BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Desain penelitian yang dilakukan untuk mengetahui status gizi, perilaku

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN.

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. tidak saja masalah kekurangan zat-zat esensial, tetapi juga masalah gizi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan hubungan status gizi dengan siklus menstruasi. Penelitian. satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh negatif yang secara langsung maupun tidak langsung. yang berperan penting terhadap munculnya overweight (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

METODE PENELITIAN. n =

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

III. METODE PENELITIAN. variabel terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDIDIKAN GIZI DALAM SURVEILANS UNDERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT tidak membiarkan seseorang untuk tidak tidur dan akan. hilang di waktu tidurnya ( As-Aya rawi, 2001 ).

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. School-Based Modified Lifestyle For Increasing Phytosterol Intake Of Obese

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

KEBIASAAN MAKAN, TINGKAT PENGETAHUAN, DAN STATUS GIZI PEKERJA WANITA PT HANOL INDONESIA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya manusia. Langkah paling penting yang harus diambil adalah makin ditingkatkannya perhatian kepada remaja putri, karena mereka menghadapi risiko lebih besar dan mereka lebih rentan menghadapi lingkungan sosial. Selain menjadi kelompok paling besar (23% dari seluruh jumlah penduduk), remaja sebagai suatu kelompok tidak pernah diperhatikan secara komprehensif dan konsisten (Soeroso, 2001). Perhatian yang perlu ditekankan adalah pada status gizi seorang remaja khususnya pada remaja putri. Hasil survey ekonomi Nasional 2003 menunjukkan kelompok remaja menderita atau mengalami banyak masalah gizi tersebut antara lain anemia atau status gizi kurang atau kurus, prevalansi remaja dengan status gizi kurang berkisar antara 30-40%, banyak faktor yang menyebabkan masalah gizi remaja, dengan mengetahui penyebab-penyebab yang mempengaruhi masalah gizi pada remaja tersebut kita dapat mencegahnya (Miko, Azhari dan Suwardi, 2014). Adanya permasalahan status gizi pada seorang remaja putri akan berdampak pada kesehatannya. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Hapzah dan Ramlah (2012) bahwa status gizi memberikan kontribusi sebesar 30% terhadap kejadian anemia pada remaja putri dan sisanya 70% dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi abnormal. Dari 69 responden yang memiliki status gizi abnormal, kebanyakan memiliki status gizi kurang dan hanya 3 orang (2,7%) yang memiliki status gizi lebih, dimana yang memiliki kekurangan berat badan tingkat ringan sebanyak 57 (51,4%) dan berat sebanyak 9 (8,1%) dan baik responden yang memiliki kekurangan berat badan tingkat ringan maupun berat rata-rata menderita anemia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa prevalensi penduduk dewasa kurus 8,7 persen, berat badan lebih 13,5 persen dan obesitas 15,4 persen (Riskesdas, 2013). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sada dkk. (2012) menunjukan bahwa ada 25 responden (17,6%) termasuk gizi kurang, 22 responden (15,5%) termasuk overweight, 20 responden (14,1%) termasuk obesitas dan 15 responden (10,6%) termasuk obesitas sentral. Permeasih dan Herman (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kesehatan merupakan modal penting dalam kehidupan manusia. Sebanyak 30% remaja ditemui menderita sakit terutama demam dan diare. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyakit infeksi yang akan mempengaruhi metabolisme dan utilisasi zat gizi seorang remaja. Status gizi yang kurang sehat dapat mempengaruhi daya tahan tubuh seorang remaja. Hal tersebut disebabkan karena gaya hidup yang mereka terapkan kurang memperhatikan kesehatan, seperti perilaku diet.

Perilaku diet yang tidak sehat dapat menyebabkan anemia pada seorang remaja. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Luhtfiani (2014) menunjukan bahwa ada hubungan perilaku remaja dengan kejadian anemia. Di Indonesia sendiri prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri. Anemia dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik, produktivitas kerja, dan kemampuan berpikir. Sehingga jika seorang remaja yang ingin menerapkan perilaku diet diharapkan untuk dapat mempertimbangkan jenis asupan yang dibutuhkan oleh tubuh. Perilaku diet tersebut mereka terapkan karena ingin memilki tubuh yang ideal seperti idola yang mereka senangi. Remaja putri juga memiliki pemahaman bahwa tubuh langsing itu indah sehingga untuk mempertahankan kelangsingannya, remaja putri melakukan pengaturan makan yang salah dan sering melakukan diet tanpa pengawasan dari dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat gizi yang penting tidak terpenuhi (Sulistyoningsih, 2010). Pemahaman tersebut ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang mereka miliki. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap kesehatan. Jika seorang remaja tahu apa saja makanan yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhannya, maka kemungkinan remaja akan menerapkan perilaku diet yang benardan perilaku tersebut juga akan berubah seiring dengan pengetahuan seperti apa yang diketahuinya. Adanya pengetahuan gizi yang baik pada diri seorang remaja putri merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan sikap dan

perilakunya terhadap makanan. Selain itu, pengetahuan gizi mempunyai peranan penting untuk dapat membuat manusia hidup sejahtera dan berkualitas. Semakin banyak pengetahuan gizinya semakin diperhitungkan jenis dan kualitas makanan yang dipilih dikonsumsinya (Soediaoetomo, 2000). Menurut Hendrayati (2010) bahwa pengetahuan gizi seimbang diyakini sebagai salah satu variabel yang dapat berhubungan dengan konsumsi dan kebiasaan makan yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi seseorang. Status gizi yang kurang akan mempengaruhi status kesehatan remaja putri, hal ini karena jumlah asupan yang dibutuhkan oleh tubuh kurang dari kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setyorini (2010) menunjukan bahwa sebagian besar subyek yaitu 27 remaja putri (87,1 %) dalam penelitian ini belum menjalankan perilaku makan yang baik. Subyek yang sudah menjalankan perilaku makan yang baik sebanyak 4 remaja putri (12,9 %). Hal ini dicerminkan, seperti frekuensi makan tidak teratur, tidak sarapan, tidak mengkonsumsi beranekaragam jenis makanan dan tidak membaca label makanan sebelum membeli makanan yang dikemas. Waktu makan yang biasa dilewatkan remaja putri tersebut adalah sarapan dan makan malam. Remaja putri melewatkan sarapan karena terburu-buru sehingga tidak sempat sarapan, ingin menurunkan berat badan, takut terlambat ke sekolah, takut kalau mengantuk di sekolah, tidak nafsu makan dan sudah terbiasa tidak sarapan. Sedangkan alasan mereka tidak makan

malam antara lain karena takut gemuk, tidak terbiasa makan malam, persediaan makanan habis dan tidak nafsu makan sehingga malas makan. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 12 siswi SMK Bakti Purwokerto. Pengambilan data dilakukan dengan perhitungan IMT diperoleh bahwa 5 (41,7%) siswi yang berat badanya dalam kategori underweigt, 2 (16,7%) siswi yang berat badanya dalam kategori overweight, 5 (41,7%) siswi dalam kategori normal. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi pada saat jam istirahat di Kantin Sekolah menunjukan bahwa dari 15 siswi yang ada di Kantin ada 6 (40%) siswi yang makan mie instan, 4 (26,7%) siswi makan gorengan mendoan dan 5 (33,3%) siswi makan nasi dengan sayuran. Alasan siswi mengonsumsi hanya mie instant dan mendoan tanpa makan nasi tambahan lauk pauk karena harga yang relatif murah dibandingkan dengan membeli sebungkus nasi. Kebiasaan hanya mengonsumsi mie instant dan mendoan tersebut dapat menimbulkan masalah gizi, mengingat mie instant termasuk makanan yang mengenyangkan dan cepat menimbulkan rasa puas sedangkan mendoan banyak mengandung minyak sayur yang bersifat kolesterol. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik ingin melakukan sebuat penelitian dengan judul Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Seimbang Dan Perilaku Diet Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di SMK Bakti Purwokerto.

B. Rumusan Masalah Permasalahan gizi remaja timbul karena adanya penerapan perilaku asupan gizi yang salah, yaitu tidak seimbangnya antara masukan gizi dengan kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga hal tersebut akan memunculkan suatu permasalahan pada status gizi remaja putri itu sendiri. Masalah gizi yang dapat muncul pada seorang remaja putri yaitu gizi kurang (underweight), obesitas (overweight) dan anemia. Kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh akan menyebabkan status gizinya dalam kategori underweight. Namun, jika seorang remaja putri terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi asupan makanan juga akan menyebabkan lebihnya gizi dalam tubuh yang disebut overweight. Remaja putri lebih beresiko terkena anemia selain karena keterbatasan jumlah masukan makanan hewani dan menstruasi. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan rumusan masalah yaitu Bagaimana Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang dan Perilaku Diet dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di SMK Bakti Purwokerto. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi seimbang dan perilaku diet dengan status gizi pada remaja putri Di SMK Bakti Purwokerto. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan gizi seimbang remaja putri Di SMK Bakti Purwokerto.

b. Untuk mengetahui perilaku diet pada remaja putri Di SMK Bakti Purwokerto. c. Untuk mengetahui status gizi pada remaja putri Di SMK Bakti Purwokerto. d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi pada remaja putri Di SMK Bakti Purwokerto. e. Untuk mengetahui hubungan perilaku diet dengan status gizi pada remaja putri Di SMK Bakti Purwokerto. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan peningkatan ilmu pengetahuan responden terkait dengan permasalahan status gizi pada remaja putri, sehingga remaja pada umumnya tidak melakukan hal yang menyimpang apabila mereka ingin memiliki ukuran tubuh yang mereka idamkan dan dapat mengetahui cara menjaga tubuh. 2. Bagi SMK Bakti Purwokerto Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur tambahan dalam memberikan materi tentang masalah kesehatan khususnya tentang permasalahan dengan status gizi pada remaja putri. 3. Bagi Ilmu Keperawatan Diharapkan dapat memberikan informasi dan literatur tambahan bagi ilmu keperawatan terkait tentang hubungan pengetahuan gizi seimbangdan perilaku dengan status gizi pada remaja putri, sehingga seorang perawat

dapat mengaplikasikannya dalam mengatasi permasalahan-permasalah yang terkait dengan status gizi. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat memberikan literatur tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama dengan peneliti. E. Penelitian Terkait 1. Maria (2012) Judul penelitian pengetahuan, sikap dan praktek gizi seimbang serta hubungannya dengan status gizi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktek diet seimbang dan status gizi mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 60 orang. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktek diet skor, praktek yang seimbang diet dan asupan energi dan nutrisi dan energi dan asupan nutrisi dan status gizi yang digunakan Pearson uji corrrelation. Pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen, kecuali berat badan dan tinggi, masing-masing diukur dengan menggunakan skala berat dan microtoise. Data pengetahuan, sikap, dan praktek tentang gizi seimbang dikumpulkan dengan wawancara menggunakan alat bantu keusioner. Data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dikumpulkan dengan cara pengukuran langsung, masing-masing menggunakan timbangan injak

kapasitas 150 kg dengan ketelitian 0,1 kg dan microtoise kapasitas 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Data BB dan TB digunakan untuk melihat Indeks Massa Tubuh sebagai dasar penentuan status gizi Perbedaan penelitian ini yaitu variabel bebas (sikap dan praktek gizi seimbang), uji yang digunakan Pearson uji corrrelation, sampel mahasiswa, tempat penelitian di Bogor. Sedangkan persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang status gizi remaja, pengukuran status gizi dengan skala IMT dan pendekatan dengan cross sectional. 2. Febryta (2013) Judul penelitian hubungan gaya hidup dengan kenaikan berat badan pada siswi MA Al Hidayah Purwareja Kelampok Kabupaten Banjarnegara. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kenaikan berat badan pada siswi MA Al Hidayah Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 responden kelas I MA AL Hidayah. Teknik sampling dengan teknik total sampling dan uji yang digunakan adalah uji chi square. Perbedaan penelitian ini yaitu variabel bebas (gaya hidup), variabel terikat (kenaikan berat badan), deskriptif kuantitatif, teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Sedangkan persamaan penelitian yaitu sama-sama

meneliti tentang status gizi seorang siswi SMA dan uji yang digunakan yaitu uji chi square. 3. Suryani (2014) Judul peneltian hubungan perilaku gizi seimbang dengan status gizi pada mahasiswa angkatan 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik gizi seimbang terhadap status gizi mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa. Metode Pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 286 orang. Pengolahan data menggunakan komputer program SPSS dan analisis data pada penelitian ini adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dengan status gizi yaitu IMT (p=0,488), lingkar perut (p=0,436). Sikap gizi seimbang tidak berhubungan dengan status gizi yaitu IMT (p=0,598), Lingkar perut (p=0,370), sedangkan praktik gizi seimbang juga tidak berhubungan dengan status gizi yaitu IMT (p=0,170), Lingkar perut (p=0,341). Perbedaan penelitian ini yaitu variabel bebas (perilaku diet), teknik pengambilan sampel dengan total sampling, sampel mahasiswa dan survei analitik. Persamaan penelitian ini yaitu sam-sama meneliti tentang status gizi uji yang digunakan yaitu uji chi square dan cross sectional.