KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSISITAS CAMPURAN EKSTRAK Piper retrofractum & Annona squamosa PADA PENGUJIAN SEMI LAPANG. Oleh: Nur Isnaeni A

dokumen-dokumen yang mirip
KISARAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA BOTANI FTI-1 DAN KEAMANANNYA PADA BIBIT BEBERAPA FAMILI TANAMAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI RSA1 PADA TIGA SPESIES SERANGGA HAMA SAYURAN NUR ASYIYAH

AKTIVITAS INSEKTISIDA EKSTRAK BUAH CABAI JAWA

KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSISITAS CAMPURAN EKSTRAK Piper retrofractum & Annona squamosa PADA PENGUJIAN SEMI LAPANG. Oleh: Nur Isnaeni A

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI FTI-2 TERHADAP BEBERAPA JENIS HAMA GUDANG

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSIK CAMPURAN EKSTRAK PIPER RETROFRACTUM DAN ANNONA SQUAMOSA PADA PENGUJIAN SEMI LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

POTENSI EKSTRAK BIJI MAHONI (SWIETENIA MACROPHYLLA) DAN AKAR TUBA (DERRIS ELLIPTICA) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA UNTUK PENGENDALIAN HAMA CAISIN

UJI INSEKTISIDA EMAMEKTIN BENZOAT TERHADAP MORTALITAS LARVA CROCIDOLOMIA PA VONANA (FABRICIUS) PADA TANAMAN KUBIS DI CISARUA BANDUNG

AKTIVITAS INSEKTISIDA CAMPURAN EKSTRAK EMPAT JENIS TUMBUHAN TERHADAP LARVA Crocidolomia pavonana (F.) (LEPIDOPTERA: PYRALIDAE) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

PENGARUH EMPAT JENIS EKSTRAK DAN SERBUK TANAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENELURAN Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae)

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP SERANGAN PENGGEREK POLONG

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Salah satunya

I. PENDAHULUAN. kalorinya dari beras. Ketersediaan beras selalu menjadi prioritas pemerintah. karena menyangkut sumber pangan bagi semua lapisan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

Endang Sulismini A

24 J. Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika ql), bfaret ZO&

TANGGAP FUNGSIONAL PARASITOID TELUR Trichogramma pretiosum Riley terhadap TELUR INANG Corcyra cephalonica Stainton pada PERTANAMAN KEDELAI

PREFERENSI PETANI SAYURAN DAN JAGUNG DALAM PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DI WILAYAH BOGOR DAN CIANJUR DAN ANALISIS EKONOMINYA

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) DAN BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolompa pavonana F.

AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) DAN BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolompa pavonana F.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia seiring dengan

TINJAUAN PUSTAKA Plutella xylostella Arti Ekonomi Siklus Hidup

EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA TERHADAP HAMA ULAT KROP CROCIDOLOMIA. PAVONANA PADA TANAMAN KUBIS DI KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI (MIMBA, GADUNG, LAOS DAN SERAI), TERHADAP HAMA PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) SKRIPSI

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TAHLIYATIN WARDANAH A

TINJAUAN PUSTAKA Pertanian Organik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.)

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

PENGARUH SERBUK TIGA JENIS REMPAH DAN PENJEMURAN TERHADAP PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kelimpahan Populasi Parasitoid Sturmia Sp. (Diptera: Tachinidae) Pada Crocidolomia pavonana

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUBIS PADA TIGA SISTEM BUDI DAYA A. MUBARRAK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

POTENSI GUANO KELELAWAR PEMAKAN SERANGGA DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN OLEH

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penanaman Brokoli Perbanyakan Serangga Uji Crocidolomia pavonana

I. PENDAHULUAN. Usaha produksi pertanian tidak terlepas kaitannya dengan organisme pengganggu

PEMANFAATAN EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NYIRI BATU (Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem.) (Meliaceae) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

LIA RAMDEUNIA. Aktivitas Ekstrak Daun, Ranting dan Biji Suren (Toona sureni

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN GIBERELIN TERHADAP KUALITAS TUNAS PISANG FHIA-17 IN VITRO. Oleh : DONNY ANDRIANA A

dari tanaman mimba (Prijono et al. 2001). Mordue et al. (1998) melaporkan bahwa azadiraktin bekerja sebagai ecdysone blocker yang menghambat serangga

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

Jurnal Akta Agrosia Vol. 12 No.1 hlm Jan - Jun 2009 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE)

UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT TRITIP(Plutella xylostella) PADA TANAMAN KUBIS

Menghindari kesalahan berbahasa contoh

Pestisida Nabati Pengendali Ulat pada Tanaman Sayuran Oleh : Hendri Yandri, SP ABSTRAK

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Annona squamosa SEBAGAI ALTERNATIF AMAN BAGI PENGENDALIAN HAMA. Don H. Kadja* ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

INTERAKSI POPULASI WERENG BATANG COKELAT

HAMA DAN PENYAKIT PENTING Dendrobium sp. DI KEBUN PT EKAKARYA GRAHA FLORA FAUZANAH ILMA

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN PEPAYA

BAB I PENDAHULUAN. Serangga merupakan hewan yang paling banyak jumlah dan ragamnya di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

Transkripsi:

KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSISITAS CAMPURAN EKSTRAK Piper retrofractum & Annona squamosa PADA PENGUJIAN SEMI LAPANG Oleh: Nur Isnaeni A44101046 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

ABSTRAK NUR ISNAENI. Ketahanan dan Pengaruh Fitotoksisitas Campuran Ekstrak Piper retofractum dan Annona squamosa pada Pengujian Semi lapang. Dibimbing oleh DADANG. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari persistensi campuran ekstrak P. retrofractum dan A. squamosa dan mengevaluasi tingkat keamanan pada tanaman brokoli pada skala semi lapangan. Masing-masing bagian tanaman direndam dalam metanol (1:10 w/v), kemudian disaring menggunakan corong Buchner, lalu diuapkan hingga mendapat ekstrak kasar. Ekstrak P. retrofractum dan A. squamosa dicampur dengan perbandingan 3:7 dan 1:1 (w/w) pada konsentrasi 0,05% dan 0,1% (PA 3:7 0,05%; PA 3:7 0,1%; PA1:1 0,1%; PA 1:1 0,05%) kemudian diencerkan dengan metanol 1% dan Latron77L 0,1%. Sebagai pembanding digunakan Decis 2,5 EC (bahan aktif deltametrin) 0,04% sedangkan untuk kontrol digunakan aquades ditambahkan metanol 1% dan Latron77L 0,1%. Pengujian dilakukan dengan menyemprot insektisida pada tanaman brokoli menggunakan hand sprayer. Tanaman kemudian dijemur selama ±7 jam/hari. Jika hujan tanaman dipindahkan ke tempat yang terlindung. Daun diambil pada 0,1,2,3,5,7, dan 10 hari setelah penyemprotan. Kemudian daun dipotong berbentuk segi empat (4 cm x 4 cm), lalu dimasukkan ke dalam cawan petri. Sebanyak 10 larva Crocidolomia pavonana (Lepidoptera: Pyralidae) instar II awal dimasukkan ke dalam cawan. Mortalitas larva dinilai pada 1, 2, dan 3 HSP. Untuk uji fitotoksisitas, setiap helai daun diolesi campuran PA 3:7 0,05%; PA 3:7 0,1%; PA 1:1 0,05%; PA 1:1 0,1% berbentuk bulatan-bulatan kecil menggunakan kuas. Gejala fitoksisitas diamati mulai 1 hari setelah penyemprotan. Campuran ekstrak P. retrofractum dan A. squamosa yang diuji pada pengujian semi lapangan menunjukkan efektivitas insektisida yang tinggi terhadap mortalitas C. pavonana hingga konsentrasi 0,05%. Persistensi campuran ekstrak ini cukup singkat kecuali pada perlakuan ekstrak PA 3:7 0,1% yang masih memberikan efektivitas insektisida yang tinggi hingga pemaparan hari ke-10. Pada semua perlakuan ekstrak tidak menunjukkan adanya gejala fitotoksisitas.

KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSISITAS CAMPURAN EKSTRAK Piper retrofractum & Annona squamosa PADA PENGUJIAN SEMI LAPANG Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh: Nur Isnaeni A44101046 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Judul : KETAHANAN DAN PENGARUH FITOTOKSISITAS CAMPURAN EKSTRAK Piper retrofractum & Annona squamosa PADA PENGUJIAN SEMILAPANG Nama : Nur Isnaeni NRP : A 44101046 Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Dadang, MSc NIP. 131879337 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M Agr NIP. 130422698 Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 10 Juli 1983. Penulis merupakan putri bungsu pasangan Bapak Masyhur dan Ibu Masroh. Pada tahun 1994 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SDN Pisangan I. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SLTPN 1 Ciputat dan menyelesaikan masa belajarnya pada tahun 1997, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan belajarnya ke SMUN 87 Jakarta dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN pada Departemen Proteksi Tanaman. Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2002 penulis aktif di organisasi FKRJ-faperta, dan pada tahun yang sama penulis aktif dalam kepengurusan LSM (Lingkar Studi Muslim) HPT.

PRAKATA Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, atas rahmat dan karunia- Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Ketahanan dan Pengaruh Fitotoksisitas Campuran Ekstrak Piper retrofractum & Annona squamosa pada Pengujian Semi Lapang. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Dadang, MSc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada peulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Rekan-rekan di Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga: Nia, Budi, Ferdi, serta M nana dan Pa Agus, atas dukungan, bantuan, dan nasehatnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman HPT 38 atas bantuan dan dukungan semangatnya. Sahabat-sahabatku: Nia, Nita, Indah, dan Winta (kalian adalah harta terbesar dari kehidupan yang miskin saat ini). Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Lia, Okti, Mu min, Mia, Ida, Deni, Duan, yang selalu membawa keceriaan dan membantu penulis hingga tulisan akhir ini dibuat: kehadiran kalian memberikan spektrum warna terang dari harihariku yang penuh berarti. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih sebesarbesarnya dan kepada merekalah karya terbaik ini kupersembahkan: Ayah, Ibu, dan kakak-kakakku yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doanya kepada penulis (sungguh suatu kebahagiaan apabila melihat kalian bahagia pula. Semoga tulisan ini benilai karya, bernafaskan ibadah, dan berbuah kebaikan). Semua pihak yang namanya tak bisa kusebutkan satu persatu namun kehadirannya selalu ada dalam kenangan, thank s for all Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis juga berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan ridha-nya. Bogor, Februari 2006 Nur Isnaeni

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... viii ix x PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Crocidolomia pavonana... 4 Morfologi/Bioekologi... 4 Arti Ekonomi... 5 Pengendalian... 5 Ekstrak Tumbuhan Sebagai Alternatif Pengendalian Hama... 6 Potensi Insektisida Tanaman Annonaceae... 9 Potensi Insektisida Tanaman Piperaceae... 11 BAHAN DAN METODE... 13 Waktu dan Tempat... 13 Sumber Ekstrak... 13 Penanaman Brokoli... 13 Pemeliharaan Serangga Uji... 13 Pembuatan Sediaan Ekstrak... 14 Uji Persistensi... 14 Uji Fitotoksisitas... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN... 16 Uji Persistensi... 16 Uji Fitotoksisitas... 21 Pembahasan Umum... 22 KESIMPULAN DAN SARAN... 27 DAFTAR PUSTAKA... 28 LAMPIRAN... 33

PENDAHULUAN Latar Belakang Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Pyralidae) merupakan hama penting yang sering menjadi masalah serius pada tanaman famili Brassicaceae dengan persebaran meliputi Afrika Selatan, Asia Tenggara, Australia, dan Kepulauan Pasifik (Kalshoven 1981; Sastrosiswojo & Setiawati 1992). Larva dapat mengkonsumsi daun maupun krop sejak tanaman muda hingga menjelang panen (Uhan 1993). Petani kubis di Jawa Barat menyatakan bahwa lebih dari 60% kerusakan pertanaman mereka disebabkan oleh C. pavonana dan Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae), serta penyakit busuk akar (Rauf 2005). Kehilangan hasil panen kubis akibat serangan C. pavonana bersama-sama dengan P. xylostella dapat mencapai 100% apabila tidak dilakukan pengendalian (Sastrosiswojo 1996). Berbagai jenis pengendalian terhadap hama tersebut telah dilakukan, diantaranya pengendalian kimia, kultur teknis, mekanis, dan hayati. Walaupun dalam Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1995 tentang perlindungan tanaman yang menyatakan bahwa perlindungan tanaman di Indonesia menggunakan sistem pengendalian hama terpadu (PHT), namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan insektisida atau pestisida masih sangat tinggi. Hasil survei terhadap petani sayuran di Pacet, Cianjur menunjukkan bahwa 95,5% petani sayuran tergantung pada penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit (Gusfi 2002). Bahkan tidak sedikit petani yang mengaplikasikan insektisida sintetik sebagai tindakan jaga-jaga (preventif) agar tidak terserang hama dan penyakit sehingga aplikasi insektisida sintetik menjadi sangat tinggi. (Rauf et al. 2005) melaporkan bahwa walaupun banyak petani kubis di Jawa Barat (70%-92,5%) mengetahui akan bahaya pestisida bagi kesehatan, namun mereka menggunakan 35 jenis insektisida untuk pengendalian hama dimana dalam satu musim diaplikasikan rata-rata lebih dari 10 kali. Penggunaan insektisida sintetik yang tidak bijaksana tersebut dapat menimbulkan dampak negatif seperti resistensi hama, resurjensi hama, ledakan hama sekunder, pencemaran lingkungan, terbunuhnya musuh alami hama dan

2 organisme berguna lainnya, serta bahaya residu pada hasil panen (Metcalf 1986; Untung 1996). Hasil penelitian Wachjadi et al. (2001) menunjukkan bahwa sayuran kacang panjang, bawang daun, dan kubis yang berasal dari pasar Ajibarang Kabupaten Banyumas mengandung residu profenofos yang telah melampaui ambang batas residu (BMR). Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan penggunaan insektisida sintetik yang terlalu tinggi, hingga kini terus dicari cara pengendalian yang lebih aman. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan tumbuhan sebagai insektisida botani. Informasi yang ada menunjukkan bahwa penggunaan insektisida botani memiliki beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan tersebut seperti lebih mudah terurai di alam sehingga efek residunya rendah, toksisitasnya bersifat selektif sehingga tidak membahayakan organisme bukan sasaran, dan relatif aman terhadap manusia (Dadang 2004). Banyak senyawa insektisida botani baru yang lebih bersifat sebagai racun perut sehingga peluang bahan tersebut membunuh musuh alami atau serangga berguna lain secara kontak cukup kecil (Prijono 1999a) Di laboratorium, beberapa ekstrak tumbuhan menunjukkan aktivitas insektisida yang cukup tinggi terhadap larva C. pavonana (dengan kematian 90% pada percobaan dengan pelarut organik dimana konsentrasi tidak lebih dari 0,5% atau dengan ekstrak air pada konsentrasi tidak lebih dari 5%). Beberapa ekstrak yang telah menunjukkan efektifitas diantaranya adalah Annona squamosa (Annonaceae) dan Piper retrofractum (Piperaceae). Senyawa aktif A. squamosa yaitu squamosin dan asimisin yang termasuk dalam golongan asetogenin diketahui mempunyai efek kematian pada berbagai spesies serangga termasuk C. pavonana (Dadang 1999). Ekstrak aseton biji A. squamosa dan A. glabra menunjukkan aktivitas insektisida yang kuat terhadap larva C. pavonana dan lebih aktif daripada akar tuba, Derris elliptica. Kedua jenis biji tersebut juga aktif terhadap larva uji dalam bentuk ekstrak airnya (Prijono 1997). Hasil penelitian Prijono et al. (1995) menggunakan ekstrak biji Annonaceae dan Meliaceae juga terbukti menghasilkan aktifitas insektisida yang tinggi terhadap C. pavonana pada konsentrasi 0,25% menggunakan pelarut aseton-metanol (1:1). Daya bunuh yang