I. PENDAHULUAN. Sebagai kumpulan orang-orang (mahluk hidup), organisasi juga dapat dipandang sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
METODE BELAJAR ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang handal. Peningkatan mutu pendidikan di Negara kita. Pasal 3 Bab 3 (2003:5) yang berbunyi sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses self learning sehingga. berbagai macam perubahan yang akan muncul.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BUDAYA ORGANISASI PENGELOLAAN ORGANISASI. Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai keberhasilan suatu instansi atau organisasi termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis membuat perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Abstrak. Kata Kunci : Sistem perencanaan pembangunan, Proyek Perubahan, area perubahan, program kegiatan, dan indikator kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas dan produktivitas adalah kata kunci (keywords) untuk

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

I. PENDAHULUAN. material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain

Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

Bab III Analisis Faktor Knowledge Management

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan sumber daya manusia guna menyiapkannya untuk. perkembangan zaman yang terus berubah. Perubahan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat meningkatkan kecakapan dan kemampuan yang diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi (Organizational learning) merupakan jenis aktivitas dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggun Sulistyaningsih, 2013

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA BOYOLALI

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

TESIS. Oleh: UNING HADIYATI NIM : P Program Studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA GURU DAN KARYAWAN SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA

Bangunan Stratejik Organisasi Pembelajar

xii Peta Kompetensi Pengembangan Pegawai/ADPG4342/4 sks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. saling mengetahui kekayaan dan kebudayaan bangsa lain, teknologi. mengelola input menjadi output yang berguna bagi khalayak umum.

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

KATA PENGANTAR DAN PENGESAHAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja. motivasi dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. tahapan perencanaan pembangunan tetapi harus dilihat sebagai tahap

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai kumpulan orang-orang (mahluk hidup), organisasi juga dapat dipandang sebagai organisme yang selalu berinteraksi, menyesuaikan diri atas perubahan yang terjadi dengan lingkunganya. Eksistensi organisasi sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuanya untuk bertahan, dan kemudian memenangkan persaingan dengan organisasi sejenis lainya. Disadari atau tidak disadari, dalam proses bertahan hidup (survive) dan bersaing sesungguhnya organisasi selalu belajar. Kemampuan mengungguli pesaing-pesaingnya sangat ditentukan oleh kecepatan belajar untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan strategis. Harrison Owen dalan Michael Marquardt (1994) menekankan pentingnya organisasi untuk belajar sebagai berikut;, lifelong learning is no longer no a pleasant fringe benefit to be enjoyed by the new. It is the critical difference between success and failure. Organisasi belajar adalah organisasi yang memiliki kemampuan yang responsive dalam menghadapi berbagai tantangan strategis baik yang berasal dari dalam atau dari luar. Marquardt (1994) mendefinisikan organisasi belajar sebagai organisasi yang berkemampuan belajar secara kolektif dan terus menerus untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik, mengelola dan menggunakan pengetahuan untuk kesuksesan organisasinya. Selanjutnya Drucker (1993), Hartanto (1995) dalam Usman (2008) menyatakan dengan tegas bahwa organisasi belajar adalah syarat untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi. Belajarnya organisasi merupakan proses sepanjang waktu yang berhubungan dengan kepemilikan pengetahuan (knowledge) yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja organisasi (Syafar, 1995, dalam Usman 2008). Peter Senge, dalam Marquardt (1994) menyatakan bahwa organisasi belajar adalah; organizations where

people continually expand their capacity to create the results they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually learning how to learn together. Peter Senge yang memberi sumbangan besar dalam perumusan organisasi belajar ke dalam aplikasi manajemen menekankan penyelarasan individu-individu dalam organisasi dan pentingnya menerapkan strategi belajar bersama (how to learn together). Menurut para futurist dan pelaku manajemen bisnis, dunia sekarang telah memasuli era pengetahuan. Khususnya di sektor ekonomi, telah memasuki knowledge economy. Pengetahuanlah yang membuat bahan-bahan mentah menjadi kekayaan yang sebenarnya, kekuatan organisasi, dan perorangan (Marquardt, 1994). Peran pengetahuan bagi organisasiorganisasi pada era sekarang sangat menentukan. Dalam kajian manajemen organisasi sekarang berkembang apa yang disebut knowledge management. Kajian ini menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh oleh organisasi. Pemerolehan pengetahuan oleh organisasi tidak bisa lagi dilakukan secara alamiah (responsive) tetapi harus terencana dan terukur. Pengetahuan bagi organisasi merupakan aset intelektual yang perlu pengelolaan secara cermat. Pengelolaan aset intelektual tidak sama dengan pengelolaan keuangan, tetapi kecernatanya musti sama. Hal terpenting dalam pengelolaan aset intelektual adalah pendistribusian pengetahuan (diseminasi). Aset ini tidak akan berguna jika tidak menyebar ke seluruh personel dalam organisasi dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Selanjutnya pengetahuan (aset intelektual) berguna untuk meningkatkan kemampuan anggota organisasi untuk meningkatkan produktivitas dan pelayanan jasa. Budaya organisasi, teknologi, tata laksana, sistem, dan prosedur kerja, semuanya berbasis pengetahuan dan keahlian. Dalam era pengetahuan ini setiap personel dalam organisasi selalu ditantang untuk

mengembangkan pengetahuan baru, menciptakan ide-ide baru, dan menggunakan ide-idenya dalam setiap aktivitasnya. Dalam hal ini tugas terpenting jajaran manajer/pengurus dalam organisasi adalah menciptakan lingkungan yang kondusif agar anggotanya selalu dapat mengembangkan pengetahuannya. Pada zaman sekarang, kita hidup di dunia yang berubah sangat cepat. Manusia selalu terpacu atau memacu dirinya sendiri untuk mencapai produktivitas yang lebih bermutu dari sebelumnya. Sistem sosial semakin memberi tekanan dari waktu ke waktu. Hal ini berakibat makin banyaknya tugas-tugas yang harus diselesaikan setiap personel. Tuntutan yang muncul di luar perkiraan sebelumnya juga terus berkembang sangat cepat, dan cenderung berkembang semakin cepat di masa mendatang. Pendekatan baru dalam sistem manajemen organisasi diperlukan. Paradigma baru dalam pengelolaan organisasi yang dapat mengantisipasi setiap perubahan dan tuntutan yang dinamis. Organizational learning atau organisasi yang berkarakter selalu belajar menawarkan pilihan paradigma untuk menghadapi sistem yang selalu berubah. Probst (1997) mengemukakan bahwa, Organizational learning offers an alternative paradigm by which systems can change, thus permitting us to redefine the economy and society. Badan pendidikan dan latihan daerah (Bandiklatda) Provinsi Lampung yang dibentuk sejak tahun 1986, belum dapat menjadi organisasi yang selalu dapat mengantisipasi tuntutan pelanggan (stakeholders) dan perubahan-perubahan sesuai dengan tuntutan zaman. Visi Bandiklatda meningkatkan profesionalisme dan moral aparatur, bukanlah pekerjaan yang sederhana. Organisasi pemerintah daerah provinsi ini belum memiliki ciri-ciri organisasi belajar, seperti dikemukaan dalam teori global learning organization yang lebih menekankan kegiatan learning pada aktivitas diklat yang dilakukan daripada kegiatan

training. Hal ini secara nornatif telah diatur dalam PP 101/2000 tentang diklat jabatan bagi PNS, Bab 8, pasal 21, ayat 3 berbunyi penyelenggaraan diklat secara non klasikal dapat dilakukan dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja, dan pelatihan dengan sistem jarak jauh. Peraturan ini sebenarnya memberi peluang luas pada pengelolaan diklat pada implementasi belajarnya organisasi. Penyelenggaraan diklat (menurut Lembaga Administrasi Negara/LAN; dikjartih/mendidik, mengajar, dan melatih) merupakan fokus utama kegiatan Bandiklatda. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, tentunya ada kegiatan pengembangan instructional yang kemudian dilakhiri dengan evaluasi program diklat. Pada kegiatan pengembangan instructional inilah lembaga ini harus belajar untuk dapat menyesuaikan dengan tuntutan pelangganya. Sehingga pelanggan/peserta diklat menemukan makna penting dalam profesinya. Makna penting ini terutama berbentuk kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas rutin di tempat kerjanya. Di samping tacit knowledge yang berupa sikap dan prilaku seorang PNS ideal. Jadi mereka mengikuti diklat bukan karena mengikuti ketentuan normatif semata, atau sebagai prasyarat untuk menduduki jabatan tertentu saja. Pola penyelenggaraan diklat yang dilakukan selama ini memfokuskan training/pelatihan secara klasikal dengan perhitungan target penyelenggaraan sejumlah jam pelatihan. Pola penyelenggaraan diklat ini berpedoman pada peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai pembina diklat kepemimpinan (diklatpim) pegawai negeri sipil (PNS). Sabagai contoh, peraturan kepala LAN nomor 5 tahun 2005 tentang pedoman penyelenggaraan diklat kewidyaiswaraan substansi diklatpim tingkat IV, pada mata diklat dasar-dasar kepemerintahan yang baik, diberikan dalam alokasi waktu 8 jam pelatihan (JP)

@ 45 menit, dengan pengalaman belajar terstruktur di kelas dan tak terstruktur di komplek diklat. Sehingga indikator keberhasilan diklat adalah diutamakan pada terselesaikanya sejumlah jam pelatihan (JP) diklat. Dengan pola ini kompetensi peserta diklat tidak menjadi penentu (decisive factor) dalam evaluasi program diklat. Diklat yang dilakukan secara klasikal cendrung memisahkan peserta dari organisasinya, mereka mendapatkan data/informasi yang terpisah dari konteksnya. Sebagai akibatnya data/informasi tersebut tidak menjadi ilmu pengetahuan (knowledge) bagi penerimanya, sehingga organisasi belajar tidak tercipta di tempat kerjanya. Pada zaman sekarang bila organisasi-organisasi tidak melakukan organizational learningn, selain menghadapi permasalahan kinerja, juga akan menghadapi permasalahan eksistensi. Penulis dalam penelitian ini akan mendekati masalah yang dihadapi Bandiklatda provinsi Lampung ini dengan melakukan penelitian tentang karakteristik organisasi tersebut dalam melakukan belajar organisasi. Peneli memfokuskan pada ciri-ciri belajar organisasi badan pendidikan dan latihan daerah (Bandiklatda) provinsi Lampung. 1.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah; Fokus penelitian dibatasi pada metode belajar organisasi yang diterapkan oleh Bandiklatda provinsi Lampung (organizational learning ). 1.3 Identifikasi Permasalahan Bandiklatda provinsi Lampung sebagai satu satunya lembaga diklat PNS yang trakreditasi di provinsi Lampung seharusnya melakukan pengembangan lembaga secara terus menerus secara mandiri. Pengembangan ini mengarah pada pemenuhan kebutuhan peserta diklat akan

kompetensi ideal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Diklat yang diselenggarakan selama ini lebih merupakan tuntutan normatif akan jabatan atau tugas tertentu. Motif peserta diklat dalam mengikuti diklat untuk memenuhi syarat menduduki jabatan atau melaksanakan tugas tertentu/ tambahan. Dari fakta permasalahan di atas, maka dapat dilakukan identifikasi permasalahan sebagai berikut; 1. Belum diketahuinya metode belajar organisasi yang diterapkan oleh Bandiklatda provinsi Lampung dalam rangka mencapai visi-misinya. 2. Belum optimalnya peran input diklat pada Bandiklatda provinsi Lampung dalam pencapaian visi-misinya. 3. Belum efektifnya manajemen Bandiklatda provinsi Lampung. 4. Belum sesuainya gaya manajemen di lingkungan Bandiklatda dengan gaya manajemen pemerintahan Pemda Provinsi Lampung. 5. Belum optimalnya daya dukung lingkungan strategis dan masyarakat dalam pencapaian visi-misi Bandiklatda. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan beberapa identifikasi permsalahan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah: Belum optimalnya penerapan belajar organisasi pada lembaga Bandiklatda provinsi Lampung, dengan demikian rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah; bagaimana metode belajar organisasi Bandiklatda Provinsi Lampung dalam rangka mencapai visi-misinya?.

1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan metode belajar organisasi yang diterapkan oleh Badan pendidikan dan Latihan Daerah Provinsi Lampung. (2) Mendiskripsikan alasan pokok pemilihan metode belajar organisasi Bandiklatda provinsi Lampung. (3) Mendiskripsikan landasan pelaksanaan belajar organisasi Bandiklatda provinsi Lampung. 1.6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Secara Teoritis Kegunaan penelitian ini adalah untuk pengembangan teknologi pendidikan kawasan pembelajaran organisasi. Pengembangan metoda belajar organisasi dengan mengaplikasikan teknologi pendidikan dapat menjadikan sebuah organisasi efektif dan efisien. 1.6.2 Secara Praktis Penelitian ini berguna untuk memberi saran pada lembaga Bandiklatda provinsi Lampung untuk meningkatkan kualitas belajar anggota baik secara individu maupun secara team. Penelitian juga ini berguna untuk pengembangan kawasan teknologi pendidikan yaitu pada pengembangan belajar organisasi khususnya dalam organisasi pemerintahan. Hal ini memungkinkan karena informasi yang dihasilkan akan dapat dipakai sebagai dasar untuk pengembangan organisasi pemerintahan yang menjadi tanggungjawab badan pendidikan dan latihan daerah (Bandiklatda). Secara operasional diharapkan akan berguna untuk;

(1) memberi masukan bagi bandiklatda provinsi Lampung dalam melaksanakan kegiatan kegiatanya. (2) Memberi informasi kelebihan dan kendala penyelenggaraan diklat dengan menelaah outcome diklat. (3) Memberikan gambaran diklat yang sesuai kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) Bandiklatda provinsi Lampung