UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah) PermenLHK No. 74/2016 (Nomenklatur Perangkat Daerah) Perdirjen No P.8/KSDAE/BPE2/KSA.4/9/2016 (Pedoman Penentuan Koridor Hidupan Liar 1 sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) 1
Amanah Pelestarian Keanekaragaman Hayati Penetapan Daerah Penyangga KK Areal Nilai Konservasi Tinggi (karst dll) Kawasan Ekosistem Esensial Areal Konservasi Kelola Masyarakat Penetapan Status Perlindungan Taman Kehati Kawasan Ekosistem Lainnya KSA/KPA TN, CA dll URGENSI PERLINDUNGAN KEE Pengelolaan kawasan hutan konservasi (556 KK seluas 27,293 juta ha) perlu didukung dengan upaya konservpada kawasan-kawasan di sekitarnya (kawasan penyangga). Di dalam kawasan penyangga terdapat 6.195 desa penyangga, yang perlu dibina guna mendukung upaya perlindungan KEE dan KK. Hasil Analisa Kesenjangan Kawasan Konservasi (Kemenhut, 2010) menunjukkan adanya kawasan-kawasan bernilai konservasi tinggi seluas 104,9 juta ha di luar kawasan hutan konservasi (merupakan ekosistem penting dan ekosistem penghubung) yang perlu dikelola dengan prinsipprinsip konservasi. Perlunya dukungan para pihak dalam upaya konservasi sumber daya alam dan ekosistem, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. 60% populasi satwa dilindungi di Kalimantan berada di luar kawasan konservasi seperti di hutan produksi dan perkebunan kelapa sawit. 75% dari orangutan liar dijumpai di luar kawasan konservasi, kebanyakan di kawasan hutan produksi yang dikelola oleh HPH/HTI dan atau hutan lindung Kawasan konservasi yang ada belum mampu melindungi seluruh spesies di dalamnya meskipun cukup efektif dalam penurunan laju kerusakan 3 habitat jika dibandingkan pada kawasan yang tidak dilindungi Habitat satwa liar yang terancam punah, diperkirakan sekitar 80% masih 2
KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL Kawasan Ekosistem esensial adalah kawasan atau hamparan eksosistem penting yang memilki nilai kehati tinggi diluar kawasan konservasi yang secara ekologis dan sosial ekonomi budaya penting bagi tujuan konservasi kehati. POTENSI EKOSISTEM ESENSIAL Dit BPEE, 2015 6 No Pulau Luas (ribu ha) % 1 Sumatera 24,272 23 2 Kalimantan 34,491 33 3 Jawa Bali 1,480 1 4 Nusa Tenggra 3,079 3 5 Sulawesi 8,890 8 6 Maluku 3,156 3 7 Papua 29,572 28 Jumlah 104,942 100 3
Indikasi Kawasan Ekosistem Esensial Koridor Satwa Liar 4
Sumatera Kalimantan 5
TIPE KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL mangrove Ekologis penting/ Nilai Konservasi Tinggi Landscape Pencadangan SDA karst gambut Perairan darat Lintasan satwa Habitat endemik Taman Kehati Fungsi lindung tata air dan atau kehati Nilai kehati Kawasan Ekosistem Esensial SKEMA PENUNJUKAN EKOSISTEM ESENSIAL ABKT/Korid or/bentang Alam Stakeholde r Forum/ Kesepakatan Kepala Daerah Lahan Basah (Karst Mangrove Gambut Perairan darat Rawa) Pengumpulan data - Identifikasi - Inventarisasi - Deleniasi Rencana Aksi SK - Penunjukan - Pengelola Taman Kehati Peta Data Rencana Pengelolaan(oleh Koordinator) Pemantauan Implementasi 6
Pulau Pejantan (profil) Luas 926 hektar (berdasarkan analisis spasial) Pulau kecil secara geografis terletak pada 107⁰ 11 52,454-107⁰ 15 25,456 BT, dan 0⁰ 05 50,295 0⁰ 08 53,294 LU, secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Mentebung, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Merupakan pulau yang terisolasi oleh lautan sejak jutaan tahun silam dan terpisah jauh dari pulau-pulau besar yang diduga dapat menjadi induk dispersal flora fauna Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Hasil eksplorasi awal menemukan adanya indikasi spesies-spesies baru, baik satwa maupun tumbuhan ditunjukkan oleh tampilan morfologi beberapa jenis tumbuhan dan satwa yang ditemukan. Keberadaan jumlahnya belum dapat dipastikan perlu kajian taksonomi dengan dukungan analisis DNA klasifikasi dan publikasi jurnal internasional terakreditasi. 13 ANALISIS EKOSISTEM KEPULAUAN RIAU BERDASARKAN GAP ANALISIS Ekosistem Penting Ekosistem Penghubung /Penyangga Pulau Pejantan 14 7
B. LOKASI Hendra Gunawan 2017 Penutupan Lahan dan Fungsi Kawasan Pulau Pejantan penyu pemukiman penyu Penutupan Lahan / Luas APL HP Fungsi Kawasan (ha) Hutan Lahan Kering Sekunder - 329 329 Hutan Mangrove Sekunder - 10 10 Pertanian Lahan 587-587 Kering 16 Total Luas (ha) 587 339 926 8
Tindak Lanjut Pengelolaan Koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait usulan untuk alternative penetapan : a. Suaka Marga Satwa (SM) untuk Hutan Produksi atau b. Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Langkah yang harus ditempuh : a. Usulan SM oleh Gubernur/Bupati ke MenLHK/Ditjen KSDAE terutama yang berkaitan dengan Hutan Produksi melalui Tim Terpadu b. Usulan penetapan KEE oleh Gubernur/Bupati (sesuai kriteria dan tahapan pengusulan calon KEE) Bahan seluruh data dan informasi terkait potensi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem dapat diverifikasi 17 berdasarkan time series data yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. TERIMA KASIH 18 9