BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN MAGELANG

BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

TULISAN HUKUM. Transparansi-dan-Akuntabilitas-Pengelolaan. m.tempo.co

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan dan menyalurkan kepentingan masyarakat.partai politik juga

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

DUIT UNTUK NASDEM DAN PAN DIPENDING SPJ AKAN DIEVALUASI BPK

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perjalanan politik di Indonesia selama ini telah menorehkan sejarah panjang

FORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014

BERITA ACARA NOMOR :. TENTANG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2012

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afiatus Sobrina /FE/AK. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 108 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

PEMBINAAN ORGANISASI MITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang telah di amandemen menjadi Undang-Undang No. 32 dan No. 33 Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena menjadi poros penting dalam proses demokrasi. Partai politik

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah menuntut adanya partisipasi masyarakat dan. transparansi anggaran sehingga akan memperkuat pengawasan dalam proses

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

LAPORAN HASIL PENGUKURAN TINGKAT TRANSPARANSI PENDANAAN PARTAI POLITIK DI TINGKAT DEWAN PIMPINAN PUSAT. Transparency International Indonesia

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perwakilan. Partai politik melalui anggota-anggotanya yang duduk di lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

I. PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. berpolitik di Indonesia baik secara nasional maupun regional. Salah satu agenda

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. selaku pejabat publik dengan masyarakat. Dan komunikasi tersebut akan berjalan

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari ketergantungan pada pemerintah pusat kepada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE

2013, No.1608

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Terdapat tiga

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GIANYAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas (accountability) merupakan salah satu prinsip atau asas dari paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah untuk bersama-bersama melaksanakan kepentingan publik menjadi hal yang sangat penting. Paradigma Good Governance merupakan salah satu studi dari perkembangan paradigma administrasi publik yang dari masa ke masa selalu berubah mengikuti kondisi permasalahan yang ada. Paradigma administrasi publik diawali dengan paradigma Old Public Administration (OPA) yang digunakan sebelum tahun 1970-an yang dalam perspektif paradigma ini berfokus pada pemerintah sebagai penyedia layanan pada masyarakat sehingga keterlibatan warga Negara sangat dibatasi. Selanjutnya OPA bergeser pada paradigma New Public Management (NPM) yang digunakan pada tahun 1970 sampai dengan tahun 2003 dengan menekankan penggunaan mekanisme dan terminologi pasar dengan mengedepankan nilai-nilai efisiensi, rasionalitas, produktivitas, dan bisnis yang bertentangan dengan nilai-nilai kepentingan publik. Dari paradigma NPM tersebut bergeser lagi ke paradigma New Public Service (NPS) yang digunakan dari tahun 2003 sampai sekarang. Perspektif ini memandang bahwa warga negara sebagai pemilik pemerintahan (owners of government) dan mampu bertindak bersama-sama mencapai tujuan Negara. 1

digilib.uns.ac.id 2 Rohman (2012: 25) menjelaskan seiring dengan berjalannya perkembangan paradigma New Publik Service (NPS), muncullah studi tentang Good Governance. Konsep Good Governance adalah suatu gagasan tentang adanya saling ketergantungan (interdependensi) dan interaksi dari berbagai macam aktor kelembagaan di semua level di dalam Negara yaitu state (DPR, Eksekutif, Yudikatif, Militer), civil society atau masyarakat sipil (LSM, pers, organisasi profesi, pesantren, gereja dan sebagainya), dan sektor swasta atau market (perusahaan, lembaga keuangan). Sektor swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan civil society berperan positif dalam interaksi social, ekonomi, politik, termasuk mengajak kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial, ekonomi, dan politik. Yuliani (2004: 26) menyebutkan bahwa dalam good governance penting adanya keseimbangan antara aktor pemerintah dan non-pemerintah, hubungan sehat antara Negara, masyarakat dan sektor swasta guna mencari kesepakatan bersama menyangkut pengaturan Negara. Tidak boleh ada aktor kelembagaan dalam Good Governance yang mempunyai kontrol absolut. Karena salah satu prinsip Good Governance adalah mengembangkan kepemerintahan yang terbatas dengan memperkuat akuntabilitas publik dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Seperti yang kita ketahui bersama, untuk mewujudkan tata Negara yang baik Indonesia menganut sistem demokrasi dimana kekuasaan berasal dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Penerapan pemerintahan yang berdasarkan kekuasaan rakyat saat ini dapat kita lihat melalui kegiatan politik dan

digilib.uns.ac.id 3 pemerintahan negara, misalnya penerapan prinsip Good Governance. Indonesia saat ini menganut lima asas yang saat ini kenal dengan transparansi, akuntabilitas, supremasi hukum, responsivitas, dan partisipasi yang jika kita lihat secara sekilas sangat memihak pada rakyat. Dalam menjalankan perannya untuk melaksanakan kepentingan publik atau masyarakat, aktor-aktor good governance berkewajiban untuk melakukan akuntabilitas terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakannya. Akuntabilitas menurut World Bank (2004) merupakan kewajiban pemegang kekuasaan untuk menjelaskan atau bertanggungjawab atas tindakan mereka. Pemegang kekuasaan ini mengacu pada mereka yang memiliki kekuasaan politik, keuangan atau kekuasaan lainnya dan termasuk pejabat di pemerintahan, perusahaan swasta, lembaga keuangan dan organisasi masyarakat sipil. Gray, Owen, & Maunders (1987: 2) dalam jurnal Public Accountability : A Critical Approach karya Stewart Smyth memberikan definisi bahwa akuntabilitas adalah tanggung jawab, persyaratan atau tanggung jawab untuk memberikan account (tidak berarti tentu finansial) namun juga perhitungan atas segala tindakan yang harus dipertanggung jawabkan. Pada dasarnya, akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyajikan laporan untuk menjabarkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan kepada orang-orang yang dipercayakan tanggung jawab tersebut. Sedangkan menurut Glynn dan Murphy (1996) dalam jurnal Mechanisms of Accountability in Local Government : An Exploratory Study karya Ron

digilib.uns.ac.id 4 Kluvers menyatakan bahwa akuntabilitas secara umum adalah proses seseorang atau kelompok yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas perilaku mereka. Namun, konsep akuntabilitas memiliki banyak aspek dan kompleks dan tidak mudah untuk menentukan. Inti dari akuntabilitas adalah orang/sekelompok orang yang berkewajiban untuk membuat account untuk tanggung jawab yang telah diberikan. Akuntabilitas melibatkan untuk memberi dan menuntut alasan untuk perilaku yang terjadi pada berbagai struktur sosial, seperti dalam keluarga, kelompok persahabatan, dan dalam dan di antara organisasi. Akuntabilitas menjadi kajian yang menarik untuk diteliti daripada prinsipprinsip Good Governance yang lainnya seperti transparansi, responsivitas, supremasi hukum dan partisipasi karena tanpa akuntabilitas, masyarakat tidak akan pernah tahu apa saja yang akan dilakukan oleh aktor-aktor Good Governance dalam mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka memperjuangkan kepentingan publik atau masyarakat. Bentuk akuntabilitas mereka harus jelas karena peraturan-peraturan atau programprogram yang ditujukan untuk publik adalah kewajiban mereka. Salah satu aktor yang berperan penting dalam good governance adalah lembaga non-pemerintah (civil society) dimana salah satu pemeran pentingnya adalah partai politik. Partai politik merupakan organisasi yang dapat menyalurkan aspirasi-aspirasi dari masyarakat untuk membantu Negara dalam melaksakan tata pemerintahan yang baik. Dalam hal ini, tidak hanyah pemerintah dan swasta yang harus akuntabel, partai politik juga berkewajiban untuk akuntabel terhadap program-program yang telah dijalani untuk masyarakat sehingga akuntabilitas

digilib.uns.ac.id 5 partai juga menjadi penting untuk dikaji. Permasalahan-permasalahan akan kebutuhan masyarakat juga menjadi tanggungjawab partai politik dalam menjalankan tugasnya. Pemilihan partai politik sebagai objek kajian penelitian akuntabilitas ini dikarenakan sudah banyak peneliti yang melakukan kajian ilmu administrasi Negara khususnya dalam hal akuntabilitas hanya terbatas dalam ranah pemerintahan saja misalnya pada Dinas, Lembaga Keuangan dan sebagainya. Padahal partai politik juga merupakan salah satu pemeran penting dalam pelaksanakan Good Governance karena partai politik juga bertugas untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi rakyat dan memenuhi kebutuhan publik. Hal ini dapat dilihat dari penelitian-penelitian terdahulu baik yang berasal dari jurnal internasional, jurnal nasional, disertasi maupun skpripsi yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya bahwa penelitian terkait akuntabilitas masih jarang dilakukan oleh para peneliti. Oleh karena itulah, akuntabilitas partai politik juga menjadi bahan yang menarik untuk dikaji lebih mendalam dengan tujuan menambah khasanah ilmu pengetahuan Ilmu Administrasi Negara khususnya yang terkait dengan akuntabilitas. Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, dalam Pasal 11 menyebutkan bahwa fungsi partai politik salah satunya adalah menyerap, menghimpun, dan menyalur aspirasi politik masyarakat dalam menerapkan kebijakan. Dengan begitu, seharusnya partai politik juga harus akuntabel atas apa yang sudah dilaksanakan dalam kebijakan atau program kerja partai. Selain itu dalam Pasal 34A juga menyatakan bahwa

digilib.uns.ac.id 6 Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan APBD secara berkala setiap tahunnya. Dengan begitu berarti partai memang berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitasnya. Permasalahannya, dalam partai politik juga mempunyai kebijakan yang dituangkan melalui program kerja yang sasarannya tidak hanya didalam lingkup anggota dan pengurus partai, namun juga masyarakat umum. Faktanya, selama ini partai politik hanya membuat laporan akuntabilitas secara tertulis dalam hal pendanaan saja karena sumber keuangan partai berasal dari APBN/APBD. Sedangkan untuk program kerja partai, masih diragukan bagaimana partai politik dalam melakukan akuntabilitas program kerja yang telah dijalankan. Padahal akuntabilitas program kerja yang telah dilakukan oleh partai menjadi hal yang sangat penting. Melihat fenomena tersebut, perlu kita ketahui tentang bagaimana akuntabilitas partai politik terlebih mengenai hal program kerja partai politik. Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai proses akuntabilitas yang berlangsung dalam partai politik sehingga dapat dinilai atau dievaluasi apakah program kerja yang dilakukan oleh partai politik sudah akuntabel atau belum. Program kerja partai politik dipilih karena program kerja merupakan salah satu bagian dari sebuah proses kebijakan partai politik yang harus dipertanggungjawabkan. Melihat permasalahan tentang jarangnya partai politik menjadi objek kajian akuntabilitas, peneliti akan melakukan pengkajian tentang akuntabilitas

digilib.uns.ac.id 7 partai politik pada partai dengan platform agama/religius dan partai dengan platform nasionalis, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) di Kota Surakarta. Alasan pemilihan partai politik yang pertama adalah karena belum banyak peneliti yang mengkaji tentang akuntabilitas partai politik, dengan menggunakan kedua partai yang berbeda platform yaitu partai religius dan nasionalis ini maka dapat dilihat apakah ada perbedaan dalam melakukan proses akuntabilitas dan apakah kedua partai ini sudah akuntabel terhadap program kerja yang telah dilaksanakan. Alasan kedua, pemilihan parpol PKS dan PAN tersebut juga dapat dilihat dari hasil perolehan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 Di Kota Surakarta. Dari hasil yang dikeluarkan oleh Komisi Umum (KPU) Surakarta, Partai PKS merupakan partai religius yang meperoleh suara terbanyak di Kota Surakarta dan PAN merupakan partai nasionalis yang memperoleh suara terbanyak kedua setelah PDIP di masing-masing daerah pilihan (dapil) di Kota Surakarta. Selain itu kedua partai ini juga berhasil meperoleh suara di kursi DPRD Surakarta. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh dari KPU Surakarta, dari 45 anggota DPRD Kota Surakarta yang telah dilantik pada Kamis, 14 Agustus 2014 di Ruang Paripurna Gedung DPRD, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menduduki 5 kursi, sedangkan Partai Amanat Nasional menduduki 4 kursi anggota dewan. Berdasarkan perhitungan sesuai dengan alur/mekanisme yang ditentukan, dari 12 Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2014, hanya 8 Parpol yang berhasil

digilib.uns.ac.id 8 memperoleh kursi di DPRD Kota Surakarta, dengan perincian perolehan kursi sebagai berikut : Tabel 1.1 Hasil Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD Kota Surakarta Partai Politik Peserta Pemilu 2014 yang Memperoleh Kursi KS 1 Jumlah Kursi Tiap Dapil (KS = Kota Surakarta) KS KS KS KS 2 3 4 5 Jml Kursi 1 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 4 4 4 6 6 24 2 Partai Demokrat - 1-1 1 3 3 Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) - - - - 1 1 4 Partai Gerakan Indonesia Raya 1 1-1 - 3 (GERINDRA) 5 Partai Amanat Nasional (PAN) 1-1 1 1 4 6 Partai Golongan Karya (GOLKAR) 1 1-1 1 4 7 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1 1 1 1 1 5 8 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) - - 1 - - 1 Jumlah Kursi 8 8 7 11 11 45 Sumber : kpu-surakarta.go.id Dengan demikian, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mempunyai banyak andil dan berperan penting dalam menyampaikan aspirasi masyarakat, oleh karena itu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi objek yang dipilih oleh peneliti dalam kajian ini. Kajian tentang akuntabilitas partai politik yang terlebih dalam hal program kerja partai politik sangat menarik dalam studi Ilmu Administrasi Negara yang berparadigma good governance. Akuntabilitas dalam hal ini dimaksudkan sebagai akuntabilitas partai politik terhadap program atau kegiatan yang sudah dilakukannya untuk masyarakat.

digilib.uns.ac.id 9 Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka penelitian ini berjudul : Akuntabilitas Partai Politik di Kota Surakarta (Analisis Program Kerja Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti, sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Proses Akuntabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) di Kota jika dilihat dari program kerjanya? 2. Apakah program kerja yang dilaksanakan oleh PKS dan PAN di Kota Surakarta sudah akuntabel? C. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses akuntabilitas PKS dan PAN di Kota Surakarta melalui analisis program kerja partai politik. 2. Untuk mengetahui sudah akuntabel atau belum akuntabel Partai PKS dan PAN di Kota Surakarta. D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lain tentang Akuntabilitas PKS dan PAN ataupun partai politik lainnya di Kota Surakarta. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat

digilib.uns.ac.id 10 menjadi sumbangan bagi pengembangan ilmu Administrasi Negara terutama terkait akuntabilitas. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat terkait Akuntabilitas PKS dan PAN di Kota Surakarta. b. Memperluas pengetahuan penulis dan pembaca mengenai pentingnya akuntabilitas partai politik. c. Meningkatkan kemampuan penulis sebagai mahasiswa Ilmu Administrasi dalam mengkaji dan mengevaluasi program-program kerja partai politik, mengingat partai politik juga mempunyai peran dalam pembangunan nasional terlebih partai politik menjadi salah satu aktor penting dalam sistem Good Governance.