RAPAT KERJA NASIONAL ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

PENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS

Bagaimana Cara Memberantas Korupsi?

PERAN SERTA MASYARAKAT

High Level Commitment and Dialogue Penerapan Antikorupsi Pada Dunia Bisnis. Agus Rahardjo. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

PBJ, KORUPSI & REFORMASI BIROKRASI

Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No.

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

LSM: ADA GEJALA KORUPSI DALAM PEMILUKADA DKI

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Pengawasan dalam..., Ade Nugroho Wicaksono, FHUI, 2009

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

Tansparansi Dana Kampanye

Penanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu

BAWASLU. Dana Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

BAB I KETENTUAN UMUM

Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan yang telah. diuraikan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Fakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi yang ongkosnya semahal korupsi dalam pengadaan barang dan jasa (Donald Strombom, 1998) Bank Dunia

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. tindak kecurangan yang dilakukan oleh aparatur sipil negara seperti perilaku

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

MATERI KPK. Indonesia Kita. Pemberantasan Korupsi. Gratifikasi

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PAKTA INTEGRITAS PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN KORUPSI DALAM SEKTOR PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan dan menyalurkan kepentingan masyarakat.partai politik juga

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum)

BAB I PENDAHULUAN. strategis APIP tersebut antara lain: (i) mengawal program dan kebijakan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemerintah dituntut untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN I N S P E K T O R A T Jl. Arungbinang Nomor 16 Telp: (0287) , Kebumen 54311

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PILKADA lewat DPRD?

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IJIN LUAR NEGERI PEJABAT NEGARA ALASAN PENTING BAGI PEJABAT NEGARA & DPRD PROVINSI, KAB/KOTA DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

RAPAT KERJA NASIONAL ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA Basaria Panjaitan Pimpinan KPK Malang, 20 Juli 2017

Apa itu KPK???

APA ITU GRATIFIKASI?

Fenomena Jual Beli Jabatan

Fenomena Dinasti Politik & Potensi Korupsinya ICW: Ada 58 Dinasti Politik di Indonesia

Walikota/Bupati dan Wakil 25 Menteri/Kepala Lembaga Pemerintahan Eselon I, II, III Anggota DPR/DPRD SEKTOR SWASTA Duta besar Komisioner Hakim Gubernur 80 Lain-Lain Sumber: acch.kpk.go.id per 31 Maret 2017 7

JABATAN PELAKU KORUPSI Data s.d. 31 Desember 2016 NO JABATAN 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 JUMLAH 1 Anggota DPR dan DPRD - - - 2 7 8 27 5 16 8 4 19 23 124 2 Kepala Lembaga/Kementerian - 1 1-1 1 2-1 4 9 3 2 25 3 Duta Besar - - - 2 1-1 - - - - 4 4 Komisioner 3 2 1 1 - - - - - - 7 5 Gubernur 1 2 1 1 2 1 - - 2 2 4 1 17 6 Walikota/Bupati dan Wakil - - 3 6 6 5 4 3 3 3 12 4 9 58 7 Eselon I, II dan III 2 9 15 10 22 14 12 15 8 7 2 7 10 133 8 Hakim 1 2 2 3 2 3 1 14 9 Swasta 1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 15 18 28 156 10 Lain-lain - 6 1 2 4 4 9 3 3 8 8 5 25 78 JUMLAH 4 23 29 27 55 45 65 38 49 59 54 63 99 616

MODUS PERKARA KORUPSI Data s.d. 31 Desember 2016 NO. JENIS PERKARA 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 JUMLAH 1 Pengadaan Barang/Jasa 2 12 8 14 18 16 16 10 8 9 15 14 14 156 2 Perizinan - - 5 1 3 1 0 3 5 1 1 20 3 Penyuapan - 7 2 4 13 12 19 25 34 50 20 38 79 303 4 Pungutan - - 7 2 3 - - 0-1 6 1 1 21 5 Penyalahgunaan Anggaran - - 5 3 10 8 5 4 3-4 2 1 45 6 TPPU - - - - - - - - 1 7 5 1 3 17 7 Merintangi Proses KPK - - - - - - - - 2-3 0 5 JUMLAH 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 58 57 99 567

KORUPSI PER INSTANSI INSTANSI PELAKU KORUPSI Data s.d. 31 Desember 2016 NO INSTANSI 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 JUMLAH 1 DPR RI - - - - 7 10 7 2 6 2 2 3 15 54 2 Kementerian/ Lembaga 1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 26 21 39 243 3 BUMN/BUMD - 4 - - 2 5 7 3 1 - - 5 11 38 4 Komisi - 9 4 2 2-2 1 - - - - - 20 5 Pemerintah Provinsi 1 1 9 2 5 4-3 13 4 11 18 13 84 6 Pemkab/ Pemkot - - 4 8 18 5 8 7 10 18 19 10 21 128 JUMLAH 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 58 57 99 567

Fenomena Politik Uang 1. Kasus korupsi yang menimpa sejumlah kepala daerah berawal dari besarnya biaya yang dikeluarkan saat pilkada, sehingga politik uang menjadi sesuatu yang jamak (?) 2. Bukan hanya terjadi ketika kandidat kepala daerah membagibagikan uang kepada calon pemilih, namun juga muncul ketika kandidat kepala daerah (calon peserta pemilu) menyuap petugas atau penyelenggara pemilu (KPUD dan Panwaslu). 3. Dalam Pilkada ada kecenderungan makin besar dana yang dikeluarkan, makin besar pula peluang kandidat untuk terpilih.

Fenomena Politik Uang Pilkada langsung, figur (kandidat) menjadi yang utama sehingga para kandidat bersaing ketat secara terbuka dalam menjaring simpati pemilih. Uang menjadi faktor utama berebut simpati (?) Keterbatasan pendanaan pribadi, kandidat dapat sumber pendanaan dari pihak-pihak lain. Setelah terpilih, kepala daerah mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk mengembalikan modal awal atau mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan para pendonornya sewaktu pilkada.

Fenomena Politik Uang Penggunaan dana kampanye: Uang mahar kepada parpol pendukung (candidacy buying). Advertensi: iklan di media,alat peraga di tempat umum,umbulumbul,kaus,baliho. Sosialisasi kepada konstituen: Transportasi ke daerah pemilihan,rapat dengan kader,tatap muka dengan calon pemilih,pertemuan terbatas dan rapat umum. Honor saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Fenomena Politik Uang Potensi Politik Uang kepada KPUD dan PANWASLU 1. Pemberian gratifikasi atau suap dari peserta pemilu kepada petugas lapangan atau penyelenggara pilkada (KPUD) untuk memasukan atau tidak memasukan data pemilih atau memanipulasi data. 2. Pemberian gratifikasi atau suap dalam proses verifikasi administrasi dan syarat kelengkapan untuk meloloskan calon atau menggagalkan calon lain. 3. Pemberian gratifikasi atau suap kepada petugas Panwaslu dalam proses pengawasan kampanye di lapangan. 4. Pemberian gratifikasi atau suap dalam proses pemungutan dan penghitungan suara.

Rekomendasi KPK 1. Agar Negara meningkatkan bantuan keuangan negara kepada Parpol dengan prioritas penggunaan (1) menyusun dan melaksanakan program rekrutmen dan kaderisasi yang baik, (2) penyusunan dan pelaksanaan kode etik politisi, (3) pelaksanaan pendidikan politik kepada masyarakat, dan (4) pembenahan kelembagaan serta tata kelola keuangan agar Parpol menjadi transparan dan akuntabel; 2. Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan kepada pengurus Parpol; dan 3. Perlu pengaturan dalam UU Pemilu tentang pemberian bantuan dalam bentuk natura (in-kind) berupa air time di setiap stasiun TV kepada setiap Parpol untuk mensosialisasikan program-programnya pada masa kampanye.

APBN/D- Proses Penyusunan dan Alokasi Intervensi pihak luar Bansos/Hibah tidak tepat Alokasi yang tidak fokus pada kepentingan publik Taat asas pengelolaan keuangan (Perencanaan, Pelaksanaan, penatausahaan..) Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Proses yang tidak transparan Mark-up Harga Spesifikasi yang berbeda Pelaksana yang tidak independen Pelayanan Publik - Perijinan Gratifikasi Pelayanan tidak Prima- PTSP Perijinan yang tidak transparan

Titik Kritis Pungutan liar 1. Pungli bukan pelanggaran ringan namun hakekatnya adalah suap, gratifikasi, dan pemerasan (Korupsi) 2. Pungli masif dilakukan dalam nominal kecil dan frekuensi besar 3. Pungli merupakan kesewenangan maladministrasi berakibat pembayaran lebih oleh masyarakat untuk mengakses layanan publik Ekonomi biaya tinggi Daya saing Indonesia menurun

Contoh adanya Korupsi = Diskresi + Monopoli (tanpa) Akuntabilitas Pungutan Liar (Imbalan tidak Resmi): penyelenggara layanan publik (misal: pegawai kelurahan, pegawai UJI KIR Kendaraan Bermotor) meminta imbalan tidak resmi (yang tidak sesuai ketentuan yg berlaku) kepada pengguna layanan yang memenuhi syarat. Pemerasan: penyelenggara layanan publik meminta imbalan kepada pengguna layanan yang tidak memenuhi persyaratan agar kekurangannya tdk terungkap atau bebas dari sanksi tertentu Suap: pengguna layanan yang tdk memenuhi persyaratan memberikan imbalan kepada penyelenggara layanan sehingga penyelenggara melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prosedur atau kewenangannya dalam memenuhi keinginan pihak tersebut.

CAKADA MENYADARI KONSEKUENSI ADANYA SUMBANGAN P5. Sepengetahuan Anda apakah orang yang menyumbang/membantu mengharapkan balasan dikemudian hari saat para Cakada menjabat 43.7 56.3 P7. Menurut Anda, apakah sebagian besar Cakada akan memenuhi harapan tersebut ketika dia memenangkan pilkada/menjabat (n=161) Ya Tidak Tidak Tahu 75.8 22.4 1.9 Total (n=286) P6. Apakah harapan penyumbang tersebut diungkapkan secara jelas dalam bentuk lisan ataupun tertulis (perjanjian) (n=161) 60.2 38.5 1.2 Tidak Ya 56.3% menyadari bahwa Donatur mengharapkan balasan saat Cakada menjabat 75.8% Cakada akan mengabulkan harapan para donatur 60.2% konsekuensi jelas tertulis/lisan

Harapan Donatur yang Menyumbang Kemenangan Cakada Harapan Donatur Mendapatkan bantuan untuk kegiatan social, hibah 51.7% 47.2% 1.0% Mendapatkan akses dalam menentukan kebijakan/peraturan daerah 49.3% 49.7% 1.0% Keamanan dalam menjalankan bisnis yang saat ini sudah ada 61.5% 37.4% 1.0% emudahan untuk ikut serta dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah 64.7% 34.3% 1.0% Kemudahan akses untuk menjabat di pemerintah daerah/bumd 60.1% 38.8% 1.0% Kemudahan perijinan terhadap bisnis yang telah dan akan dilakukan 65.7% 33.2% 1.0% Ya Tidak Tidak Jawab Empat harapan utama donatur saat menyumbang yang dipahami para cakada adalah: kemudahan perijinan dalam bisnis (65.7%); kemudahan terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah (64.7%); keamanan dalam menjalankan bisnis (61.5%); kemudahan akses untuk menjabat di pemerintah daerah/bumd (60.1%) P8. Berdasarkan pernyataan dibawah ini, mana sajakah yang menjadi harapan yang ingin didapatkan oleh para doantur yang menyumbang kemenangan Cakada?

Pengawalan Dana Desa Adanya kesepahaman bahwa mengawal dana desa tidak mungkin dilakukan sendiri-sendiri, namun berupa collective action Semakin besarnya potensi korupsi sampai ke tingkat desa apabila dana desa tidak dikelola sesuai dengan regulasi dan tidak adanya pengawasan dari berbagai elemen Penggunaan dana desa dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, maka dana desa perlu dikawal dimulai dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban Mendukung / meningkatkan peran serta masyarakat dalam ikut mengamankan serta mengawasi dana pembangunan desa Menjadikan masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengawasan dana desa dan sebagai mitra dalam pengawalan pengelolaan dana desa Jakarta, 15 Maret 2016

Memperbaiki Tata Kelola Keuangan Negara Penganggaran 2 Pelaksanaan 3 1 Perencanaan 5 4 Pelaporan/ Pertanggungjawaban Pengendalian (Evaluasi dan Pengawasan)

Perbaikan Sistem Pengelolaan Administrasi Pemerintahan agar lebih Transparan dan Akuntabel. 1. KPK melakukan kajian atas sejumlah kelemahan sistem administrasi pemerintahan di beberapa sektor (misal: Sumber Daya Alam, Perpajakan, Pengadaan Barang & Jasa, Perijinan, dsb), memberikan rekomendasi perbaikan dan memonitor implementasinya. 2. KPK mendorong implementasi e-government (misal): a.mekanisme Perencanaan & Penganggaran berbasis elektronik, (e-planning, e-budgeting, dsb) b.pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik (e-procurement & e- catalog) c.pembentukan unit layanan pengadaan yang terpadu & mandiri di Instansi Pemerintah/daerah. d.integrasi seluruh perijinan dalam satu unit (PTSP), penyederhanaan prosedur perijinan & penggunaan mekanisme pelayanan perijinan berbasis elektronik 3. KPK mendorong penguatan kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

Masyarakat bisa mengawasi mulai dari proses perencanaan hingga pelaporan Partisipasi Masyarakat dalam mengawal Dana Desa

PERAN MASYARAKAT Terus berusaha patuh terhadap Aturan (negara/agama)(misal, di jalan raya/ibadah) Orang tua menjadi panutan bagi anak-anaknya Berani bertanya kepada saudara/orang tua yang memiliki kekayaan yang berlebih Berani melaporkan kejanggalan/penyimpangan terkait pelayanan publik kepada aparat berwenang Menghargai dan menghormati orang lain tidak berdasar pada materi/kekayaan seseorang

Peran Eksekutif dan Legislatif Memegang Janji Untuk Bekerja Semata-mata Untuk Kepentingan Masyarakat Berani Melaporkan Dugaan Adanya Tindak Pidana Korupsi Memilih Tidak Memberikan atau Menerima Suap Melaporkan Penerimaan Gratifikasi Mengumumkan Harta Kekayaan Menyuarakan Gerakan Antikorupsi Melalui Berbagai Media Mensosialisasikan dan Mengkampanyekan Antikorupsi