut Sartono Wirodikromo (2003: 2) mendefinisikan bangun tabung adalah sebuah benda yang dibatasi oleh 2 sisi datar yang berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung yang berbentuk persegi panjang.

6 Volume prisma = luas alas x tinggi Volume tabung = luas alas x tinggi = luas lingkaran x tinggi = r 2 t 2.1.4 Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan siswa dikelompok-kelompokkan ke dalam tim-tim kecil untuk menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah secara bersama. Untuk mencapai tujuan kelompok yang saling menguntungkan. Setiap kelompok terdiri atas empat sampai enam orang dengan tingkat kemampuan yang beragam dan tiap anggota bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya secara individu maupun kelompok. Menurut Susento dan M. Andy Rudhito (FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: 2011) mendefinisikan pendekatan pembelajaran kooperatif adalah konsep pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja sama untuk mencapai sasaran belajar dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain. 2.1.5 Pendekatan Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Slavin (dalam Nur, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

7 Persiapan-persiapan tersebut antara lain: a. Perangkat pembelajaran Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya. b. Membentuk kelompok kooperatif Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu: 1. Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran sains Fisika. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuan sains fisikanya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok. 2. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri dari siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah. c. Menentukan skor awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masingmasing individu dapat dijadikan skor awal. d. Pengaturan tempat duduk Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran

8 kooperatif, apabila tidak ada pengaturan tempat duduk, dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan kegagalan pembelajaran pada kelas kooperatif. e. Kerja kelompok Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok. Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Menghitung skor individu Menurut Slavin (dalam Ibrahim, dkk, 2000) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung seperti pada tabel berikut ini: Tabel 1 Perhitungan Skor Perkembangan Skor Nilai Tes Perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 0 poin 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah 10 poin skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor 30 poin awal) b. Menghitung skor kelompok Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok tercantum pada table berikut: Tabel 2 Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata Tim Predikat 0 x 5 5 x 15 15 x 25 25 x 30 - Tim baik Tim hebat Tim super Sumber: Ratumanan, 2002

9 c. Memberikan hadiah atau pengakuan skor kelompok setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya. Berdasarkan tujuan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana. Dikatakan demikian karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat pada fase 2 dari fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu adanya penyajian informasi atau materi pelajaran. Perbedaan model ini dengan model konvensional terletak pada adanya pemberian penghargaan pada kelompok. 2.1.6 Penerapan STAD terhadap Pembelajaran Matematika Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase. Penerapan model STAD dalam pembelajaran Matematika membawa siswa pada suasana kerjasama yang diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah:

10 Tabel 3 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan/menyampaikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Kegiatan Guru - Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar - Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan - Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien - Membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas - Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya - Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil kerja individu dan kelompok (Sumber Ibrahim, dkk. 2000:10)

11 2.2 Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Tintin Prihatiningsih pada tahun 2006 tentang Peningkatan Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat Kelas VII SMA 5 Depok Yogyakarta. Penelitian tersebut bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan bilangan bulat dapat meningkat. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sony Irianto (2006) tentang Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TGT (Teams Game Tournaments) terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kreativitas Siswa SMP di Purwokerto. Analisis data menunjukkan hasil: a. Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai prestasi belajar Matematika yang disebabkan oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT dan pembelajaran konvensional. b. Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai prestasi belajar Matematika yang disebabkan oleh perbedaan tingkat kreativitas. c. Tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan mengenai prestasi belajar Matematika yang disebabkan oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, pembelajaran konvensional dan tingkat kretaivitas. Dari dua peneliti di atas mendukung peneliti yang akan dilakukan tentang pendekatan Student Teams Achievement Division (STAD). 2.3 Kerangka Pikir Tinggi rendahnya pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika akan mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru dapat memilih metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang akan diberikan pada siswa. Pada kondisi awal, seorang guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif STAD, maka hasil belajar siswa masih rendah. Guru mengadakan tindakan dalam pembelajaran menggunakan cara belajar kooperatif dengan tipe STAD dengan mengelompokkan siswa empat sampai enam orang pada tiap kelompok. Pada siklus pertama dengan

12 kompetensi dasar menghitung volume prisma segitiga dan tabung, hasil belajar meningkat dibandingkan dengan hasil belajar pada kondisi awal. Pada siklus II dalam pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dengan kompetensi dasar mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel. Hingga pada kondisi akhir diduga melalui pendekatan kooperatif STAD hasil belajar meningkat sehingga dapat digambarkan dalam kerangka pikir seperti pada gambar: Gambar 1: Skema kerangka pikir 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka berfikir dapat dirumuskan hipotesis tindakan: melalui penerapan pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang volume bangun ruang bagi siswa kelas VI SD Negeri Wedarijaksa 03 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati.