Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi

dokumen-dokumen yang mirip
Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR TE Risma Rizki Fauzi NRP

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

ESTIMASI RUGI RUGI ENERGI PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL 20 KV DENGAN METODE LOSS FACTOR DI PENYULANG LIPAT KAIN GI.GARUDA SAKTI.

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar

REKONFIGURASI JARING DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN BREEDER GENETIC ALGORITHM (BGA) Cok. Gede Indra Partha

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. BAB I PENDAHULUAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

Optimasi Penempatan Load Break Switch (LBS) pada Penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan Metode Algoritma Genetika

TUGAS AKHIR TE141599

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

METODE PENDEKATAN UNTUK MEREKONFIGURASI PANJANG MAKSIMAL PADA PENYULANG TAMBAK LOROK 04 DAN KALISARI 02 DI UPJ SEMARANG TENGAH

Rekonfigurasi Jaring Distribusi untuk Meminimalkan Kerugian Daya menggunakan Particle Swarm Optimization

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

1 BAB I PENDAHULUAN. waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB III LANDASAN TEORI

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method

BAB II LANDASAN TEORI

Keywords : Delphi, System, Electrical Measurement

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

STUDY PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA SISTEM RADIAL 20 KV ANALISIS MENGGUNAKAN ETAP. Oleh : FAREL NIM :

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

Analisis Keberadaan Dan Pengembangan Gardu Induk Distribusi 20 kv Di Kota Pekanbaru

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

TUGAS AKHIR TE141599

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

ANALISIS PENGARUH REKONFIGURASI JARINGAN TERHADAP PEMBEBANAN TRANSFORMATOR PADA GARDU DISTRIBUSI KA 1316 PENYULANG SRIWIJAYA

OPTIMASI JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR SHUNT UNTUK PERBAIKAN DAYA REAKTIF PADA PENYULANG DISTRIBUSI PRIMER RADIAL DENGAN ALGORITMA GENETIK

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 3.5 Kapasitas Aliran Air Q rata-rata setiap hari dari jam 00 sampai dengan jam05[pdam].

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENEMPATAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI PADA IEEE 30 BUS SYSTEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

PENEMPATAN FILTER PASIF PARALEL UNTUK MEREDUKSI HARMONISA TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

EVALUASI EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED (EENS) TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 kv KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REKONFIGURASI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV GARDU INDUK TELUK LEMBU DAN PLTMG LANGGAM POWER UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA DAN DROP TEGANGAN

pasokan daya, sinkronisasi sistem pembangkitannya terhadap jaringan kelistrikan juga masih menjadi kendala. Masih perlu terus diupayakan

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER TERHADAP KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN ALGORITMA GENETIKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

Keyword : capacitor, genetic algorithm, power factor, and voltage. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang 2

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

MEMPERBAIKI TEGANGAN DAN RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM TRANSMISI DENGAN OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ANALISA PERBAIKAN SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0

Analisa Sistem Distribusi 20 kv Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Transkripsi:

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi Rizky Jefry Naibaho*, Dian Yayan Sukma** Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28291, Indonesia Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Email : rizkyjefrynaibaho@gmail.com Abstrak Optimalitation of distribution line configuration on 20 Kv case for reconfiguration of distribution line without changed load sytem but with setting or regulate of switch in the feeder. In this case purpose is reduce losses in feeder. In this case, did in IEEE 69 bus type distribution line analysis that consist of 1 head transformer from relay station, 73 of lines, 5 of tie lines, 69 switch and 8 lateral. Keywords : Optimalitation,Distribution Line, Configuration. I. PENDAHULUAN Penambahan jumlah beban merupakan salah satu permasalahan dalam jaringan distribusi terutama pada tegangan menengah, hal tersebut dikarenakan pembagian beban-beban yang pada awalnya merata menjadi tidak merata lagi,hal ini akan berdampak langsung pada penyaluran listrik ke konsumen. Didukung lagi dengan tipe jaringan distribusi yang sering digunakan adalah konfigurasi jaringan distribusi dengan sistem radial yang memiliki kekurangan. Kondisi ini tentu tidak baik, karena pada sistem ketenagalistrikan, masalah diatas merupakan ukuran efisien atau tidak efisiennya suatu pengoperasian sistem tenaga listrik tersebut. Tentunya banyak cara untuk mengurangi besarnya nilai rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada jaringan distribusi salah satunya dengan mengatur switch yang terpasang sehingga didapatkan konfigurasi yang lebih efisien pada jaringan tegangan menengah (JTM) pada penyulang saat kondisi operasi normal terkait dengan pertambahan beban hingga saat ini. Pada penelitian ini, penulis mencoba membahas rekonfigurasi jaringan dalam mengurangi rugi daya dengan optimalisasi konfigurasi pada jaringan distribusi menggunakan metode algoritma genetika. Pada penelitian ini penulis melakukan pengujian pada jaringan distribusi tegangan menengah standar IEEE 69 bus, dengan begitu diharapkan Tugas Akhir Optimalisasi Konfigurasi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah dengan Metode Algoritma Genetika ini mampu memberikan solusi serta rekomendasi yang valid terkait dengan apa yang tengah terjadi pada sistem tenaga listrik. II. DASAR TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam sistem tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama pemakai Jom FTeknik Volume 4 No.1 Febuari 2017 1

energi listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. Suatu sistem distribusi menghubungkan semua beban yang terpisah satu dengan yang lain dengan saluran transmisi. Hal ini terjadi pada gardu induk (substation) dimana juga dilaksanakan transformasi tegangan dan fungsi-fungsi pemutusan dan penghubungan beban (switching). 2.1.1 Sistem Distribusi Tipe Jaringan radial Struktur dengan sistem ini merupakan jaringan yang paling sederhana, metode pengoperasiannya mudah, hubungan langsung dari titik pengisian ke pemakai. Jaringan yang hanya mempunyai satu pasokan tenaga listrik, jika terjadi gangguan akan terjadi black out atau padam pada bagian yang tidak dapat dipasok. 2.1.2 Jaringan Radial Dengan Tie Dan Switch Pemisah Tipe modifikasi dari tipe radial yang membagi kelompok beberapa area beban. Di antara area-area beban ini dipasang tie dan switch pemisah, yang fungsinya sebagai penghubung pada saat diperlukan untuk mempercepat pemulihan pelayanan bagi konsumen pada saat terjadi gangguan. Dengan cara menghubungkan area terganggu ke area tidak terganggu, melewati feeder-feeder disekitarnya. Sedangkan beban yang feeder nya terganggu akan dilokalisir agar tidar harus terjadi pemadaman total. 2.2 Aliran Daya Dan Rugi Rugi Daya Saluran Setelah penentuan bus, langkah selanjutnya menghitung rugi-rugi daya pada saluran. Seperti saluran dihubungkan dengan dua bus i dan j. Arus saluran dihitung pada bus i yang ditandai positif. Begitu juga pada arus saluran yang diukur pada bus j dan ditandai positif dalam arah i menuju j yang ditunjukkan oleh : Daya kompleks dari bus i sampai j dan sampai i adalah : Rugi-rugi daya pada saluran i-j merupakan jumlah aljabar dari aliran daya yaitu : 2.3 Algoritma Genetika Algoritma genetika menggunakan sebuah kata yang dipinjam dari genetika alam. Di sini kita akan berbicara mengenai individu (genotip, struktur) dalam sebuah populasi. Individu-individu itu disebut benang-benang yang tersusun menjadi kromosom-kromosom. Masing-masing genotip atau kromosom tunggal akan mempresentasikan sebuah solusi dari sebuah masalah. Sebuah evolusi terjadi pada sebuah populasi kromosom yang terhubung ke sebuah pelacakan memerlukan sebuah keseimbangan 2 objektif, yaitu memproses solusi terbaik dan menggali ruang pelacakan. Pelacakan acak adalah salah satu contoh dari sebuah strategi yang menggali ruang pelacakan yang mengabaikan penggalian daerah yang diijinkan. Algortima genetika adalah sebuah metode pelacakan yang mengutamakan keseimbangan antara penggalian dan pelacakan. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kriteria Terminasi Program Jom FTeknik Volume 4 No.1 Febuari 2017 2

Kriteria terminasi yang dipakai pada program ini adalah kalau generasi sudah mencapai generasi maksimum maka proses algoritma genetika akan segera berhenti. Gambar 3.2 Flowchart Syarat Radial 3.4 Evaluasi Gambar 3.1 Flowchart Optimalisasi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah menggunakan Algortima genetika 3.2 Inisialisasi Switch dan Populasi Masukkan untuk fungsi ini adalah UkPop (Ukuran populasi atau jumlah kromosom dalam satu populasi) dan JumGen (Jumlah gen dalam satu populasi yang menyatakan jumlah switch). 3.3 Syarat Radial Agar jaringan distribusi yang dimodifikasi tidak berubah dari konfigurasinya yaitu konfigurasi jaringan radial, maka perlu dibuat suatu persyaratan agar jaringan yang dianalisis adalah jaringan distribusi radial tidak membentuk lintasan tertutup. Pada bagian evaluasi ini terdiri dari beberapa proses yang saling terkait, yaitu : 1. Perhitungan Aliran Daya dengan metode Newton Raphson. 2. Perhitungan nilai masing-masing fungsi objektif 3. Penentuan faktor pembebanan (Weighting factor). 4. Perhitungan nilai fungsi Fitness. 3.5 Elitisme Dalam kasus ini, jika ukuran populasi ganjil dibuat salinannya satu, sedangkan bila ukuran populasi genap dibuat salinan sebanyak dua buah kromosom terbaik. 3.6 Linear Fitness Ranking Untuk menghindari kecenderungan konvergen pada optimum lokal, maka digunakan penskalaan nilai fitness.sehingga diperoleh nilai fitness baru yang lebih baik, yaitu yang memiliki variansi tinggi. Jom FTeknik Volume 4 No.1 Febuari 2017 3

3.7 Mutasi Dasar MVA = 100 MVA Dasar kv = 20 kv Iterasi maksimum = 10 iterasi Akurasi perhitungan tegangan = 0,001 2. Untuk batasan parameter saluran : Jatuh tegangan maksimum = 5 % Gambar 3.3 Flowchart Mutasi 3.8 Pergantian Populasi Setelah melewati proses mutasi maka dilakukan proses penggantian populasi dengan populasi yang baru membentuk generasi berikutnya. IV. SIMULASI DAN HASIL 3. Untuk batasan parameter algoritma genetika : Populasi = 100 Generasi Maksimum = 40 Probabilitas Mutasi = 0.05 Probabilitas Pindah Silang = 0.8 Pengujian dilakukan sebanyak 30 kali dalam pembagian 3 kasus yaitu: - Kasus 1 Optimalisasi Konfigurasi Dengan Minimalisasi Total Rugi Saluran Pada kasus 1, didapatkan konfigurasi yang paling baik dari 10 percobaan, yaitu : Gambar 4.1 Jaringan Distribusi IEEE 69 Bus Radial Test Penelitian dilakukan pada konfigurasi jaringan distribusi ieee 69 bus yang terdiri dari 1 trafo utama dari gardu induk, 73 saluran, 5 tie lines, 69 switch dan 8 saluran lateral. Tabel 4.1 Parameter Jaringan Saat Beban Setimbang Pada Jaringan Test IEEE 69 Dengan batasan masalah : 1. Untuk menghitung nilai tegangan dan daya kompleks : Gambar 4.2 Konfigurasi Baru IEEE 69 Bus Dengan 2 Pada kasus 1 dimaksudkan bahwa konfigurasi yang dicari dengan nilai faktor pembebanan yaitu 100 % dari fungsi minimalisasi total rugi saluran. Dari faktor pembebanan diatas maka didapatkan konfigurasi baru dengan switch yang menutup adalah switch 69,70,71 dan 73, sedangkan switch yang membuka adalah switch 9,13,19 dan 26. Jom FTeknik Volume 4 No.1 Febuari 2017 4

Tabel 4.2 Parameter Konfigurasi Baru IEEE 69 Bus Dengan Kasus 1 - Kasus 2 Optimalisasi Konfigurasi Dengan Minimalasasi Jatuh Tegangan Pada kasus 2, didapatkan konfigurasi yang paling baik dari 10 percobaan, yaitu : Gambar 4.2 Konfigurasi Baru IEEE 69 Bus Dengan Kasus 2 Pada kasus 2 dimaksudkan bahwa konfigurasi yang dicari dengan nilai faktor pembebanan yaitu 100 % dari fungsi rata-rata jatuh tegangan. Dari faktor pembebanan diatas maka didapatkan konfigurasi baru dengan switch yang menutup adalah switch 70,71,72 dan 73, sedangkan switch yang membuka adalah switch 13,20,26 dan 58. Tabel 3 Parameter Konfigurasi Baru IEEE 69 Bus Dengan Kasus 2 - Kasus 3 Optimalisasi Konfigurasi Dengan Minimalisasi Total Rugi Saluran dan Jatuh tegangan Pada kasus 3, didapatkan konfigurasi yang paling baik dari 10 percobaan, yaitu : Gambar 4.2 Konfigurasi Baru IEEE 69 Bus Dengan Kasus 1 Pada Percobaan 2 Pada kasus 3 dimaksudkan bahwa konfigurasi yang dicari dengan nilai faktor pembebanan yaitu 50 % dari fungsi minimalisasi total rugi saluran, 50 % dari fungsi rata-rata jatuh tegangan. Dari faktor pembebanan diatas maka didapatkan konfigurasi baru dengan switch yang menutup adalah switch 70,71,72 dan 73, sedangkan switch yang membuka adalah switch 13,16,25 dan 55. Tabel 4.4 Parameter Konfigurasi Baru IEEE 69 Bus Dengan Kasus 3 Dari ketiga kasus yang digunakan penulis untuk melakukan optimalisasi konfigurasi sistem jaringan distribusi standar IEEE tipe 69 bus, telah mendapatkan 30 rekonfigurasi baru dari konfigurasi semula, hampir semua rekonfigurasi baru menunjukkan hasil yang lebih baik. V. PENUTUP Kesimpulan 1. Pengujian dilakukan dengan memakai ukuran populasi 100 dengan generasi maksimum 40, probabilitas pindah silang 0,8 dan probabilitas mutasi 0,05 serta batasan maksimal jatuh tegangan sebesar 5 % dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam analisis optimalisasi konfigurasi jaringan distribusi tegangan menengah untuk mengurangi rugi- Jom FTeknik Volume 4 No.1 Febuari 2017 5

rugi daya dan jatuh tegangan pada jaringan. 2. Hasil penelitian menunjukan perubahan yang baik setelah dilakukan optimalisasi pada konfigurasi jaringan distribusi standar IEEE 69 bus, yakni : - Nilai objektif dipengaruhi oleh jumlah populasi yang menunjukan bahwa semakin besar nilai populasi maka nilai objektif yang diharapkan akan semakin minimal. - Total rugi saluran yang mengalami perubahan paling besar terjadi pada semua pola beban dengan konfigurasi yang dihasilkan pada kasus 1 percobaan 2 dengan total rugi saluran sebesar 0,0033 kw atau mengalami perbaikan sebesar 43,68 %. - Jatuh tegangan rata-rata minimal pada pada kasus 4 percobaan 2 dengan jatuh tegangan sebesar 1,2002 % atau mengalami perbaikan sebesar 48,3 %. 3. Berdasarkan data yang didapatkan menunjukkan bahwa optimalisasi konfigurasi jaringan distribusi pada IEEE 69 bus berhasil memperbaiki parameter jaringan distribusi dengan metode algoritma genetika. Saran 1. Perlu dilakukan dengan metode lain seperti metode syaraf tiruan, logika fuzzy dan lain-lain. 2. Konfigurasi yang dibahas perlu dilakukan tidak hanya sebatas pada standar bus IEEE, melainkan perlu dilakukan konfigurasi pada jaringan distribusi lain. Dan perlu melakukan pengembangan lebih lanjut pada program jika ingin melakukan konfigurasi lain. 3. Pada penelitian ini, dilakukan optimalisasi jaringan distribusi dengan jenis radial, maka perlu ada pengembangan dengan jenis-jenis jaringan distribusi lain. DAFTAR PUSTAKA Adri Senen, d. (2012). Studi Rekonfigurasi Jaringan Sistem Distribusi Untuk Mereduksi Rugi- Rugi Daya Aktif. 7. Fachri, M. (2011). Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Untuk Meningkatkan Indeks Keandalan Dengan Mengurangi Rugi Daya Nyata Pada Sistem Distribusi Surabaya. Surabaya. I Nyoman Budiastra, d. (2006). Optimasi Jaringan Distribusi Sekunder Untuk Mengurangi Rugi- Rugi Daya Menggunakan Algoritma Genetika. 6. Muhammad Fayyadl, d. (2006). Rekonfigurasi Jaringan Distiribusi Daya Listrik dengan Metode Algoritma Genetika. 7. PLN, P. (2010). Kriteria Disain Enjinering Kontruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta. Subarkah, S. a. (2013). Analisa dan Simulasi Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 kv Kota Bengkulu Berbasis Algoritma Genetika. Bengkulu. Suswanto, D. (2009). Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Padang. Suyanto. (2005). Algoritma Getika Dalam Matlab. Yogyakarta: Andi Offset. Jom FTeknik Volume 4 No.1 Febuari 2017 6