BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyimpan banyak potensi yang dapat menunjang pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1-2)

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir tahun 2008 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. negara dan bank sangat berpengaruh terhadap perekonomian seluruh negara dimana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002: 17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang diberikan kepada manajemen oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga berguna untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak dalam maupun luar perusahaan seperti para kreditur/calon kreditur, investor/calon investor, pemerintah, karyawan, dan lainlain. Selain itu, laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang efektif bagi manajemen, misalnya untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dan untuk menentukan perlu tidaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Menurut Prastowo dan Juliaty (2005: 56), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri, misalnya dapat digunakan sebagai alat untuk screening awal dalam memilih alternatif investasi, sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah 10

manajemen, sebagai alat evaluasi terhadap kinerja manajemen. Menurut Merkusiwati (2007), penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai. Laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam satu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan bisa dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan. 2.1.2 Biaya Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi (Siamat, 2005 :384).Jumlah biaya operasional terdiri dari biaya bunga simpanan berjangka, pinjaman yang diterima, tenaga kerja, pemeliharahan, perbaikan, aktiva tetap, inventaris, piutang, barang dan jasa pihgak ketiga. Sedangkan jumlah pendapataan operasional terdiri dari hasil bunga pinjaman yang diberikan dari bank-bank lain dan hasil bunga pinjaman yang diberikan dari pihak ketiga bukan bank. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya, 20 03). Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan meningkat. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). 11

Secara matematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut : BOPO = X 100%...(1) 2.1.3 Pertumbuhan Aset Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aset tetap, aset yang tak berwujud, dan lainlain. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Harahap (2010:19) aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan dikarenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana. Ini berarti, disamping dana internal yang tersedia diperlukan juga tambahan dana yang berasal dari luar persahaan termasuk utang. Variabel pertumbuhan aset dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase kenaikan atau penurunan aset dari suatu periode ke periode berikutnya. 12

Untuk mengukur besarnya pertumbuhan aset digunakan rumus: PERTUMBUHAN ASET = x 100%...(2) Ket: TA : Total Aset t : Tahun sekarang t-1 : Tahun sekarang 1 tahun 13

2.1.4 Non Performing Loan(NPL) Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Menurut Kasmir (2008:137), Non Performing Loan (NPL) atau kualitas kredit perbankan adalah kredit yang tidak dapat kembali tepat pada waktunya, kredit dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari. b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru c. Segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: NPL = X 100%...(3) 2.1.5 Kredit Menurut Kasmir (2008:96), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Abiwodo (2004) menyatakan pemberian pinjaman (kredit) adalah mengoptimalkan profitabilitas dengan mempertahankan fasilitas kredit yang sehat dan operasi perkreditan yang efesien dan efektif. 2

Menurut Rusydi (2008 ) kredit dalam arti luas dapat diartikan dengan kepercayaan. Hal ini berarti bahwa prestasi yang diberikan benar-benar diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang disetujui bersama. Sedangkan bagi penerima, kredit merupakan penerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. Kesepakatan antara bank (c reditur) dengan nasabah penerima kredit ( debitur) disebut perjanjian kredit. Perjanjian kredit mengcakup hak dan kewajiban masih-masih pihak termasuk jangka waktu dan bunga yang telah disepakati bersama serta masalah saksi apabila penerima kredit atau debitur tidak menepati perjanjian yang telah dibuat bersama.dalam kenyataan tidak semua kredit yang telah diberikan dapat berjalan lancar, sebagian ada yang kurang lancar dan sebagian menuju kemacetan. Demi amannya suatu kredit, maka perlu diambil langkah-langkah untuk mengklasifikasikan kredit berdasarkan kelancarannya. Hal ini sangat diperlukan untuk melakukan tugas-tugas pengendalian kredit agar dapat berjalan dengan lancar. Keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga pinjaman oleh nasabah, terlihat pada tata usaha bank dan hal ini merupakan kolektibilitas dari kredit. Informasi dari tingkat kolektibilitas akan sangat bergantung bagi bank untuk kegiatan pengawasan terhadap masing-masing nasabah secara individu maupun secara keseluruhan. Kolektibilitas adalah suatu pembayaran pokok atau bunga pinjaman oleh nasabah sebagaimana terlihat tata usaha bank berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (BI)No. 32/268/KEP/DIR tanggal 27 Pebruari 1998, maka kredit dapat dibedakan menjadi: a) Kredit lancar Kredit lancar yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. Kredit lancar mempunyai kriteria sebagai berikut : 3

1)Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu. 2)Memiliki mutasi rekening yang aktif. 3)Bagian dari kredit yang dijamin dengan uang tunai. b) Kredit kurang lancar Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 hari dari waktu yang telah disepakati. Kredit kurang lancar mempunyai kriteria sebagai berikut : 1)Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari. 2)Frekuensi mutasi rendah. 3)Terjadi pelnggaran terhadap kontrak yang telah dijanjikan lebih dari 90 hari. 4)Terjadi mutasi masalah keuangan yang dihadapi debitur. 5)Dokumentasi pinjaman lemah. c) Kredit diragukan Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan yang telah melampaui 180 hari sampai 270 hari dari waktu yang disepakati. Kredit diragukan memiliki kriteria sebagai berikut : 1)Terdapat tunggakan angusran pokok atau bunga yang telah melampaui 180 hari. 2)Terjadinya wanprestasi lebih dari 180 hari. 3)Terjadi cerukan yang bersifat permanen. 4)Terjadi kapitalisasi bunga. 5)Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian maupun pengikat pinjaman. d).kredit macet Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari. Kredit macet mempunyai kriteria sebagai berikut : 4

1)Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 270 hari. 2)Kerugian operasional dituntut dengan pinjaman baru. 3)Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar, baik dari segi hukum maupun dari segi kondisi pasar 2.1.6 Tujuan dan Fungsi Kredit Menurut Kasmir (2008:100) tujuan utama dari pemberian suatu kredit antara lain: 1) Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2) Membantu usaha nasabah Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. 3) Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, berarti adanya peningkatan pembangunandiberbagai sektor. Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut. 1) Untuk meningkatkan daya guna uang Uang didiamkan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Lain halnya jika disalurkan dalam bentuk kredit. 2) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 5

Uang yang di salurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang, dengan memperoleh kredit akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3) Meningkatkan daya guna barangkredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4) Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar bertambah. 5) Sebagai alat stabilitas ekonomi Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Selain itu, kredit dapat membantu mengekspor barang keluar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. 6) Meningkatkan kegairahan berusaha Penerima kredit tentu akan meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi nasabah yang modalnya pas-pasan. 7) Meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. 8) Meningkatkan hubungan internasional Pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. 6

2.1.7 Return On Asset (ROA) Menurut Mardiyanto (2009 :196), ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas operasi. Menurut Dendawijaya (2003 :120), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Sedangkan Menurut Maharani dan Sugiharto (2007 :196), ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Maharani dan Sugiharto,2007:196),Kelebihan ROA diantaranya sebagai berikut: a) Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan. b) Manajemen menitik beratkan perhatiannya pada perolehan laba yang maksimal. c) Sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan asset yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba. d) Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen. Kelemahan ROA diantaranya sebagai berikut. 7

a) Kurang mendorong manajemen untuk menambah asset apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi. b) Manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka panjangnya Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = x 100%...(4) 2.1.8 Pengertian Kinerja dan Rasio-rasio Keuangan CAMEL Machfoedz (1999) menyatakan bahwa kinerja di bidang keuangan atau kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan, sedangkan CAMEL adalah lima faktor keuangan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk menilai tingkat kesehatan bank di Indonesia (SK Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR, 30 April 1997), yaitu faktor modal (capital), faktor kualitas aktiva produktif (asset quality), faktor manajemen (management), faktor rentabilitas (earning ability), dan faktor likuiditas (liquidity). Faktor Modal adalah penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutupi risiko kerugian yang timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko serta untuk membiayai penanaman dalam aktiva tetap dan inventaris. Faktor kualitas aktiva produktif berkaitan dengan kelangsungan usaha bank. Manajemen bank dituntut untuk senantiasa memantau dan menganalisis kualitas aktiva ini secara periodik. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif dimaksudkan untuk menilai apakah jenis-jenis aset yang dimiliki bank bersifat sangat likuid, likuid, atau kurang likuid. Fakor manajemen merupakan penilaian terhadap kesesuaian pengelolaan suatu bank dengan asas-asas perbankan yang sehat ( sound banking business) atau dikelola secara tidak sehat. Faktor rentabilitas merupakan kemampuan 8

suatu bank memperoleh keuntungan yang wajar sesuai dengan line of business per periode. Penghasilan bunga kredit adalah sebagian terbesar dari pendapatan bank, diikuti dengan biaya administrasi, provisi, komisi, dan pendapatan produk jasa bank (fee income product). Faktor likuiditas merupakan kemampuan suatu bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi (berjangka sangat pendek) sehingga alat likuid bank ini harus benar - benar tersedia setiap saat. Manajemen bank yangprofesional harus menyusun pedoman tertulis terhadap penjagaan posisi likuiditas, memantau terus menerus tingkat sensitivitas simpanan pihak ketiga serta hal-hal yang berkaitan dengan sifat pengendapan dan jatuh tempo simpanan pihak ketiga yang dapat menjadi gangguan bagi posisi likuiditas sewaktuwaktu. 9

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Adapun penelitian yang terdahulu adalah sebagai berikut: 1) Hendrayanti (2013) yang meneliti analisis pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap profitabilitas (ROA). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 2) Prawira(2011)yang meneliti pengaruh tingkat perputaran kas, pertumbuhan kredit dan rasio BOPO terhadap profitabilitas (ROA) pada LPD di kota denpasar. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa BOPO berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada LPD di Kota Denpasar. 3) Zulfikar (2013) yang meneliti pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO dan NIM terhadap profitabilitas (ROA) pada BPR. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa variabel BOPO berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada BPR 4) Irmawati (2012) yang meneliti pengaruh pertumbuhan aset dan likuiditas terhadap profitabilitas (ROA). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). 5) Winda (2010) yang meneliti analisis pengaruh pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan dan arus kas terhadap return on asset. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa variabel pertumbuhan aset berpengaruh terhadap return on asset. 6) Kirmizi (2011 ) yang meneliti pengaruh pertumbuhan modal, pertumbuhan aset terhadap return on asset. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh terhadap return on asset. 7) Nazrantika (2013 ) yang meneliti pengaruh non performing loan terhadap return on asset. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa variabel non performing loan berpengaruh terhadap return on asset. 10

8) Kunto (2012 ) dalam penelitiannya, meneliti pengaruh non performing loan, LDR, NIM, dan CAR terhadap return on asset. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa non performing loan tidak berpengaruh terhadap return on asset. 9) Adam (2013) dalam penelitiannya, meneliti pengaruhnon performing loan dan BOPO terhadap profitabilitas bank (ROA). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah seluruh variabel bebasnya berpengaruh terhadap profitabilitas bank (ROA). 10) Putri (2011) dalam penelitiannya, meneliti analisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA. HAsil dari penelitiannya memperoleh hasil bahwa NPL dan BOPO berpengaruh terhadap ROA. 11

2.3 Rumusan Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang terangkum dalam kajian pustaka serta kerangka pemikiran dalam penelitian ini, adapun hipotesis yang dapat dirumuskan meliputi sebagai berikut: Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Biaya operasional-pendapatan operasional(bopo) berpengaruh terhadap ROA pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Buleleng. H 2 : Pertumbuhan aset berpengaruh terhadap ROA pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Buleleng. H 3 : Non performing loanberpengaruh terhadap ROA pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Buleleng. 12