BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemilihan Kantor Pemerintahan Desa Merdikorejo Pengguna Bangunan Beserta Aktivitasnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Realita Kehidupan Difabel dalam Masyarakat

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

Konsep perencanaan dan perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 43 sumber : Badan

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1, Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah) People Encyclopedia, Vol 10 New York, Grolier Encorporated, 1962, Hal 662)

BAB III METODE PERANCANGAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

1. BAB I PENDAHULUAN

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

BAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. (sumber:kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) 2. Menurut pakar John C. Maxwell, difabel adalah

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

REDESAIN KAWASAN AGRO TARUBUDAYA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

KANTOR SINODE GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) DI SALATIGA BABI PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ARSITEKTUR ARC 205

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Pemilihan Kantor Pemerintahan Desa Merdikorejo Sebuah sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara atau daerah dalam mengatur pemerintahannya. Sistem pemerintahan menjaga kestabilan dan tingkah laku masyarakat, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan ekonomi dan keamanan. Dalam sistem demokrasi yang dianut Indonesia, kegiatan memerintah berubah menjadi sebuah sistem memimpin yang merupakan pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat; sehingga makna memerintah telah berubah makna menjadi mengabdi di mana segala urusan yang dilakukan oleh negara adalah untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara. Keduanya baik pemerintah dan masyarakat merupakan sebuah kesatuan yang utuh di dalam sistem pemerintahan dan berkehidupan. (Indrani, 2011). Dalam penyelenggaraan demokrasi di Indonesia, keragaman wilayah dan kebhinekaan memberikan hak otonomi sebuah daerah untuk menentukan dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri. Desa Merdikorejo merupakan sebuah pemerintah desa yang membutuhkan sebuah sarana untuk terlaksananya kegiatan pemerintahan. Pada saat ini, desa Merdikorejo telah memiliki kompleks kantor yang selain berfungsi untuk pusat pemerintahan juga sebagai fasilitas publik. Rencananya, dalam waktu dekat akan diselenggarakan pengembangan kompleks kantor pemerintahan desa Merdikorejo, untuk mewadahi berbagai keperluan dan departemen yang sampai sekarang belum dapat terfasilitasi. 1.1.2. Pengguna Bangunan Beserta Aktivitasnya Pengguna fasilitas publik sendiri umumnya masyarakat sekitar, baik pria dan wanita; tua ataupun muda; bahkan dari anak-anak kecil sampai para lansia, serta kaum difabel. Umumnya, tempat ini digunakan sebagai tempat 1

perkumpulan seperti senam atau pengajian, bahkan barak pengungsian. Oleh karena itulah, desain diharapkan memiliki elemen-elemen yang mempermudah penggunaan oleh publik dari semua kalangan. Bahkan hal ini sudah dinyatakan dalam Permen PU No.30/PRT/M/2006, yaitu penyediaan aksesibilitas berbentuk fisik wajib dilaksanakan pada bangunan yang mempunyai fungsi meliputi: bangunan gedung fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya, fungsi khusus, serta fasilitas umum dan ruang publik lainnya. Hal-hal tersebut menyebabkan semua golongan masyarakat harus dapat menggunakan fasilitas dengan nyaman dan aman. Desain Universal atau Desain Inklusif adalah pendekatan desain suatu fasilitas bagi semua pengguna tanpa batasan fisik, umur dan kelamin. Selain itu perlu diperjelas bahwa paradigma universal design bukan semata tentang para penyandang cacat, tetapi juga mencakup kaum lansia, anak-anak, orang tua dengan anaknya/kereta bayi, dan lain-lain. Selanjutnya, dalam tulisan ini sebutan penyandang cacat/orang cacat akan disebut sebagai difabel (people with different ability) yang merujuk pada individu yang mempunyai kemampuan yang berbeda, sebagai pengganti istilah penyandang cacat yang mempunyai pengertian diskriminatif. Gambar 1. 1 Bermacam-macam pengguna dalam konteks disabilitas Sumber: Lund, 2010 1.2. DASAR PERTIMBANGAN 1.2.1. Umum Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, persepsi difabel bukan hanya untuk penyandang cacat atau penyakit. Orang kidal, orang tua, orang dengan troli yang besar, wanita hamil, dan sebagainya juga termasuk kaum difabel. 2

Bangunan publik, apalagi untuk pelayanan masyarakat harus mampu mewadahi masyarakat dari semua kalangan. Karena hal inilah aktivitas dan perilaku serta kebutuhan mereka menjadi penting dalam segala pertimbangan desain. 1.2.2. Khusus Kegiatan yang berlangsung di kantor pemerintahan Desa Merdikorejo sudah cukup terjadwal dan terlaksana dengan baik. Namun berbagai pengembangan ruang diperlukan untuk kebutuhan aktivitas yang semakin meningkat. Berbagai kegiatan yang sudah berjalan berupa kegiatan pemerintahan, perkantoran, pelayanan masyarakat, dan ruang aktif untuk publik yang bersifat sosial. Setiap desain ruang memiliki pertimbangan universal design sesuai dengan pengguna dan aktivitasnya. 1.3. PERMASALAHAN 1.3.1. Permasalahan Umum - Bagaimana kompleks bangunan pemerintahan tersebut dapat menanggapi konteks lokasinya dengan baik. - Bagaimana kompleks bangunan pemerintahan tersebut dapat memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan dan perilaku-perilaku penggunanya, baik staf pemerintahan maupun masyarakat. - Bagaimana kompleks bangunan pemerintahan tersebut dapat merepresentasikan identitas daerahnya dengan baik. - Bagaimana rancangan komplek kantor pemerintahan dapat secara khusus menanggapi kondisi sosial masyarakat di sekitarnya, serta secara umum menanggapi isu universal design. 1.3.2. Permasalahan Khusus - Bagaimana menciptakan pola ruangan, struktur, dan utilitas yang sesuai dengan struktur sistem layanan kantor pemerintahan - Bagaimana rancangan kompleks kantor pemerintahan tersebut dapat mewadahi kebutuhan akan sirkulasi dan hubungan antar ruang yang sesuai. 3

- Eksplorasi desain terkait dengan pemenuhan standar kebutuhan bangunan pemerintah dan universal design Gambar 1. 2 Skema Permasalahan Sumber: Analisis Penulis 1.4. TUJUAN DAN SASARAN PENULISAN Adapun tujuan dari Kompleks Kantor Pemerintahan Desa Merdikorejo adalah untuk merumuskan sebuah konsep perencanaan dan perancangan sebuah kantor pemerintahan dengan memperhatikan segala aspek yang menerapkan prinsip-prinsip universal design yang dapat digunakan oleh semua masyarakat tanpa kecuali. Sasaran: Menciptakan desain bangunan pemerintahan desa dengan mengaplikasikan konsepkonsep yang berkaitan dengan universal design yang meliputi: a. Menentukan konsep pengolahan tapak, meliputi sirkulasi baik dalam maupun luar, beserta kelengkapan fasilitasnya. b. Konsep perancangan kebutuhan ruang yang mewadahi aktivitas dalam ruang yang nyaman dan layak. c. Menentukan konsep perancangan tata ruang dan tampilan fisik bangunan yang tentunya mudah diidentifikasi masyarakat. 4

d. Konsep sistem utilitas dan kelengkapan yang digunakan. 1.5. PENDEKATAN Dalam perancangan Kompleks Kantor Pemerintahan Desa Merdikorejo, pendekatan yang akan menjadi prinsip dalam mendesain adalah universal design. 1.6. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN Pembahasan dititikberatkan pada disiplin ilmu arsitektur untuk mendapatkan suatu pola kegiatan yang mendukung perwujudan fisiknya. Sedangkan untuk disiplin ilmu lain yang mendukung akan dibahas secara garis besar dalam batas logika dan asumsi sesuai dengan porsi keterlibatannya. Lingkup pembahasan meliputi analisis site, kebutuhan-kebutuhan eksplisit yang harus diwadahi, serta konsultasi dengan pihak kelurahan untuk menemukan permasalahan-permasalahan dan abstraksi implisit yang dapat dipergunakan sebagai dasar konsep awal perancangan. Kebutuhan ruang akan ditampung dan diintegrasikan dengan hasil analisis site dan permasalahan-permasalahan serta abstraksi yang diajukan pihak kelurahan, sehingga hasil rancangan diharapkan mampu menjawab permasalah secara menyeluruh. Pembahasan hanya akan diorientasikan untuk menjawab permasalahan dan persoalan pengembangan kompleks kantor kelurahan Merdikorejo, dengan pendekatan tema universal design. Kompleks bangunan pemerintahan ini dipergunakan dalam skala umum sejauh keterkaitan dengan aspek aktivitas publik dan identitas kedaerahan. Pemikiran kebutuhan tersebut guna memenuhi kebutuhan saat ini dan diproyeksikan untuk 25 tahun ke depan. 1.7. METODE DAN SISTEMATIKA PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam perancangan merupakan metode pendekatan dengan proses induktif, yaitu memadukan data-data yang diperoleh kemudian dianalisa dan dari hasil analisa disintesa untuk menuju transformasi desain. 5

1.7.1. Metodologi Penulisan 1.7.1.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data terbagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primer adalah mengenai kondisi lahan perancangan serta kebutuhan-kebutuhan ruang dan permasalahan yang dihadapi klien. Sedangkan data sekunder merupakan studi-studi kasus, syarat dan standar, teori-teori penunjang dan konsep normatif arsitektur mengenai bangunan pemerintahan. Data primer diperoleh dari observasi langsung di lapangan dan konsultasi dengan pihak perangkat desa. Data sekunder diperoleh dari studi literatur sesuai dengan konteks yang akan dibahas. 1.7.1.2. Pengolahan Data Analisis Merupakan tinjauan mengenai tipologi dan morfologi, standar-standar, kriteria, dan syarat implementasi elemen desain yang baik pada bangunan. Sintesis Sintesis data dilakukan terhadap data kondisi eksisting yang ada di area internal dan eksternal pengembangan, permasalahan aktual, data kasus pembanding, dan juga terhadap standar atau teori, untuk menjadi dasar perencanaan konsep perancangan. Penyusunan Konsep Dengan adanya integrasi antara data yang diperoleh di lapangan dengan data analisa studi pada tahap sintesa data, untuk selanjutnya akan disusun konsep awal perancangan sebagai dasar proses mendesain selanjutnya. 6

1.7.2. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan laporan ini secara garis besar adalah: BAB I PENDAHULUAN Penjelasan mengenai latar belakang (pemilihan judul dan lokasi kawasan), permasalahan, tujuan, pendekatan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORI Penjelasan mengenai pengertian judul dan pengertian tema yang diangkat. Tinjauan teori bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan dasar perancangan sebuah bangunan pemerintahan yang relevan. Untuk itu, pada bab ini dibahas tinjauan berupa teori, persyaratan, ketentuan, standar, pendekatan, dan beberapa implementasi desain. BAB III STUDI PRESEDEN DAN TINJAUAN LOKASI (SWOT) Penjelasan mengenai studi-studi komparatif terhadap project dan tema yang dipilih. BAB IV PENDEKATAN UNIVERSAL DESIGN DAN PERENCANAAN AKTIVITAS DAN RUANG Berisi pembahasan mengenai pendekatan yang digunakan, permasalahan yang dihadapi serta kaitannya dengan konsep awal perancangan. Selain itu, juga berisi tentang survey empirik (struktur organisasi, kebutuhan ruang, jadwal kegiatan, pengguna bangunan, zonasi ruang, organisasi ruang, kedekatan ruang). BAB V - KONSEP PERANCANGAN Penjelasan mengenai tema, konsep arsitektur, konsep tapak (zonasi tapak, pencapaian ke bangunan, orientasi dana tata letak massa bangunan, ruang luar, lansekap dan vegetasi), konsep ruang dalam pada bangunan (organisasi ruang dalam pada bangunan, sirkulasi ruang dalam pada bangunan), konsep bentuk bangunan (massa bangunan, proporsi bangunan, fasad bangunan), konsep 7

keteknikan (bahan bangunan, struktur bangunan, dan konsep utilitas tapak dan bangunan). 1.8. KERANGKA PEMIKIRAN Gambar 1. 3 Kerangka pemikiran Sumber: Analisis, 2013 8

1.9. KEASLIAN PENULISAN Pengambilan tema perancangan pengembangan kompleks kantor pemerintahan, sebagai sesuatu yang diangkat dalam project tugas akhir mahasiswa, adalah bukan untuk yang pertama kalinya dalam periode tugas akhir di Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada. Beberapa karya tugas akhir yang sudah ada sebelumnya, digunakan sebagai pembanding mengenai kesamaan dan perbedaan yang diangkat dalam penulisan skripsi atau tugas akhir. Konsep penekanan yang berbeda dengan karya tugas akhir yang sudah ada sebelumnya, yaitu mengenai aplikasi aksesibilitas menjadi dasar keaslian penulisan dalam karya tugas akhir ini. Beberapa karya tugas akhir yang membahas mengenai bangunan pemerintahan dan universal design, dijadikan sebagai pembanding oleh penulis adalah: Tabel 1. 1 Perbandingan keaslian penulisan No Judul Oleh Institusi Pendekatan/konsentrasi 1 Kantor Pemerintah Siti Aisyah UGM Citra Daerah Sebagai Citra Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Timur 2 Kantor Bupati Dan Dprd Rahmat Indrani ITENAS Genius Loci Kabupaten Bandung Barat 3 Architecture For The Blind: Sebagai Konsep Pengembangan Fisik Rehabilitasi Penyandang Cacat Netra Mardi Wuta Nauzul Ferry Setiawan UII Kebutuhan penyandang cacat netra 4 Redesain Sekolah Luar Biasa Kota Jambi 5 Pengembangan Kompleks Kantor Pemerintahan Desa Merdikorejo Dengan Pendekatan Universal Design Dindi Eneng Chandraning Sasmito Rusdiana Fahmawati UGM UGM Lingkup ruang sebagai sarana terapi Universal Design Perbedaan karya penulisan ini dengan karya-karya sebelumnya adalah integrasi perencanaan bangunan pemerintahan dan pendekatan dengan prinsip 9

universal design. Pada laporan pra-tugas akhir ini bangunan pemerintahan lebih ditekankan kepada kemampuannya mewadahi segala aktivitas dan keperluan masyarakat dari semua kalangan. Dari beberapa judul di atas, belum ada judul yang sama dengan judul yang dibuat oleh penulis. 10