BAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menunjukkan sekuen yang dominan mendeskripsikan nilai feminisme. misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. A. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif

BAB IV PENUTUP. diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk. bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil konstruksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

Basuki Priatno, 2013

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN. dalam menentukan dan membentuk konstruksi sosial, yaitu aturan-aturan dan batasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Imaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Sukmadinata (2009:60) mengatakan bahwa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. perlindungan dan tuntunan dari pihak laki-laki, bahkan dalam lirik lagu tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian sastra sampai saat ini dipandang masih terbatas pada teks sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, berbagai gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Feminisme merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Menurut The Oxford Companion to the English Language dalam Kurniawan (2005: 150), feminisme berasal dari kata femina dalam bahasa Latin yang berarti seorang perempuan. Dengan demikian feminisme berkenaan dengan hak-hak perempuan dalam lingkungan sosial. Kaum feminisme menganggap bahwa selama ini perempuan selalu diasingkan oleh masyarakat penganut patriarki. Menurut Robbin (Musthafa, 2008: 86) ada beberapa pertanyaan yang mewakili arah perhatian tersebut di antaranya adalah bagaimana teks sastra memperlakukan wanita? Penulis memilih novel berjudul Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy sebagai bahan pengkajian feminisme. Penulis ingin melihat pandangan pengarang pria terhadap nilai-nilai feminisme. Walaupun secara narasi besar novel tersebut dominan membahas nilai religius, secara narasi kecil novel tersebut diprediksi mengandung nilai-nilai feminisme. Kajian feminisme dalam novel masa mutakhir yang mempunyai kedalaman ide, harus dilakukan sehingga akan menghasilkan berbagai temuan dalam novel tersebut. Ahmad Tohari pada pengantar novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy mengatakan sebagai novel pembangun jiwa (Shirazy, 2006). Sedangkan pada pengantar novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El 1

2 Shirazy menyebutnya Hamka kecil telah lahir, Ayat-ayat Cinta buktinya (Shirazy, 2006). Masalah sosial dan kemanusiaan yang abadi bisa direkam dalam cerita, misalnya: kemiskinan, hubungan manusia dengan Tuhan, cinta serta kearifan merupakan tema abadi dalam karya sastra mana pun. Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy secara umum bernuansakan tema tersebut. Maka secara khusus pada penelitian ini mencoba membuka tabir nilainilai feminisme dari hal-hal yang umum tersebut. Novel Ketika Cinta Bertasbih sedang hangat dibicarakan dan sangat dikenal masyarakat dari berbagai lapisan. Satu hal yang unik, bahwa novel ini mempunyai daya tarik dari alur cerita sehingga telah diangkat ke layar lebar, dan bisa menembus masyarakat awam selain bagi pencinta sastra intelektual. Oleh karena itu peneliti tergerak hati mencoba membuka makna yang lebih luas dari permukaan cerita. Jika meminjam istilah dari Chomsky adalah menggali struktur dalam (deep structure) dari struktur luar (surface structure). Masyarakat sangat sia-sia jika hanya mengenal isi novel secara sepintas tanpa memahami kedalaman makna. Uji kelayakan terhadap karya sastra perlu dilakukan oleh masyarakat dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Uji kelayakan karya sastra (Ratna, 2007: 239) dengan menggunakan Model Analisis Dekonstruksi selanjutnya disebut MAD merupakan sebuah perspektif baru dalam penelitian sastra. Penelitian karya sastra MAD pernah dilakukan oleh Sumarwan 2

3 (2009) dengan judul Larung dan Dekonstruksi Wacana Patriarkal. Penelitian tersebut, menghasilkan simpulan bahwa pengarang novel berupaya mendekonstruksikan wacana patriarki. Tetapi penelitian tersebut baru mengkaji pembalikan oposisi biner saja secara sederhana. Penulis mencoba menerapkan MAD dalam karya sastra novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, yaitu sebuah novel religius dengan meninjau nilai-nilai feminisme serta mengembangkan model tersebut menjadi model pembelajaran di kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. Pengkajian MAD diupayakan lebih mendalam dan lengkap dari penelitian terdahulu. Penelitian dari sudut nilai-nilai feminisme sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya Darma (2006) membahas model Analisis Wacana Kritis Berideologi Gender dari kumpulan cerpen karangan wanita yang dimuat pada Kompas. Penelitian tersebut pernah dilakukan oleh Aisyah (2004), hanya Aisyah meninjau kesadaran feminisme pada ibu dharma wanita, mungkin karena dilandasi persepsi bahwa feminisme identik dengan ibu-ibu. Adapun Nasihin (2008) seorang peneliti laki-laki tertarik mencari nilai-nilai feminisme yang dihubungkan dengan seksualitas. Penulis mencoba mencari nilai feminisme pada karya novel yang ditulis pengarang laki-laki (androtext). Penelitian tersebut merupakan kebalikan dari penelitian Darma (2006), Aisyah (2004) dan Nasihin (2008) meneliti nilai-nilai feminisme pada karya sastra yang ditulis pengarang wanita. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana sikap pengarang laki-laki terhadap nilai-nilai feminisme. Bukankah laki-laki adalah oposisi biner secara langsung dengan wanita yang dikatakan mempunyai nilai-nilai feminisme? 3

4 Pemilihan novel ini sejalan dengan MAD pada posmodernisme, dengan alasan memutarbalikkan konstruksi yang telah ada, termasuk asumsi bahwa feminisme adalah milik wanita dan hanya dipikirkan oleh wanita. Penulis ingin mencari sisi lain pengakuan pengarang laki-laki terhadap kesadaran kesetaraan gender. Penelitian ini merupakan penelitian lebih lanjut dari penelitian oposisi biner yang dilakukan oleh Nasihin (2008). Analisis pembalikan oposisi biner dilakukan penulis di antara analisis yang lain, bertujuan menunjukkan keberpihakan pada feminisme. Selanjutnya penulis menghubungkan secara intertekstualitas dengan nilai religius yang turut pula mempengaruhi nilai-nilai feminisme dalam novel tersebut. Penelitian ini tidak terlalu menonjolkan oposisi antara wacana patriarki dengan wacana feminisme, tetapi lebih meninjau akulturasi dari kedua wacana tersebut, serta menambahkan akulturasi dengan wacana religius. Inilah ciri khas penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian feminisme pada dasarnya melihat ketimpangan yang dialami kaum perempuan dalam kehidupan. Berbagai bentuk ketidakadilan gender digambarkan, antara lain oleh Fakih (Darma, 2006) 1. marginalisasi atau pemiskinan ekonomi ; 2. subordinasi atau anggapan tidak penting (pengesampingan perempuan dalam rumah tangga atau politik); 3. pembentukan stereotip atau pelabelan negatif terhadap perempuan; 4. kekerasan (violence) baik dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga; 5. beban kerja yang lebih banyak dan lebih lebih panjang (burden); 6. diskriminasi (pembedaan peran dan kedudukan); 4

5 7. represi (pengucilan). Demikian pula pada teori nature atau kodrat memandang perbedaan fisiologis dan biologis antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan teori ini timbullah ideologi yang bersifat biner (Darma, 2006: 38). Laki-laki digambarkan sebagai manusia yang kuat, rasional, aktif, eksploratif, dan agresif. Sedangkan perempuan digambarkan sebagai manusia yang lemah, pasif, submisif, dan ketergantungan. Penemuan oposisi biner merupakan penemuan kaum strukturalisme diwarnai dengan penemuan Derrida tentang hierarki. Derrida menyatakan bahwa hubungan dalam oposisi biner bukanlah hubungan damai antara dua hal yang saling berhadapan, tetapi sebuah hierarki yang kejam. Term yang satu menguasai, mendominasi dan membawahi term yang lain (Sumarwan, 2009). Bagaimanakah gambaran nilai-nilai feminisme pada novel Ketika Cinta Bertasbih yang ditulis Habiburrahman seorang pengarang laki-laki? Masihkah perempuan digambarkan dengan penuh ketimpangan dan kelemahan? Hal inilah yang dijadikan titik tolak penelitian sekaligus menjadi kegelisahan penulis untuk pengkajian lebih mendalam dari novel tersebut. Pengembangan MAD digunakan untuk menganalisis nilai feminisme dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman dan model pembelajaran di kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. Hal itu dilakukan sebagai alternatif pemilihan model baru sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa agar mempunyai daya apresiasi yang lebih tinggi. Model tersebut relevan digunakan pada zaman sekarang sebagai era posmodernisme, karena lahir pada masa 5

6 posmodernisme. Model itu pun sangat relevan untuk mengkaji nilai feminisme karena mengakui penokohan marginal yaitu perempuan dengan pembalikan oposisi biner. Oposisi biner mengakui di antaranya aktif >< pasif (sifat aktif berlaku untuk laki-laki sedangkan sifat pasif berlaku untuk perempuan). Pada MAD terjadi pembalikan yaitu tidak menutup kemungkinan perempuan mempunyai sifat aktif sedangkan laki-laki tidak menutup kemungkinan pula bersifat pasif. Jadi dapat digambarkan pembalikan pasif >< aktif. Jika pengembangan MAD tidak digunakan untuk mengkaji nilai feminisme maka pemahaman nilai feminisme masih dangkal dan membosankan. Dengan demikian penelitian menggunakan MAD diharapkan memperkaya khazanah analisis sastra sehingga lebih menarik. B. Fokus Penelitian Sesuai dengan pernyataan Spradley (Sugiyono, 2007: 34) bahwa A focused refer to a single cultural domain or a few related domains maksudnya bahwa fokus merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial (lapangan). Cara menentukan fokus di antaranya adalah menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan IPTEK (Spradley dalam Sugiyono, 2007: 34). Setelah membaca serta menganalisis novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy secara umum (menurut narasi besar) selama satu bulan, maka fokus penelitian ini diarahkan pada: 6

7 1. karakteristik nilai-nilai feminisme pada tokoh perempuan (menurut narasi kecil) dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy dengan MAD. 2. aplikasi model MAD dalam mengkaji nilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy pada proses pembelajaran di kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. C. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan pemahaman analisis sastra dalam pengajaran sastra, pada dasarnya adalah suatu proses untuk membawa peserta didik memahami karya sastra secara lebih baik. Selama ini jenis analisis yang dipahami siswa berdasarkan pengamatan sementara, masih sebatas pengenalan teori dan kurang memahami esensi dari pencarian suatu makna karya. Selain itu terdapat hasil analisis karya pengarang terkenal di Indonesia yang menyebabkan baik pengajar maupun siswa merasa cukup memahami karya tersebut. Berdasarkan uraian di atas, fokus penelitian ini adalah pengajaran sastra berupa kegiatan menganalisis karya sastra dan mencari faktor yang menyebabkan kegiatan analisis karya sastra kurang diminati siswa. Hal itu di antaranya disebabkan siswa kurang memahami teori analisis sastra. Permasalahan tersebut disebabkan pula karena tidak ada teori analisis karya sastra yang menarik bagi siswa. Latar belakang masalah dikemukakan pada bagian depan masih tergolong luas dalam jangkauan dan kedalaman penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan penelitian akan lebih operasional jika disusun identifikasi masalah penelitian. 7

8 Pertama, novel yang akan dikaji terbatas pada Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Analisis dilakukan untuk mencari nilai feminisme, terutama pada penokohan wanita yang dianggap mewakili nilai feminisme. Kedua, teori yang digunakan untuk mengkaji novel adalah MAD. Ketiga, kajian novel digunakan untuk menunjang pengembangan MAD di SMPN 2 Cihaurbeuti. D. Pembatasan Masalah Dari penjelasan di atas penulis membatasi pada permasalahan sebagai berikut. 1. Pembatasan Masalah yang Berkaitan dengan Responden Responden adalah siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti kabupaten Ciamis. Pemilihan responden siswa tersebut karena peneliti adalah praktisi pendidikan di sekolah tersebut sehingga mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terhadap siswa sebagai subjek pendidikan. 2. Pembatasan Masalah yang Berkaitan dengan Materi Sastra Karya sastra sangat beragam maka dalam penelitian ini diwakili oleh karya sastra jenis prosa. Jenis prosa yang dipilih adalah novel dengan pertimbangan sangat kurang minat siswa untuk membaca novel. Pada umumnya siswa lebih senang membaca cerpen karena tidak memerlukan waktu yang lama untuk membaca. Padahal menurut KTSP, siswa SMP dituntut membaca buku baik sastra maupun nonsastra sekurang-kurangnya 15 buah. Pada penelitian ini Penulis 8

9 berusaha memotivasi siswa membaca dan menganalisis novel dengan model analisis yang baru dan menarik. 3. Pembatasan Masalah yang Berkaitan dengan Analisis Sastra Pengukuran tingkat kemampuan siswa dalam penelitian ini hanya dinilai dalam bentuk analisis ragam tulisan. Dengan pertimbangan analisis karya sastra novel lebih tepat dilakukan secara tertulis. Pembatasan dilakukan karena cukup banyak kegiatan yang diminta kepada responden dalam penelitian ini. Selain itu sesuai dengan MAD yang diungkapkan oleh Derrida (Hoed, 2009), penulis membatasi pada Tulisan (Ecriture/Writing). Tulisan adalah bahasa yang secara maksimal memenuhi dirinya sendiri karena tulisan menguasai ruang secara maksimal pula, sehingga analisis sastra difokuskan pada tulisan. E. Rumusan Masalah Penelitian Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka pada penelitian ini secara garis besar dapat dirumuskan dua permasalahan sebagai berikut. Pertama, Bagaimanakah deskripsi hasil MAD terhadap nilai-nilai feminisme dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy? Kedua, Bagaimanakah MAD dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti dalam menganalisis nilai-nilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy? 9

10 Dari rumusan di atas bisa dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Pada penelitian kualitatif terhadap nilai-nilai feminisme dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy menurut MAD, terdapat rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. bagaimanakah deskripsi struktur alur tokoh perempuan dalam struktur novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy berdasarkan MAD? b. bagaimanakah deskripsi nilai feminisme yang diaplikasikan berdasarkan karakteristik tokoh wanita dan pembalikan oposisi biner dengan MAD dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy? c. bagaimanakah deskripsi latar tempat dan waktu pada tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy menggunakan MAD? d. bagaimanakah deskripsi mitos tentang perempuan terhadap tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy berdasarkan MAD? e. bagaimanakah gambaran akulturasi antara wacana feminisme dengan wacana patriarki serta wacana religius pada penokohan wanita yang terkandung dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Pada penelitian kuantitatif terhadap penerapan MAD siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti secara eksperimen, terdapat rumusan penelitian sebagai berikut: 10

11 a. Sejauhmanakah efektifitas penerapan MAD bisa mengembangkan kemampuan daya apresiatif siswa dalam mengkaji nilai-nilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy? b. Apakah hasil pembelajaran analisis novel dengan MAD untuk kajian nilainilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy lebih tinggi dibanding dengan MASS? F. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Tujuan penelitian kualitatif terhadap analisis nilai-nilai feminisme dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy dengan MAD, adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan struktur alur tokoh perempuan dalam struktur novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy berdasarkan MAD. b. Mendeskripsikan nilai feminisme yang diaplikasikan berdasarkan karakteristik tokoh wanita dan pembalikan oposisi biner dengan MAD dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. c. Mendeskripsikan latar tempat dan waktu pada tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. e. Mendeskripsikan gambaran akulturasi antara wacana feminisme dengan wacana patriarki serta wacana religius pada penokohan wanita dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. 11

12 2. Tujuan penelitian kuantitatif terhadap kajian nilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy dengan MAD adalah sebagai berikut: a. Mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran dengan MAD dalam mengembangkan kemampuan daya apresiatif siswa mengkaji nilai-nilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. b. Mengetahui perbedaan keefektifan antara kedua model pembelajaran novel menggunakan MAD dan MASS dalam mengakaji nilai-nilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. G. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Penelitian ini dilakukan berdasarkan anggapan dasar berikut ini: a. Penguasaan model analisis karya sastra tertentu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menganalisis karya sastra. b. Analisis model Dekonstruksi karya sastra diperlukan untuk memahami sebuah karya sastra. c. Kemampuan menganalisis karya sastra siswa dapat ditingkatkan. d. Prosa fiksi merupakan jenis karya sastra yang penting. e. Novel merupakan salah satu genre sastra yang harus diajarkan kepada siswa SMP kelas 8 (KTSP Bahasa Indonesia SMP). 2. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: 12

13 a. Terdapat perbedaan tingkat kemampuan menganalisis karya sastra novel sebelum dan sesudah MAD diberikan kepada siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. b. MAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis karya sastra novel. H. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih yang bersifat ilmiah bagi: 1. pecinta sastra, MAD pada pendekatan posmodernisme dapat digunakan untuk menganalisis karya sastra novel; 2. teoritis dan praktisi bahasa dan sastra Indonesia, efektivitas MAD dapat digunakan sebagai landasan mengembangkan mata pelajaran bahasa Indonesia di antaranya pada tingkat SMP khususnya kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. Model penelitian yang dirancang ini mudah-mudahan dapat pula digunakan pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi dengan perancangan disesuaikan situasi dan kondisi lembaga tersebut. I. Definisi Operasional Agar menghindari adanya salah pengertian tentang konsep-konsep yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah di bawah ini. 1. Pengkajian yang dimaksud pada penelitian ini adalah perihal menelaah nilai-nilai feminisme dengan pisau analisis MAD dalam novel Ketika Cinta 13

14 Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy, di kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. 2. Nilai Feminisme adalah nilai-nilai yang sesuai dengan tuntutan perempuan atau nilai-nilai perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy. Nilai-nilai feminisme adalah pengetahuan dan pengalaman personal, rumusan tentang dirinya sendiri, kekuasaan personal, otentitas, kreativitas, sintesis, the personal is political, kesetaraan, hubungan sosial timbal balik, kemandirian ekonomi, kebebasan reproduksi pada perempuan, identifikasi diri pada perempuan, perubahan sosial, dan berkekuatan politik dalam masyarakat. 3. MAD (Model Analisis Dekonstruksi) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pola atau cara untuk mempraktikkan belajar Dekonstruksi dalam mengkaji novel. Pada intinya merupakan model analisis pembelajaran yang sangat relevan untuk mengkaji nilai feminisme karena mengakui penokohan marginal yaitu penokohan perempuan dengan pembalikan oposisi biner. Oposisi biner mengakui di antaranya aktif >< pasif (sifat aktif berlaku untuk laki-laki sedangkan sifat pasif berlaku untuk perempuan). Pada MAD terjadi pembalikan yaitu tidak menutup kemungkinan perempuan mempunyai sifat aktif sedangkan laki-laki pasif. Jadi dapat digambarkan pembalikan pasif >< aktif. MAD digunakan untuk mengkaji nilai feminisme dalam penelitian agar dapat memperkaya khazanah analisis karya sastra lebih menarik. Hal ini merupakan perspektif baru pada penelitian sastra yaitu penjelajahan intelektual tanpa terpaku kepada hal-hal yang berlaku universal. 14

15 4. Analisis Novel adalah telaah novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy dilihat dari unsur intrinsik dan intertekstual yang ditekankan pada nilai-nilai feminisme. 5. Aplikasi Pembelajaran adalah penerapan teori yang telah dihasilkan pada penelitian kualitatif tentang nilai feminisme dari novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy dengan pisau analisis MAD terhadap kegiatan pembelajaran siswa. Dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. J. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian dapat digambarkan seperti pada bagan di bawah ini: Bagan 1.1 Paradigma Penelitian MAD 15

16 Bagan 1.1 Paradigma Penelitian MAD -MAD (Model Analisis Dekonstruksi) -NILAI-NILAI FEMINISME -NOVEL BERNILAI FEMINISME MAD NOVEL Kajian Novel Proses Pembelajaran MAD Proses Perencanaan Proses Pelaksanaan Prates Perlakuan Hasil Penerapan MAD untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa Mengkaji Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy Pascates (Amalia, 2009) 16