BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN TENTANG IMPLEMENTASI SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi mudharabah berasal dari akar kata dharb (,(ضرب yang

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Islam belum mampu menjalankan syariat Islam secara total (kaffat) dalam

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang data-data yang di

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB II LANDASAN TEORI. konsekuensi yang mengikutinya sebagai badan hukum.

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kelahiran nya, perbankan syariah yang dilandasi dengan dua

BAB I PENDAHULUAN. membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum Mudhârabah dan

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. 1

PENETAPAN BAGI HASIL PADA AKAD MUDHARABAH DALAM KEGIATAN PERTANIAN DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG BATUR BANJARNEGARA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah baik lembaga perbankan syariah, maupun lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit. 1. kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB II LANDASAN TEORI. tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi sha>h{ib al ma>l

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembukaan sampai Penutupan Tabungan Harian Mudharabah

BAB IV FATWA DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG TABUNGAN. A. Fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari kesalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

PENERAPAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH PADA PRODUK SIMPANAN MASA DEPAN (SIMAPAN) DI BMT MARHAMAH CABANG KERTEK WONOSOBO

PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

1. Firman Allah QS. al-nisa' [4]: 29: 2. Firman Allah QS. al-ma'idah [5]: 1: 3. Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283:

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II LANDASAN TEORI. deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan sebuah lembaga intermediasi yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB III IMPLEMENTASI AKAD QARD} YANG DIRANGKAI DENGAN AKAD IJA<RAH TEMPAT PENYIMPANAN BARANG JAMINAN QARD} DI KJKS BMT NUSYA, SUKODADI, LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga turut berkembang dan semakin komplit. 1 Dengan adanya lembaga keuangan pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan dana sebagai sarana untuk melakukan kegiatan ekonomi, seperti mengkonsumsi suatu barang, tambahan modal kerja, mendapatkan manfaat atau nilai guna suatu barang, atau bahkan untuk permodalan awal bagi seseorang yang mempunyai usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan yang memadai. 2 Perkembangan penerapan sistem keuangan Islam di Indonesia, telah melahirkan lembaga keuangan mikro yang berlandaskan syariah yang dikenal dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Salah satu LKMS yang berkembang pesat saat ini adalah Baitul Maal Wat Tamwil. BMT merupakan balai usaha mandiri terpadu yang berintikan Ba i al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dalam meningkatkan kualitas ekonomi 1 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), Cet. ke-1, h. 2. 2 Abdul Ghofur Anshori, Penerapan Prinsip Syariah Dalam Lembaga Keuangan Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan,, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. ke-1, h. 1. 1

2 pengusaha kecil. Disamping itu, BMT juga bisa menerima titipan zakat, infaq, shadaqah, serta menyalurkannya. 3 Fungsi BMT dalam kehidupan bermasyarakat adalah pertama, meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih profesional dan amanah untuk menghadapi tantangan global. Kedua, mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat bermanfaat secara optimal di dalam dan diluar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak. Ketiga, mengembangkan kesempatan kerja. Keempat, mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota. 4 Peranan BMT dalam masyarakat adalah sebagai motor penggerak ekonomi dan sosial masyarakat banyak, ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam, penghubung antara kaum kaya dan miskin, dan sebagai sarana pendidikan informal. 5 Dengan demikian, dapat dipahami bahwa BMT memiliki peluang cukup besar dalam ikut berperan mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Selain itu BMT ditegakkan di atas prinsip syariah yang 3 Rozalinda, Proceding Forum Riset Ekonomi Keuangan Syari ah (FREKS) UIN SUSKA RIAU 2012, Cet. ke-1, h. 470. 4 Nurul Huda dan Muhammad Haykal, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke- 1, h. 364. 5 Ibid, h. 365.

3 lebih memberikan kesejukan dalam memberikan ketenangan baik bagi para pemilik dana maupun para pengguna dana. 6 BMT sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial, usahausaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan Islam. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam. 7 Sebagai lembaga intermediasi, maka bank Syariah dan lembaga keuangan non bank disamping melakukan kegiatan penghimpunan dana secara langsung kepada masyarakat dalam bentuk simpanan juga akan menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pembiayaan (Financing). 8 Dari segi simpanan, dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah dan UUS berdasarkan akad wadi ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan yang dimaksud tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang ke- 2, h. 451. 6 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 7 Nurul Huda dan Muhamad Haykal, op., cit., h. 363. 8 Abdul Ghofur Anshori, op., cit., h. 20.

4 disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyat giro, atau alat lainnya yang dipersamakan. 9 Jenis usaha dalam bentuk simpanan, setelah mendapatkan modal awal berupa simpanan pokok khusus, simpanan pokok, dan simpanan wajib sebagai modal dasar BMT. Selanjutnya BMT memobilisasikan dana dengan mengembangkannya dalam aneka simpanan sukarela dengan berasaskan akad mudharabah, seperti simpanan biasa, simpanan pendidikan, simpanan haji, simpanan umrah, simpanan qurban, simpanan Idul Fitri, simpanan walimah, simpanan aqiqah, simpanan perumahan, simpanan kunjungan wisata, simpanan mudharabah berjangka (deposito). 10 BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri merupakan BMT yang mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam bidang keuangan. BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru terletak atau berlokasi di Jln. Delima No. 17 Pekanbaru. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis bahwa, simpanan mudharabah berjangka ( deposito) adalah salah satu produk penghimpunan dana yang ada di BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru, yang menggunakan prinsip-prinsip syariah dalam pengumpulan, pengelolaan dan pembagian hasilnya. Akad yang digunakan dalam deposito ini adalah 9 Andri Soemitra, op., cit., h. 72. 10 Ibid, h. 207.

5 mudharabah, 11 yaitu transaksi penanaman modal oleh pemiliknya (shahibul mal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan usaha tertentu yang sesuai dengan syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan jumlah yang telah disepakati, yang mana dana yang didapat ini selanjutnya diinvestasikan oleh bank dalam bentuk pembiayaan-pembiayaan yang sesuai dengan syariah dan keuntungan yang didapat akan dibagi berdasarkan nisbah yang ditetapkan sebelumnya. 12 Berdasarkan kepada Fatwa DSN No : 03/DSN-MUI/IV/2000, ketentuan umum deposito yakni ketentuan pertama, dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Kedua, dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. Ketiga, modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. Keempat, pembagian keuntungan harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai bukan piutang. Kelima, bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi 11 Akmal Saputra, Accounting Officer BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri, Wawancara, Pekanbaru, 3 Januari 2014. Ke-1, h. 125. 12 Wiku Suryomurti, Supercerdas Investasi Syarih, (Jakarta: Qultum Media, 2011), Cet.

6 haknya. Keenam, bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. 13 Penerapan akad mudharabah terhadap deposito dikarenakan bahwa, akad mudharabah mensyaratkan adanya tenggang waktu antara penyetoran dan penarikan agar dana itu bisa diputarkan. 14 Berdasarkan wawancara penulis dengan pihak BMT menyatakan bahwa dalam perjanjian atau kesepakatan dalam simpanan mudharabah berjangka (deposito) di BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru ini dapat ditarik setelah menentukan jangka waktunya (jatuh tempo), yaitu: Jangka waktu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, 12 bulan atau satu tahun, dan dua puluh empat bulan atau dua tahun. 15 Landasan hukum akad Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) yakni terdapat dalam firman Allah dalam Q.S An-Nisa (4) : 29. 13 Perpustakaan Nasional, Himpunan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Ekonomi Syariah dilengkapi 44 Fatwa DSN Tentang Produk Perbankan Syariah, (Yokyakarta: Pustaka Zeedny, 2009), Cet. ke-1, h. 139. ke-1, h. 157. 14 Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet. 15 Candra, Wakil Kepala Cabang BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri, Wawancara, Pekanbaru, 30 Januari 2014.

7 Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu... 16 Dan sesuai dengan Hadits Nabi SAW berikut ini: ك ا ن س ی د نا ا ل عب ا س ب ن ع ب د ال م طل ب إ ذ ا د ف ع ال ما ل م ض ا ر ب ة ا ش ت ر ط ع ل ى ص ا ح ب ھ أ ن لا ی س ل ك ب ھ ب ح ر ا, و لا ی ن ز ل ب ھ و ا د ی ا, و لا ی ش ت ر ي ب ھ د ا ب ة ذ ا ت ك ب د ر ط ب ة, ف ا ن ف ع ل ذ ل ك ض م ن, ف ب ل غ ش ر ط ة ر س و ل الله صل ى الله ع ل ی ھ و ا ل ھ و س ل م ف ا ج ا ز ه. Abbas bin Abdul Muthalib, jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan dilanggar, ia (Mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar rasulullah, beliau membenarkannya. (H.R. Thabrani dari Ibnu Abbas). 17 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan bapak Chandra di BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri menyatakan bahwa upaya dalam peningkatan produk simpanan mudharabah berjangka ( deposito) adalah dengan menerapkan sebuah program kupon berhadiah dan melakukan berbagai promosi kepada masyarakat sekitarnya. Khususnya untuk simpanan mudharabah berjangka (deposito) 12 bulan atau 1 tahun sesuai dengan ketentuan yang telah di atur. Hadiah akan dibagikan kepada nasabah yang memiliki kupon berhadiah dengan melakukan undian sekali dalam satu tahun pada Rapat Akhir Tahun (RAT) bagi nasabah yang beruntung. Pada dasarnya penulis tertarik untuk meneliti disini karena produk penghimpunan dana pada tabungan umum atau nasabah produk lain nasabahnya Ke-1, h. 482. 17 Ali Ahmad al-jarjawi, Indahnya Syariat Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), Cet.

8 mengalami peningkatan yang sangat pesat, sedangkan nasabah pada simpanan mudharabah berjangka (deposito) sangat sedikit. Dimana bagi hasil/nisbahnya lebih besar dibandingkan dengan tabungan umum. Dengan demikian, terdapatnya kesenjangan antara jumlah nasabah tabungan umum dengan jumlah nasabah simpanan mudharabah berjangka (deposito) yang ada pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. Dilatarbelakangi permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk membahasnya dalam suatu karya ilmiah yang berupa skripsi dengan judul IMPLEMENTASI SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) PADA BMT USAHA GABUNGAN TERPADU SIDOGIRI CABANG PEKANBARU MENURUT FATWA DSN NO : 03/DSN- MUI/IV/2000 B. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus kepada permasalahan yang diteliti, keterbatasan waktu maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu Implementasi Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru Menurut Fatwa DSN No : 03/DSN-MUI/IV/2000. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 di BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru.

9 C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana Implementasi Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru? 2. Bagaimana dampak Implementasi Simpanan Mudharabah Berjangka (deposito) bagi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri dan Nasabah Cabang Pekanbaru? 3. Bagaimana Implementasi Fatwa DSN No : 03/DSN-MUI/IV/2000 pada Simpanan Mudharabah berjangka (Deposito) di BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui Implementasi Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. b. Untuk mengetahui dampak Implementasi Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) bagi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri dan Nasabah Cabang Pekanbaru.

10 c. Untuk mengetahui Implementasi Fatwa DSN No : 03/DSN- MUI/IV/2000 pada Simpanan Mudharabah berjangka (Deposito ) di BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain : a. Sebagai pengembangan keilmuan penulis selama kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. b. Sebagai sumber referensi dan pengembangan keilmuan untuk pemerintah selanjutnya. c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Program SI Fakultas Syariah dan Hukum. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru yang beralamat atau berlokasi di Jln. Delima No. 17 Pekanbaru. Karena mudah dijangkau, menghemat waktu dan biaya serta penulis ingin meneliti bagaimana Implementasi Fatwa MUI DSN No : 03/DSN-MUI/IV/2000 pada Simpanan Mudharabah berjangka (Deposito) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru.

11 2. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah staf dan karyawan serta nasabah BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. Sedangkan sebagai objeknya adalah Implementasi Fatwa DSN No : 03/DSN-MUI/IV/2000 pada Simpanan Mudharabah berjangka (Deposito) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 18 Populasi dalam penelitian ini adalah staf dan karyawan serta nasabah BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. Jumlah staf dan karyawannya yakni 5 orang. Staf dan karyawan, terdiri dari 1 orang pimpinan dan 4 orang karyawan. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 19 Karena jumlah staf dan karyawan di BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru sedikit berjumlah 5 orang. Maka penelitian ini adalah riset populasi (total sampling). Kemudian untuk menambah data atau mengecek kebenaran data dari informan ditentukan pula responden dari nasabah sebanyak 6 orang. 18 Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1998), Cet. Ke-11, h. 115. 19 Ibid, h. 117.

12 Dengan menggunakan teknik purposive sampling (pemilihan sampel yang didasarkan kepada ciri-ciri atau sifat tertentu). Jadi keseluruhan sampelnya berjumlah 11 orang. 4. Sumber Data a. Data Primer, yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara dengan informan yang terkait dari BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen serta literatur-literatur yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang kegiatan yang diteliti. b. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab, yang dikerjakan secara sistematis, berdasarkan tujuan penelitian. c. Dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan data dari dokumendokumen yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. 6. Analisis Data Pada hakikatnya penelitian merupakan salah satu rangkaian kegiatan ilmiah baik untuk keperluan mengumpulkan data, menarik kesimpulan atas gejala-gejala tertentu. Pada penelitian ini penulis menggunakan

13 metode yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, dan menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial itu. 7. Metode Penulisan Penelitian ini menggunakan metode penulisan Deduktif, yaitu penulis berusaha mengemukakan kaedah-kaedah umum yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan diambil kesimpulan secara khusus. 8. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab ini diuraikan kepada beberapa unit dan sub unit, yang mana keseluruhan uraian tersebut mempunyai hubungan dan saling berkaitan satu sama lainnya. BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM BMT USAHA GABUNGAN TERPADU SIDOGIRI 1. Sejarah Berdirinya BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri.

14 2. Visi dan Misi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri. 3. Struktur Organisasi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri. 4. Produk BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri. BAB III : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Deposito Mudharabah. B. Dasar Hukum Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito). C. Rukun dan Syarat Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito). D. Karakteristik Deposito Mudharabah. E. Investasi Dalam Bentuk Deposito Mudharabah. BAB IV :SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) MENURUT FATWA DSN NO: 03/DSN-MUI/2000 A. Implementasi Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru? B. Dampak Implementasi Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) bagi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri dan Nasabah Cabang Pekanbaru?

15 C. Implementasi Fatwa MUI DSN No : 03/DSN- MUI/IV/2000 pada Simpanan Mudharabah berjangka (Deposito ) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dimana penulis akan mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat bagi pembaca dalam Implementasi Fatwa MUI DSN No : 03/DSN- MUI/IV/2000 pada Simpanan Mudharabah berjangka (Deposito) pada BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pekanbaru. DAFTAR PUSTAKA